![]() |
Yang Muda Yang Berencana |
Permasalahan kependudukan adalah salah satu masalah yang harus di hadapi di setiap negara. Beda negara, beda pula permasalahan kependudukan yang di hadapi. Salah satu di antaranya seperti Indonesia. Masalah kependudukan di Indonesia sudah memasuki tahap yang cukup serius dan bila tidak di atasi dengan segera akan menyebabkan sebuah petaka.
Setiap
tahun, permasalahan kependudukan selalu menjadi topik pembahasan yang menarik.
Hal ini dikarenakan meningkatnya angka kelahiran dari tahun ke tahun, sehingga membuat
pemerintah sedikit kesulitan dalam mengendalikan kependudukan di Indonesia.
Masih
teringat jelas apa yang di jelaskan Kepala BKKBN Prof. dr. H. Fasli Jalal,
Sp.GK, Phd, saat saya mengikuti acara ‘Kompasiana Nangkring Bareng BKKBN di
Makassar’ dengan tema “Problematika
Kependudukan” yang di adakan tahun lalu. Menurut data yang diperoleh
Kepala BKKBN, jumlah penduduk Indonesia sudah melebihi 240 juta jiwa dengan
angka pertumbuhan pertahun telah mencapai 1,49%, yang mana angka tersebut
melebihi angka ideal yang ditetapkan, yaitu 1,2%. Sungguh jumlah yang cukup
fantastis kan bila kita bayangkan.
Semakin
tercengang lagi saat mendengar Kepala BKKBN mengatakan bahwa, diperkirakan
jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai 325 juta jiwa dan pada
tahun 2030 akan mencapai 400 juta jiwa. Dan semakin wah... lagi, karena dengan
jumlah yang begitu banyak Indonesia menempati peringkat ke empat penduduk
terbesar di dunia, tentu saja setelah Cina dengan jumlah penduduk lebih dari
1,3 miliar, India dengan penduduk lebih dari 1,2 miliar dan Amerika Serikat
dengan jumlah penduduk yang melebihi 300 juta jiwa.
Dari
jumlah tersebut, hampir dari seperempatnya masih dalam kelompok usia remaja,
yang mana diperkirakan jumlahnya mencapai 64 juta jiwa. Sungguh potensi yang
cukup besar kan! Suatu potensi yang diharapkan ke depan bisa bermanfaat dan
memberikan andil yang cukup besar dalam upaya mewujudkan pengendalian penduduk.
Namun, bila tidak di garap serta di bina dengan sebaik-baiknya, maka potensi
ini ditakutkan hanya akan membawa petaka.
Mengapa
harus mereka yang masih dalam usia remaja? Karena mereka adalah generasi
penerus bangsa yang nantinya akan menjadi pemimpin di masa depan. Oleh karena
itu, Kepala BKKBN berharap generasi muda yang merupakan bagian dari GENRE,
mampu menjadikan dirinya sebagai generasi muda yang berkualitas, berperan aktif
dalam mendukung pembangunan dan mewujudkan pengendalian kependudukan di
Indonesia.
Sebagai
generasi muda perlu memiliki rencana, visi dan misi dalam menjalankan kehidupan,
baik itu untuk diri sendiri maupun untuk negeri ini dan tentu saja apa yang
direncanakan bukan hanya untuk jangka pendek, akan tetapi untuk jangka panjang.
Peran Remaja Sebagai Bagian Dari
Generasi Berencana
Pada
dasarnya permasalahan kependudukan menyangkut tiga hal, yaitu kualitas,
kuantitas dan mobilitas penduduk. Dengan demikian, untuk mengatasi permasalahan
kependudukan di Indonesia, maka perlu adanya peningkatan kualitas, pengendalian
kuantitas serta pengarahan terhadap mobilitas penduduk agar mampu menjadi
sumber daya yang handal bagi pembangunan di Indonesia.
Generasi
muda yang saat ini menjadi penduduk mayoritas, diharapkan agar aktif dalam
menyampaikan pesan-pesan yang berhubungan dengan “Problematika Kependudukan”
lewat aspirasinya masing-masing.
