Belanjaan di Bulan Puasa, Dok. Pribadi |
Alhamdulillah,
sebagai umat muslim kita patut bersyukur karena tahun ini masih dapat bertemu
kembali dengan bulan ramadhan. Salah satu bulan yang kedatangannya selalu di
nantikan oleh seluruh umat muslim di seantero dunia., termasuk di Indonesia.
Biasanya, untuk wilayah Indonesia setiap bulan ramadhan tiba selalu di sambut
dengan berbagai perayaan dan tradisi sesuai kebiasaan daerah masing-masing.
Di sisi lain,
kehadiran bulan ramadhan di anggap sebagai momentum yang tepat bagi banyak
orang untuk mengontrol hawa nafsu. Dalam hal ini tidak hanya menyangkut urusan
lapar dan haus, tetapi juga dalam urusan nafsu ‘ekonomi’ yang menjadikan
pengeluaran malah makin membengkak. Betul gak!
Banyak yang
beranggapan atau berpikir bahwa dengan adanya ramadhan pengeluaran akan sedikit
berkurang (bisa berhemat) dengan dalih karena makan siang jadi berkurang. Namun
pada kenyataannya yang terjadi malah kebalikannya, yakni pengeluaran malah
meningkat. Bahkan peningkatan yang terjadi kadang tidak tanggung-tanggung,
yaitu bisa sampai 50% bila di bandingkan dengan bulan sebelumnya di luar
ramadhan.
Penyebabnya pun
beragam? Hal ini bisa kita lihat dari berbagai macam kebutuhan yang di siapkan,
mulai dari menyiapkan menu sahur dan buka puasa yang banyak macam yang
ujung-ujungnya tidak di habiskan. Kadang juga karena keseringan makan sahur dan
buka puasa di luar rumah (ngabuburit). Belum lagi di tambah dengan persiapan
menjelang hari lebaran, seperti membeli kue-kue lebaran, membeli baju dan juga
menyiapkan parsel-parsel cantik.
Untuk itu,
jangan heran jika menjelang hari lebaran tiba semua pusat perbelanjaan berubah
menjadi sangat ramai, di mana sudah pasti dipenuhi oleh para konsumen. Oleh
karena itu, jangan heran juga jika harga dari bahan pokok, makanan sampai
pakaian pun akan meningkat drastis.
Namun, semua hal itu bisa di antisipasi dengan melakukan penghematan. Bagaimana cara menghemat saat bulan Ramadhan? Berikut beberapa tips menghemat menjelang bulan Ramadhan.
Kelola Uang Dengan Baik
Setelah
mendapat gaji dari perusahaan atau instansi lain di mana anda bekerja, ada
baiknya beberapa bulan sebelum Ramadhan tiba, untuk segera mengalokasikan dana
yang di miliki secara proporsional sebagai dana yang akan di butuhkan selama
ramadhan, termasuk di dalamnya untuk dana darurat. Untuk rinciannya sebagai
berikut :
- 30% diperuntukkan buat modal kerja, di mana hasil dari modal kerja tersebut bisa diperuntukkan membayar hutang, zakat dan dana proteksi. Syukur-syukur bisa diperuntukkan juga buat hobi, rekreasi dan pengembangan diri Anda dan keluarga.
- 30% diperuntukkan menabung dan investasi (menabung adalah menyisihkan sebagian uang kita untuk masa depan, sementara investasi adalah menumbuhkan tabungan tersebut). Jika dana 30 persen ini tidak pernah digunakan, bisa juga kita ambil sebagian diperuntukkan penyelesaian kewajiban (cicilan, hutang-hutang produktif terlebih dahulu baru hutang-hutang konsumtif).
- 40% diperuntukkan buat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan jika punya sisanya, baru buat keinginan dan gaya hidup.
Jika pembagian
ini tidak bisa Anda terapkan, minimal untuk tabungan/investasi dianggarkan 10
persen dari penghasilan, baik penghasilan sendiri sebagai suami maupun jika
istri punya penghasilan kreatif lainnya selama bulan Ramadhan.
