Selasa, 31 Mei 2016

Pengalaman Pertama Buka Rekening Bersama BNI

Pengalaman Pertama Buka Rekening Bersama BNI
Wujud Baru ATM BNI Setelah di Ganti, Dok. Pribadi

Terus terang, kalau ngomongin soal BNI, saya sudah mengenalnya sejak duduk di bangku SMA. Ketika itu tahun 2007 kalau tidak salah ingat, ada sebuah kejadian heboh di keluarga kami. Buku tabungan BNI Taplus ibu saya hilang. Kabar itu saya ketahui pas jam istirahat setelah pelajaran pertama usai dan saya dikabari lewat telpon. Akibat kejadian itu, ibu saya tidak jadi pergi ke bank.

Untuk sekedar di ketahui, dikampung saya saat itu belum ada bank dan untuk menabung harus menyeberang lautan terlebih dahulu, dengan rentang waktu normal 12 jam lamanya dan kalau musim ombak bisa lebih dari itu.

Saya yang waktu itu masih udik, polos dan lugu, berpikir mungkin lupa dibawa saat berangkat ke Bau-Bau. Namun saat saya cari dirumah ketika pulang sekolah, ternyata buku tabungan yang dimaksud tidak ada juga. Esoknya, saya mengabarkan kepada ibu saya bahwa bukunya tidak ada juga dirumah.

Untungnya, diseberang pulau sana ada keluarga yang sudah lama menetap dan membantu menyelesaikan masalah yang di alami ibu saya. Solusi dari bank waktu itu adalah dengan memberikan buku tabungan yang baru.

*   *   *

Setahun setelah kejadian itu, saya harus meninggalkan kampung halaman untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Kala itu, saya belum paham dan tidak punya keberanian untuk buka buku tabungan di bank. Karena sikap udik tersebut, ibu saya akhirnya memberikan ATM BNI yang dulu diterima bersamaan dengan buku tabungan baru.

Saat ATM itu saya terima, saya malah berpikir, mang bisa kartu sekecil ini bisa keluarin duit. Karena penasaran, saya pun mencobanya dan ternyata benar bisa keluarin duit, lewat mesin ATM tentunya. Kartu itu saya pakai kurang lebih setahun lamanya, sebelum akhirnya saat pulang kampung saya memberanikan diri untuk pergi ke bank untuk membuka rekening. Bank BNI yang saya tuju pun sama dengan bank BNI tempat ibu saya membuka rekening BNI Taplus.

Keberanian itu datang bukan tanpa sebab. Pemicunya sendiri adalah kampus dimana saya kuliah. Jadi selama rentang waktu setahun itu, ada satu hari yang memaksa saya harus ke bank, tepatnya bank BNI Syariah.

Kok terpaksa. Ya, karena kampus tempat saya kuliah di tahun 2008 bekerjasama dengan bank BNI Syariah dalam membuat kartu mahasiswa. Dan kartu itu hanya bisa di ambil oleh mahasiswa sesuai nomor induk masing-masing. Karena hal tersebut, berangkatlah saya menuju bank BNI Syariah Cabang Pettarani, Makassar.

Jujur, hari itu untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki diruangan sebuah bank. Namun berkat kejadian itu, saya akhirnya paham dan mengerti bagaimana caranya membuka tabungan baru, termasuk persyaratannya juga. Dari situlah keberanian saya berawal, hingga akhirnya punya niat untuk membuka tabungan baru atas nama saya sendiri saat pulang kampung nanti.

Menariknya, kartu mahasiswa yang saya terima waktu itu ternyata memiliki fungsi ganda. Di satu sisi sebagai tanda pengenal alias kartu mahasiswa, sedangkan di sisi lain berfungsi sebagai ATM.

Berbekal pengalaman pertama tersebut, saat pulang kampung tahun 2009 dan sehari sebelum balik lagi ke Makassar, saya menyempatkan untuk membuka rekening terlebih dahulu.

Waktu itu saya menuju ke bank sekitar jam 8 pagi dengan menggunakan ojek dari lorong yang tidak dari rumah om saya. Itu pun karena sudah di desak oleh om saya, karena katanya kalau datang pagi nggak perlu ngantri lama. Saya yang belum punya pengalaman dengan hal itu hanya nurut saja. Yah, daripada di omelin habis-habisan, mending nurut aja.

Kurang lebih 10 menit kemudian, sampailah saya di depan BNI satu-satunya yang ada di kota Bau-Bau saat itu. Usai membayar ongkos ojek, saya pun berlalu menuju gedung bank. Saat sampai di depan pintu, saya disambut dengan ramah oleh seorang satpam yang sekaligus menuju loket antrian pengambilan nomor. Ketika sudah diloket antrian, satpam bertanya lagi, mau menabung atau buka rekening. Saya pun menjawab mau buka rekening dan dipencetlah tombol bertuliskan costumer service.

