Wujud Baru ATM BNI Setelah di Ganti, Dok. Pribadi |
Terus terang, kalau ngomongin soal BNI, saya sudah mengenalnya sejak duduk di bangku SMA. Ketika itu tahun 2007 kalau tidak salah ingat, ada sebuah kejadian heboh di keluarga kami. Buku tabungan BNI Taplus ibu saya hilang. Kabar itu saya ketahui pas jam istirahat setelah pelajaran pertama usai dan saya dikabari lewat telpon. Akibat kejadian itu, ibu saya tidak jadi pergi ke bank.
Untuk
sekedar di ketahui, dikampung saya saat itu belum ada bank dan untuk menabung
harus menyeberang lautan terlebih dahulu, dengan rentang waktu normal 12 jam
lamanya dan kalau musim ombak bisa lebih dari itu.
Saya
yang waktu itu masih udik, polos dan lugu, berpikir mungkin lupa dibawa saat
berangkat ke Bau-Bau. Namun saat saya cari dirumah ketika pulang sekolah,
ternyata buku tabungan yang dimaksud tidak ada juga. Esoknya, saya mengabarkan
kepada ibu saya bahwa bukunya tidak ada juga dirumah.
Untungnya,
diseberang pulau sana ada keluarga yang sudah lama menetap dan membantu menyelesaikan
masalah yang di alami ibu saya. Solusi dari bank waktu itu adalah dengan
memberikan buku tabungan yang baru.
* * *
Setahun
setelah kejadian itu, saya harus meninggalkan kampung halaman untuk melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi. Kala itu, saya belum paham dan tidak punya
keberanian untuk buka buku tabungan di bank. Karena sikap udik tersebut, ibu
saya akhirnya memberikan ATM BNI yang dulu diterima bersamaan dengan buku
tabungan baru.
Saat
ATM itu saya terima, saya malah berpikir, mang bisa kartu sekecil ini bisa
keluarin duit. Karena penasaran, saya pun mencobanya dan ternyata benar bisa
keluarin duit, lewat mesin ATM tentunya. Kartu itu saya pakai kurang lebih
setahun lamanya, sebelum akhirnya saat pulang kampung saya memberanikan diri
untuk pergi ke bank untuk membuka rekening. Bank BNI yang saya tuju pun sama
dengan bank BNI tempat ibu saya membuka rekening BNI Taplus.
Keberanian
itu datang bukan tanpa sebab. Pemicunya sendiri adalah kampus dimana saya
kuliah. Jadi selama rentang waktu setahun itu, ada satu hari yang memaksa saya
harus ke bank, tepatnya bank BNI Syariah.
Kok
terpaksa. Ya, karena kampus tempat saya kuliah di tahun 2008 bekerjasama dengan
bank BNI Syariah dalam membuat kartu mahasiswa. Dan kartu itu hanya bisa di
ambil oleh mahasiswa sesuai nomor induk masing-masing. Karena hal tersebut,
berangkatlah saya menuju bank BNI Syariah Cabang Pettarani, Makassar.
Jujur,
hari itu untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki diruangan sebuah bank. Namun
berkat kejadian itu, saya akhirnya paham dan mengerti bagaimana caranya membuka
tabungan baru, termasuk persyaratannya juga. Dari situlah keberanian saya berawal,
hingga akhirnya punya niat untuk membuka tabungan baru atas nama saya sendiri
saat pulang kampung nanti.
Menariknya,
kartu mahasiswa yang saya terima waktu itu ternyata memiliki fungsi ganda. Di satu
sisi sebagai tanda pengenal alias kartu mahasiswa, sedangkan di sisi lain
berfungsi sebagai ATM.
Berbekal
pengalaman pertama tersebut, saat pulang kampung tahun 2009 dan sehari sebelum
balik lagi ke Makassar, saya menyempatkan untuk membuka rekening terlebih
dahulu.
Waktu
itu saya menuju ke bank sekitar jam 8 pagi dengan menggunakan ojek dari lorong
yang tidak dari rumah om saya. Itu pun karena sudah di desak oleh om saya,
karena katanya kalau datang pagi nggak perlu ngantri lama. Saya yang belum
punya pengalaman dengan hal itu hanya nurut saja. Yah, daripada di omelin
habis-habisan, mending nurut aja.
Kurang
lebih 10 menit kemudian, sampailah saya di depan BNI satu-satunya yang ada di
kota Bau-Bau saat itu. Usai membayar ongkos ojek, saya pun berlalu menuju gedung
bank. Saat sampai di depan pintu, saya disambut dengan ramah oleh seorang
satpam yang sekaligus menuju loket antrian pengambilan nomor. Ketika sudah
diloket antrian, satpam bertanya lagi, mau menabung atau buka rekening. Saya pun
menjawab mau buka rekening dan dipencetlah tombol bertuliskan costumer
service.