Khusus untuk porsi 40 persen, harus ada prioritas :
- Kebutuhan untuk Hari Raya. Sisihkan sebagian dari porsi 40% tersebut untuk hari raya idul fitri, walaupun anda atau istri akan mendapatkan uang THR (Tunjangan Hari Raya).
- Keperluan keluarga. Gunakan sebijak mungkin kebutuhan yang benar-benar akan bermanfaat selama bulan ramadhan.
- Keperluan belanja pribadi. Jika masih ada lebih, barulah buat keperluan belanja pribadi.
Persiapkan Budget dan List Belanjaan
Bagi yang sudah
berkeluarga, bulan puasa mungkin akan sedikit membuat otak berputar karena
harus menyelesaikan masalah keuangan, mengingat harga bahan pokok yang tinggi
ketika Ramadhan. Pastikan untuk mempersiapkan budget yang lebih ketika bulan
puasa. Di sisi lain, di harapkan untuk menabung yang dikhususkan untuk
mencukupi kebutuhan selama bulan ramadhan.
Selain itu,
tidak ada salahnya untuk membuat list belanjaan mengenai apa saja yang
dibutuhkan ketika menjalani bulan ramadhan. Hal ini demi memudahkan dalam
menjalankan bulan puasa, sehingga tidak perlu khawatir lagi akan masalah budget
yang sering membengkak ketika ramadhan tiba.
Belanja Sekaligus Untuk Sebulan
Harga-harga
kebutuhan di Bulan Ramadhan biasanya merangkak naik. Untuk menyiasatinya, yakni
dengan belanja di awal bulan dan sekaligus untuk kebutuhan selama satu bulan.
Selain harga-harga yang masih belum terlalu tinggi, juga dapat meminimalisir
pengeluaran tak terduga. Tapi ingatlah untuk selalu merencanakan belanja dengan
matang. Jangan terlalu banyak membeli hal yang kurang penting, sehingga stok
makanan malah terbuang percuma. Yang terpenting adalah kebutuhan gizi selama
satu bulan berpuasa terpenuhi.
Tidak Mudah Termakan Promosi
Untuk yang satu
ini paling banyak di tawarkan ketika bulan Ramadhan tiba. Biasanya promosi
bertebaran di hampir semua tempat perbelanjaan. Mulai dari supermarket hingga
Online Shop, semua menggembar-gemborkan Ramadhan Sale. Sebagai konsumen
seharusnya bisa mengontrol diri untuk tidak terlalu termakan buaian
promosi.
Selain berisiko
membeli barang yang tidak terlalu kita butuhkan, hal ini juga bertolak belakang
dengan esensi Ramadhan, di mana kita harus merendahkan hati kita dan lebih peka
terhadap sekitar kita. Manfaatkan Promo Ramadhan dengan bijak untuk membeli
sesuatu yang benar-benar kita butuhkan.
Berbuka Puasa di Rumah
Berbuka puasa
bersama di luar sekali-kali bisa saja dilakukan. Namun, jika keseringan malah
akan menambah biaya pengeluaran. Harga-harga yang naik tentu membuat aneka
makanan di restoran atau tempat lainnya berubah menjadi lebih mahal dari
biasanya. Belum lagi harus menghabiskan waktu untuk menunggu setidaknya satu
jam sebelum berbuka puasa, karena pada jam-jam tersebut hampir semua restoran
maupun tempat ngabuburit lainnya menjadi lebih ramai dari hari biasa di luar
bulan ramadhan. Ada baiknya menyiapkan makanan untuk sahur dan juga buka puasa
di rumah.
Selain mengasah
kemampuan memasak, tentu kudapan dan minuman buatan sendiri lebih higienis dan
jauh dari bahan-bahan berbahaya seperti pemanis buatan. Dengan menghindari
berbuka puasa di luar, selain dapat menghemat pengeluaran, makan masakan
sendiri pun lebih terjamin nutrisi dan kebersihannya.
Makassar, 23 Juni 2015
Referensi Tambahan :
https://www.aturduit.com/articles/kiat-berhemat-menjelang-bulan-puasa/
bulan puasa memang justru jadi lebih boros ketimbang bulan lainnya, padahal siangnya puasa, jadi tips hemat jelang puasa ini patut di pertimbangkan
BalasHapusIya, siang puasa. Tapi menjelang buka, makan malam dan sahur banyak ngeluarin dana.