Di
era yang modern ini, dengan adanya kecanggihan teknologi yang mana salah
satunya yaitu adanya internet. Generasi muda diharapkan mampu memanfaatkan
teknologi yang ada untuk menyuarakan aspirasinya lewat tulisan-tulisan, entah
melalui blog, media sosial, atau media mainstream seperti halnya Kompasiana.
Dengan
adanya berbagai media tersebut Kepala BKKBN dengan misi besar, serta harapan
yang kuat mengajak generasi muda untuk mengutarakan opini, reportase atau
pengalaman, maupun pesan visual lewat jari jemari generasi muda, sehingga
menghasilkan suatu karya yang dapat menyadarkan masyarakat bahwa betapa
pentingnya problematika kependudukan yang kita hadapi dan tentu saja dengan
tujuan untuk mewujudkan pengendalian kependudukan di Indonesia.
Oleh
karena itu, sebagai generasi muda yang merupakan generasi penerus bangsa, di
harapkan mampu bertanggung jawab menjadi pelaku pembangunan di masa yang akan
datang. Kekuatan bangsa pada masa kini dan di masa yang akan datang akan
tercermin dari kualitas sumber daya generasi muda saat ini. Untuk itu, potensi
generasi muda saat ini harus di bina dengan sebaik mungkin, sehingga nantinya
akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, bermoral, dan
bermanfaat bagi pembangunan bangsa.
Dalam
perjalanan sebuah bangsa, generasi muda selalu ikut andil, yaitu sebagai
pelopor, penggerak, bahkan sebagai pemantau kebijakan. Dengan posisi ini,
generasi muda di harapkan menjadi agen perubahan serta di tuntut untuk berperan
lebih dalam memikirkan dan mengemban tujuan bangsa. Salah satu peran generasi
muda yang diharapkan saat ini adalah dengan menjadi agen perubahan dalam
kependudukan dalam program GENRE (Generasi Berencana).
Apa itu GENRE?
GENRE adalah sebuah program yang bertujuan untuk memberikan edukasi yang
komprehensif tentang kesehatan reproduksi kepada generasi muda guna
mendewasakan usia kawin pertama dan menurunkan angka kelahiran remaja.
Kenapa
harus generasi muda? Karena dengan adanya generasi muda diharapkan mampu menjadi
mediator dalam memberikan solusi mengenai masalah kesehatan reproduksinya,
dengan tujuan dapat lebih aktif lagi dalam mensosialisasikan dan memberikan
pemahaman mengenai pentingnya program ini, baik kepada sesama generasi muda di
lingkungan sekitar maupun kalangan remaja lainnya yang berada di daerah
perkotaan maupun pedesaan.
Tujuan
program GENRE adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar
dalam merencanakan keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek yang
berkaitan dengan keluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan,
sosial, ekonomi serta dalam menentukan jumlah dan jarak kelahiran.
Generasi
muda dapat mengaplikasikan secara langsung kerangka dari program GENRE (dalam
hal ini Pendewasaan Usia Perkawinan dan Perencanaan Keluarga), seperti :
Menunda usia perkawinan dan kehamilan
Generasi
muda memberikan informasi kepada remaja lainnya atau teman sebayanya agar dapat
menunda usia perkawinannya sampai pada usia 20 tahun untuk wanita dan 25 tahun
untuk pria, dengan cara menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu sebelum
menikah. Mengapa? Karena kelahiran anak dari seorang ibu yang berusia di bawah
20 tahun akan mempengaruhi kesehatan keduanya. Namun, bagi yang sudah terlanjur
menikah di usia muda (di bawah 20 tahun), maka cara lain adalah dengan
menganjurkan untuk menunda kehamilan, salah satunya dengan menggunakan alat
kontrasepsi.
