![]() |
Transaksi Non Tunai, Aman, Cepat, dan Praktis |
Ya, kurang lebih seperti itulah tagline dari BI sehubungan dengan adanya “Gerakan Nasional Non Tunai”. Di mana lewat tagline tersebut BI mengajak para pengguna jasa keuangan dan konsumen untuk beralih dari transaksi secara tunai ke non tunai.
Sebagai pengguna jasa keuangan dan konsumen, saya pun tertarik akan gerakan
yang di luncurkan oleh BI tersebut. Lebih tertarik lagi ketika mendengar
pertanyaan dari Pak Deri saat memberikan sambutan di acara nangkring beberapa
minggu lalu. Adapun pertanyaan yang aku maksud, yaitu “Mana yang lebih
dahulu kalian lakukan saat berbelanja, narik uang dulu baru berbelanja atau
berbelanja dulu baru membayar?”. Karena jawabannya rata-rata adalah “menarik
uang dulu baru berbelanja”, maka Pak Deri pun mengajak untuk melakukan hal
yang sebaliknya, yakni “Berbelanja dahulu baru membayar”. Dari ajakan
tersebut aku sempat berpikir, kenapa nggak sesekali mencoba yang demikian?
Setidaknya sebagai pengalaman baru dan bisa dijadikan bahan perbandingan dengan
saat bertransaksi secara tunai atau cash.
* * *
Pucuk di cinta ulam pun tiba. Apa yang aku pikirkan sebelumnya ternyata
kejadian juga. Di mana kejadiannya kurang lebih seminggu yang lalu saat akan
berbelanja di salah minimarket dekat aku nge-kost.
Ceritanya begini; saat akan keluar berbelanja, salah satu dari adik saya
ikut juga karena ada kebutuhan mendesak yang berhubungan dengan masalah wanita
dan kebutuhan lain juga. Ketika akan melakukan pembayaran, ternyata uang yang
aku bawa kurang dan tidak mungkin belanjaan tersebut di cancel karena memang
sangat dibutuhkan. Di satu sisi, jarak ATM dengan minimarket kurang lebih 1,5
Km yang artinya membutuhkan waktu juga untuk ke sana.
Setelah berpikir beberapa saat, aku kembali teringat sama yang dikatakan
oleh Pak Deri, yakni “Belanja dahulu baru membayar”. Dengan spontan aku
pun menanyakan kepada petugas kasir, “apakah di tempat tersebut sudah
menerima pembayaran secara non tunai?”. Dari jawabannya ternyata bisa, maka
tanpa berpikir panjang aku pun mengeluarkan kartu ATM untuk melakukan
pembayaran secara non tunai. Yang perlu aku lakukan hanyalah mengikuti prosedur
yang sudah berlaku dan tidak memakan waktu lama seperti saat menggunakan uang
tunai atau cash. Selain cepat dan praktis, aku pun tidak perlu repot-repot lagi
menunggu kembalian yang kadangkala ada uang recehan di dalamnya. Di sisi lain,
tidak perlu lagi ke ATM untuk melakukan penarikan terlebih dahulu yang kadang
memakan waktu juga.
Dari pengalaman singkat tersebut, aku semakin percaya bahwa transaksi Non
Tunai tak hanya Aman, Cepat, dan Praktis, melainkan lebih efisien juga.
Makassar, 19 Juni 2015
Catatan :
*Tulisan ini di sadur dari Akun Kompasiana Saya*
saya lebih suka transaksi non tunia, tapi sayagnya kalau di tukang sayur gak bisa ya pak :)
BalasHapusHahaha... Untuk saat ini belum bisa Mbak, tapi arahnya non tunai adalah agar bisa digunakan oleh seluruh penduduk Indonesia, termasuk yang di pelosok. Itu sebenarnya yang menjadikan non tunai hadir saat ini.
HapusKenapa gak di copy dulu di notepad mas ,biar gak keliatan copas langsung.
BalasHapusSaya biasa nulis di word dulu baru kemudian di pindahin ke blog kalau lagi malas nulis langsung di entri blog.
HapusHarus belajar ngeblog ya mas!
BalasHapusYa, nge-blog itu menyenangkan. Makanya harus tetap belajar juga.
HapusDompet jd gk tebel2 amat yak kalau transaksi non tunai sdh ada dimana mana
BalasHapusYa benar, salah satu tujuan yang ingin di capai dari Gerakan Non Tunai adalah mengurangi hal demikian dan untuk mempercepat proses bertransaksi.
Hapus