Dokumen Pribadi : Jakarta dari puncak Monas
|
Meningkatnya pertumbuhan penduduk
membuat permintaan akan perumahan ikut naik, bahkan cenderung tinggi. Namun
kondisi tersebut tidak sebanding untuk wilayah perkotaan. Mengapa? Karena
kondisi lahan yang tersedia di perkotaan semakin lama semakin sedikit dan
cenderung sempit.
Disisi lain, harga tanah yang
melambung secara drastis menjadi salah satu penyebab susahnya untuk membangun
rumah tinggal, utamanya yang bersifat landed house. Selain itu, ditambah
dengan tingginya tingkat arus urbanisasi masyarakat, baik secara fisik berupa
bentuk hunian, atau pun secara kehidupan sosial yang tergerak untuk beralih
pada kehidupan perkotaan.
Semakin lengkap lagi jika hal itu
didasari pada pemikiran bahwa kehidupan kota akan membawa kesejahteraan bagi
siapa pun yang menjalaninya. Pada akhirnya, kondisi ini hanya membuat kawasan
perkotaan menjadi padat akan penduduk, yang mana kebutuhan akan tempat tinggal
menjadi semakin meningkat pula.
Bagi mereka yang tidak mendapatkan
tempat tinggal akan memberikan dampak negatif pada sebuah kawasan. Contohnya
membangun rumah di kawasan yang bukan pada peruntukkannya. Hal ini lambat laun
akan membuat wilayah perkotaan menjadi padat akan pemukiman. Dampaknya pun akan
membuat lingkungan menjadi kawasan kurang sehat, kumuh, rawan kebakaran,
langganan banjir, dan sebagainya.
Padahal itu baru sebatas permasalahan
yang di akibatkan oleh arus urbanisasi. Belum ditambah dengan permasalahan yang
ada sebelum adanya kaum urban. Contohnya : lahan terbuka hijau yang berfungsi
ganda sebagai daerah resapan air yang semakin berkurang. Jika di tambah lagi
dengan kaum urban, maka sudah bisa di pastikan lahan terbuka hijau akan semakin
berkurang keberadaannya.
Namun, bukan berarti setiap masalah
tidak ada penyelesaiannya. Contoh dekatnya seperti yang sedang saya ulas di
artikel ini. Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan konsep hunian
vertikal atau Vertical Housing. Solusi ini bisa diterapkan dalam
berbagai lingkup, baik untuk skala kecil, menengah, atau skala besar. Untuk
skala kecil bisa anda baca disini.
Sedangkan untuk skala menengah sampai
besar sudah mulai marak terlihat, meskipun kita terlambat dari negara tetangga
seperti Singapura, Kuala Lumpur, bahkan Manila. Melihat perkembangan setiap
kota yang mengalami perubahan setiap tahun dan lahan yang semakin langka, maka
konsep Vertical Housing sangat cocok untuk diterapkan.
Selain itu, konsep vertical housing juga
bisa diterapkan di kota-kota besar yang memiliki penduduk belum terlalu padat.
Sehingga kawasan lahan terbuka hijau bisa tetap terjaga, bahkan bisa bertambah.
Konsep ini juga bisa mengatasi tingginya tingkat permintaan akan pembangunan
perumahan. Untuk bentuk hunian vertikal dalam skala besar bisa berupa apartemen
atau rumah susun. Bahkan saat ini mulai trend pembangunan hunian vertikal
lengkap dengan fasilitas pendukungnya, seperti pusat perbelanjaan, pusat
kebugaran, kolam renang, jogging trek dan lain-lain.
Selamat membaca,
semoga bermanfaat!
Makassar, 26 Februari
2015
Catatan :
*Menerima
Jasa Desain Rumah Tinggal*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar