Senin, 23 Maret 2015

Ketika Aksi Pencurian Di Rumah Kost Marak Lagi

Ilustrasi, Sumber : beritajalanan.com
Hidup di kota besar adalah salah satu impian yang ingin di capai oleh banyak orang. Bahkan bagi sebagian orang desa, kota seringkali di anggap sebagai tempat yang cocok untuk mengadu nasib dan mengejar impian yang selama ini di cita-citakan. Tak jarang mereka beranggapan bahwa di kota segalanya bisa di capai dan di dapatkan dengan mudah. Dalam benak mereka, di kota semuanya serba tersedia dan instan.

Namun banyak yang tidak menyadari bahwa di balik keunggulan dan kemudahan yang mereka lihat, tersimpan banyak konsekuensi yang ikut membayangi dan patut untuk di waspadai. Banyak pula yang tidak sadar bahwa kehidupan di kota sangatlah keras. Berbagai permasalahan pun dapat kita temukan di kota, bahkan lebih kompleks lagi. 

Akibatnya, tingkat kriminalitas pun ikut terdongkrak naik. Kekerasan terjadi di mana-mana bahkan tak jarang menjurus pada pencurian dan perampokan. Sebut saja contoh sederhananya, yakni mengenai aksi begal membegal yang dilakukan oleh kawanan remaja, baik yang masih dalam pengawasan orangtua dan sekolah maupun mereka yang tergolong sudah bisa mencari nafkah untuk dirinya sendiri. Itu saja baru satu contoh, belum dengan aksi-aksi lainnya seperti perampokkan, pemerkosaan, penodongan, pembunuhan, dan masih banyak lagi.

Bila kita perhatikan dengan seksama, hampir semua aksi-aksi kriminalitas yang sering terjadi kebanyakan karena motif ekonomi. Akan tetapi, terkadang karena kepandaian dari para pelaku yang jeli melihat peluang. Padahal awalnya kadang tidak memiliki niat untuk melakukan demikian. Namun bukan berarti semuanya demikian, ada juga yang memang sudah merencanakan untuk melakukan aksi kejahatan atau kriminalitas.

Biasanya, para pelaku terlebih dahulu melakukan survey terhadap lokasi yang di incar. Entah itu rumah tinggal atau rumah kost. Modus yang paling banyak di lakukan adalah pura-pura menanyakan orang yang tidak kita kenal sama sekali. Ada juga sebagian yang berprofesi sebagai pemulung, penjual buku-buku agama, dan peminta sumbangan. Untuk yang ini sering sekali saya jumpai dan dari pengalaman saya sekitar 60-75% memanfaatkan peluang. 

Tak jarang mereka memasuki rumah kontrakan dan rumah kost tanpa meminta ijin terlebih dahulu dan jika ada kesempatan mereka memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Yang di incar biasanya yang mudah di bawa dan bisa di sembunyikan dengan cepat, seperti Handphone dan laptop. Bahkan mesin cuci pun pernah di colong, waktu itu saya masih ngontrak rumah.

Bagi mereka, kawasan kost-kostan dan rumah kontrakan adalah salah satu tempat yang pas untuk melancarkan aksinya, serta merupakan sasaran yang paling empuk. Bahkan sudah di anggap sebagai lahan basah yang dapat di kunjungi kapan saja mereka mau.

Ngomongin soal kasus kriminal, baru-baru ini di tempat saya kost telah terjadi kasus pencurian. Kejadiannya kurang lebih seminggu yang lalu. Al hasil, pencuri berhasil membawa 2 laptop dan Handphone. Sang pemilik barang sendiri baru sadar saat menjelang pagi ketika melihat pintu kamar terbuka dan ada yang janggal dengan isi kamarnya. Di situlah dia baru tahu bahwa pencuri telah mengambil barang-barang milikinya dengan leluasa.

Kejadian ini merupakan yang ketiga kalinya terjadi selama aku berada di tempat kost sekarang ini. Yang pertama, korbannya adalah aku sendiri dan temanku dan barang-barang yang di curi berupa Samsung Galaxy yang baru 1 tahun lebih aku miliki, Handphone Blackberry dan laptop serta modem baru kepunyaan temanku. Kejadiannya sekitar akhir maret tahun 2013.

