Hari ini, tepat sebulan sudah aku mencoba peruntungan dengan bekerja sambil kuliah. Pekerjaan yang aku ambil pun tak jauh-jauh dari jurusan kuliah yang aku tekuni saat ini, yakni jurusan Arsitektur. Adapun tempat aku kerja sendiri adalah di sebuah sekolah, yakni sebagai site manager pembangunan RKB dan juga sanitasi. Selama di lokasi kerja, banyak ilmu, pengalaman dan pemandangan unik yang aku temukan. Di mana semua hal itu dapat dijadikan sebagai pelajaran dan pegangan ketika masuk ke jenjang pernikahan nantinya.
Salah
satu di antaranya yang bisa aku jadikan pelajaran adalah kerja keras tukang dan
buruh dalam mencari nafkah demi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, agar dapur
tetap mengepul, dan juga demi bisa membiayai masa depan anak-anak mereka. Hal
ini aku ketahui ketika beberapa kali tukang dan buruh curhat mengenai gaji yang
diterima dari dari mandor mereka.
Namun
yang menarik perhatianku adalah mengenai kerja keras mereka demi bisa membiayai
masa depan anak-anak, karena tidak ingin ketika dewasa kelak nasib penerus
mereka sama seperti yang dijalani saat ini. Melihat hal tersebut, aku sempat
berpikir seperti ini : “Akankah kelak aku seperti mereka, bekerja keras
membanting tulang sekuat tenaga tanpa mengenal lelah demi untuk membahagiakan
keluarga?”
Ketika
pikiran itu berlalu, pertanyaan demi pertanyaan pun ikut bermunculan dan
perlahan-lahan mulai berkecamuk di dalam kepala ini. Untungnya, semua itu masih
bisa aku tepis dan mencoba berpikir positif dan normal. Dengan penuh semangat
dan gairah, aku pun berkata dalam hati “Aku tak bisa seperti mereka, aku harus
bekerja cerdas karena bekerja keras saja tidak akan cukup”. Apalagi biaya hidup
dan biaya pendidikan setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan.
Lalu
apa yang harus aku lakukan, khususnya mengenai biaya pendidikan untuk sang buah
hati kelak jika sudah menikah? Maka salah satu jawabannya tak lain dan tak
bukan adalah merencanakan biaya pendidikan untuk sang buah hati sejak dini.
Mengapa
Harus Sekarang?
Jawabannya
cukup simple, karena setiap orangtua apa pun latar belakangnya pasti
menginginkan yang terbaik kepada sang buah hatinya kelak. Di mana hal itu mulai
berlaku sejak mereka masih kecil sampai dewasa bahkan sampai meraih kesuksesan.
Sehingga tak heran jika setiap orangtua rela menghabiskan banyak waktunya untuk
memilah-memilah sekolah terbaik untuk anaknya, bahkan sampai-sampai mencarikan
dan mendaftarkannya ke tempat-tempat pelatihan ekstrakurikuler sejak dini. Benar
gak!
Lalu,
setelah pertanyaan pertama terjawab, apa langkah selanjutnya?
Bagaimana
Cara Merencanakan Pendidikan Anak?
Untuk
urusan yang satu ini pasti semua punya cara masing-masing, termasuk aku sendiri
yang notabene masih kuliah. Namun sebelum hal itu membuatku kewalahan saat
sudah menikah nanti, maka tidak ada salahnya jika semuanya aku rencanakan mulai
dari sekarang. Setuju gak!
Lalu...
apa saja yang perlu dipersiapkan untuk semua itu. Yuk, simak sedikit tips dari
saya dalam mempersiapkan dana untuk
pendidikan sang buah hati.
Mulai
menyiapkannya sedini mungkin
Seperti yang
sudah aku katakan sebelumnya bahwa biaya pendidikan setiap tahunnya mengalami
peningkatan, maka yang perlu aku lakukan adalah mulai menyiapkan (menabung)
sedini mungkin. Karena dengan memulai sedini mungkin, akan semakin mudah dalam
mengatur keuangan di masa mendatang, termasuk dalam mengumpulkan dana yang
dibutuhkan untuk biaya pendidikan.
Mengenali
cita-cita anak
Nah... yang
satu ini tak jarang orangtua memaksakan kehendaknya agar sang buah hati nanti
sekolah ditempat yang mereka inginkan. Padahal tidak ada salahnya jika
melibatkan sang anak dalam urusan yang satu ini. Karena percaya atau tidak,
seiring berjalannya waktu sang buah hati memiliki pilihan sendiri yang kadang
berbeda dengan cita-citanya sewaktu kecil. Maka satu-satunya jalan adalah
dengan mendukung cita-citanya dan mulai mempersiapkan biaya pendidikan yang
dibutuhkan sebaik mungkin.
Memilih
sekolah yang tepat
Bukan hal yang
baru lagi jika saat ini banyak berdiri sekolah dengan kualitas dan biaya pendidikan
yang bervariasi, baik formal maupun informal. Sebagai calon orangtua maupun
yang sudah jadi orangtua, yang perlu dilakukan adalah mengetahui bakat dan
minat sang buah hati agar kelak saat menentukan sekolah tidak salah atau dengan
kata lain tepat sesuai dengan potensi sang anak.
