![]() |
Tentang Orang Gila |
Duh...
rasanya waktu berputar begitu cepat. Gak terasa siang telah berganti menjadi
gelap bahkan mendekati tengah malam. Aku baru tersadar saat melihat jam di
Smartphone yang menunjukkan pukul 10 malam. Artinya, hari ini hampir 12 jam
lamanya aku berada di depan laptop kesayangan mengerjakan revisi proyek yang
ditawarkan seorang teman. Sungguh waktu yang cukup lama dan saya catat sebagai
sebuah rekor pribadi, dalam hal ini merupakan waktu terlama berada di depan
laptop.
Mengingat
waktu udah mendekati tengah malam, aku pun segera membereskan semua
barang-barang bawaan. Satu persatu aku masukkan ke dalam tas dan tak lupa pula
memeriksa kembali untuk memastikan ada yang terlupakan satu pun. Usai
memastikan tidak ada lagi yang tertinggal, aku langsung bergegas menuju motor
kesayangan dan memacunya menuju pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, aku baru teringat akan cucian yang paginya gak sempat aku jemur. Sehabis menjemur cucian dan makan malam, aku tidak langsung tidur meskipun lelah seharian kerja gambar. Seperti biasa sebelum tidur, aku selalu menyempatkan diri untuk berkunjung dahulu ke dunia maya hanya untuk mengecek email, pesan di facebook, atau pun sekadar menengok blog yang belakangan ini telah menjadi bagian dari hidup saya.
Di tengah ke asyikan menengok salah satu media sosial, mata saya tertuju pada sebuah judul artikel yang menurut saya unik. Artikel itu di beri judul "Muadzin Gila" yang ditulis oleh blog dengan nama "7 Liputan Berita". Selain judulnya yang unik, isi dari blog itu juga sangat menyentuh dan sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada era modern ini.
Mau tahu bagaimana cerita lengkapnya? Berikut saya lampirkan di bawah ini!
Suasana
sebuah kampung tiba-tiba heboh, karena pada saat jam 22.00 terdengar adzan
berkumandang dari sebuah mushalla setempat melalui pengeras suara yang memecah
keheningan malam. Warga berbondong-bondong mendatangi mushalla itu meski mereka
sudah tahu siapa yang melakukannya.
Mbah
Sadi, suaranya sudah dikenal di kampung itu, umurnya sudah mencapai kepala
tujuh.
Warga
dipenuhi pertanyaan, mengapa Mbah Sadi adzan pada jam sepuluh malam..??
Ketika
warga sampai di pintu mushalla, Mbah Sadi baru selesai adzan dan mematikan
sound system.
“Mbah....
tahu gak, jam berapa sekarang..??” kata Pak RT.
“Adzan
apa jam segini, Mbah..??” “Jangan-jangan Mbah sudah ikut aliran sesat,” sambar
Roso dengan nada prihatin.
Sekarang
banyak betul aliran macam-macam. “Ah, dasar Mbah Sadi sudah gila. “Kalau nggak
gila, mana mungkin adzan jam segini..??”
“Kalian
ini......,” jawab Mbah Sadi tenang. “Tadi, waktu saya adzan Isya, tidak seorang
pun yang datang ke musholla.
Sekarang
saya adzan jam 10 malam, kalian malah berbondong-bondong ke mushalla. Satu
kampung lagi...!!!
Kalo
gitu... SIAPA YANG GILA....???”
Wargapun
pulang satu persatu tanpa protes lagi. Termasuk Pak RT yang kemudian menjauh
perlahan-lahan, tak berani melihat wajah Mbah Sadi. Mawas diri dipanggil dan di
ingatkan yg baik2 kadang2 kita tdk mau mendengarkan. Tetapi begitu ada
kesempatan mem-bodoh2kan dan memarahi orang, kita menyempatkan diri..
Intinya
intropeksi diri sendiri, sebelum menilai orang lain. Betul gak teman-teman!
Semoga
bermanfaat dan ada hikmahnya!
Makassar, 8 Sepetember 2015
iya, setuju, jgn seenaknya menjudge org tnpa bercermin pd diri sendiri dulu....
BalasHapuscara menegur mbah sadi benar benar unik
Ya, begitulah kenyataan yang terjadi saat ini. Kebanyakan orang pintar menegur orang lain, tapi lupa mengintropeksi dirinya sendiri.
HapusYa, begitulah kenyataan yang terjadi saat ini. Kebanyakan orang pintar menegur orang lain, tapi lupa mengintropeksi dirinya sendiri.