Setelah
itu, saya kemudian disuruh menuju kursi yang ada di depan costumer service
sesuai yang tertulis di karcis antrian. Nggak perlu menunggu waktu lama, nomor
saya pun disebutkan. Dengan perasaan deg-degan, saya beranjak dari kursi semula
menuju kursi yang ada di depan costumer service.
Saya
pun disambut dengan salam dan juga senyuman yang sungguh manisnya oleh perempuan
yang bertugas sebagai costumer service. Setelah itu, berlanjut dengan
pertanyaan yang tak lain adalah tentang tujuan saya pagi itu. Saya pun menjawab
seperti halnya yang saya katakan kepada satpam sebelumnya.
Usai
mendengar jawabanya saya, perempuan cantik jelita itu langsung melakukan
tugasnya dengan cekatan, termasuk meminta kartu tanda pengenal saya dan segala
hal lainnya yang berhubungan dengan persyaratan dalam membuka tabungan baru. Dan
saya sebagai calon nasabah pagi, memberikan apa yang ia butuhkan untuk
persyaratan itu.
Berkat
kegesitannya dan juga saya yang sudah paham mengenai persyaratan dalam membuka
tabungan baru, hanya dalam waktu lima menit saja, buku tabungan saya pun sudah
jadi dan siap untuk digunakan. Yang perlu saya lakukan adalah melengkapi syarat
terakhir di teller, yakni mengisi saldo awal.
Tapi
karena saya memang masih sedikit udik, uang yang saya pegang waktu itu hampir
semuanya saya berikan kepada teller. Untung saja saya sempat teringat sesuatu,
yang tak lain adalah belum membeli tiket kapal PELNI tujuan Bau-Bau ke Makassar.
Segera saya pisahkan kurang lebih 250 ribu yang nanti untuk beli tiket kapal,
ongkos ojek kepelabuhan, untuk beli ngopi di kapal, dan juga naik angkot nanti
dari pelabuhan menuju kost saat tiba di Makassar.
Kemudian
itu, barulah saya berikan semua sisanya kepada teller sebagai saldo awal
rekening. Sebenarnya ada pertimbangan lain juga, kenapa saya memberikan semua
sisanya untuk dijadikan saldo awal? Ya, karena saya tidak ingin repot dan uang
itu hilang dicopet saat berada di kapal. Apalagi nominalnya lumayan untuk biaya
kost selama sebulan di tempat rantau.
Usai
dari teller, saya kembali ke kursi costumer service untuk menerima
ATM beserta nomor PIN, yang waktu itu masih 4 digit dan juga buku petunjuk
serta diberitahu bahwa ATMnya baru akan aktif jam 5 sore. Tentunya setelah saya
aktifkan terlebih dahulu di ATM terdekat.
Setelah
saya rasa penjelasannya sudah jelas, saya pun memohon diri untuk meninggalkan
kursi costumer service. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih pada nona
cantik itu sebelum berlalu meninggalkannya dan juga keluar dari gedung bank BNI
pagi itu, yang tak lain menuju ATM BNI terdekat untuk mengaktifkan ATM yang baru saya
terima.
Oh
iya, bukan hanya saya saja yang membuka tabungan di BNI, tapi kedua adik saya
pun turut menggunakannya. Dan dengan turut sertanya kedua adik saya, lengkap
sudah keluarga kami sebagai pengguna BNI. Dan saya memberikan julukan pada
keluarga kami sebagai keluarga BNI.
* * *
Kini
setelah 7 tahun berlalu, saya masih tetap setia menggunakan BNI. Dan selama
rentang waktu itu, saya beberapa kali mengalami masalah, mulai dari kartu ATM
patah sampai tertelan pun pernah. Namun semua itu dengan mudah saya bisa urus
kembali berkat kebaikan hati para costumer service BNI. Menariknya,
semua itu saya lakukan di kota tempat saya kuliah hanya dengan modal KTP saja.
Dan
lewat tulisan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada costumer
service BNI yang baik hati itu. Berkat kebaikan mereka, saya tidak jadi
kelaparan dikampungnya orang. Apalagi waktu itu ATM saya tertelan ditanggal tua
dan pas bangad isi dompet lagi kosong. Sedangkan satu-satunya harapan hidup
saya dirantau ada pada isi ATM itu.
Sekali
lagi, saya ucapkan terima kasih pada costumer service BNIyang baik hati itu.
Bagi saya, mereka layak diberi penghargaan karena secara tidak langsung telah
menyelamatkan nyawa orang lain.
Makassar,
31 Mei 2016
dari aku kecil sampai sekarang pakai BNI
BalasHapusIni baru wah... Kalau saya mah, baru seumur jagung pakai BNI-nya.
HapusSama-sama gan.
Hapussekeluarga pakai semua ya..saya juga sudah lama sekali menjadi pelanggan setianya :)
BalasHapusPasti Mbak Indah Nuria Savitri udah punya banyak pengalaman dengan BNI, secara jadi nasabah BNI aja udah lumayan lama. Bahkan mungkiin sebelum saya lahir kali ya jadi nasabahnya.
HapusWah, perjalanan bersama BNI nya seru sekali.
