|
Dokumen Pribadi |
Judul buku : Revolusi dari Desa (Saatnya dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya Kepada Rakyat)
Penulis : DR.Yansen TP., M.Si.
Editor : Dodi Mawardi
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, 2014
Tebal Buku : xxviii + 180 halaman dan Lampiran 14 halaman
ISBN : 978-602-02-5099-1
Harga : Rp. 57.500,-
Saat
pertama kali melihat judul buku ini, aku jadi teringat kembali akan
kritikan yang di balut dalam sebuah lawakan. Kritikan seorang warga
negara yang lahir di desa dan melihat belum meratanya pembangunan di
negeri ini, khususnya di wilayah pelosok atau desa-desa. Lewat sebuah
acara yang bernama Stand Up Comedy, dia mengutarakan kekecewaan,
kritikan dan saran terhadap pembangunan di negeri ini.
Sebagai
sesama anak desa, aku pun merasakan hal yang sama. Sejak kecil dan
sampai saat ini, aku selalu bermimpi “kapan bisa merasakan apa yang
orang kota rasakan”. Setidaknya bisa merasakan jalanan yang bagus,
aliran air dari pipa PDAM, dan indahnya cahaya lampu saat malam hari.
Tiga hal utama yang selalu di impikan oleh orang desa, bukan hanya aku
seorang.
Namun
apa daya dari tahun ke tahun, keberadaan desa seakan tersisihkan.
Seringkali kemajuan dan perkembangan perkotaan dijadikan tolak ukur
keberhasilan oleh kebanyakan pemerintah. Padahal tanpa disadari desa
juga mempunyai andil dalam kemajuan bangsa ini. Tapi mau bagaimana lagi
fakta mengatakan demikian, keberadaan desa seakan hanya sebagai
pelengkap saja. Bahkan desa seringkali di identikkan dengan
ketidak modernan, terpinggirkan dan keterbelakangan, serta masih menganut
budaya yang di anggap sudah kuno alias ketinggalan zaman.
Akibatnya,
kemajuan dan perkembangan di desa seakan berjalan di tempat dari waktu
ke waktu. Hal ini pula yang menyebabkan kesenjangan sosial semakin jelas
terlihat, yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin tetap dengan
kemiskinannya. Sebuah kondisi yang sudah mengakar begitu lama. Kenyataan
ini menimbulkan pertanyaan besar dan membutuhkan jawaban dengan segera.
Sebuah kenyataan yang harus segera pula dicarikan solusi untuk
mengatasinya.
Permasalahan-permasalahan
di desa pun tidak kalah kompleks dengan masalah di daerah perkotaan.
Tapi apa yang kita lihat, pemerintah lebih banyak memperhatikan masalah
yang di hadapi di perkotaan dan seakan mengesampingkan permasalahan di
desa. Akibatnya, hampir semua pemberitaan yang kita lihat di media
adalah permasalahan orang kota. Bahkan sampai orang desa pun tahu semua
permasalahan yang dialami di perkotaan. Sedangkan orang kota belum tentu
tahu masalah yang di alami oleh orang desa.
Revolusi Dari Desa Ala DR. Yansen
Melihat
persoalan di desa yang demikian kompleks, DR. Yansen TP, M.Si pun
tertantang untuk mengatasi permasalahan yang sudah berpuluh-puluh tahun
mengakar, terutama di Kabupaten Malinau yang beliau pimpin. Dengan
berbekal pengalaman yang panjang dalam dunia praktik pemerintahan dan
dekat dengan masyarakat, membuat beliau cepat memahami
permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat desa, baik
mengenai masalah pemerataan pembangunan maupun kemiskinan yang dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Selama
memimpin Malinau, Dr. Yansen TP, M.Si menawarkan gagasan baru agar
pembangunan di negeri ini sebaiknya di mulai dari bawah. Dalam hal ini
pembangunan yang berbasis pedesaan, yang mana bertujuan untuk membangun
desa secara sungguh-sungguh dengan memberikan kepercayaan sepenuhnya
pada masyarakat desa. Sebuah gagasan hasil pemikiran dan pengalaman yang
kini di wujudkan dalam bentuk buku dengan judul “Revolusi dari Desa”.
Revolusi
bila di artikan ke dalam bahasa indonesia memiliki makna perubahan
sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut
pokok-pokok kehidupan masyarakat. Melalui buku “Revolusi dari Desa” ini,
DR. Yansen TP, M.Si ingin mengingatkan pemerintah dalam hal ini
pemerintah pusat bahwa selama ini ada yang salah dengan konsep
pembangunan kita, terutama dalam hal pembangunan di desa-desa. Sebagai
contoh, di era reformasi saat ini pembangunan justru lebih banyak
dilakukan di perkotaan. Salah satu penyebabnya karena masyarakat desa
tidak memiliki akses ke para pembuat kebijakan publik.
Lewat
buku ini, DR. Yansen TP, M.Si menunjukkan pengalaman nyata bukan
sekadar toeri belaka lewat langkah-langkah yang di sebut “revolusioner”
dalam dunia pembangunan. Sebuah konsep yang berbeda dari sebelumnya,
yang mana dilandasi dengan semangat juang untuk menyatukan daya dan
energi demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bukan
tanpa dasar DR. Yansen TP, M.Si menuangkan buah pikiran dan
pengalamannya ke dalam bentuk buku. Hal ini dilakukan sebagai wujud
tanggung jawabnya untuk generasi yang akan datang.
