Sabtu, 16 Mei 2015

Penghuni "Baru" Kost Yang Tak Punya Etika

Mungkin itulah sebutan yang cocok untuk penghuni baru yang kurang lebih sebulan ini menempati kamar kost di mana aku tinggal tepat di sebelahnya. Aku menyebutnya "tak punya etika" bukan tanpa alasan. Bahkan dari yang aku perhatikan tingkah lakunya juga agak cuek dan penghuni lain pun merasakan hal yang sama. Selain cuek, sikapnya juga sedikit acuh tak acuh seakan menganggap berada di rumahnya sendiri, di mana ia bisa bertingkah semaunya.

Di sisi lain, seakan tidak merasa, memahami dan mengerti bahwa ia tinggal di sebuah kost yang memiliki kamar kurang lebih 20 kamar, di mana belum tentu penghuni lain memiliki sikap dan perilaku yang sama dengannya. Tak hanya itu saja, sepertinya yang bersangkutan juga tidak membaca peraturan yang jelas-jelas berada tepat di dinding kamarnya yang di tulis dengan huruf besar. Untuk lebih jelasnya, peraturan yang saya maksud bisa di lihat di bawah ini.

Peraturan, Dok. Pribadi  
Bisa dilihat dari peraturan di atas, sangat jelas tertulis dan di tujukan kepada seluruh penghuni kost tanpa memandang bulu, entah penghuni yang baru atau lama agar saling menghargai dan menghormati serta sadar akan hak masing-masing yang agak terbatas ketika berada di kost, karena bagaimana pun juga ada hak orang lain di sana.

Namun selama kurang lebih sebulan ini, apa yang di tunjukkan oleh penghuni baru di samping kamar saya bisa di bilang bertolak belakang dan jauh dari statusnya sebagai kaum intelek serta seorang yang beragama. Bahkan dari yang saya lihat masih kalah etikanya dengan orang-orang yang dari kampung. Loh... kok bisa! Entahlah... Aku hanya menceritakan dan mengeluarkan uneg-uneg mengenai apa yang aku rasakan selama kurang lebih sebulan ini. Untuk lebih jelasnya akan aku jelaskan duduk permasalahannya.

*  *  *

Setuju atau tidak, menurut saya pribadi di mana-mana yang namanya penghuni kost sudah pasti dan lebih dominan mencari kost yang bisa memberikan kenyamanan serta ketenangan. Selain itu, tentu ingin merasa aman dari berbagai hal yang tidak di inginkan. Termasuk salah satunya adalah ingin terhindar dari keributan yang berlebihan.

Nah... berbicara tentang keributan, hal berbeda terjadi di tempat saya kost akhir-akhir ini atau tepatnya sebulan terakhir ini. Entah apa yang sebenarnya ingin di capai oleh penghuni baru di samping kamar saya. Dalam sebulan terakhir ini, keributan yang ia hasilkan terbilang melebihi batas wajar. Bahkan dari yang saya perhatikan, baik pagi, siang, sore, malam, dan tengah malam sampai dini hari yang bersangkutan masih saja ribut.

Sebagai penghuni lama (sudah 5 tahun), aku merasa sedikit terganggu dengan hal demikian. Bagi saya, apa yang di tunjukkan oleh penghuni baru sudah melebihi batas dan tidak menghargai penghuni lain yang ingin beristirahat. Coba saja dibayangkan, dari pagi sampai pagi kerjanya ribut, teriak-teriak dan ketawa gak jelas. Belum lagi suara ketawa dan teriak-teriaknya seperti orang yang sedang menggunakan toa masjid.

Bahkan yang lebih parah lagi, hal itu dilakukan oleh seorang perempuan yang katanya berpendidikan alias kaum intelektual. Namun bagi saya, apa yang di tunjukkan jauh dari cerminan orang yang berpendidikan. Mengapa? Karena jika ia berpendidikan dan beragama, sudah pasti akan berpikir dahulu sebelum bersikap demikian, di mana apa yang ia lakukan sudah di ambang batas kewajaran. Apalagi ia tinggal di sebuah kost yang penghuninya bukan hanya dia seorang serta banyak karakter di dalamnya.

Makassar, 16 Mei 2015

24 komentar:

  1. kalau saya boleh kasih saran mas, beri dia hadiah, terus bilang kalau dikosan ini ada aturannya, semoga dia segera sadar :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... mau kasih hadiah apa ya. Pengennya sih sadar dengan segera dan baca aturan yang ada di dinding kamarnya.

