Bangunan Pencakar Langit Makassar |
"Andai Makassar Memiliki Banyak Ruang Terbuka Hijau Sekaligus Ruang Publik".
Begitulah
aku sering beranda-andai setiap kali memulai dan sehabis olahraga
hampir setiap harinya. Bagaimana aku tidak berandai-andai seperti
demikian? Lokasi biasa aku berolahraga (kampus Unhas) begitu hijau,
banyak tersedia fasilitaas untuk berolahrga baik jogging, sepakbola,
basket, voli, dan masih banyak lagi. Dari situlah aku selalu memimpikan
kota Daeng ini memiliki banyak ruang terbuka hijau sekaligus menjadi
area ruang publik yang mampu mewadahi aktivitas warganya di kala sedang
membutuhkan tempat refreshing dan semacamnya.
Seperti yang sudah
aku katakan sebelumnya bahwa aku dilahirkan disebuah desa terpencil
yang berada di atas gunung. Sebagai orang desa/kampung, sewaktu kecil
aku selalu bermimpi untuk menginjakkan kaki di kota dan dalam bayanganku
kota merupakan tempat yang asyik untuk ditempati, dipenuhi pepohonan
alias mengijau seperti di desa yang notabene masih menjaga kearifan
lokalnya, dan masih banyak lagi yang aku bayangkan.
Impian itu
pun kini terwujud, tepatnya di mulai 8 tahun lalu saat menginjakkan kaki
di kota Daeng atau Makassar. Sayangnya, apa yang dulu aku impikan
sewaktu kecil hanya sebagian saja yang menjadi kenyataan dan sebagiannya
lagi tetap menjadi mimpi yang entah kapan bisa terwujud.
Ya...
kota yang ada dalam impian masa kecilku masih jauh dari harapan,
ternyata gak begitu hijau dan gak seperti yang sering aku lihat di
televisi. Kondisi ini terjadi karena padatnya pemukiman warga, khususnya
di dekat pusat kota sehingga menyebabkna area ruang terbuka hijau dan
ruang publik sedikit berkurang. Masalah ini pun seringkali menjadi
tantangan pemerintah kota dari tahun ke tahun.
Selain itu,
fasilitas untuk pejalan kaki pun masih ada yang belum tersedia. Begitu
pula dengan fasilitas yang di khususkan untuk mereka yang terlahir dalam
keadaan tidak sempurna. Belum lagi ditambah dengan kebiasaan sopir
angkutan kota (orang Makassar menyebutnya pete-pete) yang mangkal
sembarangan dan kadang menyerobot area ruang publik seperti pinggir
jalan yang seharusnya untuk para pejalan kaki.
Di tulis tanggal 30 September 2015
Hidup itu berawal dari mimpi mas..
BalasHapusmudah-mudahan mimpi mas untuk menjadikan kota makassar menjadi kota yang hijau bisa terwujud :)
Amiiin....
HapusSemoga saja segera terwujud biar penduduk kota khususnya memiliki banyak tempart untuk refreshing.