Masih
terlintas dalam benak ini perjalanan dari awal sampai penarikan peserta
KKN tiba. Selama di perjalanan menuju lokasi KKN, begitu banyak
pemandangan yang indah dan kenangan yang kutemui. Pemandangan yang tidak
pernah saya jumpai di kota tempatku kuliah. Tak tau harus memulai dari
mana, semuanya merupakan kenangan sangat berharga dan tak akan pernah
kulupakan.
Dari
beberapa kabupaten yang saya lewati selama menuju lokasi KKN, ada
beberapa tempat yang membuatku takjub akan keindahannya. Banyak
pelajaran yang saya dapatkan ditempat tersebut, meskipun lokasi KKNku
bukanlah ditempat tersebut.
Dalam
benakku, aku mengatakan andaikan semua daerah di Indonesia atau
Makassar khususnya seperti kabupaten yang satu ini. Lingkungannya yang
begitu tertata rapi, indah, nyaman, bersih, dan dipenuhi pepohonan,
membuat siapa saja yang lewat menjadi nyaman serta seakan berada di
surga. Saya mengatakan demikian karena udara yang saya hirup di daerah
itu sangat segar dan membuat perasaan semakin plong.
Kabupaten Bantaeng Yang Menakjubkan
Seperti
yang saya katakan sebelumnya, siapa pun yang lewat di daerah ini akan
merasakan kenyamanan, ketenangan dan perasaan akan menjadi segar.
Bagaimana tidak demikian? Daerah ini tertata begitu rapi, bersih dan
di sepanjang jalan dipenuhi pepohonan yang membuat suasana menjadi sejuk
dan semakin nyaman.
|
Hijau dan Rindangnya Bantaeng (www.kaskus.co.id) |
Namun, semua itu tidak terbentuk begitu saja. Masyarakat di sana sangat
disiplin, apalagi mengenai kenyamanan. Seperti sebuah tulisan yang mereka pasang di pinggir jalan yang isinya kurang lebih seperti ini : "Kebersihan adalah sebagian dari iman". Mereka betul-betul menjalankan dan mempraktekkan seperti yang tertulis di papan tersebut.
Selama
melewati Kabupaten Bantaeng, saya sangat takjub akan kebersihan daerah
tersebut. Saking bersihnya, di perjalanan tidak saya temui sampah yang
bertebaran, baik itu puntung rokok, dedaunan yang kering atau pun sampah lain yang sejenisnya. Kedisiplinan
warganya patut di acungi jempol.
Dari
berbagai sumber yang saya dapatkan, jadwal kebersihan di kabupaten itu
seperti jadwal orang makan, yaitu dalam sehari sampah-sampah tiga kali
dibersihkan. Selain itu, setiap minggu warga sangat antusias mengadakan
kerja bakti untuk membersihkan lingkungan kompleks masing-masing.
Meskipun
hanya beberapa kali lewat, pengalaman dan pelajaran yang saya petik
dari daerah tersebut sangat berharga sekali. Seandainya warga perkotaan
semuanya seperti itu, mungkin cuaca panas seperti sekarang ini tidak
akan kita temui. Udara yang kita hirup pasti bakalan segar tiap hari.
Polusi dapat di redam dengan banyak pepohonan yang ada, keadaan kota akan
semakin hijau, asri dan nyaman. Andai saja apa yang saya impikan itu
bisa terwujud di kota tempat saya kuliah. Kapankah….. khayalan ini
terwujud?
Kecamatan Ujung Loe Yang Asri dan Nyaman
Tempat
kedua yang membuatku nyaman setelah Kabupaten Bantaeng, yaitu Kecamatan
Ujung Loe Kabupaten Bulukumba. Daerah ini merupakan lokasi di mana saya
KKN. Saat memasuki daerah ini, saya teringat kembali akan suasana
kampung halaman. Daerahnya lumayan sejuk, udaranya begitu segar, dan
membuatku langsung nyaman saat berada di daerah ini.
Memasuki
daerah pedesaan banyak saya temui area persawahan, tambak, dan
perkebunan karet yang membuat daerah ini semakin sejuk. Selama di daerah
ini, banyak kenangan indah dan pelajaran berharga yang saya dapatkan.
Di sini, saya harus beradaptasi dengan lingkungan pedesaan yang sangat
jauh berbeda dengan perkotaan tempat saya kuliah.
|
Pemandangan di lokasi KKN, Dok. Pribadi |
Meskipun
demikian, saya tidak begitu susah untuk beradaptasi karena saya sendiri
lahir di daerah terpencil yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Selama
di daerah ini, saya seakan kembali ke rumah sendiri di kampung halaman.
Kegiatan sehari-hari pun tidak berbeda jauh dengan yang biasa saya
lakukan di kampung kelahiran saya.
Untuk
mandi pagi, biasanya kalau di kota harus mandi pakai shower dan
menghabiskan air yang banyak. Namun di sini, mandi harus menggunakan
gayung dan tentu saja harus menghemat air juga. Selain itu, air yang
digunakan bukan air PDAM, melainkan air tanah yang disaring agar airnya
jernih.
Jika
di kos mencuci motor menggunakan air PDAM, di posko saya KKN
menggunakan air sungai yang mengalir di depan posko. Perbedaan lain yang
saya temui, yaitu banyaknya pepohonan di pinggir jalan yang ada di
depan posko KKN. Sedangkan jika di Makassar jarang saya temui keadaan
yang demikian. Memasakkan pun sering menggunakan cara tradisional, yaitu
memasak dengan menggunakan tungku bukan menggunakan kompor ataupun
kompor gas.
Keadaan pedesaan yang begitu rindang, sejuk, banyak pepohonan, serta cara-cara tradisional warga dalam melestarikan lingkungan agar tetap terjaga keindahannya sampai anak cucu mereka, membuatku merasa malu karena tidak melakukan apa-apa selama di kota.
Itulah pengalaman dan pelajaran berharga yang saya dapatkan selama perjalanan dan semasa KKN bisa
saya praktekkan dalam kehidupan sehari-hari, agar bisa membuat lingkungan dan bumi menjadi hijau kembali dan tetap lestari untuk anak cucu.
Semoga pengalaman yang saya ceritakan lewat blog ini, bisa membuat para pembaca tergerak hatinya untuk melestarikan lingkungan,
setidaknya lingkungan sekitar anda tinggal. Karena dengan memulai dari
lingkungan sekitar dan diri sendiri, lambat laun siapapun yang melihat
akan ikut juga nantinya.
Makassar, 12 April 2015