Senin, 26 Oktober 2015

Saatnya Generasi Muda Ikut Terlibat Dalam Pencegahan Terorisme

Ilustrasi : Stop Terorisme
Akhir-akhir ini, berita dan tayangan video mengenai aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok militan kembali hangat diperbincangkan di jagad dunia maya dan juga dunia nyata. Dari video yang beredar, terlihat dengan jelas tindakan sadis, kejam, serta tidak berperikemanusiaan telah dilakukan oleh kelompok militan tersebut. Lebih-lebih hal itu melibatkan anak-anak dan remaja yang mana ikut bergabung dengan kelompok militan tersebut.

Dari video tersebut, hanya satu kata yang bisa terucap, yaitu MENGERIKAN!
 
Hal tersebut juga menunjukkan kepada kita semua bahwa begitu mengerikannya propaganda yang telah dilakukan oleh kelompok tersebut. Apalagi mereka telah berhasil dan terus menyasar generasi muda di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sedangkan disisi lain, juga menunjukkan kepada kita semua bahwa kelompok militan tersebut mulai menggeser target yang akan mereka rekrut untuk menjadi anggota.

Kini mereka beralih kepada generasi muda. Caranya adalah dengan memilih generasi muda yang putus sekolah, sedang mencari jati diri, dan tidak berkecukupan secara ekonomi. Bahkan kalangan anak-anak pun tidak luput dari incaran mereka. Akibatnya, hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi para orangtua karena generasi penerus mereka menjadi sasaran empuk dari aksi propaganda para kelompok ekstrimis atau militan tersebut. Sehingga membuat semua orang berusaha untuk lebih keras lagi dalam melindungi generasi penerus mereka dari ancaman propaganda.

Namun demikian, apalah artinya kerja keras dari para orangtua jika kita sebagai generasi penerus atau generasi muda tidak ikut aktif membantu orangtua kita dalam mencegah masuknya propaganda dan semacamnya ke lingkungan sekitar kita

Sebagai generasi muda, kita juga perlu membentengi diri kita dari dari masuknya propaganda tersebut. Banyak cara untuk membentengi diri kita dari serangan propaganda radikal, seperti lewat pendidikan (sekolah), meningkatkan sikap toleransi, menghargai keberagaman agama, suku, dan ras, serta menguatkan sikap nasionalisme.

Atau bisa juga dengan ikut aktif bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Dimana mereka sangat aktif dalam melakukan sosialisasi pencegahan terorisme, yang dimulai dari tingkat dini sampai dewasa. Hal ini dilakukan mengingat kelompok militan/radikal atau teroris sangat terorganisir dan rapi dalam melancarkan aksinya, termasuk dalam mempengaruhi dan merekrut anggota baru.

Perlu untuk diketahui, mereka terkadang menggunakan cara-cara yang tidak kita sadari. Mereka juga berusaha untuk selalu berada selangkah di depan kita. Bahkan mereka mencoba memasuki semua lini, mulai dari rumah ibadah, institusi pendidikan, institusi pendidikan agama, dan media internet.

Ngomongin soal media internet atau dunia maya, kita patut untuk waspada karena di sisi ini mereka telah merencanakannya untuk jangka panjang. Berdasarkan hasil penelitian Bruce Hoffman, kelompok teroris telah memiliki website sendiri dengan berbagai macam bahasa, konten, strategi untuk melakukan doktrinasi, rekrutmen, dan pelatihan secara online.

Oleh karena itu, sebagai generasi muda, kita harus lebih waspada lagi dalam mengakses dan mengupdate informasi yang kita miliki, khususnya yang didapatkan dari dunia maya. Karena dunia maya merupakan dunia yang sangat rentan untuk disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu dalam menyebar informasi yang tidak sesuai dengan fakta bahkan cenderung mengadu domba.

Entah disadari atau tidak, media memiliki peran penting dalam penyebaran informasi yang benar terkait dengan isu radikalisme terorisme. Dengan bekal informasi tersebut masyarakat dapat melakukan pencegahan dini terhadap potensi munculnya paham-paham kekerasan.

Untuk itu, sebagai generasi muda sudah saatnya untuk terlibat bersama dalam pencegahan terorisme, khususnya di negeri tercinta ini.

Ditulis tanggal 9 Oktober 2015

Catatan :
Tulisan ini untuk menyambut hari "Sumpah Pemuda" sekaligus ajakan untuk generasi muda agar semakin melek informasi dan semacamnya.

2 komentar:

  1. ngeri ya mas arif kalo dah bicara radikasme, serasa meneror tuk gencatan senjata alias perang huaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lumayan menakutkan Mbak kalau dipikir-pikir.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...