Selasa, 21 Juli 2015

Hari Yang Melelahkan Sekaligus Menyenangkan Part 2

Sumber Gambar : www.beritatrans.com
Akhirnya, tepat pukul 11.00 WITA kapal yang ditunggu menampakkan buritannya meskipun masih lumayan jauh jaraknya dari pelabuhan. Tapi setidaknya membuat perasaan lega dan tidak lagi di PHP seperti sebelumnya. Pukul 11.30 WITA kapal yang ditunggu baru sandar dipelabuhan. Sedangkan adik saya pukul 12.30 WITA baru menuju ruang tunggu setelah penumpang kapal sudah banyak yang turun. (dari informasi yang aku peroleh lebih 1000 penumpang yang turun, jumlah yang lumayan banyak)

Terbukti, saat penumpang turun pelabuhan seakan langsung penuh dan sesak mendadak. Akibatnya, suasana berdesak-desakkan pun kembali terjadi. Setelah melihat keadaan sudah mendingan baru saya mengantar adik menuju ruang tunggu (12.30 Wita). Untungnya saya dibiarkan masuk oleh petugas untuk mengantarkan adik sampai ruang tunggu. Padahal pengantar lain gak boleh mengantar sampai ruang tunggu, cukup di pintu masuk yang dijaga satpam (pos tempat kami bercerita dari pagi). Menurut saya, hal itu merupakan salah satu rejeki dibulan ramadhan.

Setelah memastikan adik sudah sampai didalam ruang tunggu pelabuhan, aku pun bergegas pulang ke kontrakan. Dengan kondisi mengantuk karena belum tidur dari kemarin siangnya, aku memacu kendaraan dengan pelan-pelan bahkan beberapa kali oleng. Alhamdulillah sampai rumah dengan selamat. Sampai dirumah aku pun baru ingat kalau ada janji sama dosen dan bertemu di kampus. Tapi karena aku sangat mengantuk, maka aku putuskan untuk tidur terlebih dahulu selama kurang lebih 30 menit (tak lupa masang alarm). 

Namun diluar dugaan, aku malah tidur selama satu jam lamanya. Segera saja aku mandi dan bergegas menuju kampus. Sayangnya, pas sampai dikampus dosen yang akan aku temui belum lama pulang. Ah... bete jadinya. Setelah kurang lebih 1,5 jam di kampus, tiba-tiba Hp-ku kembali berdering. Kali ini yang menelpon adalah sepupu saya, namun tidak aku angkat karena sudah tahu pasti akan di antar ke pelabuhan. Segera saja aku pacu kendaraan menuju rumah, karena aku yakin pasti menelponnya dari rumah.

Benar saja, setelah bermacet ria, kurang lebih 15 menit aku sudah sampai dirumah dan dugaanku pun benar. Ya... sepupuku masih menunggu dirumah. Hal ini menjadi pertanda bahwa aku akan menginjakkan kaki untuk kedua kalinya di tempat yang sama. Segera saja aku menyimpan tas dan mengunci rumah kemudian mengantarnya karena katanya kapal sudah ada dipelabuhan dan akan berangkat jam 7 malam. Kendaraan pun dipacu dengan cepat dan setelah melalui kemacetan, kurang lebih 25 menit kami sampai dipelabuhan. Ia pun segera menuju kapal karena takut gak dapat tempat yang layak (kebetulan kapal terakhir menuju daerah kami). Sedangkan aku sendiri bergegas untuk pulang kerumah mengingat waktu berbuka tinggal 15 menit lagi.

Dalam perjalanan pulang, aku kembali berkutat dengan kemacetan dan kali ini dimulai dari depan pelabuhan. Karena luas jalan di depan pelabuhan gak begitu besar dan banyak truk kontainer yang lalu lalang, maka tak ayal suasana pun berubah menjadi padat merayap dari yang sebelumnya ramai lancar. Apalagi kondisi ini bertepatan dengan waktu berbuka yang semakin dekat lagi, sehingga situasi pun menjadi semakin macet. Belum lagi ditambah dengan kendaraan yang menurunkan penumpang di pinggir jalan, termasuk beberapa angkot dan taksi juga melakukan hal demikian. Semakin gaduh lagi setiap ada kendaraan yang keluar dari penginapan yang notabene tidak memiliki tempat parkir, dimana kebanyakan memarkir kendaraannya di bahu jalan yang otomatis memakan ruas jalan.

