Minggu, 31 Mei 2015

Nurdin Abdullah, Sang Pembawa Perubahan di Tanah Bantaeng

Nurdin Abdullah, Sang Pembawa Perubahan di Tanah Bantaeng
Saya, Teman-Teman Kompasianer, dan Bupati Bantaeng, Dok. Ambae
Di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, terdapat seorang sosok yang begitu mengagumkan. Seorang sosok yang berhasil mengubah wajah kabupaten yang dulunya tertinggal menjadi indah, rapi, bersih, hijau dan nyaman serta semakin maju. Semenjak ia di percaya untuk menjadi pemimpin, wajah Bantaeng secara perlahan-lahan berubah menjadi lebih baik. Berkat ilmu pengetahuan dan pengalamannya, ia mendedikasikan hari-harinya untuk mengubah Bantaeng menjadi lebih indah dan nyaman.
 
Kini, ia menjadi sosok yang menginspirasi sekaligus idola semua orang berkat keberhasilannya. Hal ini terbukti ketika ia terpilih kembali untuk kedua kalinya dalam pemilihan bupati, di mana ia menang telak dengan suara kurang lebih 70 persen. Di mata masyarakatnya, ia telah di anggap sebagai seorang tokoh pembawa perubahan. Sebuah penghargaan yang menurut saya pantas jika dilihat dari apa yang telah ia perbuat selama menjadi pemimpin di tanah Bantaeng.

Sosok itu tak lain adalah Nurdin Abdullah. Ia dilahirkan di Pare-Pare, 7 Februari 1963 dan di tahun 2015 ini usianya telah genap menjadi 52. Selama menjadi bupati di periode pertama, ia ternyata sudah menerapkan yang namanya blusukan. Di mana ia suka keluar masuk kampung dan pemukiman hanya untuk berdialog lepas dengan warganya. Entah itu daerah pegunungan, dataran rendah maupun pesisir di mana nelayan bermukim, ia akan tetap mengunjunginya dengan tujuan untuk mengetahui apa saja kebutuhan yang di inginkan oleh warganya.

Baginya, cara ini sangat ampuh untuk mengetahui segala permasalahan yang akan di hadapi. Bahkan akan lebih memudahkan dalam mengambil keputusan dan tentunya keputusan yang di ambil akan tepat sasaran. Tak hanya itu saja, ia juga seorang pemimpin yang ramah, murah senyum, tidak segan-segan untuk menerapkan ilmu dan pengalaman yang ia miliki, amat ringan tangan untuk berbagi kepada sesama dan mudah berbaur dengan siapa saja.

Dalam kesehariannya, ia selalu menyempatkan diri untuk berolahraga pagi, entah itu bersepeda atau jalan kaki keliling kota Bantaeng sekaligus melihat-lihat apalagi yang kurang dari kota yang ia pimpin. Ia juga tak segan untuk menyetir mobil sendiri bahkan tanpa memerlukan pengawalan yang ketat seperti halnya pejabat pada umumnya.

Setiap kali menyempatkan untuk berolahraga pagi, ia ikut berbaur dengan warganya dan tak jarang mengajak untuk berdialog, baik itu dengan pedang kaki lima, petani, tukang becak, nelayan dan lain sebagainya. Itu semua ia lakukan demi untuk mendengarkan langsung harapan dan aspirasi dari warganya. Bahkan saat berdialog, ia tak segan untuk duduk lesehan bersama warganya sambil menikmati kuliner di pesisir pantai kota. Sehingga warga pun menjadi nyaman saat akan berkeluh kesah.

Di mata rakyatnya, Nurdin Abdullah juga merupakan sosok pemimpin yang merakyat yang tak punya sekat birokrasi, di mana warga bisa bertemui langsung kapan pun dan di mana saja jika ingin berdialog. Yang tak kalah menarik juga adalah ia menyulap rumah jabatan bupati menjadi tempat untuk menjamu sekaligus menginap tamu-tamu daerah. Ia menyediakan semua fasilitas yang dibutuhkan oleh para tamu, sehingga tidak perlu lagi menyewa penginapan.

Aku semakin terperangah lagi saat mengetahui kalau dirinya dan keluarga malah tinggal di rumah pribadinya. Masyarakat pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, di mana setiap usai shubuh mulai ramai berdatangan untuk bertatap langsung dengan pemimpin mereka. Namun mereka tak datang begitu saja, karena di dalam pikiran mereka telah siap berbagai pertanyaan dan keluhan yang siap di dialogkan dengan pemimpin mereka. Apalagi mereka tahu betul kalau pemimpin mereka terkenal akan keterbukaannya dan selalu melayani dengan baik. 
 
Sebagai seorang pemimpin atau lebih tepatnya pelayan masyarakat, ia berusaha sebisa mungkin menyediakan waktunya untuk selalu melayani rakyatnya, utamanya yang berkaitan dengan solusi dari permasalahan yang di hadapi, serta tak lupa untuk selalu berupaya meningkatkan usaha dan tingkat kesejahteraan rakyatnya.

Saat ia pertama kali menjadi pemimpin di tanah Bantaeng, tak ada yang namanya program 100 hari kerja sebagai target yang harus segera di raih. Karena menurutnya, semua program adalah target yang harus di capai, namun akan lebih baik jika program tersebut sesuai dengan visi misi telah di desain sebelumnya. Di mana ia telah mendesain Bantaeng untuk 20 tahun yang akan datang yang di fokuskan pada “pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat”. Karena baginya, jika masyarakatnya sejahtera otomatis pembangunan akan berjalan dengan lancar.

Makassar, 31 Mei 2015

Catatan : 
*Artikel ini di sadur dari akun Kompasiana saya dan sedang di ikutkan dalam kompetisi "Dayakan Indonesia" yang di adakan Kompasiana*

10 komentar:

  1. syukur dapat pemimpin amanah dan mendekat dengan rakyat di daerah banteang. semoga daerah yang dipimpin semakin sejahtera. aamiin

    BalasHapus
  2. semoga selalu menjadi pemimpin yang amanah dan membela rakyatnya

    BalasHapus
  3. Bupatinya low profile ya, Mas. Semoga selalu begitu sampai masa jabatannya berakhir, bahkan selamanya semoga selalu begitu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kurang lebih demikian. Saya yakin akan selalu seperti itu sampai jabatannya berakhir karena sebelum menjadi bupati, beliau adalah seorang dosen sekaligus guru besar yang di sukai sekaligus disegani mahasiswa/i-nya.

      Hapus
  4. kalau gak salah Beliau pernah tinggal di Jepang ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar. Beliau ngambil S2 dan S3 di Jepang. Beliau juga menerapkan ilmu yang di peroleh di Jepang ke dalam pemerintahannya, contohnya seperti membuat DAM agar tidak banjir lagi dan ternyata berhasil.

      Hapus
  5. Semoga pak Nurdin Abdullah yang telah menjadikan banyak perubahan menjadi lebih baik dan sejahtera bagi rakyat tidak menjadikan bapak menjadi sombong.....semoga bapak Nurdin selalu disayangi olah Allah SWT dan seluruh mahluk=Nya....aaaaamiiiiiiiiiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin,
      Insya Allah akan selalu menjadi Bapak Nurdin Abdullah yang selama ini di kenal oleh orang banyak, di mana beliau selalu berpikir bagaimana untuk mensejahterakan rakyatnya. Beliau juga gak seperti pemimpin kebanyakan yang lebih banyak berorientasi proyek bukan program.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...