Saat
kecil, aku sering mendengar pepatah yang sering diucapkan oleh orangtua kepada
pasangan yang masih muda. Dalam bahasa Indonesia, pepatah tersebut bunyinya
kurang lebih seperti ini : “Buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya”.
Pepatah ini seakan memberikan isyarat bahwa perilaku orang tua pasti akan
menurun pada anaknya. Kenapa demikian? Karena menurut saya pribadi, sejak dari
dalam kandungan sampai lahir, lingkungan pertama yang ditemui sang anak adalah
keluarga. Dari keluarga karakter anak mulai terbentuk serta mulai belajar.
Semuanya tergantung bagaimana cara orang tua mendidik dan membentuk karakter
anak dan tentunya dengan tujuan agar menjadi lebih baik.
Sebagai
orang tua, pasti semua berharap dan menginginkan anak kita nantinya cerdas,
berprestasi dan berakhlak mulia. Bisa jadi ada di antara pembaca baik orang tua
maupun anak-anak yang sudah beranjak dewasa, iri melihat anak tetangga atau pun
orang lain juara dalam lomba, berprestasi di bidang yang ditekuni, bahkan
sampai-sampai tampil secara live di televisi. Sedangkan kita sendiri atau pun
anak kita prestasinya biasa-biasa saja dan tidak terkenal pula.
Akibatnya,
seringkali kita menduga-duga dan mengatakan kalau anak-anak tersebut sudah
cerdas dari sononya. Selain itu, kita juga sering beranggapan bahwa mereka kan
didukung dengan fasilitas yang memadai dan orang tuanya juga sudah pasti orang
kaya. Padahal orang-orang yang sukses, berprestasi dan miliuner tidak semuanya
dari orang kaya, malahan kebanyakan berasal dari keluarga yang tidak mampu.
Mendidik Karakter Anak Saat Masih Dalam Kandungan
Dalam
mendidik karakter anak hendaklah dimulai ketika mereka masih dalam kandungan.
Mengapa harus dimulai sejak dalam kandungan? Karena sejak saat itu kedekatan
emosional serta fisik ibu dan anak sudah terjalin secara alamiah. Tanpa kita
sadari setiap perbuatan kita, baik atau pun buruk terekam oleh anak secara
alami walaupun masih dalam kandungan. Menurut para ahli, kedekatan fisik dan
emosional seorang ibu kepada anaknya merupakan salah satu aspek penting dalam
keberhasilan pendidikan. Di sinilah peran penting seorang ibu terhadap anaknya
di usia yang masih dini. Karena pendidikan seorang ibu terhadap anaknya
berlangsung secara terus menerus, bahkan tidak pernah berhenti sampai ajal
menjemput.
Cara Mendidik dan Membangun Karakter Anak (Sumber Foto : www.fatabiqmedia.com) |
Nah…
agar bisa memiliki anak cerdas, berprestasi dan berakhlak mulia seperti yang
anda semua harapkan dan inginkan, maka harus direncanakan sejak masih menjadi
janin dalam kandungan calon sang ibu. Setelah merencanakan itu semua, tentu
harus dibarengi dengan tindakan langsung agar apa yang telah direncanakan tidak
sia-sia dan menjadi pepesan kosong. Lantas pasti semua pada bertanya-tanya
tentang bagaimana cara melakukannya, khususnya untuk calon ibu muda yang baru
pertama kali merasakan kehamilan.
Ada
beberapa hal yang harus dilakukan sang ibu sebagai guru pertama sang anak saat
masih dalam kandungan, antara lain sebagai berikut :
Pertama,
Mengajak Berbicara. Berdasarkan beberapa penelitian, ternyata otak buah hati
kita mulai terbentuk sejak usia 3 bulan. Pada usia 6 bulan, otak sang buah hati
telah berkembang secara sempurna dan di usia tersebut bunda bisa memulai
interaksi aktif dengan sang buah hati. Salah satu interaksi yang bisa anda
lakukan misalnya dengan memberikan nama kepadanya. Setelah itu, mulailah
mengajak sang buah hati berbicara dengan memanggil namanya, ngobrol dan lain
sebagainya yang intinya melakukan interaksi positif dengan sang janin. Dengan
begini, sang buah hati/janin akan terbiasa dengan kedua orangtuanya, khususnya
terhadap sang Ibu. Hal ini juga akan membuat sang buah hati lebih percaya diri
saat dewasa nanti.
Kedua,
Menjaga Perilaku. Menjaga perilaku sangat penting dan dibutuhkan ketika masa
kehamilan. Karena akhlak orang tua sangat berpengaruh terhadap akhlak
anak-anaknya kelak, terutama ibu hamil. Mulai dari sikap, ucapan hingga
perilaku. Menghindari hal-hal yang kurang baik tidak hanya ditekankan dalam
masa kehamilan saja, namun juga sampai anak dewasa. Sebab orang tua memegang
peranan yang penting dalam menanamkan perilaku dan adab serta akhlak yang baik
kepada anak-anaknya. Jika orang tua berperilaku baik maka diharapkan sang anak
juga meniru serta mencontoh perilaku baik dari orang tuanya.
Ketiga, Membacakan
Doa. Seperti yang kita semua ketahui, doa seorang ibu sangat ampuh untuk
mengantarkan kesuksesan serta perbuatan sang buat hati kelak. Hal ini
dikarenakan segala sesuatu upaya yang kita lakukan pada akhirnya hanya Allah
atau sang pencipta yang berhak menentukan hasilnya. Dengan berdoa seseorang
tidak saja akan tersugesti dengan doanya, tetapi juga akan termotivasi menjadi
seorang yang kuat, penuh optimis dan memiliki harapan pasti, serta mampu
melakukan aktivitas-aktivitas yang baik.