Hapusbetul sekali mas, sepertinya bulan puasa pengeluaran jadi 2x lipat, aneh, padahal saya makan dua kali sehari atau cuma sekali sehari, tapi mungkin bisa saya minimalisir, sebagai anak kos saya harus berhemat, terima kasih mas tipsnya, sangat bermanfaat sekali, untuk yang bagian terakhir, saya jadi kangen berbuka puasa dirumah.
BalasHapusSama-sama mas, semoga bisa di praktekkan entah itu satu atau dua opsi yang di coba. Berbuka di rumah memang tiada duanya.
Hapusibu2 kalo udah denger sale bawaaannya pengen belanja ngeborong, gimana yah ??
BalasHapusHahaha... Itu dia masalahnya, bisa di tahan gak ya.
HapusIya kenapa ya di bulan puasa pengeluaran malah lebih banyak ketimbang di bulan-bulan lainnya, padahal siang harinya kita gak makan dan minum.. hehe... ya tapi kayaknya udah kejawab kenapa saya ini dengan artikel pa timur ini.. Terima kasih... salam kenal... :)
BalasHapusHehehe... Aneh bin ajaib, tapi kenyataan memang sudah seperti itu yang terjadi.
Hapusbermanfaat sekali nih bang tipsnya. jadi perbandingannya itu (30:30:40) %.
BalasHapusSangat setuju dengan Belanja Sekaligus Untuk Sebulan. Soalnya klw di bulan Ramadhan kita cukup fokus sama Ibadah saja. Yang seharusnya 10 malam terakhir kita ibadahnya makin khusuk malah disibukkan dengan berwara-wiri berbelanja
Benar bangad, seharusnya bulan ramadhan di gunakan untuk beribadah dengan khusuk bukan wara wiri belanja.
HapusSemoga bisa di terapkan tipsnya.
Siip... Setiap hari jum'at kalau yang itu dan tiap ada dapat rejeki lebih. Kalau sekarang sesekali undang teman buat berbuka dan makan bareng di rumah kontrakan.
BalasHapusTipsnya boleh bgd nih mas..aku jg lg berhemat nih..buat bekal mudik
BalasHapusPas bangad donk Mbak untuk di terapkan.
Hapussetuju mas
BalasHapuskadang, (kadang ya) yang terberat itu biaya tak terduga
entah ke dokter, atau keperluan lainnya
jadi, itu yang harus kita maksimalkan demi penghematan agar selepas hari raya ga tongpes...
inspiratif artikelnya, wajib bookmark bagi yang boros seperti saya ha ha ha
Makasih untuk apresiasinya.
HapusItu dia yang harus di antisipasi mas, biaya tak terduga.
:( udah itu thr habis wkwkwk
BalasHapusHahaha... di habisin untuk belanja ya Mbak
Hapuskalau say abiasanya belanja seminggu sih, jarang sebulan
BalasHapusKalau di rasa nyaman segitu dan keuangan bisa di atur, gak masalah juga.
HapusSaya mikirnya kalo ada momentum ramadhan jatuhnya pengeluaran dobel, nah makanya ini tips keren bisa diaplikasikan deh,capcuss :)
BalasHapusSiip... yuk, di aplikasikan tipsnya.
Hapusboleh juga tuh tipsnya buat saya yang memang suka boros dalam hal keuangan :)
BalasHapusmakasih informasinya :)
Sama-sama Mbak. Yuk, di praktekkan tipsnya. Siapa tahu bisa membantu mengatasi pengeluaran berlebih yang di rasakan.
Hapusmakasih tipsnya, iya deh buka puasa di luar jadi lebih mahal, jajan melulu hehe...untuk mudk jug butuh gede ya biayanya...semoga ada rejekinya aamiin
BalasHapusNah itu dia, apalagi harus ada dana untuk mudik juga.
HapusAmiin... Semoga selalu di lancar rejekinya.
bagus ni mas sebagai alternaative investasi masa depan
BalasHapusSiip... di coba diterapkan yuk dalam kehidupan sehari-hari.
Hapus