Menentukan
target biaya pendidikan yang dibutuhkan
Setelah mengenali
cita-cita dan menemukan sekolah yang tepat untuk sang buah hati, yang harus
dilakukan adalah memperkirakan tahun berapa sang buah hati akan sekolah,
jenjang pendidikan mana nantinya yang akan dilalui (formal atau informal). Selanjutnya,
cobalah untuk mulai memperkirakan dan menghitung biaya pendidikan yang
dibutuhkan, termasuk kenaikan biaya setiap tahunnya. Jika semua itu sudah, maka
akan mudah menentukan biaya yang dibutuhkan untuk pendidikan sang buah hati
kelak.
Menentukan
sumber biaya yang dibutuhkan
Jika sudah
mengetahui jumlah dana yang butuhkan, maka lebih baik mulailah untuk
mengumpulkan biaya pendidikan anak. Entah dengan menabung, berinvestasi seperti
reksadana dan semacamnya, menyisihkan biaya setiap bulannya, lewat asuransi
seperti asuransi pendidikan atau asuransi lainnya, atau ingin menjaminkan salah
satu aset yang dimiliki.
Selain beberapa hal di atas, perlu
juga di ingat bahwa kelak sang anak akan tinggal di mana ketika nanti masuk sekolah.
Apakah di dalam sekolah atau diluar sekolah?
Jika di luar sekolah, misalnya
seperti asrama, maka akan menghemat waktu, uang, dan juga lebih praktis saat
pulang dan pergi ke sekolah. Namun bila di luar sekolah, berdasarkan pengalaman
pribadi ada baiknya sang anak nge-kos (satu kamar dengan temannya), atau
membelikan rumah kecil daripada mengontrak, karena tiap tahun sewa rumah kontrakan
selalu naik dan kenaikannya cukup signifikan.
Makassar, 31 Oktober 2015
Catatan :
Tulisan ini di sadur dari akun Kompasiana Saya dan ikutkan dalam lomba Blog Competition di Kompasiana. Insiparasi tulisan ini adalah buruh, tukang, dan juga ibu-ibu yang sering menjemput anaknya di sekolah tempatku mengontrol pekerjaan pembangunan RKB dan Sanitasi.
iya bener mas, memilih sekolah sangatlah penting. Hendaknya jauh2 sblmnya sudah punya nominasi sekolah yg akan dituju. Sangat penting, pendidikan agama n akhlak sejakdini.
BalasHapusArtikelnya cukup berisi, layak masuk nominasi .. good luck !
Terima kasih untuk apresiasinya Mbak. Masih gak yakin masuk nominasi di Kompasiana karena banyak saingan yang hebat-hebat dalam dunia menulis.
HapusYang paling susah dan sering kejadian bentrok pas menyamakan pendapat bahwa si ortu tahu yg terbaik misal pendifikan x, si anak maunya pendidikan y
BalasHapusInsya Allah kalau orangtua yang sadar dan melek informasi gak akan memaksakan kehendaknya. Saya yakin pasti semua bisa di diskusikan dengan baik-baik.
HapusTerima kasih infonya :)
BalasHapushttp://berita855.com | http://goo.gl/IJlwnz
Bandar Euro 2016
Sama-sama.
Hapusperencanaan yang matang dan terstruktur dalam segala hal tentu sangat penting, demikian juga perencanaan pendidikan untuk anak-anak lagian pendidikan mah emang warisan yang tak ternilai juga sih
BalasHapusSetuju. Semuanya harus direncanakan dengan matan dan terstruktur, termasuk pendidikan. Apalagi ilmu akan selalu bermanfaat sampai kapanpun.
HapusSekolah itu mahal, jadi mesti di rencanakan
BalasHapusBenar bangad tuh, harus direncanakan dari sekarang kalau tidak mau kewalahan di masa mendatang.
Hapusyok i, kenali cita2 anak, abs itu baru bs nyarik seklh yg sesuai dg cita2 dan bakat mereka...
BalasHapusmeskipun masih kuliah, rencana dikau kece badai mas bro..
semoga sukses yak Amin
Bisa aja nih Mbak Inda Chakim. Habis gimana Mbak, setiap hari dengar curhat para tukang, dan buruh. Malah gak sengaja dengar rumpian para ibu-ibu yang sering nongkrong gak jauh dari tempat kerja.
HapusMakin dini makin baik.. Apalagi kita sering terlupa dengan prioritas lainnya. Good to know you have thought about it..
BalasHapusSetuju Mbak, dengan memikirkannya sedini mungkin, maka prioritas lainnya tidak akan terlupakan atau terganggu.
Hapussemua serba tidak menentu di zaman sekarang jadi perlu ada perencanaan matang. good job mas
BalasHapusItu dia yang harus diwaspadai, ketidaktentuan tersebut bisa menjadi malapetaka dimasa mendatang jika tidak dipikirkan dari sekarang.
Hapus