Oleh
karena itu, sangat relevan sekali bila doa dijadikan metode untuk mendidik anak
dalam kandungan. Dalam berdoa sang buah hati yang masih dalam kandungan
hendaklah di ikut sertakan melakukan berdoa bersama-sama, baik dengan ibu atau
pun ayahnya.
Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini
Ada
sebuah pepatah yang dikemukakan oleh Thomas Lickona yang bunyinya kurang lebih
sebagai berikut : “Walaupun jumlah anak-anak hanya 25% dari total jumlah
penduduk, tetapi menentukan 100% masa depan”. Oleh karena itu, sebagai
orangtua atau pun yang akan menjadi calon orangtua kelak perlu memberikan
pendidikan sedini mungkin kepada anak-anak.
Selain
pepatah di atas, orang bijak berkata bahwa seorang anak yang baru dilahirkan
ibarat kertas putih yang bersih tanpa noda. Orang yang pertama kali menulis di
kertas tersebut adalah orang tua si anak. Bagus tidaknya tulisan yang
dihasilkan tergantung bagaimana si orang tua menuliskannya. Apakah kertas
tersebut mau diisi coretan yang tanpa makna atau tulisan indah nan menarik.
Menjadi
teladan adalah salah satu cara bagi orang tua untuk menulisi anaknya. Teladan
di masa anak-anak tidak hanya berguna saat itu saja tetapi juga bermanfaat
kelak saat si anak mencapai umur dewasa.
Menjadi
teladan yang baik bagi anak tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tetapi
bila perilaku positif sudah jamak dilakukan dalam kehidupan keseharian maka
teladan bisa diberikan bahkan tanpa perlu bersusah payah. Orang tua dapat
memberi contoh kepada anak bagaimana berperilaku yang baik seperti tidak suka
berbohong, bersifat adil, mencintai sesama, tekun belajar, berdisiplin dan lain
lain.
Oleh
karena itu, untuk membentuk karakter anak hendaklah dimulai ketika mereka masih
kecil. Anak-anak cenderung akan meniru apa saja yang dilakukan orang
terdekatnya. Jika ibu sering melihatkan perbuatan baik kepada anaknya secara
tak sengaja, sang anak akan merekam apa yang dilihatnya. Misalnya setiap diberikan
sesuatu oleh orang lain sang ibu mengucapkan terima kasih. Dalam waktu yang
relatif sang anak akan meniru apa yang diucapkan ibunya. Begitu pula
sebaliknya. Jika anak dihadapkan dengan kata-kata kasar maka lambat laun mereka
akan ikut mencontohnya.
Anak
dengan otak yang masih sangat berfungsi membutuhkan asupan yang sehat dari
keluarganya. Misalnya anak yang berumur balita hendaknya lebih sering di ajak
mengerjakan sesuatu yang bermanfaat dibanding harus menatap televisi. Hal ini
akan berdampak pada kecerdasannya. Seperti yang di ketahui televisi lebih
banyak mengandung hiburan dibanding pendidikannya. Alangkah lebih baik jika
sang ibu mengajak anaknya bermain yang bisa mengasah kemampuan otaknya. Ini juga
merupakan salah satu upaya ibu dalam membentuk karakter sang anak agar menjadi
lebih baik.
Namun
dibalik itu, tak semua anak mendapat pendidikan karakter yang baik dari
keluarganya. Masih banyak di luar sana yang terjadi malah sangat
memprihatinkan. Anak yang masih kecil dipaksa oleh ibunya meminta-minta di
jalanan. Tak sepantasnya anak diajarkan hal demikian. Seharusnya walaupun orang
tua nya mempunyai masalah di bidang ekonomi, sang anak harus diajarkan dengan
yang namanya berusaha. Sehingga pepatah yang menyebutkan bahwa buah tak akan
jatuh jauh dari pohonnya bisa di bantah dengan kehebatan orang tua dalam
mendidik anak. Jika ibu mempunyai perilaku baik hendaknya sang anak harus lebih
baik dari ibunya. Namun jika sang ibu mempunyai perilaku yang kurang baik
hendaknya sang anak mampu menutupi kekurangan ibunya dengan memiliki karakter
yang dapat menyenangkan orang lain.
Kesimpulan
Jadi
dibalik kebaikan dan kejahatan yang dilakukan seseorang semua itu tak luput
dari peran ibu yang mendidik mereka. Ibu yang dapat membuat anaknya selalu
berbuat kebajikan, sopan santun serta ramah kepada orang lain adalah ibu yang
dikatakan berhasil. Berhasil dalam mendidik dan mengasuh sang anak. Ibu yang
berhasil memberi pendidikan karakter dan mencontohkan perbuatan baik kepada
sang anak. Semua ibu pasti menginginkan anaknya berhasil dalam karir dan
berhasil dalam kategori karakter. Pintar dari segi intelektual dan hebat dalam
segi emosional. Semoga kita semua menjadi anak yang diharapkan oleh sang ibu
tercinta.
Semoga
apa yang saya tuliskan lewat blog ini bermanfaat bagi siapa pun yang
membacanya.
Makassar,
09 Mei 2015
Amiiinnnn..dan smoga saya bs menjaga membimbing amanah Allah dg baik..
BalasHapus:)
Amiinn... Insya Allah pasti bisa.
Hapussangat bermanfaat sekali tulisannya, ibu saya selalu sabar dalam mendidik dan menasehati saya, saya ingin membanggakan kedua orang tua :)
BalasHapusSemoga menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua.
HapusAamiin, semoga mas juga menjadi orang yang sukses, sehingga bisa membanggakan kedua orangtua :)
HapusAmiin...
Hapus