Dari Kita Untuk Indonesia Yang Lebih Sehat |
Indonesia
adalah negeri yang kaya raya. Untuk itu kita sebagai warga negara Indonesia
harusnya bangga dengan negeri ini yang memiliki kekayaan alam yang melimpah.
Potensi kekayaan alam yang sangat luar biasa, baik yang bersumber hayati maupun
non hayati. Coba anda bayangkan, kekayaan alam negeri ini terbentang dari
Sabang di ujung barat sampai Merauke di ujung timur. Dalam benak anda semua
pasti setuju, jika kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi Indonesia ini
mungkin tidak bisa dihitung, baik dari kekayaan laut, darat, udara dan kekayaan
lainnya.
Kekayaan alam
negeri yang sangat berlimpah merupakan anugerah dari Allah SWT yang di
amanahkan untuk rakyat Indonesia. Amanah tersebut seharusnya dijaga dengan
sebaik-baiknya dan dijalankan demi kemakmuran, khususnya rakyat Indonesia.
Banyak cara untuk menjalankan amanah tersebut, antara lain dengan mengelola
kekayaan alam dengan baik dan benar, serta tidak merusak lingkungan.
Salah satu dari
sekian banyak kekayaan alam yang dimiliki Indonesia adalah air. Seperti kita
ketahui bahwa air merupakan unsur yang vital bagi kehidupan makhluk hidup,
termasuk manusia. Tanpa air mustahil makhluk hidup dapat bertahan dalam jangka
waktu yang lama. Dalam kehidupan sehari-hari, air memberikan manfaat yang
begitu banyak, misalnya kita membutuhkan air untuk diminum, keperluan untuk
bersih-bersih, mencuci, mandi, dan lain sebagainya.
Dewasa ini air
menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Karena
untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai dengan standar tertentu, saat ini
menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam
limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga,
limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dan ketergantungan
manusia terhadap air pun semakin besar sejalan dengan perkembangan penduduk
yang semakin meningkat.
Seiring dengan
meningkatnya kebutuhan manusia, berbagai upaya pun dilakukan untuk menyediakan
air bersih yang aman bagi kesehatan. Air dikatakan sehat bila telah memenuhi
beberapa kriteria berikut:
- Parameter fisik yang meliputi : kepadatan terlarut, kekeruhan, warna, rasa, bau, dan suhu.
- Parameter kimiawi yang terdiri atas berbagai ion, senyawa beracun, kandungan oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen kimia.
- Parameter bioligis yang meliputi jenis dan kandungan mikro organisme baik hewan maupun tumbuhan.
- Parameter radioaktif yang meliputi kandungan bahan-bahan radioaktif.
Indonesia
memiliki 6% potensi air dunia atau 2 % potensi air di Asia Pasifik. Tapi
ironisnya, setiap tahun Indonesia mengalami krisis air bersih secara kualitas
maupun kuantitas. Hal ini menjadi masalah klasik yang tidak kunjung usai
diberantas. Dari total jumlah penduduk Indonesia yang diperkirakan mencapai 240
juta jiwa pada tahun 2014 (Data BPS), hanya sekitar 20% saja yang memiliki
akses terhadap air bersih. Itu pun kebanyakan daerah perkotaan yang menikmati
air bersih. Sedangkan sisanya yang sekitar 80% dari total rakyat Indonesia
masih mengkonsumsi air yang bisa dikatakan hampir tidak layak dan bahkan tidak
layak konsumsi.
Melihat keadaan
yang demikian, maka kesadaran dan perilaku masyarakat akan kebersihan perlu
ditingkatkan. Selain itu, pihak pemerintah dan masyarakat harus saling
bergandengan. Tanpa kesadaran dari masyarakat dan kerja sama dengan pemerintah,
apa yang selama ini telah direncanakan dan di impikan, khususnya mengenai
masalah air bersih akan sia-sia saja.
Penampungan Air Hujan Sebagai Salah Satu Solusi Mengatasi Permasalahan Air
Bersih
Sebagai negara
yang beriklim tropis, Indonesia memiliki curah hujan rata-rata di atas 2 meter
per tahun. Yang artinya kalau semua air hujan yang turun tidak mengalir ke
mana-mana, tidak meresap dan tidak menguap maka Indonesia terendam setinggi 2
meter. Jumlah yang terlalu banyak yang mana kadang-kadang menimbulkan keluhan.
