Rejeki di Tanggal Tua |
Ketika tanggal
tua tiba, otak pun ikutan berubah. Dari yang sebelumnya santai menjadi pemikir
yang handal bak seorang profesor yang sedang dikejar deadline. Entah mengapa
bisa seperti itu, tapi kenyataan membuktikan demikian. Efek tanggal tua begitu
jelas terlihat dan memberikan pengaruh besar kepada setiap individu yang
mengalaminya. Jika diperhatikan, begitu mudahnya tanggal tua mengubah
kepribadian setiap individu.
Nggak percaya? Lihat saja contohnya dalam video dibawah ini, dimana Budi mendadak galau ketika tanggal tua tiba.
Nggak percaya? Lihat saja contohnya dalam video dibawah ini, dimana Budi mendadak galau ketika tanggal tua tiba.
Berbicara
tentang tanggal tua dan seperti yang di alami Budi, saya juga punya banyak pengalaman menarik untuk diceritakan. Namun kali ini hanya satu saja yang akan saya ulas. Pengalaman kecil ini saya alami setahun yang lalu,
atau lebih tepatnya hari Kamis tanggal 30 Juli 2015. Kejadiannya pun
berlangsung selama sehari penuh dan berlangsung ditempat yang terbilang
spesial.
Mau cerita
lengkapnya! Jangan ke mana-mana kalau begitu, duduk diam di depan laptop atau
gadget kesayangan anda dan simak baik-baik cerita langka dan berharga dari saya!
Saat itu, semua orang sedang asyik menikmati empuknya kasur dan
nyamannya selimut yang melilit di badan, namun saya malah terbangun menjelang dini
hari, tepatnya hampir jam 2 WITA. Seperti biasa, setiap kali saya sudah
terbangun dari tidur, maka sudah bisa dipastikan susah untuk kembali memejamkan
mata. Sehingga mau gak mau saya harus begadang kembali sampai matahari
menampakkan diri dipagi hari.
Jika sudah
demikian, maka saya pun mencoba untuk mengisi waktu yang ada dengan berbagai
aktivitas. Usai menunaikan shalat malam (tahajjud), saya menyalakan laptop dan
kembali melanjutkan proyek kecil-kecilan yang saya terima sembari berseluncur di
dunia maya. Proyek yang saya kerjakan adalah perencanaan sekolah (SMP), dalam
hal ini Rencana Pembangunan Gedung Baru (RKB) dari dinas pendidikan.
Perencanaan tersebut saya kerjakan sampai pagi hari dan hanya istirahat ketika
waktu shalat shubuh tiba.
Ketika matahari
sudah menampakkan diri di ufuk timur, gambar perencanaan pun saya hentikan
sekaligus mengistirahatkan laptop yang sudah mulai panas. Aktivitas pun saya
lanjutkan dengan membersihkan rumah yang kebetulan saat itu saya ditinggal mudik oleh kedua
adik saya. Usai membersihkan rumah, saya sedikit bengong karena tidak tahu harus
mengerjakan apalagi. Mau ke kampus untuk mengurus permasalahan yang membuat
skripsiku tertunda pun gak mungkin karena aktivitas akademik lagi diliburkan.
Hal ini lakukan berhubung lagi ada tes penerimaan MABA (Gelombang II) di kampus.
Ditengah
kebingungan yang melanda, tiba-tiba saya teringat akan sebuah seminar yang
kebetulan juga berlangsung di hari yang sama. Namun demikian, saya tak langsung
beranjak untuk mandi dan bergegas menuju lokasi seminar. Saya masih
menimbang-nimbang dahulu karena beberapa alasan, diantaranya belum juga ada
konfirmasi dari pihak penyelenggara dan berhubung tanggal tua, keuangan pun
lagi menipis. Bahkan uang yang tersisa direkening nggak bisa ditarik lagi lewat ATM karena nominalnya dibawah 50 ribu.
