Rekatkan Budaya Bersama TMII, Sumber : www.blog.kompasiana.com |
Indonesia memiliki beragam budaya yang
menarik untuk di perhatikan. Mulai dari baju adat, senjata tradisional,
tarian tradisional, rumah tradisional, sejarah bangsa dan lain
sebagainya. Beragam budaya tersebut tersebar di setiap daerah dan
memiliki daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang menyaksikannya.
Semua
itu merupakan kekayaan yang di wariskan oleh nenek moyang kita sejak
dahulu. Warisan tersebut patut untuk kita jaga dan di lestarikan untuk
anak cucu kita kelak, seperti yang telah dilakukan oleh Ibu Negara ke
dua RI, Ibu Tien Soeharto. Yang mana lewat gagasan yang dimilikinya, Ibu
Tien menginginkan sebuah Miniatur Indonesia berbentuk taman yang di
dalamnya mampu menggambarkan wilayah Indonesia beserta budayanya,
keindahan alam, dan kekayaan alamnya.
Siapa
sangka, kini Miniatur Indonesia tersebut atau yang lebih dikenal
dengan “Taman Mini Indonesia Indah” sebentar lagi akan memasuki umur
yang ke 40 tahun, sejak didirikan pada 20 April 1975. Seiring
berjalannya waktu, TMII tiada henti mengikuti setiap perkembangan jaman
dan semakin hari semakin menunjukkan perannya sebagai perekat budaya
bangsa. Hal ini bisa kita lihat setiap tahunnya, di mana TMII mampu
menyelenggarakan lebih dari 500 kegiatan budaya.
Bukan
hanya itu saja, TMII juga dikenal sebagai pusat wisata budaya,
menampilkan miniatur kepulauan Indonesia, replika rumah adat dengan
koleksi etnografinya, museum dengan arsitektur modern, kereta gantung,
Teater IMAX Keong Mas, taman-taman flora dan fauna, dan Teater Tanah
Airku.
Meskipun
sempat beberapa kali ke Jakarta, tapi aku belum sempat menginjakkan
kaki di Miniatur Indonesia ini. Namun bagiku TMII bukan lagi merupakan
suatu hal yang asing. Mengapa? Karena sejak kecil aku sudah mendengar
nama itu dari teman-teman yang pernah di undang ke Jakarta saat acara
ulang tahun TMII yang ke-23. Kalau gak salah, saat itu Presiden
Indonesia masih Pak Harto (Soeharto). Selain itu, aku juga mengetahuinya
lewat buku yang pernah ku baca.
Mungkin
ada pembaca yang bertanya-tanya, apa yang dilakukan oleh teman-temanku
sehingga mereka di undang ke acara ulang tahun TMII yang ke-23. Waktu
itu, teman-temanku terpilih sebagai kontingen yang akan mewakili
Sulawesi Tenggara pada acara ulang tahun “Taman Mini Indonesia Indah” yang ke-23.
Dalam acara ulang tahun tersebut, teman-temanku akan menampilkan tarian daerah Tomia yang merupakan salah satu tarian khas Kepulauan Tukang Besi yang saat ini populer dengan nama Wakatobi. Adapun tari-tarian yang di bawakan adalah Tari Eja-Eja.
Bahkan tarian tersebut terpilih sebagai tarian pembuka pada acara ulang
tahun TMII. Tentu saja tarian tersebut terpilih setelah di seleksi
dengan tarian dari daerah lain di seluruh Indonesia.
Tari Eja-Eja, Sumber : www.laborestay.pun.bz |
Sebagai
tarian yang terpilih, Tari Eja-Eja mendapatkan kepercayaan untuk
memimpin barisan paling depan. Selain itu, Tari Eja-Eja merupakan tarian
pertama yang akan mendapatkan kehormatan untuk berjabat tangan langsung
dengan Presiden RI, yang mana saat itu di pegang oleh Soeharto. Bahkan
dalam pidatonya, Pak Harto berharap Tari Eja-Eja akan menjadi salah satu
tarian nasional. Namun apa daya, pemerintah daerah tidak memanfaatkan
peluang tersebut.
Lantas,
seperti apakah itu tarian Eja-Eja? Tari Eja-Eja atau dikenal juga
dengan nama Sajo Moane adalah tarian yang biasa ditampilkan untuk
menyambut prajurit kerajaan yang baru pulang dari medan perang.
Sedangkan eja-eja itu sendiri bermakna merah-merah.
Teriakan Salah Satu Penari, Sumber : www.laborestay.pu.bz |
Tarian ini diperankan oleh sekelompok anak-anak dan salah seorang dari mereka akan memberikan aba-aba, berupa teriakan “Lelekooo!”.
Setelah itu, sekelompok anak-anak tersebut akan membentuk sebuah
formasi perang. Dilengkapi senjata berupa parang dan tameng. Terlihat
berjingkrak sembari memutar-mutar parang dan membentuk posisi bertahan
dan menyerang.
Agar peragaan perang terlihat lebih menarik dan nyata, kelompok
ini kemudian membagi diri menjadi dua kelompok sehingga terlihat seperti
dua pasukan yang bebar-benar siap perang. Adegan dilanjutkan dengan
saling serang menggunakan parang dan saling tahan tameng satu sama lain.
Sedangkan untuk senjata dan tameng yang digunakan terbuat dari kayu.
Formasi Dua Kelompok, Sumber : www.laborestay.pun.bz |
Tarian ini biasanya
digelar untuk menyambut tamu yang berkunjung ke Tomia, baik itu tamu
pemerintah daerah maupun tamu domestik dan mancanegara. Dan untuk lebih
lengkapnya bisa anda saksikan dalam video di bawah ini :
Itulah ceritaku tentang Taman Mini Indonesia Indah, di mana semua berawal dari tarian asli daerahku yang diundang untuk tampil di TMII dan di hadapan Presiden RI ke-2, yakni Soeharto.
Catatan :
Makassar, 6 April 2015
Catatan :
*Tulisan ini disadur dari Akun Kompasiana saya dan sedang di ikutkan dalam lomba yang di adakan oleh TMII sebagai peringatan 40 tahunTMII*
ulasan yg menarik...
BalasHapusTerima kasih untuk apresiasinya.
HapusSaya terakhir mampir di TMII saat kuliah dulu. Liburan kuliah mampir ke TMII. Era jadul banged taonb 1993 gitu deh, Hiehiheie lama banged ya
BalasHapusUdah lama juga ya pak kalau di itung-itung.
Hapussaya belum pernah ket tmii, tapi sepertinya tmii itu minimarket indonesia ya mas. :)
BalasHapusMiniatur mas bukan minimarket, ntar di kira jualan lagi. hehehe... maaf ya di koreksi dikit.
Hapusmaaf mas, salah ngomong heheheh. ya nggak apa apa :)
HapusHehehe....
HapusWah saya juga belum pernah ke TMII , hihihi :D
BalasHapusHahaha.... dunk Mba Efi.
HapusWah saya juga belum pernah ke TMII , hihihi :D
BalasHapusYah... double, komentar yang ketiga nanti bakalan dapat hadiah piring cantik.
HapusIndonesia memang kaya..slh satu hartanya adalah ya ini..tari eja eja...
BalasHapusApa kbr y tmii..
Trakhir kesana thn 2010 an gt...lama..
Iya benar, Indonesia memang negara yang kaya, baik itu budaya maupun kekayaan alam sendiri.
Hapusowh lagi ikutan lomba. moga menang ya :D
BalasHapusaku belum pernah ke tmii, pengen siih, ada yang mau ngongkosin? XD
Hahaha.... kapan ya bisa ngongkosinnya.
Hapus