Wakatobi Surganya Wisata Bawah Laut

Pantai Waha, Pulau Tomia. Sumber : ww.travel.detik.com

Bagi para wisatawan, Wakatobi merupakan salah satu daerah yang wajib untuk di kunjungi. Hal ini dikarenakan Wakatobi terkenal akan keindahan bawah lautnya. Bukan hanya keindahan akan terumbu karang yang bisa disaksikan, namun berbagai jenis spesies ikan langka pun terdapat di sana.

Tidak tanggung-tanggung, terumbu karang di kawasan Wakatobi mencakup lebih dari 50 persen terumbu karang dunia. Bahkan Wakatobi juga terletak di pusat "Segitiga Karang Dunia", yang mana memiliki keanekaragaman hayati serta terumbu karang terbesar di dunia. Di dalamnya pun terdapat kurang lebih 750 spesies karang dan lebih dari 900 spesies ikan.

Taman Nasional Bawah Laut Wakatobi, www.lokasiwisata.info

Di sana, anda bisa menemukan jenis ikan seperti lion fish dan clown fish. Ikan clown fish sendiri di Indonesia biasanya di kenal dengan sebutan "Nemo". Pasti semua sudah pada tahu kan! Ikan jenis ini sering wara wiri di serial TV dengan judul film "Finding Nemo".

 

Namun bukan hanya itu saja, jika anda beruntung, pada musim tertentu anda bisa menyaksikan kawanan paus putih yang kerap singgah saat belahan bumi lain sedang membeku. Ini di sebabkan karena di wilayah perairan Wakatobi terdapat alga yang melimpah dan plankton sebagai makanan paus putih.

Percaya atau tidak, pesona bawah laut Wakatobi pun telah banyak menghipnotis wisatawan asal Eropa dan Amerika. Bagi wisatawan mancanegara, "Menyelam dan melihat bawah laut Wakatobi seperti terumbu karang, membuat mereka seperti telah melihat 3/4 koral di dunia,"

Taman Nasional Wakatobi, www.wakatobinationalpark.com

Bahkan tidak sedikit pula yang mengatakan bahwa "Wakatobi Surganya Dunia Wisata Bawah Laut". Menurut tanggapan wisatawan yang sudah pernah ke sana, banyak yang mengatakan juga bahwa Wakatobi menawarkan sesuatu yang berbeda dari daerah wisata lainnya. 

Oleh karena itu, merupakan hal yang wajar jika Wakatobi berada di antara salah satu dari kurang lebih 50 taman nasional yang di lindungi keberadaannya. Bagaimana menurut Anda? Setuju gak!

 

Makassar, 8 Maret 2015