Tukang Sayur (Sumber Foto : www.flickr.com)
|
Kembali
lagi teman-teman. Artikel kali ini masih menyambung cerita sebelumnya, yakni
mengenai ibu-ibu dan tukang sayur". Namun kali ini sisi yang di ulas
sedikit berbanding terbalik dengan artikel sebelumnya. Jangan ke mana-mana dulu
ya, pantengin terus blog ini.
*
* *
Sejatinya
kehadiran tukang sayur tiap pagi membuat para ibu bisa lebih mudah dan cepat
memperoleh bahan menu impian. Tetapi ibu-ibu kadang juga bertindak bagaikan "musuh
dalam selimut" atau sebaliknya, yakni "benci tapi rindu"
terhadap tukang sayur. Mereka membutuhkan, tetapi di sisi lain kadang juga
menekan tukang sayur yang selama ini telah menjadi idola dan idaman setiap
pagi.
Tekanan-tekanan tersebut tanpa disadari
sudah menjadi bagian dari kebiasaan yang tak bisa dipisahkan dalam keseharian
para ibu-ibu. Bahkan bisa jadi para ibu-ibu juga tidak pernah menyadari bahwa
ulahnya tersebut bisa membuat tukang sayur hanya kembali modal atau mungkin
sedikit bangkrut.
Lalu, apa saja kebiasaan-kebiasan yang
aku maksud tersebut? Yuk, diperhatikan dengan seksama ulasannya di bawah ini.
Menawar Dagangan
Terlalu Murah
Keunikan belanja di pasar tradisional
maupun tukang sayur adalah bahwa kita bisa menawar harga barang. Tapi untuk
harga sayur/buah/pangan pokok lainnya, biasanya pedagang tidak akan membandrol
barang dengan harga yang terlalu tinggi. Apalagi dengan asas persaingan
sempurna, mereka tak mau terlalu banyak selisih harga dengan pedagang lain
karena kuatir kehilangan pelanggan. Karena itu kita sebaiknya menjaga adab
dalam menawar harga. Berilah tawaran harga yang sewajarnya.
Jangan sampai pedagang melepas
barangnya pada kita dengan rasa terpaksa/tidak ikhlas. Keterpaksaan itu bisa
mengurangi keberkahan dalam barang yang akan kita konsumsi.
Pesan Suatu Barang Tapi Tidak Jadi Dibeli
Pesan Suatu Barang Tapi Tidak Jadi Dibeli
Perlu untuk di ketahui, modal yang
dimiliki tukang sayur itu sudah ada peruntukannya. Dia sudah mempelajari bahan
apa saja yang ingin dikulak sesuai kecenderungan konsumen. Jika kita pesan
suatu barang tertentu, modalnya akan terpakai untuk kita. Jika kita tak jadi
membelinya, tentu menjadi kerugian baginya. Masih bagus jika barang pesanan
kita itu ada yang menggantikan. Jika tidak, modal si pedagang akan tertahan di
barang tersebut. Ini akan mengurangi kemampuannya kulakan barang di hari
berikutnya.
Berhutang Pada Tukang
Sayur Dalam Waktu Lama
Sudah rahasia umum sebagian ibu berhutang pada tukang sayur, bahkan dalam jangka waktu lama. Namun di waktu yang relatif sama, ibu tersebut mampu membeli barang-barang di toko besar/swalayan. Sudah tentu di swalayan ia harus membayar tunai. Bukan masalah jika ibu sedang kesulitan keuangan. Tetapi hendaknya disertai empati untuk menahan keinginan membeli barang-barang lain yang kurang perlu. Terlalu lama ibu berhutang, membuat tukang sayur menjadi kekurangan modal.
Sudah rahasia umum sebagian ibu berhutang pada tukang sayur, bahkan dalam jangka waktu lama. Namun di waktu yang relatif sama, ibu tersebut mampu membeli barang-barang di toko besar/swalayan. Sudah tentu di swalayan ia harus membayar tunai. Bukan masalah jika ibu sedang kesulitan keuangan. Tetapi hendaknya disertai empati untuk menahan keinginan membeli barang-barang lain yang kurang perlu. Terlalu lama ibu berhutang, membuat tukang sayur menjadi kekurangan modal.