Setelah itu, saya kemudian disuruh menuju kursi yang ada di depan costumer service sesuai yang tertulis di karcis antrian. Nggak perlu menunggu waktu lama, nomor saya pun disebutkan. Dengan perasaan deg-degan, saya beranjak dari kursi semula menuju kursi yang ada di depan costumer service.

Saya pun disambut dengan salam dan juga senyuman yang sungguh manisnya oleh perempuan yang bertugas sebagai costumer service. Setelah itu, berlanjut dengan pertanyaan yang tak lain adalah tentang tujuan saya pagi itu. Saya pun menjawab seperti halnya yang saya katakan kepada satpam sebelumnya.

Usai mendengar jawabanya saya, perempuan cantik jelita itu langsung melakukan tugasnya dengan cekatan, termasuk meminta kartu tanda pengenal saya dan segala hal lainnya yang berhubungan dengan persyaratan dalam membuka tabungan baru. Dan saya sebagai calon nasabah pagi, memberikan apa yang ia butuhkan untuk persyaratan itu.

Berkat kegesitannya dan juga saya yang sudah paham mengenai persyaratan dalam membuka tabungan baru, hanya dalam waktu lima menit saja, buku tabungan saya pun sudah jadi dan siap untuk digunakan. Yang perlu saya lakukan adalah melengkapi syarat terakhir di teller, yakni mengisi saldo awal.

Tapi karena saya memang masih sedikit udik, uang yang saya pegang waktu itu hampir semuanya saya berikan kepada teller. Untung saja saya sempat teringat sesuatu, yang tak lain adalah belum membeli tiket kapal PELNI tujuan Bau-Bau ke Makassar. Segera saya pisahkan kurang lebih 250 ribu yang nanti untuk beli tiket kapal, ongkos ojek kepelabuhan, untuk beli ngopi di kapal, dan juga naik angkot nanti dari pelabuhan menuju kost saat tiba di Makassar.

Kemudian itu, barulah saya berikan semua sisanya kepada teller sebagai saldo awal rekening. Sebenarnya ada pertimbangan lain juga, kenapa saya memberikan semua sisanya untuk dijadikan saldo awal? Ya, karena saya tidak ingin repot dan uang itu hilang dicopet saat berada di kapal. Apalagi nominalnya lumayan untuk biaya kost selama sebulan di tempat rantau.

Usai dari teller, saya kembali ke kursi costumer service untuk menerima ATM beserta nomor PIN, yang waktu itu masih 4 digit dan juga buku petunjuk serta diberitahu bahwa ATMnya baru akan aktif jam 5 sore. Tentunya setelah saya aktifkan terlebih dahulu di ATM terdekat.

Setelah saya rasa penjelasannya sudah jelas, saya pun memohon diri untuk meninggalkan kursi costumer service. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih pada nona cantik itu sebelum berlalu meninggalkannya dan juga keluar dari gedung bank BNI pagi itu, yang tak lain menuju ATM BNI terdekat untuk mengaktifkan ATM yang baru saya terima. 

Oh iya, bukan hanya saya saja yang membuka tabungan di BNI, tapi kedua adik saya pun turut menggunakannya. Dan dengan turut sertanya kedua adik saya, lengkap sudah keluarga kami sebagai pengguna BNI. Dan saya memberikan julukan pada keluarga kami sebagai keluarga BNI.

*   *  *

Kini setelah 7 tahun berlalu, saya masih tetap setia menggunakan BNI. Dan selama rentang waktu itu, saya beberapa kali mengalami masalah, mulai dari kartu ATM patah sampai tertelan pun pernah. Namun semua itu dengan mudah saya bisa urus kembali berkat kebaikan hati para costumer service BNI. Menariknya, semua itu saya lakukan di kota tempat saya kuliah hanya dengan modal KTP saja.

Dan lewat tulisan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada costumer service BNI yang baik hati itu. Berkat kebaikan mereka, saya tidak jadi kelaparan dikampungnya orang. Apalagi waktu itu ATM saya tertelan ditanggal tua dan pas bangad isi dompet lagi kosong. Sedangkan satu-satunya harapan hidup saya dirantau ada pada isi ATM itu.

Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih pada costumer service BNIyang baik hati itu. Bagi saya, mereka layak diberi penghargaan karena secara tidak langsung telah menyelamatkan nyawa orang lain.

Makassar, 31 Mei 2016

29 komentar:

  1. dari aku kecil sampai sekarang pakai BNI

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini baru wah... Kalau saya mah, baru seumur jagung pakai BNI-nya.

      Hapus
  2. sekeluarga pakai semua ya..saya juga sudah lama sekali menjadi pelanggan setianya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti Mbak Indah Nuria Savitri udah punya banyak pengalaman dengan BNI, secara jadi nasabah BNI aja udah lumayan lama. Bahkan mungkiin sebelum saya lahir kali ya jadi nasabahnya.