Sambil
menimbang-nimbang, saya mengambil kunci motor kemudian mengecek tangki dengan
harapan bahan bakar cukup untuk perjalanan bolak balik dari rumah ke lokasi
seminar. Untung saja saat mengecek tangki motor, bahan bakar yang ada masih
lumayan banyak. Saya pun bergegas untuk mandi dan bersiap-siap menuju lokasi
seminar. Tepat jam 8.30, aku berangkat menuju tempat seminar sambil berharap
tidak macet walaupun sudah telat sebenarnya. Dan benar saja, jalanan masih
terlihat lengang, sehingga saya tiba di lokasi acara 15 menit kemudian.
Ketika sampai
dilokasi acara, saya pun langsung bertanya pada seorang satpam yang berjaga pagi
itu. Setelah dipastikan benar dan di ijinkan masuk, segera saya pacu kembali motor kesayangan menuju tempat parkir. Saat sampai ditempat parkir,
ternyata peserta yang hadir sudah lumayan banyak. Saya pun cepat bergegas menuju
lobi agar tidak terlambat mengikuti acara seminar.
Seperti acara
seminar pada umumnya, peserta diwajibkan untuk mengisi daftar hadir yang
disediakan oleh panitia. Uniknya, setelah mengisi daftar hadir, peserta juga
wajib memberikan tanda tangan pada sebuah banner kosong yang telah disediakan.
Usai tanda tangan, peserta kembali diwajibkan untuk berfoto dengan pihak
panitia. Sebagai warga negara yang baik, saya pun tidak mempermasalahkan hal
demikian. Malah menyambutnya dengan senang hati.
Sesi berfoto
pun usai, saya segera menuju ruangan tempat acara berlangsung dan mencari
rekan-rekan Blogger Makassar lainnya. Alhamdulillah tidak sulit untuk menemukan
rekan-rekan blogger, karena setiap komunitas sudah disediakan tempat
masing-masing dan ada penandanya. Langsung saja saya nimbrung dengan rekan-rekan blogger
lainnya dan berkenalan dengan mereka semua, karena hari itu baru pertama kali
bertemu dengan mereka di dunia nyata.
Usai
berkenalan, salah seorang rekan blogger menawarkan sarapan pagi. Saya yang
kebetulan belum sarapan saat berangkat langsung mengiyakan dan mengekor
dibelakang, seperti halnya anak itik yang ikut induknya. Adapun sarapan yang
disediakan oleh penyelenggara antara lain, kue, kopi, susu, dan teh, serta
beberapa pemanis, seperti cream, gula merah, gula rendah kalori, dan gula
manis. Karena beberapa bulan belakangan saya sering minum kopi, maka pilihan pun jatuh
pada kopi susu. Tak lupa juga saya mengambil beberapa kue dan pemanis untuk kopi,
yakni satu sachet gula merah dan cream.
Tak lama
kemudian, acara pun di mulai dan ternyata yang menjadi MC tidak asing bagiku.
Meskipun tidak pernah berkenalan, tapi saya tahu kalau MC acara hari itu adalah
Mbak Lala. Kenapa saya bisa tahu? Karena beberapa kali mengikuti
seminar/workshop, kebanyakan MC yang saya temui adalah Mbak Lala.
Oh iya, Seminar
ini diselenggarakan oleh BNPT dengan tema "Damai di Dunia Maya"
dengan peserta yang hadir kurang lebih dari 300 peserta. Detik, menit dan jam
pun berlalu dan tibalah pada waktu istirahat sekaligus dirangkaikan dengan
makan siang. Saya dan teman-teman yang kebetulan juga sudah lapar tidak
menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Kami pun bergegas menuju hidangan makan
siang yang disediakan. Tak lupa juga kami menunaikan ibadah shalat zuhur usai
menyantap makan siang.
Pukul 13.30
acara kembali dilanjutkan sampai pukul 16.45. Selama rentang waktu tersebut,
berbagai materi kami terima dengan seksama, baik dari BNPT dan IDT (lupa
kepanjangannya). Bahkan kami juga masih sempat menikmati cemilan sore. Saya sendiri kembali mengambil kopi yang dicampur susu ditambah sedikit pemanis
(gula merah) serta beberapa kue juga.
