Renungan menjelang dini hari, mengingat bulan Ramadhan gak lama lagi akan datang menghampiri kita semua, khususnya buat kaum muslimin.
Wahai anakku...
Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan
ke Masjid.
Betapa banyak orang yang kaya raya tidak sanggup
untuk mengerjakannya. Jangankan sehari lima waktu, seminggu sekali pun terlupa.
Tidak jarang pula seumur hidup, tidak pernah singgah ke sana.
Orang pintar dan pandai pun sering tidak mampu
melakukannya. Walaupun mereka mampu mencari ilmu hingga ke universitas di
Eropa, Australia atau pun Amerika.
Mampu melangkahkan kaki ke Jepang, Cina dan Korea
dengan semangat yang membara. Namun ke masjid, tetap saja perjalanan yang tidak
mampu mereka tempuh, walaupun telah bergelar Dr. Filsafat.
Pemuda yang kuat dan bertubuh sehat yang mampu
menaklukan puncak gunung Guntur Garut dan Cikuray Garut bahkan sampai gunung
Everest. Tapi, masih sering mengeluh ketika diajak ke masjid.
Alasan mereka pun beragam. Ada yang berkata
sebentar lagi, ada pula yang berkata takut dibilang sok alim. Maka
berbahagialah dirimu wahai anakku. Bila dari kecil engkau telah terbiasa
melangkahkan kaki ke masjid.
Karena Bagi kami, sejauh manapun engkau
melangkahkan kaki, tidak ada perjalanan yang paling kami banggakan selain
daripada perjalananmu ke masjid.
Biar ku beritahu rahasianya kepadamu. Sejatinya
perjalananmu ke masjid adalah perjalanan untuk menemui Rabmu. Itulah perjalanan
yang diajarkan oleh nabi serta perjalanan yang akan membedakanmu dengan
orang-orang yang lupa akan Rabnya.
Maka lakukanlah walaupun engkau harus merangkak
dalam gelap subuh, demi mengenal Rabmu.
Makassar, 3 Juni 2015
Aku setuju mas. Memang gak ada manusia di dunia ini yang sempurna. Tetapi sesekali tidak ada salahnya untuk bersyukur dan mau menjalankan minimal 5 times a day untuk bekal perjalanan di akhirat. Thanks for remind us. :)
BalasHapusxx,
www.indahjelita.com
Sama-sama, semoga bisa membawa manfaat buat mba Indah Jelita.
Hapussalam kenal ya mas
BalasHapusSalam kenal juga.
HapusHehehehe ... langsung ngaca diri sendiri. Meskid dari rumah ku cuman sekitar 20 langkah tapi suka malesssss #malu
BalasHapusHehehe... berarti harus mulai di biasain ya ke mesjidnya.
HapusHehehe... lagi musim mendaki sepertinya, atau gara-gara pengaruh nonton film 5cm sama Romeo Rinjani dan semacamnya.
BalasHapusJangan bangga sudah melanglang buana ke berbagai puncak kalo belom rajin ke masid yah Mas. :D
BalasHapusHehehe... seperti itulah lebih kurangnya pesan yang ingin di capai.
HapusYang paling parah takut baju kusut..itu saya temui saat kerja dulu. Kok ga pada solat atau datang kemesjid gitu..eh mereka jawabnya "takut baju kusut". Aneh memang ya....tapi kalau ngomong udah kesana kemari dan keluar negeri bangga banget.
BalasHapusWah... baru dengar juga tuh yang seperti itu. Itu mah bisa di bilang udah kelewatan dan lebih parah. Ternyata ada juga yang seperti itu orangnya, hhhmmm... sedikit aneh memang kalau di pikir-pikir.
Hapussinggah pagi mas :) jum'at berkah amiiin
BalasHapusHehehe... Iya, Insya Allah membawa berkah.
HapusMembaca beberapa paragraf diatas membuatku merenung jauh terbawa perasaan bersalah juga bahagia.
BalasHapusSemoga kita termasuk orang2 yg tetap berada di jalan-Nya :))
Semoga saja selalu demikian.
HapusAmiiin....
Karena saya cewek, saya tugasnya jadi kompor supaya adek-adek mau Jamaah di Masjid, Ramadhan Insya Allah baru ber-Masjid lagi^^
BalasHapusHehehe... boleh juga tuh, ngomporin anak-anak biar rajin shalat berjamaah di masjid.
Hapussaya serngnya menyuruh anak-anak ke masjid, tapi saya sendiri di rumah sholatnya :)
BalasHapusSaya kira gak masalah untuk shalat di rumah buat kaum hawa, karena pahalanya lebih besar ketika shalat di rumah. Beda dengan kaum adam, akan mendapatkan pahala yang lebih besar jika shalat di masjid.
HapusNamun jika ada seorang wanita yang ingin dan terbiasa shalat di masjid, siapa pun tidak boleh melarang juga. Kalau gak salah ingat seperti itu, kebetulan pernah diskusi sama anak tarbiyah.
Subhanallah, sangat menginspirasi mas tulisannya :)
BalasHapusMakasih mas Aldi untuk sanjungannya. Sekadar berbagi saja mas, daripada tulisannya mengendap di dalam word dan jadi sampah. Aku publish aja, siapa tahu bisa memberikan manfaat.
Hapus