      Hapus
  3. Wah, perjalanan bersama BNI nya seru sekali.
    Saya juga pakai BNI ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih seruan kisahnya Mbak Okti Li, kalau saya baru tingkat pemula pengalaman menggunakan BNI.

      Hapus
  4. Selalu ada kali pertama untuk segala sesuatu ya. Saya juga nasabah BNI, dong :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, yang pertama selalu menakutkan dan bikin jantung jadi deg-degan. Tapi berkat pengalaman pertama, segala sesuatunya jadi lebih mudah dan indah dilalui.

      Hapus
  5. Saya juga pemakai BNI Mas. Selama ini sih selalu ada fitur baru yg bisa saya manfaatkan dalam keseharian saya.
    Semoga sukses lombanya ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Soal fitur baru, saya belum memeriksa semuanya karena baru setahun terakhir ini aktif menggunakan aplikasi Smartphone.

      Sebelumnya dan 3 Hp saya yang hilang, cuma saya gunakan untuk menelpon dan sms aja karena masih gaptek dengan dunia teknologi.

      Hapus
  6. Dan BNI adalah pilihan keluarga saya juga neh. Termasuk asuransi BNI.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau soal asuransi, saya belum tahu bagaimana dengan yang lainnya. Tapi untuk saya pribadi, Asuransi BNI sudah saya gunakan sejak 1,5 tahun lalu.

      Yah, meski asuransi yang saya pakai saat ini iurannya baru sebatas kemampuan mahasiswa. Tapi lumayanlah, dengan asuransi itu saya belajar memproteksi diri dari segala sesuatu yang tidak di inginkan.

      Hapus
  7. Wah saya juga punya atm yg berfungsi sebaga ktm juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akhirnya, ada juga ngerasain apa yang saya rasain 7,5 tahun lalu.

      Asyik kan Mbak, satu kartu bisa dapat dua manfaat.

      Hapus
  8. Aku belum pernah pakek BNI, selain orangtua. aku langsung pakek BCA karena perusahaan tempat kerja kerjasama dengan BCA. setelah kerja keluar, ganti BRI karena lebih murah dlam potongan perbulan. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau BCA dan BRI saya kurang tahu bagaimana systemnya. Tapi kalau BNI sedikit banyak yang saya tahu, karena pengalaman saya dalam menabung cuma dua.

      Pertama menggunakan celengan Ayam (berbentuk plastik) dari TK-SD (pake koin sampai yang 1000) dan SMP-SMA (kadang juga pakai uang kertas sampai pecahan 20 ribu).

      Sedangkan yang kedua menggunakan Bank BNI. Itupun setelah masuk kuliah dan tidak mungkin lagi menggunakan celengan ayam.

      Untuk BNI, saat awal dulu saya pernah menggunakan sms banking. Tapi gegara Hp hilang dan saya lupa passwordnya, saya tidak menggunakannya lagi. Akhirnya saya kembali lagi ke kebiasaan awal, mengecek saldo lewat ATM terdekat.

      Pokoknya kalau dijelaskan lumayanlah yang saya ketahui. Soal potongan atau biaya bulanan, bagi saya masih murah. Yah, sesuailah dengan kantong saya yang masih kuliah dan mengandalkan kiriman orangtua.

      Hapus
  9. saya pakai tabungan ini saat kuliah sekarang malah pindah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti udah banyak pengalaman yang dilalui waktu menggunakan BNI saat kuliah dulu.

      Hapus
  10. kesetiaan menggunakan BNI patut diacungi jempol mas arif
    :D

    aku dulu pake pas kuliah
    itupun karena uda kerja sama dengan universitas
    soalnya transaksinya gampang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, benar bangad. Yang saya alammi juga begitu, gampang melakukan transaksi dan yang pasti ATM-nya ada di mana-mana.

      Hapus
  11. Kalo saya belum pernah punya pengalaman menabung di bank mas timur, serius, hehehe, jadi pengalaman mas timur bersama BNI bisa dijadikan masukan untuk saya... Siiiipppppp :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga ada manfaatnya apa yang saya tuliskan mas. Cuma sedikit sih, tapi saya tetap berharap ada gunanya buat orang banyak, termasuk mas Diar.

      Hapus
  12. Lumayan lama juga ya mas 7 tahun setia sama BNI plus kalau harus ke banknya lewat perjalanan yg mudah..salut..

    Saya hanya pakai BNI pas kuliah aja.. Jadi ngga ada cerita yg spesial :) #malahcurhat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah, bisa dibilang lumayan. Tapi masih banyak kok yang lebih lama dari saya.

      Pasti ada satu cerita menarik yang bisa diceritakan. Sesekali curhat kan nggak apa-apa juga.

      Hapus
  13. ah sukses ya arif, perjuangan mu untuk menabung di BNi patut diacungkan jempol :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Mbak Evrina untuk apresiasinya.

      Hapus
  14. Balasan
    1. Hehehe... sama donk, tapi duluan pake Mas Didit kayanya daripada saya.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...