Akhir Maret tahun 2012,
aku menyempatkan diri untuk berlibur ke ibu kota negeri ini. Gak terasa, hari
ini sudah memasuki tahun kedua waktu itu berlalu. Selama di sana, banyak
pengalaman yang aku lalui. Semuanya masih tersimpan dengan rapi dalam memory
ini dan setiap kali aku mengingatnya, membuatku rindu akan masa-masa tersebut. Entah
kapan lagi diri ini akan menginjakkan kaki di kota megapolitan tersebut. Kota yang
terkenal dengan kehidupannya yang begitu keras.
Monumen Nasional, Dok. Pribadi |
Namun entah kenapa,
hampir setiap orang selalu ingin mengunjungi ibu kota Indonesia tersebut. Seperti ada sebuah magnet
besar yang menarik semua orang untuk menginjakkan kaki di sana. Bahkan kehidupannya
yang dikenal keras seakan menjadi sebuah daya tarik tersendiri, baik bagi
orang-orang di sekitar daerah tersebut maupun yang berasal dari daerah lain. Aku
sendiri merasakan hal demikian dan menjadikannya sebagai sebuah tantangan yang
patut untuk di coba. Entah bagaimana dengan orang lain yang memiliki hasrat
besar untuk bisa menginjakkan kaki di ibu kota negara tersebut.
Waktu itu, aku sama
sekali tidak mengenal seluk beluk Jakarta. Bagiku, menginjakkan kaki di kota
megapolitan tersebut merupakan pengalaman yang baru. Namun satu yang pasti, aku
harus bisa menyesuaikan diri secepatnya dengan suasana kota di mana aku berada.
Sebagai orang baru, aku pun memulai petualangan dan mencoba menyelami kehidupan
kota yang juga terkenal akan kesibukannya. Saking sibuknya, aktivitas yang
terjadi saat siang dan malam seperti gak ada bedanya.
Selama dua minggu di
Jakarta, aku menyempatkan diri untuk mengunjungi banyak tempat. Bagiku, sangat
disayangkan bila waktu yang ada tidak digunakan dengan sebaik mungkin. Salah satu
tempat yang sempat aku kunjungi adalah Monumen
Nasional. Monumen yang dibangun untuk dijadikan icon Indonesia dan saat ini
menjadi salah tempat wisata yang sering dikunjungi warga Jakarta.
Sebagai wisatawan, aku
pun tidak menyia-nyiakan keindahan Monumen Nasional serta pemandangan di
sekitarnya yang dipenuhi taman dan pepohonan yang menghijau. Aku juga tidak mau
kalah dengan wisatawan lainnya ketika menyusuri setiap lorong yang ada di dalam
Monas. Mulai dari pelataran sampai ke dalam monumen di mana terdapat berbagai
lukisan yang menggambarkan sejarah perjuangan rakyat Indonesia. Tak lupa pula mengabadikan
setiap momen yang aku lewati ke dalam kamera yang kubawa.
Moment Yang Tak Akan Terlupakan, Dok. Pribadi |
Setelah puas menikmati
keindahan yang ada di dalam Monas, aku pun bergegas menuju pelataran atas di
mana lift menuju puncak Monas berada. Sambil menunggu antrian, aku menyempatkan
diri untuk menikmati makanan ringan yang aku bawa. Gak berselang lama, aku pun
mendapatkan giliran untuk menuju puncak Monas. Sesampainya di atas aku pun tak
menyia-nyiakan kesempatan yang langka tersebut. Segera saja aku menyewa koin yang
di khususkan untuk pengguna teropong atau periskop.
Dengan menggunakan
teropong atau periskop, aku bisa menyaksikan pemandangan kota Jakarta dari
ketinggian 115 meter. Sensasi yang di dapatkan pun berbeda bila dibandingkan dengan
melihat biasa tanpa menggunakan periskop. Dari ketinggian tersebut, semua yang
berada di bawah Monas terlihat seperti miniatur. Sambil menikmati pemandangan
kota Jakarta, aku juga menyempatkan untuk mengabadikan keindahannya dari segala
arah. Dan untuk hasil jepretan aku yang menggunakan kamera smartphone Samsung
Galaxy Young, bisa anda saksikan di bawah ini :
Bank Indonesia, Dok. Pribadi |
Mahkamah Agung, Dok. Pribadi |
Pertamina, Dok. Pribadi |
Makassar, 29 Maret 2015
Catatan :
*Semua foto-foto di atas merupakan dokumen pribadi*
Wah ini calonnya ya..hihi imut banget
BalasHapusHahaha... bisa aja Mba Gustyanita Pratiwi
HapusSaya terakhir kali ke Monas waktu masih SD. Waktu itu belum sempat nyobain periskopnya.Jadi pengin ke sana lagi, hihi.
