Jujur saja, sebenarnya aku agak
malu untuk menceritakan hal ini. Di tambah lagi karena memang aku orangnya tidak
biasa mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan penyakit, yang berhubungan
dengan keinginan atau pun ketidaksukaan terhadap sesuatu. Yah... bisa dibilang
aku orangnya agak tertutup gitu.
Salah satu contohnya yang sepele
yaitu yang berhubungan dengan angin. Aku dan angin bagaikan Tom and Jerry, yang
ampe kapanpun gak akan pernah akur. Sensitifnya sudah gak ketulungan kaya cewek
yang lagi kena PMS. Padahal aku kan cowok yang seharusnya punya antibody yang
lebih dari seorang cewek. Aneh dan malu-maluin saja jadi cowok seperti ini.
Tapi mau bagaimana lagi,
keadaannya memang demikian. Dan gara-gara angin, aku banyak menghindar dari
benda-benda yang disukai orang. Contohnya kaya kipas angin dan AC. Kalau sudah
berhubungan dengan dua benda tersebut, mau gak mau harus siap-siap terima
segala kemungkinan yang terjadi.
Pertama, siap-siap untuk bolak
balik ke kamar kecil untuk buang air kecil. Untuk resiko yang satu ini kadang
membuatku jengkel dan capek. Di dekat kipas angin saja, aku kadang bolak balik
ke kamar kecil 2-3 kali dalam rentang waktu satu jam. Lebih-lebih lagi dengan
yang namanya AC, bisa bolak balik 3-5 kali. Parah... kan.
Pernah kaya seperti ini, waktu itu aku menjenguk sepupu di Rumah Sakit Angkatan Laut di Surabaya. Kebetulan waktu itu bertepatan dengan musim
liburan akhir semester. Om aku heran, kok cepat keluar dari ruangan rumah sakit dan malah duduk
di luar. Dengan malu-malu, aku bilang kalau gak cocok sama yang namanya AC.
Belum lama di dalam saja sudah ada rasa pengen buang air kecil, malah gak bisa kompromi.
Ijinnya mau ke toilet di luar, tapi ujung-ujungnya
gak balik-balik lagi ke dalam ruangan pasien.
Kedua, siap-siap untuk ngadapin
perut kembung, perut keras, begah dan macam-macam. Untuk yang satu ini paling
banyak aku alami setiap bangun tengah malam atau pagi dan saat musim hujan.
Ketiga, yang ini biasanya kalau
sudah musim hujan datang. Dan yang sering aku alami ini merupakan yang ditakuti
semua orang. Pada penasaran dan bertanya-tanya kan! Jawabannya adalah sakit
gigi. Gak minta-minta sih, tapi memang untuk yang satu ini sering aku alami
kalau sudah musim hujan.
Lah... apa hubungannya dengan
angin. Hubungannya kurang lebih begini, aku kalau sudah masuk angin dan efeknya sudah mulai gak ketulungan, maka dah pasti tanda-tandanya mengarah ke sana (sakit
gigi). Pasti ada yang bertanya-tanya,
kenapa gak minum obat kalau sudah masuk angin? Gitu aja kok repot amat!
Nah... itu dia masalahnya. Jujur
saja, aku itu orangnya kalau sakit gak kaya kebanyakan orang yang langsung
minum obat kalau sudah merasa gak enak badan atau sakit. Bukannya aku alergi
sama obat, tapi memang gak biasa langsung minum obat. Kebiasaan aku adalah
membiarkannya dulu 1-3 hari dan kalau gak sembuh, baru deh coba minum obat.
Tapi... minum obat juga aku itu orangnya pilih-pilih dan harus yang aku rasa
cocok baru betul minum obat, baik obat dari dokter atau obat herbal.
Dan jujur saja saking
kampungannya sampai obat-obat yang sering di iklanin di televisi pun aku
kebanyakan gak percaya. Aku akan percaya setelah mencobanya dan merasakan
efeknya, cocok apa gak. Contohnya seperti salah satu produk dari Sido Muncul, yang kalau
gak salah ingat ada iklannya yang jargonnya gini “Orang pintar, minum Tolak
Angin”. Yang salah satunya ada Bob Sadino (Alm) di situ. Kalau gak salah ingat ya...,
maklum sudah satu tahun gak pernah nonton televisi, hehehe....
Tolak Angin memang sesuai dengan
jargon iklannya. Dan aku sudah mencobanya dan merasa cocok. Dan aku punya cara
tersendiri dalam menggunakan Tolak Angin jika masuk angin. Kalau dalam
perjalanan atau lagi di luar seperti saat mengawas proyek, tolak anginnya aku
minum langsung. Tapi, kalau lagi berada di kost atau rumah Tolak Anginnya
kadang-kadang aku campur dengan secangkir teh jika tidak ingin meminumnya
secara langsung.
Tolak Angin memang benar-benar
penolak angin, aku yang tadinya bagaikan Tom and Jerry kalau sudah berhadapan
dengan angin. Sekarang malah kaya sepasang angsa atau merpati yang setia dengan
pasangannya.
Kurang lebih seperti itulah
ceritaku sebagai orang kampung yang sensitif dengan angin dan benar-benar
percaya setelah mencoba produk Sido Muncul yang bernama Tolak Angin. Semoga
cuma aku saja yang kampungan karena tidak percaya Tolak Angin dari dulu. hehehe...
Makassar, 9 Juni 2015
biasanya aku selalu konsumsi saat badan sudah menunjukkan sinyal meriang :)
BalasHapusSama Mbak Dwi, aku kalau udah meriang langsung mengkonsumsi dengan segera.
Hapussaya malah belum pernah minum tolak angin mas. Saya lebih suka sama kipas angin, daripada AC, soalnya saya juga nggak kuat dingin ^^
BalasHapusSaya kalau kipas angin, sekali-sekali makainya. Tapi kalau AC, langsung kabur segera.
Hapuswah mas, kamu kipas angin dan ac, saya lebih aneh. duduk diatas kursi pelastik tiap maenin laptop yang bikin saya masuk angin -__-
BalasHapuskalau udah gitu, minum itunya sekaligus 2 mas, langsung enakan ke badan \m/
Itu mah bukan aneh lagi mas Erdi, tapi masuk kategori langka malahan. Hehehe... Peace...
HapusSemangat juga yah ternyata minum Tolak Anginnya, sampai dua sachet sekaligus. Saya satu aja sudah buat badan enakan kembali.
iya kan, haha. mangkanya saya pernah posting tips duduk di kursi plastik :v
BalasHapusiya, emang gitu saya mah mas kalau minum angin tolak. langsung dua, supaya cepet kerasa. hahaha
Hahaha.... ada artikelnya juga ternyata tuh pengalamannya.
Hapuswah kebalikan saya ya sekalu kepanasan keaman-mana bawa kipas :)
BalasHapusHehehe... lain dari yang lain ya.
Hapushohohoo... aq juga mudah masuk angin, nggak serasi ama kipas angin n ac juga. tapi nggak separah kamu kayanya mas :)
BalasHapusHehehe... lain dari yang lain ya Mbak Diah kasus yang saya alami.
Hapusbadan ku juga sangat mudah masuk angin :( tidak cocok sama angin malam hehhe
BalasHapusSama kalau masalah angin malam. Hehehe....
Hapussamaa...aku juga sering minum tolak angin...daripada abis begadang tepar .___. tapi ac nyala terus xD
BalasHapusTolak angin benar-benar berkhasiat ya Mbak.
Hapus