Sedangkan kasus kedua, yakni terjadi sehari sebelum hari pertama bulan puasa di tahun yang sama dengan kejadian pertama. Barang-barang yang di bawa maling berupa 2 Handphone, laptop, dan dompet. Namun untuk yang kedua ini ketahuan sama pemilik barang yang di curi karena tersadar dari tidurnya. Dan terjadilah kejar-kejaran di dalam kost sampai pintu gerbang. Di sini sang pencuri yang mengalami nasib sial, motor yang di bawa bermasalah saat di hidupkan. 

Akhirnya dia ke tangkap dan barang-barang yang di curi berjatuhan, sedangkan dia sendiri lari menyelamatkan diri sebelum para penghuni kost lainnya yang sudah bangun menghakiminya. Bahkan saking ketakutan, motor yang dia bawa di tinggalkan di lokasi ia melakukan aksinya. Bukannya untung malah kerugian yang di dapat, karena motornya yang baru berusia satu tahun di tinggal begitu saja sebagai barang bukti.

Dari pengalaman tersebut, aku pun semakin berhati-hati lagi. Ketika sedang keluar kost, baik jauh atau pun dekat kamar kost selalu aku kunci. Terkadang ke kamar mandi pun aku tetap melakukan hal demikian. Hehehe... keliatan yah kalau aku begitu waspada.

Makassar, 23 Maret 2015

16 komentar:

  1. Kosan saya juga pernah mas cuman kejadianya subuh gan itu dulu yang akhir2 ini bikin was-was begal jalanan mas, soalany ngalami sendiri mas 1 minggu ke begal 2 kali apa gak beruntung banget tu sekali lagi pasti dapat piring cantik kali yahhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayanya bukan dapat piring cantik lagi. Bisa-bisa dapat penghargaan langsung dari MURI karena selamat dari pembegalan.

      Hapus
  2. Jadi teringat dulu
    Saat ngontrak di dekat kerjaku
    Uang baru gajian ilang digondol maling itu
    Menangislah hatiku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jaman sekarang pencuri juga pintar nyari sasaran. Apalagi penghuni baru atau muka baru, pasti bakalan jadi incaran pertama.

      Hapus
  3. Daku jg pernah begitu, maling sepatu, yg maling org yg mulung, untung aja ketahuan duluan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang pemulung banyak yang rangkap profesinya. Kadang kalau ada kesempatan dikit aja, langsung deh main ambil. Entah itu sepatu, jas hujan, apa saja yang masih bisa di jual kembali.

      Hapus
  4. indonesia rawan begal sekarang -_-, palembang uda dari dulu mas. tapi alhamdulilah diriku masih dijaga sama rabb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagaimana gak rawan, semuanya lagi pada pengen berekspresi. Tapi sayang... cara berekspresinya agak salah. Alhamdulillah kalau selalu berada dalam lindungan-Nya.

      Hapus
    2. berekspresi yang berujung menjadi dpo om om reskrim hemm
      , sama sama dalam lindungannya mas :)

      Hapus
    3. Itu dia, makanya saya bilang ekspresi yang salah. Akhirnya jadi DPO dan kalau ke tangkap jadilah penghuni ruang ukuran 2x1.

      Hapus
  5. Wow...
    Ngalamin sendiri kecurian hhe.
    Yg pencurinya ga bisa kabur gara2 motornya mogok kasian juga tuh. Byw akhirnya ketangkep juga ga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak ke tangkap, pencurinya ngambil langkah seribu. Padahal sang pencuri bawa parang loh... Tapi sayang, gak punya nyali dan bisa jadi baru belajar mencuri.

      Hapus
  6. ternyata hidup di kota besar memang tidak mudah, tapi saya hidup disana. Memang kasus pencurian terjadi karena ada kesempatan, selain itu juga mungkin faktor ekonomi, ini merupakan kesalahan pemerintah karena dulu tidak menekankan sektor pertanian malah menekankan sektor ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi meningkat tetapi banyak masyarakat yang miskin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah... lumayan berat. Tapi mau bagaimana lagi, segala akses informasi dapat dengan mudah di dapatkan di daerah perkotaan. Kalau soal salah menyalahkan, aku gak tau yang mana yang harus di salahkan. Keduanya sama-sama salah dan juga benar.

      Hapus
  7. harus selalu waspada mas, apalagi di kos-kosan, sembarang orang suka masuk, aku dulu juga tinggal di kos-kosan, sering banget ada kejadian kehilangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, kewaspadaan wajib di tingkatkan lagi.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...