Menjarangkan kehamilan
Hal
ini diperuntukkan bagi remaja yang akan merencanakan pernikahannya, serta bagi
remaja yang sudah menikah. Selain merencanakan untuk dirinya sendiri, generasi
muda juga dapat memberikan sosialisasi serta pengarahan kepada orang lain
mengenai pentingnya menjarangkan kehamilan. Untuk patokannya adalah jangan
terjadi dua balita dalam periode 5 tahun, dengan cara menganjurkan untuk
menggunakan alat kontrasepsi berupa IUD. Dan untuk periode umur berada pada
usia 20-35 tahun.
Mencegah kehamilan
Generasi
muda wajib memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya yang telah berusia
35 tahun ke atas. Karena di usia yang demikian, secara empirik dalam melahirkan
dapat mengalami resiko medik. Caranya pencegahannya pun sama seperti program
sebelumnya, yaitu dengan menggunakan alat kontrasepsi yang dinamakan
kontrasepsi mantap.
Dengan
adanya kerangka di atas, peran generasi muda dalam menyampaikan kepada
teman-teman sebayanya maupun remaja lainnya sangat diharapkan. Sehingga remaja
lainnya dalam memasuki kehidupan berkeluarga sudah mempersiapkannya dari jauh
hari sebelumnya.
Oleh
karena itu, sebagai generasi penerus harus lebih pro aktif lagi dalam
meningkatkan pembangunan serta harapan untuk mewujudkan pengendalian
kependudukan Indonesia bisa tercapai dan petaka yang ditakutkan tidak terjadi.
Tidak ada salahnya sebagai generasi kita merencanakan semuanya sejak dini.
Sudah saatnya untuk yang muda yang berencana.
Makassar, 10 Juni
Catatan :
*Tulisan
ini merupakan hasil reportasi ketika mengikuti nangkring bersama BKKBN di bulan
Oktober tahun 2013*
font tulisannya agak beda ya mas dari kemarin hehehe..#maaf oot...kalo aku pribadi ngebacanya suka font yg kemarin lebih friendly...hehehe
BalasHapusAlhamdulillah...dulu aku sudah berpikir masak2 buat menikah..untungnya ya nggak terlalu muda ya nggak terlalu tua...23 tahun bagi seorang perempuan aku rasa sudah cukup :)
Hehehe.... lagi nyoba-nyoba nih font tulisannya, mau lihat mana yang bagus di mata pembaca.
HapusNah... itu dia, keputusan tuh yang seringkali menjadi penyebab orang suka kebingungan.
memang kalau mau menikah sebaiknya di usia yang dewasa, jadi bisa menghadapi suka dukanya menikah, karna nikah itu gak gampang apalagi ngurus anak, karna remaja cenderung kondisi emosinya masih labil jadi sebaiknya jangan menikah dulu
BalasHapusGitu ya.
HapusAsyik... dapat tambahan ilmu dari yang sudah duluan menikah. Bisa dijadikan bahan rujukan nih buat saya dan teman-teman yang bakalan menuju ke jenjang yang satu ini (menikah).
permasalahan kependudukan di setiap negara emang beda2, indonesia sih juga cukup parah yak. masa depan bangsa kan di generasi muda tuh. tapi kalau generasi mudanya rusak...
BalasHapusYah... lumayan mengkhawatirkan, belum lagi di tambah dengan belum dewasanya para politikus kita. Itu belum di tambah dengan masalah narkoba, kurang di hargainya orang-orang pintar dan masih banyak lagi.
Hapuskeren mas tulisannya, fontnya ganti, saya agak aneh dan sedikit pusing. Program Genre bagus sekali mas, banyak sekali rencana-rencana, semoga bisa implementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Pemuda memang dituntut harus kreatif dan berkualitas, supaya bangsa ini dapat menjadi bangsa yang baik. Dan tahun ini tampaknya jumlah pemuda di Indonesia sedang dalam puncaknya, ini seharusnya bisa menjadi momentum yang baik bagi bangsa ini :)
BalasHapusLagi masa uji coba mas aldi. Sedang mencari font tulisan yang enak di mata pembaca.
HapusIya, saya pun berharap demikian. Program yang ditawarkan bagus-bagus dan menyasar generasi muda serta mengajak untuk berpikir kreatif sekaligus agar menjadi teladan kepada teman-teman lainnya.