Kita senang di hari-hari pertama musim hujan, lalu mengeluh di hari-hari
berikutnya dan sangat lega ketika musim hujan akhirnya benar-benar pergi.
Dengan curah
hujan yang demikian tinggi, seharusnya air hujan bisa dimanfaatkan sebagai
salah satu alternatif untuk mendapatkan sumber air bersih. Sayangnya, ketika
curah hujan cukup tinggi, masyarakat masih jarang yang memanfaatkannya. Air
hujan yang begitu berlimpah, lebih banyak terbuang sia-sia dibanding untuk
dimanfaatkan. Sedangkan saat curah hujan sangat rendah, masyarakat justru
kekurangan air.
Hal ini menjadi
suatu ironi yang tidak terelakkan ketika negara lain yang memiliki curah hujan
terbatas bisa memanfaatkan air hujan dengan sangat baik seperti Inggris. Dengan
curah hujan hanya sekitar 700 mm/tahun saja, Inggris tidak pernah mengalami
kekurangan air. Mereka membangun danau-danau buatan untuk menampung air hujan,
sehingga pada saat musim kemarau datang mereka tetap memiliki cadangan air.
Oleh karena
itu, air hujan perlu dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif, jika tidak
ingin kekurangan air bersih saat musim kemarau. Lantas bagaimana cara
memanfaatkan air hujan tersebut? Banyak cara untuk memanfaatkan air hujan
tersebut, salah satunya adalah dengan membuat Penampungan Air Hujan (PAH).
Dari pengalaman
saya sejak kecil, air bersih merupakan salah satu permasalahan utama di daerah
saya. Namun, permasalahan tersebut tidak membuat warga kehabisan akal untuk
mendapatkan air bersih. Salah satu cara warga untuk mendapatkan air bersih
adalah dengan menampung air hujan saat musim hujan tiba. Cara ini sangat
efektif untuk mendapatkan air bersih, walaupun tidak semua bak Penampungan Air
Hujan yang dibuat oleh warga mampu bertahan selama musim kemarau.
Dengan membuat
bangunan penampungan air hujan, warga secara tidak langsung telah memberikan
contoh penyediaan air baku mandiri dengan sistem pemanenan air hujan, meskipun
saat penggunaannya berlangsung singkat. Di daerah saya, bak Penampungan Air
Hujan dengan kedalaman 4 meter (sudah termasuk dengan ketinggian 1 meter di
atas tanah), dapat bertahan 3-4 bulan pemakaian. Sedangkan yang memiliki
kedalaman lebih dari 6 meter, dapat bertahan sampai musim kemarau berlalu.
Pada dasarnya,
bangunan Penampungan Air Hujan sangat sederhana
cara pembuatannya. Adapun cara warga membuat bak penampungan air hujan dan
lengkap dengan kerjanya bisa anda temukan di sini.
Belajarlah Dari Kearifan Budaya Lokal Yang Ramah Lingkungan
Sekilas
tampaknya cadangan air kita sangatlah tidak terhingga, 75% dari bumi terdiri
dari air mulai dari air di lautan, sungai, danau dan sumber-sumber air lainnya
yang menutupi sebagian besar muka bumi ini, tapi hanya kurang dari 1% yang
merupakan air yang siap digunakan. Krisis air bersih sudah melanda berbagai
belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Banyak daerah-daerah di Indonesia
yang mengalami krisis air bersih yang parah.
Saat ini
ketersediaan air bersih kian memprihatinkan, padahal kebutuhan air bersih tak
bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari karena air adalah sumber kehidupan.
Kualitas air tanah semakin buruk sehingga tidak memenuhi standar kesehatan
untuk diminum, utamanya di kota-kota besar.