Usai melewati kemacetan tersebut, aku pun memacu kendaraan dengan secepat mungkin. Namun sayangnya, waktu semakin mepet sehingga membuat otakku berpikir keras mencari tempat buka yang lebih dekat. Saat enak-enaknya memacu kendaraan, tiba lampu jalan berganti warna menjadi merah, otomatis aku harus menghentikan kendaraan. Di saat itu terbersit ide untuk buka puasa di masjid saja, kebetulan tinggal melewati sedikit kemacetan lagi dan satu lampu merah lagi terdapat masjid.

Masjid yang ada dalam pikiranku adalah Masjid Raya Makassar yang merupakan salah satu icon kota Makassar. Lampu merah dan kemacetan pun terlewati, segera saja aku bawa kendaraan menuju halaman masjid yang jaraknya tidak jauh dari lampu merah kedua yang aku lewati. Untungnya saat sampai di halaman masjid masih ada kurang lebih dua menit lagi sebelum waktu berbuka. Aku pun bergegas masuk ke dalam masjid dan menuju tempat wudhu terlebih dahulu, setelah itu menuju tempat mengambil santapan berbuka.

Ketika sampai di depan panitia buka puasa, rejeki yang aku dapatkan tinggallah segelas aqua. Segera saja aku mengambilnya berhubung waktu berbuka sudah tiba. Aku pun meneguk segelas air aqua tersebut, rasanya begitu nikmat dan terasa berbeda dari buka puasa sebelumnya. Entah karena efek seharian beraktivitas dan kesana kemari atau bagaimana, aku pun tak tahu. Yang aku rasakan saat itu adalah kenikmatan yang luar biasa walaupun menu berbukanya hanyalah segelas air. Setelah berbuka, aku dan seluruh jamaah menuju lantai dua untuk melaksanakan ibadah shalat magrib.

Oh iya, akibat kejadian ini, untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Masjid Raya Makassar. Selama ini, sejak tahun 2008 sampai pertengahan ramadhan, aku belum pernah menginjakkan kaki di Masjid yang menjadi salah satu icon kota Makassar ini. Kebanyakan aku hanya melewatinya, entah itu saat pulang dari pelabuhan, menuju Pasar Sentral (Makassar Mall), atau saat pulang dari Makassar Trade Center (MTC) yang di dominasi penjualan elektronik.

Setelah shalat magrib dan shalat sunnah, aku pun kembali menuju lantai dasar untuk mengambil sepatu yang aku titipkan. Tak lupa aku membayar uang parkir yang kebetulan uang di dalam dompet pas untuk membayar parkir (Rp. 2000,-). Kemudian aku pun tancap gas melanjutkan perjalanan pulang menuju rumah. Sampai dirumah aku merebahkan diri sejenak untuk mengistrahatkan badan yang kecapean setelah melalukan aktivitas selama sehari penuh. Hal itu aku lakukan sambil menunggu waktu shalat isya sekaligus tarawih.

Sekian.

Makassar, 20 Juli 2015

4 komentar:

  1. ada kalanya aktifitas yang kita lakukan terasa begitu melelahkan, tapi setelahnya justru bisa menjadi kenangan indah yang tak terlupakan, terutama bila kita bisa melewatinya dengan maksimal.
    Salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, setuju bangad. Aktivitas yang melelahkan dan dilakukan dengan maksimal, ternyata bisa memberikan kenangan yang begitu indah untuk dikenang.

      Salam kenal juga.

      Hapus
  2. BANTU PROSES DANA INSTAN KTA TANPA JAMIMAN DAN KARTU KREDIT LIMIT 10-200 JUTA, SYARAT HANYA FC KTP, SLIP GAJI MIN 3/6 JUTA, ATAU KARTU KREDIT LIMIT MIN 7 JUTA USIA 1 TAHUN, NPWP DAN COVER TABUNGAN, BUNGA KTA MULAI 0.99%-1.8% PROSES MAKSIMAL 14 HARI KERJA, MELAYANI NASABAH SELURUH INDONESIA, AMAN, TERJAMIN, UNTUK INFO HUB chairul sarto utomo tlp/sms 085600125176 pin 57EF6EF6 , BERKAS FC KTP, SLIP GAJI, NPWP, COVER TABUNGAN, KARTU KREDIT BISA DIKIRIM VIA EMAIL rooly88@gmail,com atau inbok di fb Chairul Ichsan Buana,.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...