BalasHapusBtw, salam kenal ya, Mas Arif *eh, benar kan namanya Arif?* :D
Pakai periskop lebih bagus lagi melihat pemandangannya dan bisa menjangkau jarak yang lumayan jauh serta lebih jelas lagi objek yang ingin di lihat.
HapusIya, nama pena saya Arif.
Saya yang deket sama jakarta malah belum pernah ke Monas lagi. Terakhir waktu masih kecil :D
BalasHapusOrang Depok ya Bu. Itu yang di samping saya di foto orang Depok juga. Semakin ramai kalau sekarang pengunjungnya, banyak bule juga yang berkunjung ke sana.
HapusMs tim, belakang poto kalian bedua, ada gue tuh, di atas tulisan "monumen nasional" :') haha
BalasHapusHahaha.... itu kan patung. Lupa deh nama patungnya, yang jelas patung seorang pangeran. Antara Pangeran Diponegoro sama Pangeran Antasari tuh nama patungnya.
Hapusoh iya, liebster award (lagi) noh mas di postingan teranyar gue :D
BalasHapusNtar Aku liat mas di postingannya.
Hapuswow, ternyata gedung-gedung yang selama ini bisa diliat di tv, bisa diliat di monas, kereeen.
BalasHapusbelum pernah ke jakarta, jadi iri -,-
Iya Mba Iilajah, yang saya hafal ada gedung Bank Indonesia, Menara BNI, Menara BCA, Gedung Pertamina, Terminal Kereta (lupa namanya), Masjid Istiqlal, MNC Group, Wisma Nusantara (tempat TV One), Menara disampingnya Hotel International, dan masih banyak lagi.
HapusNjirrr keren juga yaa main main di monas.... Gue kira nggak ada terepong di monas. Cuma kayak gedung galeri hahaha....
BalasHapusOh iya, itu lapangan apa ya? Dari atas keliatan bagus banget hahaha
Lupa nama lapangannya, tapi sering di pakai tuh sama TNI untuk latihan. Kebetulan di sampingnya Pertamina ada markas besarnya TNI.
HapusNjirrr keren juga yaa main main di monas.... Gue kira nggak ada terepong di monas. Cuma kayak gedung galeri hahaha....
BalasHapusOh iya, itu lapangan apa ya? Dari atas keliatan bagus banget hahaha
Saya juga tadinya mikir gak ada persikop, tapi pas sampai di atas baru tahu juga kalau ternyata ada periskop yang bisa di gunakan untuk melihat pemandangan lebih detail lagi.
Hapusaku belum pernah ke Monas...mau banget kesini :)
BalasHapusBoleh tuh Mba sekali-sekali, biar tahu juga kaya gimana suasana Icon Indonesia yang menjadi kebangggaan warga Jakarta.
HapusAku belum sempet ke puncaknya itu,, rame banget kalo weekend..
BalasHapusAku berkunjungnya bukan weekend, tapi lumayan ramai juga pengunjungnya. Gak tau deh kalau weekend seramai apa.
Hapusbiasanya kalau ke Jakarta pasti ada kegiatan, jadi belom sempet-sempet maen ke Monas :D
BalasHapusHehehe...... pasti lagi sibuk ya Mba Gustu Indah Primadona, makanya belum sempat ke sana.
Hapusterakhir saya ke monas 4 tahun yang lalu, Agak aneh saat di ruang yang ada biorama diapkai pengunjung untuk tidur2an. gak ok banget, apa sekarang masih seperti itu ya
BalasHapussama mbak,saya juga terakhir ke monas 4 tahun yang lalu,dilihat dari atas monas kota jakarta memang begitu mas,hehe dokumentasinya detail juga mas. :)
HapusKalau waktu saya berkunjung gak nemuin kaya gitu. Tau deh kalau hari-hari lainnya kaya gimana.
HapusTerima kasih untuk apresiasinya Mba Devina Putri.
HapusDesember dan januari lalu ke Jakarta, tp tak ke monas krn direnovasi. :(
BalasHapusYah... harus nunggu lain waktu lagi dunk.
Hapusmonas makin apik aja sebagai ikon kota jakarta.
BalasHapusdulu setiap ada kunjungan wisata waktu sd, sekolah saya pasti tujuannya selalu ke monas...
kalau enggak ke tmii.
Iya mas, saya juga baru pertama kali ke sana.
Hapus