Mengutil
Tak hanya ABG saja yang suka bercerita, tukang sayur pun kadang suka curhat. Tentu saja curhatnya tak jauh-jauh dari barang dagangannya, yakni di kala ada ibu-ibu yang suka mengambil barang dagangannya tanpa menghargai barang tersebut alias membayar. Pengen negur, tapi gak enak karena merasa kasihan jika ibu yang mengambil barang tanpa membayar tersebut jadi malu akibat ditegur di depan banyak orang.
Tak hanya ABG saja yang suka bercerita, tukang sayur pun kadang suka curhat. Tentu saja curhatnya tak jauh-jauh dari barang dagangannya, yakni di kala ada ibu-ibu yang suka mengambil barang dagangannya tanpa menghargai barang tersebut alias membayar. Pengen negur, tapi gak enak karena merasa kasihan jika ibu yang mengambil barang tanpa membayar tersebut jadi malu akibat ditegur di depan banyak orang.
Selalu Ingin Dilayani
Lebih Dahulu
Layaknya seorang kekasih yang tidak
lama pernah berjumpa, para ibu-ibu suka bermanja-manja pada tukang sayur, yakni
selalu ingin menjadi yang pertama di layani. Akibat kebiasaan ibu-ibu enggan
bersabar, tak jarang tukang sayur menjadi panik. Kadang hitung-hitungan
manualnya kacau alias salah harga. Ini juga berpotensi mengakibatkan kerugian.
Suka Berinisiatif
Untuk Mengambil Bonus Sendiri
Kadang ada ibu-ibu menambahkan suatu
barang sebagai bonus/pembulatan harga belanjaannya. Apa susahnya untuk bertanya
dulu pada tukang sayur, apakah ia membolehkan? Akan lebih baik jika ia yang
memilihkan/menentukan jenis bonusnya. Sekalipun hanya sebutir tomat kecil yang
kita minta, jika harganya sedang tinggi tentu akan memberatkannya.
Kurang lebih seperti itulah hal-hal
kecil yang sering dilakukan oleh para ibu-ibu terhadap tukang sayur idaman dan
idola mereka. Semoga saja pembaca artikel ini tidak termasuk dalam golongan
ibu-ibu yang lalai dalam hal tersebut. Meskipun hal itu sepele, tapi kalau
dilakukan tiap hari lama-lama akan menjadi besar juga.
Semoga menjadi bahan renungan dan
pelajaran buat kita semua.
Makassar, 7 Oktober
2015
Sumber Referensi
Tambahan :
Website
ummi-online.com
oh jadi poin poin itu yaa yang sering ibu ibu lakuin ketika belanja sayur :D
BalasHapuskasian tukang sayurnya juga yaaa :D haha
Sering tuh nemuin kaya gitu.
Hapusiya, poin-poin diats betul sekali. udah pasti itu ibu-ibu, meskipun di area medan arang ditemukan tukang sayur yang bawa dagangan, tapi lebihberdiam dipasar, tetap aja poin itu berlaku
BalasHapusGitu ya, berlaku juga dipasar gak tahunya.
Hapuskasihan ya tukang sayur
BalasHapusIya. Kasihan sekali
Hapusnamanya juga ibu-ibu, hobinya pasti nawar :D tapi kalau sampe ngutil, kesian yang jualan euy :|
BalasHapusHehehe... kasihan bangad.
Hapustapi nggak apa-apa juga jika kebiasaan ibu-ibu yang demikian, kan tukang sayurnya udah punya modal hingga berM-M, jadi kalm saja-lah
BalasHapusHahaha... kalau tukang sayurnya kaya gini mah... harus sedekah tiap hari.
Hapuswadaw, kalok pembelinya model begitu yaaahhh, kasihan si tukaang sayur
BalasHapusIya, kasihan sekali. Apalagi hanya itu pekerjaan yang ia bisa.
HapusBener banget, kalo denger curhatan tukang sayur dan lihat sendiri ya demikian itu adanya. Semoga saya nggak seperti itu, aamiin.. :)
BalasHapusHhhmm... ternyata bukan hanya saya yang memperhatikan hal ini.
HapusSemoga saja gak demikian Mbak, kan gak asyik dan malu-maluin saja.