BalasHapusSaya juga pakai BNI ��
Masih seruan kisahnya Mbak Okti Li, kalau saya baru tingkat pemula pengalaman menggunakan BNI.
HapusSelalu ada kali pertama untuk segala sesuatu ya. Saya juga nasabah BNI, dong :)
BalasHapusIya, yang pertama selalu menakutkan dan bikin jantung jadi deg-degan. Tapi berkat pengalaman pertama, segala sesuatunya jadi lebih mudah dan indah dilalui.
HapusSaya juga pemakai BNI Mas. Selama ini sih selalu ada fitur baru yg bisa saya manfaatkan dalam keseharian saya.
BalasHapusSemoga sukses lombanya ya...
Soal fitur baru, saya belum memeriksa semuanya karena baru setahun terakhir ini aktif menggunakan aplikasi Smartphone.
HapusSebelumnya dan 3 Hp saya yang hilang, cuma saya gunakan untuk menelpon dan sms aja karena masih gaptek dengan dunia teknologi.
Dan BNI adalah pilihan keluarga saya juga neh. Termasuk asuransi BNI.
BalasHapusKalau soal asuransi, saya belum tahu bagaimana dengan yang lainnya. Tapi untuk saya pribadi, Asuransi BNI sudah saya gunakan sejak 1,5 tahun lalu.
HapusYah, meski asuransi yang saya pakai saat ini iurannya baru sebatas kemampuan mahasiswa. Tapi lumayanlah, dengan asuransi itu saya belajar memproteksi diri dari segala sesuatu yang tidak di inginkan.
Wah saya juga punya atm yg berfungsi sebaga ktm juga
BalasHapusAkhirnya, ada juga ngerasain apa yang saya rasain 7,5 tahun lalu.
HapusAsyik kan Mbak, satu kartu bisa dapat dua manfaat.
Aku belum pernah pakek BNI, selain orangtua. aku langsung pakek BCA karena perusahaan tempat kerja kerjasama dengan BCA. setelah kerja keluar, ganti BRI karena lebih murah dlam potongan perbulan. hehe
BalasHapusKalau BCA dan BRI saya kurang tahu bagaimana systemnya. Tapi kalau BNI sedikit banyak yang saya tahu, karena pengalaman saya dalam menabung cuma dua.
HapusPertama menggunakan celengan Ayam (berbentuk plastik) dari TK-SD (pake koin sampai yang 1000) dan SMP-SMA (kadang juga pakai uang kertas sampai pecahan 20 ribu).
Sedangkan yang kedua menggunakan Bank BNI. Itupun setelah masuk kuliah dan tidak mungkin lagi menggunakan celengan ayam.
Untuk BNI, saat awal dulu saya pernah menggunakan sms banking. Tapi gegara Hp hilang dan saya lupa passwordnya, saya tidak menggunakannya lagi. Akhirnya saya kembali lagi ke kebiasaan awal, mengecek saldo lewat ATM terdekat.
Pokoknya kalau dijelaskan lumayanlah yang saya ketahui. Soal potongan atau biaya bulanan, bagi saya masih murah. Yah, sesuailah dengan kantong saya yang masih kuliah dan mengandalkan kiriman orangtua.
saya pakai tabungan ini saat kuliah sekarang malah pindah
BalasHapusPasti udah banyak pengalaman yang dilalui waktu menggunakan BNI saat kuliah dulu.
Hapuskesetiaan menggunakan BNI patut diacungi jempol mas arif
BalasHapus:D
aku dulu pake pas kuliah
itupun karena uda kerja sama dengan universitas
soalnya transaksinya gampang
Iya, benar bangad. Yang saya alammi juga begitu, gampang melakukan transaksi dan yang pasti ATM-nya ada di mana-mana.
HapusKalo saya belum pernah punya pengalaman menabung di bank mas timur, serius, hehehe, jadi pengalaman mas timur bersama BNI bisa dijadikan masukan untuk saya... Siiiipppppp :D
BalasHapusSemoga ada manfaatnya apa yang saya tuliskan mas. Cuma sedikit sih, tapi saya tetap berharap ada gunanya buat orang banyak, termasuk mas Diar.
HapusLumayan lama juga ya mas 7 tahun setia sama BNI plus kalau harus ke banknya lewat perjalanan yg mudah..salut..
BalasHapusSaya hanya pakai BNI pas kuliah aja.. Jadi ngga ada cerita yg spesial :) #malahcurhat
Yah, bisa dibilang lumayan. Tapi masih banyak kok yang lebih lama dari saya.
HapusPasti ada satu cerita menarik yang bisa diceritakan. Sesekali curhat kan nggak apa-apa juga.
ah sukses ya arif, perjuangan mu untuk menabung di BNi patut diacungkan jempol :D
BalasHapusMakasih Mbak Evrina untuk apresiasinya.
HapusAku juga pakai BNI hehehe
BalasHapusHehehe... sama donk, tapi duluan pake Mas Didit kayanya daripada saya.
Hapus