Pengalaman-pengalamannya tidak perlu diragukan lagi. Beliau telah
mengabdi selama dua puluh enam tahun sebagai seorang birokrat dan di
awali sebagai seorang praktisi di daerah-daerah terpencil. Jabatan camat
dan sekretaris daerah Kabupaten Malinau pun beliau pernah duduki,
sehingga membuat beliau tahu apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
GERDEMA Sebagai Konsep Awal Revolusi dari Desa
Revolusi
dari desa merupakan sebuah gerakan yang dimulai dari bawah, yang juga
bisa diartikan sebagai gerakan dari rakyat untuk kesejahteraan rakyat.
Melalui gerakan revolusi ini, DR. Yansen TP, M.Si mengajak kita untuk
memikirkan kembali konsep pembangunan desa yang selama ini lebih banyak
mengalami kegagalan dibandingkan keberhasilannya.
Lewat
buku ini pula, DR. Yansen TP, M.Si mengajak kita untuk mengubah
paradigma berpikir yang selama ini hanya terpaku pada kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah pusat. Padahal belum tentu kebijakan yang dibuat
sesuai dengan karakteristik, potensi, dan permasalahan yang dihadapi
masing-masing daerah.
Tanpa
disadari, DR. Yansen TP, M.Si seakan memberikan peringatan bahwa tidak
selamanya pemerintah pusat mengerti semua kebutuhan masyarakat pedesaan.
Karena sesungguhnya hanyalah desa itu sendiri yang mengerti apa yang
mereka butuhkan. Hal lain yang ingin disampaikan adalah agar masyarakat
memiliki inisiatif, kreatifitas dan inovasi dalam membangun desa dan
mengubah wajah desa masing-masing.
Untuk
itulah, DR. Yansen TP, M.Si dengan ide revolusionernya yang
menginginkan perubahan paradigma berpikir dalam pembangunan menggagas
sebuah gerakan yang dinamakan “Gerakan Desa Membangun”. Sebuah gerakan yang lebih populer disebut GERDEMA,
yang mana dilandasi dengan semangat berjuang untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Sebuah program yang tujuan utamanya dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat. Gerakan ini memiliki cara pandang yang
spesifik dan difokuskan untuk mengatasi pembangunan, serta permasalahan
yang dihadapi oleh masyarakat desa.
Program
GERDEMA sejalan dengan inti pembangunan, yang mana tujuannya adalah
memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada rakyat, yaitu dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Alasan lain berdirinya GERDEMA karena saat
ini semua masalah pembangunan terletak di desa, sehingga fokus
pembangunan harus dimulai dari desa pula.
GERDEMA
merupakan sebuah paradigma baru yang memberikan kepercayaan sepenuhnya
kepada masyarakat desa untuk mengelola dan membangun desa masing-masing.
DR. Yansen TP, M.Si sangat menyadari bahwa masyarakat harus belajar
untuk mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pembangunan. Untuk itu,
bimbingan, arahan dan dukungan diberikan oleh pemerintah daerah demi
tercapai gerakan yang digagas oleh bupati Malinau. Ini dilakukan dengan
tujuan agar masyarakat desa memiliki kreatifitas, inisiatif dan inovasi,
sehingga menghasilkan pemerintahan desa yang mandiri.
Meskipun
demikian, DR. Yansen TP, M.Si tetap membutuhkan dukungan peran
pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mensukseskan program yang
telah beliau gagas. Dalam hal ini arahan dan masukan dari keduanya
sangat bermakna, sehingga tujuan dan sasaran pembangunan tercapai.
Banyak
hal positif dari program GERDEMA yang telah terbukti keberhasilannya,
yang mana seperti dituangkan dalam buku ini. Melalui GERDEMA, kita
diberikan gambaran bahwa dalam pembangunan pemerintah tidak boleh
menyepelekan kekuatan rakyat. Kolaborasi antara pemerintah dan rakyat
perlu ditingkatkan, sehingga kebijakan yang di ambil oleh pemerintah
benar-benar berpihak kepada rakyat dan pembangunan yang diharapkan dapat
tercapai.
Kelebihan dan Kekurangan Buku Revolusi dari Desa
Kelebihan
Buku ini sangat menarik karena mengangkat tema
“Revolusi dari Desa”. Sebuah tema yang mengangkat semua permasalahan yang sudah
mengakar selama puluhan tahun dan disertai dengan solusi untuk menghadapi
permasalahan yang ada. Mengajak kita untuk mengubah paradigma berpikir yang
selama ini seakan tetap ditempat ke arah yang lebih baik lagi. Sedangkan kelebihan lainnya yaitu sampul buku yang menarik, isi
buku yang mendetail, logis dan lengkap.
Kekurangan
Bahasa yang digunakan kebanyakan bahasa ilmiah, yang
mana membutuhkan waktu berulang-ulang untuk membacanya. Butuh pemahaman yang
lebih mendalam untuk mencernanya, sehingga membuat pembaca terlambat dalam
menyerap isi dan maksud yang disampaikan oleh buku tersebut.
Kesimpulan
Buku
“Revolusi dari Desa” bisa dijadikan referensi oleh daerah lain di
seluruh Indonesia, baik mulai tingkat provinsi, kabupaten, kota madya,
kecamatan, maupun pedesaan untuk dijadikan panduan dalam mengelola
daerah masing-masing, sehingga kesejahteraan masyarakat yang di
idam-idamkan dapat terwujud. Utamanya untuk daerah yang banyak memiliki
permasalahan pembangunan.
Makassar, 16 Mei 2015
Catatan :
*Di sadur dari akun Kompasiana Saya dan di daur ulang kembali sekaligus memperbaiki beberapa kesalahan dalam penulisan, khususnya dalam penggunaan kata*