Untuk
masyarakat perkotaan dan daerah-daerah yang memiliki sungai dan semacamnya,
sebenarnya ada langkah sederhana agar kualitas air tidak semakin buruk, yaitu
dengan tidak membuang sampah ke sungai atau kanal. Cara tersebut cukup ringan
dan relatif mudah untuk dilakukan, namun kesadaran individu diantara warga
masih minim. Langkah kecil tersebut sangat membantu demi kelangsungan generasi
yang akan datang. Sedang untuk masyarakat yang berdiam di desa adalah dengan
menanaman pohon yang berfungsi sebagai penahan air dan penyerap oksigen.
Keberadaan
pepohonan dapat juga berfungsi sebagai pengatur iklim mikro, pengontrol
pandangan, penyerap atau filter polusi, penyimpan cadangan air, mencirikan
daerah, penyejuk, jalur satwa, dan masih banyak lagi. Namun untuk di ingat,
dalam menanam pohon perlu diperhatikan fungsi tiap jenis pohon dan
pengaturannya pun harus tepat.
Sudah saatnya
kita memperhatikan keadaan lingkungan sekitar demi kelangsungan hidup di masa
yang akan datang dan untuk kita wariskan ke anak cucu kita. Kesadaran, kerja
sama dan peran masyarakat pun harus di optimalkan sehingga apa yang kita semua
inginkan, khususnya “Untuk Indonesia Yang Lebih Sehat” bisa terwujud.
Cobalah kita
tengok dan pelajari suku-suku adat yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
Mereka pada umumnya mengajarkan dan bertindak ramah terhadap lingkungan melalui
kegiatan dalam sehari-hari. Sedangkan kita yang katanya orang yang
berpendidikan, orang kota dan semacamnya, justru faktanya malah banyak
bertindak kurang peduli terhadap lingkungan. Kalau bukan kita, siapa lagi yang
akan membangun negeri ini menjadi lebih baik.
Dari kita Untuk Indonesia Yang Lebih Sehat
Air sangat
penting bagi kehidupan kita. Semua makhluk hidup memerlukannya, termasuk kita,
manusia. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah semua manusia sudah bisa
mendapatkan air bersih sesuai kebutuhannya, khususnya untuk wilayah Indonesia?
Untuk yang
hidup di kota besar, pertanyaan di atas pasti sebagian akan menjawab “YA”.
Mengapa? Karena di kota besar cukup mudah mendapatkan air bersih. Hanya dengan
membuka keran, air jernih sudah bisa mengalir ke dalam bak mandi kita. Untuk
air minum, selain dengan merebusnya di rumah, kita juga dapat membeli air minum
dalam kemasan. Mudah, kan?
Namun,
jawabannya akan berbeda bila pertanyaan di atas ditanyakan pada teman-teman
kita yang tinggal di daerah yang mengalami kekeringan, contohnya seperti di
NTT. Di daerah ini belum ada saluran air yang bisa didapatkan melalui keran.
Orang harus berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk mendapatkan air bersih. Air
ini pun tidak bisa langsung di ambil, melainkan harus menimba dari sumur.
Setelah itu, mereka harus membawanya kembali ke rumah. Bayangkan bagaimana
susahnya untuk bisa mandi di tempat ini.
Melihat keadaan
yang demikian, tahun lalu Aqua sebagai salah satu brand yang terkenal di
Indonesia dengan kepeduliannya meluncurkan sebuah gerakan “Dari Kita Untuk
Indonesia”, tepatnya tanggal 13 Agustus 2014. Hal ini bertujuan untuk
mengajak publik peduli terhadap kebutuhan air bersih di seluruh daerah di Tanah
Air, khususnya di wilayah yang minim air bersih.
Tanpa kita
sadari, seringkali kita membuang percuma air bersih di sekitar kita. Padahal
kita sebenarnya juga bisa loh, menggunakan air dengan bijak. Mulailah melakukan
penghematan air dengan melakukan tips sederhana dari Aqua seperti di bawah
ini:
- Diamkan makanan beku di tempat hangat untuk melunakkannya. Jangan pergunakan air untuk melunakkan makanan beku.
- Gunakan kertas daur ulang. Kertas yang dibuat dari 100 % bahan daur ulang menggunakan air lebih sedikit dalam produksinya.
- Tidak membuang sisa air minum yang tersisa di gelas/botol. Sisa air bisa untuk menyiram tanaman dan mencuci tangan.