Hapussebeanrnya saya sudah baca cerita ini dari beberapa fanspage tapi kalau kita bisa ambil kesimpulan adalah kadang kita dipanggil baik-baik datang ke masjid kita malah mencampakkannya, namun ketika kita di panggil ke masjid diluar jadwal kita malah mengeluh dan aneh kemudian datang ketempatnya. Hayo yang gila udah bisa kelihatan nih
BalasHapusYah begitulah kenyataan yang terjadi saat ini, harus dipanggil dengan cara yang tidak biasa baru mau sadar.
Hapushem cerita ya bagus nih mas, karena memang kadang hal sepele ini tak terduga, masak adzan di tengah malam, pada waktu sholat saja pada tidak datang, eh giliran tidak waktunya malah datang, lucu tapi punya catatan yang membangun dan logika yang keren
BalasHapusTerima kasih untuk apresiasinya.
HapusBenar bangad, zaman sekarang hal-hal sepele sering di abaikan dan memilih melakukan hal besar. Padahal hal besar akan terwujud jika di mulai dari hal sepele dulu.
Menohok banget sampe ke jantung, kritikan pedas untuk Umat islam yang masih males-malesan berjamaah ke masjid, niceee
BalasHapusSetuju Mbak Amri Evianti. Seharusnya umat muslim sadar bahwa selama ini kebanyakan hanya mementingkan urusan dunia dan melupakan urusan akhirat.
Hapusbetul banget mas, instrospeksi diri itu lebih baik dari pada menjudge orang lain tanpa mengetahui asli nya.
BalasHapusHehehe... zaman sekarang kebanyakan orang hanya bisa menjudge orang lain, tapi sama dirinya sendiri gak bisa.
Hapus10 jam di depan laptop... cidera juga tuh pikiran
BalasHapus*12 jam
HapusHehehe... gak cedera kok, cuma gak sadar aja udah kelamaan duduk di depan laptop dan baru tuh ngalamin hal kaya gitu.
Hapusberkaca dengan diri sendiri dulu sip di catat. Dari tulisan ini jadi pengingat untuk kita semua ya. Btw cucian jangan lupa di jemur :)
BalasHapusHahaha... udah di jemur kok Mbak Lidya.
HapusMbah Sadi caranya nyeleneh ya mas timur.. rada-rada nakal untuk menyadarkan umat.. hehehehehe :) adzan isya, gak ada yang datang, nah adzan jam sepuluh pada berbondong2... hehehehehehe :)
BalasHapusHehehe... nyeleneh, tapi langsung mengena sasaran.
Hapusmasih untung mbah sardi mengingatkan sholat isya....
BalasHapusdaripada malaikat mikail. sekali tiup terompet mana sempet lagi mau sholat. yang ada dunia bergoncang..
mungkin didalam hati warga yang datang tadi mengucapkan, terimakasih mbah, uda mengingatin. waktu sholat yang sengaja atau tidak sengaja kami tinggal
Benar bangad, untuk masih ada yang peduli dan mengingatkan kembali. Coba kalau gak, bisa-bisa kiamat udah dekat tuh.
Hapuslihat diri sendiri duku sebelum menilai orang lain ya mas hehehe
BalasHapusSeharusnya seperti itu, menilai diri sendiri dulu baru kemudian menilai orang lain. Kan gak enak kalau seperti "tong kosong" yang nyaring bunyinya.
Hapuskritikan'a sangat pedas mas
BalasHapusKalahin pedasnya cabai ya.
Hapusketika pertama kali baca, rasane mak jleb...
BalasHapus12 jam di depan laptop? jadi inget beberapa tahun lalu pas masih belum punya laptop, pinjem punya temen dan ku pakai dari jam 7 pagi sampai 12 malem (cuma mati istirahat waktu shalat maghrib) dan mengerjakan AutoCAD. laptop yg sangat berjasa (selain laptopku sendiri tentunya) :D
Wah... masih kalah donk saya sama mas Nugroho.
HapusHihi...lucu ya...tp keren ideny, mmg klo kita nunjuk ke org 4 jari kita malah nunjuk k diri sendiri :)
BalasHapusHehehe... Sayangnya kebanyakan orang tidak menyadari hal itu. Bisanya hanya menunjuk orang lain, tapi tidak tahu kalau di saat bersamaan menunjuk dirinya sendiri juga.
Hapusbenar benar sindiran yang cerdas,, jika ini benar adanya orang tersebut benar benar cerdas melihat kondisi
BalasHapusIya, sindiriannya benar-benar langsung ke sasaran.
Hapus