Jumat, 19 Juni 2015

Transaksi Non Tunai, Aman, Cepat, dan Praktis


Gerakan Nasional Non Tunai
Transaksi Non Tunai, Aman, Cepat, dan Praktis

Ya, kurang lebih seperti itulah tagline dari BI sehubungan dengan adanya “Gerakan Nasional Non Tunai”. Di mana lewat tagline tersebut BI mengajak para pengguna jasa keuangan dan konsumen untuk beralih dari transaksi secara tunai ke non tunai.
 
Sebagai pengguna jasa keuangan dan konsumen, saya pun tertarik akan gerakan yang di luncurkan oleh BI tersebut. Lebih tertarik lagi ketika mendengar pertanyaan dari Pak Deri saat memberikan sambutan di acara nangkring beberapa minggu lalu. Adapun pertanyaan yang aku maksud, yaitu “Mana yang lebih dahulu kalian lakukan saat berbelanja, narik uang dulu baru berbelanja atau berbelanja dulu baru membayar?”. Karena jawabannya rata-rata adalah “menarik uang dulu baru berbelanja”, maka Pak Deri pun mengajak untuk melakukan hal yang sebaliknya, yakni “Berbelanja dahulu baru membayar”. Dari ajakan tersebut aku sempat berpikir, kenapa nggak sesekali mencoba yang demikian? Setidaknya sebagai pengalaman baru dan bisa dijadikan bahan perbandingan dengan saat bertransaksi secara tunai atau cash.

*   *   *
 
Pucuk di cinta ulam pun tiba. Apa yang aku pikirkan sebelumnya ternyata kejadian juga. Di mana kejadiannya kurang lebih seminggu yang lalu saat akan berbelanja di salah minimarket dekat aku nge-kost. 

Ceritanya begini; saat akan keluar berbelanja, salah satu dari adik saya ikut juga karena ada kebutuhan mendesak yang berhubungan dengan masalah wanita dan kebutuhan lain juga. Ketika akan melakukan pembayaran, ternyata uang yang aku bawa kurang dan tidak mungkin belanjaan tersebut di cancel karena memang sangat dibutuhkan. Di satu sisi, jarak ATM dengan minimarket kurang lebih 1,5 Km yang artinya membutuhkan waktu juga untuk ke sana.

Setelah berpikir beberapa saat, aku kembali teringat sama yang dikatakan oleh Pak Deri, yakni “Belanja dahulu baru membayar”. Dengan spontan aku pun menanyakan kepada petugas kasir, “apakah di tempat tersebut sudah menerima pembayaran secara non tunai?”. Dari jawabannya ternyata bisa, maka tanpa berpikir panjang aku pun mengeluarkan kartu ATM untuk melakukan pembayaran secara non tunai. Yang perlu aku lakukan hanyalah mengikuti prosedur yang sudah berlaku dan tidak memakan waktu lama seperti saat menggunakan uang tunai atau cash. Selain cepat dan praktis, aku pun tidak perlu repot-repot lagi menunggu kembalian yang kadangkala ada uang recehan di dalamnya. Di sisi lain, tidak perlu lagi ke ATM untuk melakukan penarikan terlebih dahulu yang kadang memakan waktu juga.

Dari pengalaman singkat tersebut, aku semakin percaya bahwa transaksi Non Tunai tak hanya Aman, Cepat, dan Praktis, melainkan lebih efisien juga.

Makassar, 19 Juni 2015

Catatan :
*Tulisan ini di sadur dari Akun Kompasiana Saya*

8 komentar:

  1. saya lebih suka transaksi non tunia, tapi sayagnya kalau di tukang sayur gak bisa ya pak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... Untuk saat ini belum bisa Mbak, tapi arahnya non tunai adalah agar bisa digunakan oleh seluruh penduduk Indonesia, termasuk yang di pelosok. Itu sebenarnya yang menjadikan non tunai hadir saat ini.

      Hapus
  2. Kenapa gak di copy dulu di notepad mas ,biar gak keliatan copas langsung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya biasa nulis di word dulu baru kemudian di pindahin ke blog kalau lagi malas nulis langsung di entri blog.

      Hapus
  3. Balasan
    1. Ya, nge-blog itu menyenangkan. Makanya harus tetap belajar juga.

      Hapus
  4. Dompet jd gk tebel2 amat yak kalau transaksi non tunai sdh ada dimana mana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya benar, salah satu tujuan yang ingin di capai dari Gerakan Non Tunai adalah mengurangi hal demikian dan untuk mempercepat proses bertransaksi.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...