Sebelum acara
benar-benar di tutup oleh MC yang cantik jelita, ada pemberitahuan yang membuat
peserta seminar/workshop menjadi sumringah dan bersorak karena kegirangan. Dari
informasi yang diberikan, peserta akan mendapatkan kenang-kenangan berupa
sertifikat plus uang saku. Sungguh sebuah berita yang sangat menyenangkan dan
jarang terjadi. Saya yang was-was ditanggal tua menjadi sedikit lega mendengar
penyampaian dari MC tersebut. Siapa sangka, hari itu penuh dengan rejeki yang
tak terduga.
malah jadi aktif ya mas di tanggal tua, karena banyak seminar dan proyek..
BalasHapusdulu kalo tanggal tua tiba, pas jamannya masi kuliah ni...biasanya aku makan nasi dicampur kacang atom malah...ckckkck #tapi ini tidak patut ditiru
Iya, akhir bulan kegiatan malah semakin banyak dan dikejar deadline.
HapusSepertinya memang benar2 rezeki yang tidak di duga2 mas... Oh ya, boleh tau berapa besar uang sakunya itu ? : D
BalasHapusPada tulisan saya yang beberapa hari lalu, juga ada cerita tentang keajaiban rezeki yang dialami oleh teman saya. kalau ada waktu silahkan mas main2 ke blog saya...
Lumayan buat makan seminggu mas uang saku yang diberikan.
HapusSiip, nanti saya main ke blognya juga.
sepertinya emang udah jadi adat jika seminar ataupun apapun namanya saat pulang selain mendapatkan sertifikat sebagai tanda kita telah mengikuti materi yang diseminarkan, pun dapet uang duduk istilahnya...ya angpau seratus hingga sejuta malahan pernah juga saya dapetin....sering-sering ajah seminarnya ya kang
BalasHapusDari beberapa kali ikut seminar, baru seminar ini yang memberikan uang saku. Alhamdulillah, rejeki di akhir bulan.
Hapushi hi hi
BalasHapustanggal tua itu biasa aja
#eaaaa
maklum mas, gajiannya setiap minggu sekali jadi kalo saya ga begitu berasa tanggal muda atau tua
hi hi hi
Enak donk kalau begitu, tiap minggu nerima gaji dan gak pusing lagi mikirin tanggal tua.
HapusKisah yang Anda tulis cukup inspiratif. Sayang belum ditulis dalam ejaan dan tatabahasa Indonesia yang disempurnakan. Sukses terus
BalasHapusTerima kasih untuk apresiasinya pak.
HapusTerima kasih juga untuk masukannya, akan selalu saya usahakan untuk bisa lebih baik lagi kedepannya.
namanya juga rezeki mas :)
BalasHapusHehehe...
HapusIya dulu waktu ngekos, pas tanggal tua makannya ngirit, nasi kucing hehehe
BalasHapusHehehe... pernah juga ngerasain ternyata.
HapusAlhamdulillah ya rezeki Allah amat luas :)
BalasHapusIya, alhamdulillah pake bangad malah Mbak. hehehe...
HapusHahahaha aseeek...
BalasHapusAlhmdulillah. Yg ga di harepin itu kadang suka bikin hati berbunga-bunga ya...
Benar juga ya, padahal hari itu cuma mau ikut seru-seruan aja biar gak bete karena sendirian dirumah. Eh... malah dapat rejeki nomplok selama sehari penuh.
HapusBerkah jadi blogger ya mas. Rezeki memang datangnya tak bisa disangka, yang penting jangan putus berdoa dan berusaha
BalasHapusHehehe... bisa dibilang begitu. In shaa Allah akan selalu berusaha dan dibarengi do'a.
HapusUang saku penyelamat ... lega banget ya. Di masa kos dulu pernah nyaris keabisan uang, eh ada saudara dateng dari jakarta ... yeayy pundi2 penuh lagi
BalasHapusBenar sekali, jadi penyelamat di kala sedang kena masa kritis.
Hapus