Menulis adalah sebuah kebiasaan. Bahkan
sebagian orang yang menemukan “hidup” melalui menulis sudah
menjadikannya sebagai kebutuhan. Menurut mereka menulis juga merupakan bagian
dari berkarya, lewat tulisan mereka bisa ikut bersuara, bahkan perubahan pun bisa
terjadi. Melalui tulisan mereka melepaskan segala belenggu yang selama ini
berkecamuk dalam pikiran.
Bagi mereka, tulisan dijadikan sebagai
sarana untuk berbagi kepada semua orang meskipun kadang tidak mengenal satu
sama lain. Kebaikan demi kebaikan ditaburkan lewat tulisan yang mereka
hasilkan. Begitu banyak hal yang bisa dilakukan lewat sebuah tulisan. Bahkan
tak jarang dari mereka yang sampai menghasilkan sebuah buku dari hasil
tulisan-tulisan yang dikumpulkan. Dan tentu saja sebagai bonusnya akan
mendapatkan imbalan berupa royalti.
Jaman sekarang, menulis sudah dianggap
sebagai salah satu keterampilan yang patut dicoba. Menulis juga bisa dijadikan
sebagai pilihan untuk investasi masa depan. Bahkan menulis tidak perlu lisensi
khusus seperti halnya sebuah profesi atau tempat kursus. Kok bisa! Ya... pasti
bisa, karena yang dilihat bukan sertifikat atau lisensi yang didapatkan setiap
orang melainkan kualitas tulisan yang dihasilkan.
Dalam dunia tulis menulis yang
dibutuhkan hanyalah keseriusan dan terus berlatih, terus mencoba serta tetap
semangat untuk belajar menulis. Menulis itu sama halnya dengan berjalan, makin
sering dilatih maka lama-lama akan mahir juga. Lantas, profesi yang bagaimana
dan siapa saja yang boleh menulis? Jawabannya adalah semua orang tanpa
memandang profesi yang dimiliki. Entah mereka itu adalah seorang dokter,
pengusaha, guru/dosen, mahasiswa, arsitek, dan sebagainya.
Ngomongin soal profesi, saya pernah
mendengar sebuah kalimat masih saya ingat sampai sekarang. “Arsitek kok
beralih jadi penulis buku, ngapain kuliah kalau ujung-ujung hanya menulis buku”.
Awalnya, saya pun ikut terbawa arus dan langsung membenarkan pernyataan
tersebut. Hal ini dikarenakan saya masih baru dengan dunia perkotaan dan belum
mengenal dunia tulis menulis.
Namun, seiring berjalannya waktu dan
saat mulai mengenal dunia tulis menulis serta mulai mengoleksi berbagai buku
bacaan termasuk buku tentang arsitektur, saya pun sadar bahwa semua orang bisa
menulis meski orang tersebut adalah seorang arsitek. Bahkan salah satu hobi
yang saya lakukan sekarang berbanding dengan anggapan sewaktu masih menjadi
orang baru yang tidak tahu apa-apa.
Meskipun belum bisa menghasilkan
tulisan tentang arsitektur, saya yakin pada waktunya nanti pasti bisa
menghasilkan karya tulis mengenai profesi saya tersebut. Sebagai pemula yang
masih dalam proses belajar menulis, saya mencoba menyemangati diri dan
menanamkan sebuah motivasi agar bisa konsisten belajar menulis.
Arsitek menulis,
kenapa gak? Itulah motivasiku.
Makassar, 15 Februari
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar