Seperti biasa, setiap kali bulan
ramadhan tiba dan menjelang hari Raya Idul Fitri, umat muslim khususnya
di Indonesia kembali dihadapkan pada sebuah tradisi yang diwariskan
secara turun temurun. Sebuah tradisi yang jika diperhatikan menjadikan
negeri ini semakin unik dan berbeda dari negara lainnya di dunia.
Tradisi yang dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan dan
menarik untuk di simak. Tradisi apakah yang dimaksud? Apalagi kalau
bukan “Mudik”.
Biasanya setiap kali musim mudik tiba, selalu identik dengan kemacetan yang bertambah parah dan kecelakaan, baik itu yang disebabkan oleh kendaraan roda dua maupun empat. Identik pula dengan aktivitas berdesak-desakkan, khusus untuk pengguna transportasi kapal laut dan kereta api. Bahkan sering juga di samakan dengan kehabisan tiket yang biasa terjadi pada transportasi udara (pesawat) dan darat (kereta api).
Dalam beberapa tahun belakangan ini,
fenomena “mudik” semakin meningkat tajam. Alhasil, kemacetan dan
kecelakaan pun seringkali terjadi bahkan tak bisa dihindarkan lagi.
Penyebabnya bermacam-macam, entah itu karena kesalahan dari manusianya
sendiri maupun berasal dari faktor lain, seperti kelebihan muatan pada
kendaran yang digunakan, keadaan jalan yang tidak memadai atau dari
kondisi kendaraan yang tidak di cek terlebih dahulu sebelum melakukan
aktivitas mudik dan masih banyak lagi faktor lainnya yang sering kali di
sepelekan.
Belajar dari pengalaman-pengalaman
tersebut, akhirnya berbagai pihak pun ikut melibatkan diri dalam
mempersiapkan mudik. Misalnya, perbaikan jalan rusak yang setiap
tahunnya selalu di buru bahkan tak jarang dilakukan pelebaran jalan
ataupun pembuatan jalan baru. Tak sampai di situ saja, pengamanan pun
dilakukan oleh pihak Polri dengan maksud agar aktivitas mudik tetap
lancar, aman, terkendali, tertib dan nyaman. Belum lagi di tambah dengan
kehadiran posko-posko simpatik yang biasanya di bangun di sepanjang
jalur yang dilalui pemudik, baik yang disiapkan oleh pihak kepolisian,
instansi pemerintah, swasta maupun relawan yang ikut melibatkan diri.
Bahkan semua persiapan ini sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum
ramadhan tiba.
Selain berbagai persiapan di atas,
beberapa tahun terakhir ini kembali di warnai dengan tren “Mudik
Gratis”. Tujuan dari program ini adalah untuk mengurangi kemacetan,
angka kecelakaan, bahkan untuk membantu masyarakat yang tidak
mendapatkan tiket mudik atau tidak memiliki dana yang cukup untuk pulang
ke kampung halaman. Program ini melibatkan banyak pihak, baik itu dari
pemerintah atau swasta dalam hal ini melaui bantuan berbagai brand dan
tentunya juga dari berbagai perusahaan. Di mana para hanya mendaftarkan
diri, termasuk keluarga bagi yang memiliki keluarga dan daerah tujuan
mudik.
Dengan adanya mudik gratis ini, banyak manfaat yang bisa di dapatkan. Misalnya kemacetan jadi berkurang dan
angka kecelakaan pun bisa ikutan berkurang. Bagi pemilik brand akan
meningkatkan kecintaan konsumen pada produk yang mereka miliki.
Sedangkan bagi perusahaan, tentu saja akan meningkatkan kinerja dan
loyalitas karyawan yang akan berdampak pada kemajuan perusahaan di masa
yang akan datang.
Di sisi lain, pemudik pun merasa
terbantu. Contohnya, bagi karyawan perusahaan tidak perlu capek-capek
lagi untuk berburu tiket mudik atau takut tidak kebagian, mempersiapkan
kendaraan yang akan digunakan, berjibaku dengan kemacetan, melawan rasa
lelah dan ngantuk serta emosi yang kadang ikut terpancing. Lebih-lebih
lagi bagi mereka yang memiliki dana pas-pasan atau tidak cukup untuk
pulang ke kampung halaman. Mudik gratis adalah jalan satu-satunya
sekaligus harapan terakhir yang akan mewujudkan impian mereka untuk
menengok sanak saudara di kampung halaman.
Makassar, 6 Juli 2015
Wah enak nih, biasanya kalau udah musim lebaran selalu ada program mudik gratis
BalasHapusYa, enak buat yang mudik.
HapusBuat yang gak mudik, biasa aja ya pa Timur, walau gratis... hehehehe :)
BalasHapusHehehe... bisa jadi ada yang begitu.
Hapuskayaknya saya nggak bisa ramadhan ke kampung -_-... sedih campur senang membaca postingan ttg mudik
BalasHapusKok sedih bercampur, apa jangan-jangan kampungnya bukan di desa seperti para perantau yang sedang mudik.
Hapussaya tiap tahun ga pernah mudik, wong kampung saya di sini
BalasHapushe he he
iri sih kalo liat temen yang siap2 pengen mudik...
Hahaha... jadi tiap tahun kerjanya hanya menonton yang mudik lewat televisi dunk.
HapusAsik bagi yang mudik. Bisa gratis. Kalau yang gak mudik... hiks. :D
BalasHapusYang gak mudik berlibur ke tempat wisata aja.
HapusPernah ngerasain aktivitas mudik walaupun gak gratis..hehe.. Rame dan sesaknya gimanapun jadi kenangan sendiri^^
BalasHapusDi situlah nikmatnya mudik lebaran. Selain rame, juga harus berdesak-desakkan dengan penumpang lainnya.
Hapuswah ada mudik gratis juga nih, asik dong untuk para pemudik gaa perlu mengeluarkan uang nya :D
BalasHapusIya, asyik buat yang mudik gratis dan dapat program ini.
Hapussemoga mudik gratis ini bukan ajang untuk mereka hanya modus doang atau ada bisnis dibalik itu
BalasHapusNah... itu yang ditakutkan, artinya ada timbal balik yang di harapkan.
Hapus