      Hapus
  2. sekali-kali harus di gebrak rame-rame mas! nanti dia malu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... Kayanya harus di coba, tapi kayanya harus di saksikan sama ibu kos juga.

      Hapus
  3. kasih aja pelajaran tu mas timur, wajib tu nanti ngelunjak penghuni baru mas. cewek ya penghuni baru nya mas?
    kalau dia bawa cowok kekamar. gerebek aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau dengar dari suaranya gitu kayanya cewek, tapi gak tau aslinya kaya bagaimana karena yang bersangkutan agak tertutup dan yang kedengaran cuma suaranya doank. Udah gitu suaranya agak nge-bas dan besar. Beda-beda tipis dengan teriakan orang demo kalau ketawa.

      Hapus
    2. hemm, kosan mas. campur ya cewek n cowok ya mas

      Hapus
    3. Iya, dua tahun terakhir ini di gabung. Tahun-tahun sebelumnya gak.

      Hapus
  4. di tegur dong, di kasih tahu "mbak, jangan terlalu ribut ya,, saya ke ganggu" kalau emang punya rasa malu pasti berubah ko.
    nah kalau kamu gak negor, gimana bisa dia tahu kalau apa yang dilakukannya salah, toh gak pernah di tegur juga. meski ada peraturan, ditegur jauh lebih efektif. gak berubah juga, saatnya ngasih tahu sang pemilik :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya gak perlu di tegur lagi karena sebelum-sebelumnya ada penghuni lain yang ribut di atas jam 11 malam dan kena tegur plus marah juga sama penghuni di dekatnya. Tapi gak tau kenapa, penghuni yang satu ini sepertinya gak belajar dari kasus itu.

      Hapus
  5. kirain saya cowok, ternyata cewek toh. Ada baiknya di tegur aja mas. Dan beritahu apa yang harus ditaati dan dibatasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu dia yang jadi masalah. Selain cuek, penghuni yang satu ini tertutup juga orangnya. Malahan penghuni yang lain pada nanya-nanya yang mana aslinya tuh orang.

      Hapus
  6. Bilangin aja mas..."hai..hai kok gitu seh"...biasanya caper kali mas sama dirimu...hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah.... kalau cari perhatian dengan cara seperti itu salah dan saya orangnya gak begitu suka dengan hal-hal yang kaya gitu. Saya juga udah ada yang punya, jadi udah gak jamannya lagi dengan yang begituan juga.

      Hapus
  7. aku dulu pernah punya teman seperti ini juga...nyebelin dan pengen minggat deh dulu....nggak kerasan jadinya :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar bangad Mba Dewi, jadi terganggu sama gak kerasannya jadinya. Kalau ributnya siang masih saya maklumi, tapi kalau udah ampe tengah malam dan sampai dini hari, saya gak bisa memakluminya lagi.

      Hapus
  8. Teror aja udah mas...
    Kasih trap apaan gitu..
    Mercon di depan pintu atau pocong di depan pintu juga gpp....

    Biar horrornya dapet

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ntar malah pingsan orangnya kalau di teror horror. Kan jadi ribet juga semua penghuni lainnya.

      Hapus
  9. Pacarin aja mas, baru kasi pepatah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... gak suka sama cewe yang tingkahnya seperti itu mas.

      Hapus
  10. ketawa-ketawa sendiri... itu benera orang atau jadi2an mas... mungkin perlu di pastikan dulu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu dia mas, penghuni kos aja masih ada yang bertanya-tanya dengan wujud penghuni baru tersebut. Suara sih... ada, tapi gak di tahu orangnya mana sebenarnya.

      Hapus
  11. Bang mw nanya, emg klo dikos cowo, cewe tidur dipangkuan cowo GA bole tah? Pake bantal bkn lgsg paha gt. Dahal cuman tdran sambil nyanyi bareng, GA bole tah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau di kost pintunya di buka nggak masalah. Tapi kalau pintu kamarnya di tutup, orang-orang pasti akan beranggapan lain.

      Tapi saya kembalikan lagi ke Mas Vinsensius Bima sukanya yang mana dan bagaimana peraturan di tempat kosnya, itupun kalau memang tinggal di kos-kosan.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...