- Gunakan ember atau tempat penampungan lain di bawah kran air wudhu. Air yang tertampung bisa digunakan untuk keperluan lain.
- Kandang hewan atau jari-jari kandang hewan dengan lap basah. Jangan gunakan air yang mengalir.
- Perbaiki keran air yang bocor. Satu keran air yang bocor membuat kita kehilangan banyak air tanpa kita sadari, loh….
- Mandikan binatang peliharaan di halaman rumah yang membutuhkan asupan air.
- Hindari mandi berendam. Mandi dengan pancuran lebih hemat dibandingkan dengan mandi berendam.
Mudah dan
gampang kan… tipsnya! Kita semua bisa melakukannya. Mari kita praktekkan dalam
kehidupan kita sehari-hari demi Indonesia yang lebih sehat dan demi mendapatkan
air bersih.
Makassar, 17 Mei 2015
Ulasannya tentang Indonesia sehat bagus mas, saya tertarik dan terkesan. Memang untuk sesuatu yang baik perlu kita buat rencana ya mas....
BalasHapusSalam dari Pontianak
Terima kasih untuk apresiasinya. Sepertinya memang harus begitu, perlu yang namanya rencana sebelum memulai segala sesuatunya.
HapusSalam balik juga.
berasa seperti ikut kuliah lagi ni
BalasHapusHahaha... bisa aja nih Mba Gustyanita. Tapi sayang, dosennya masih abal-abal gini.
Hapuswah, dapet tips buat hemaat air, siap dipraktekin deh :D
BalasHapusmakasiih tipsnya ^^
Sama-sama, Silahkan di praktekkan jika di rasa bermanfaat.
HapusSalam
inspiratif mas...
BalasHapusartikelnya panjang :)
tapi padat dan mudah dicerna
suka sama analogi yang di NTT
bener juga, masih banyak rakyat kita yang kekurangan air :(
Terima kasih untuk apresiasinya.
HapusMaaf tah kalau kepanjangan, habis nanggung kalau nulisnya setengah-setengah dan jadi agak lain-lain kalau dibagi dua.
Tadinya mau kasih analogi daerah saya, tapi setelah di telusuri lebih cocok daerah NTT dan sekitarnya karena kalau di daerah saya cuma beberapa desa yang kurang air. Selain itu, saya juga melihat kondisi NTT yang masih butuh perhatian lebih lagi, maka saya angkatlah daerah NTT ke dalam tulisan.
Di beberapa desa tempat saya bertugas dulu, jangankan musim kemarau, musim hujanpun mereka kekurangan air karena tinggal di daerah ketinggian, sumur digali bermeter-meterpun tidak bisa mendapatkan sumber mata air, jadi saat musim hujan mereka benar-benar manfaatkan dengan adanya PAH, saat musim kemarau mau-tidak mau mereka harus membeli air. Jadi sudah selayaknya kita yang mempunyai akses yang mudah pada air bersih memanfaatkan air itu seperlunya..
BalasHapusNice post ^^
Ternyata Mba Irly pernah merasakan juga hal seperti ini. Semoga saja orang-orang pada sadar akan pentingnya menggunakan air bersih sesuai dengan kebutuhan dan menghargai setiap tetesnya.
Hapusilmu baru
BalasHapusSemoga ilmu barunya bisa memberikan manfaat bagi anda.
HapusSalam
Berasa lagi ikut seminar baca ini. Ilmu yang sangat bermanfaat
BalasHapusHahaha... bisa aja mas. Cuma sekadar berbagi aja kok.
Hapusair memang vital dan penting. Di daerah saya air bersih menjadi hal yang istimewa kadang langka. Pasokan air dari PDAM kadang macet
BalasHapusBenar bangad, air adalah segalanya. Di daerah saya lebih istimewa lagi karena gak ada air PAM dan setiap musim hujan datang, warga gak menyia-nyiakannya.
HapusDapet tips hemat air... Yihaaa
BalasHapusKalau nggak pergi kemana mana, mandi sekali sehari nggak masalah kan yaa?
Hahaha... kaga masalah kok, yang penting air digunakan sesuai keperluan bukan di buang-buang percuma.
Hapus