Cara Menyikapi Perbedaan Pendapat |
Perbedaan
adalah suatu hal yang tidak bisa di pungkiri oleh manusia. Semakin maju
perkembangan jaman, perbedaan pun semakin jelas terlihat. Perbedaan tidak
memandang bulu, baik itu hal besar atau pun kecil pasti akan ada perbedaan. Dan
apa pun usaha manusia untuk menghindari perbedaan, pasti perbedaan itu akan
selalu tetap ada.
Dalam kehidupan
sehari-hari, kita semua pasti sering merasakan perbedaan tersebut. Salah satu
dari sekian banyak perbedaan yang sering kita jumpai adalah perbedaan dalam mengemukakan
pendapat. Contohnya, kita sering berbeda pendapat dengan seseorang yang berbeda
pikiran dan pandangan mengenai sesuatu hal, baik itu masalah kecil (sepele)
atau pun besar, dengan kelompok, dan bahkan dengan organisasi atau komunitas di
mana kita melakukan aktivitas.
Ketika
mengutarakan pendapat, seringkali kita melihat orang lain atau pun mungkin anda
sendiri memaksakan pendapatnya agar diterima, baik kepada yang pro maupun yang
kontra.
Nah.... hal
yang demikian sering terjadi pada media sosial dan kadang menjadi pemandangan
yang unik, serta menarik perhatian banyak orang. Kejadian-kejadian seperti ini
tak jarang kita temukan pada media sosial seperti twitter, facebook bahkan blog
sekalipun.
Biasanya perbedaan
pendapat sering terjadi karena ada hal-hal yang memicunya, sehingga membuat
setiap orang yang membaca atau mendengar menjadi cepat emosi dan menantang
untuk berdebat. Pemicunya pun beragam, mulai dari isu-isu sensitif seperti
politik, seputar dunia olahraga, mengenai SARA dan lain sebagainya.
Pasti kita
semua sering menemukan hal-hal seperti di atas dalam kehidupan sehari-sehari.
Entah itu saat membaca sebuah postingan yang membahas isu-isu sensitif,
seringkali kita menemukan komentar yang kadang tidak sepaham dengan isi artikel
si penulis. Dan akhirnya perdebatan sengit pun dimulai, bahkan perdebatan
tersebut seakan tak berujung.
Ketika kita
mengangkat sebuah topik dan meyakini kebenaran topik tersebut, hal itu belum
tentu benar menurut pemahaman dan pandangan orang lain yang membaca tulisan
kita. Begitu pula saat kita mengatakan bahwa kepercayaan kita adalah yang
paling baik, hal itu belum tentu bisa diterima begitu saja oleh penganut
kepercayaan lain. Begitu pun sebaliknya saat orang lain mengatakan hal yang
sama kepada kita.
Dan hal
tersebut adalah wajar dan sah-sah saja, asal kita bisa menahan diri dan tak
selalu mementingkan ego diri sendiri. Dan kita harus bisa menghormati dan
menghargai pendapat orang lain seperti layaknya kita menghargai diri sendiri.
Selama kita
masih bernapas, perbedaan pendapat pasti akan terjadi dalam kita. Mengapa?
Karena saat kita terlahir, telah dianugerahi perbedaan dengan orang lain. Dan
bahkan dengan orang terdekat sekalipun, seperti orang tua, saudara, bahkan saudara
kembar kita.
Masalahnya
adalah bagaimana kita menyikapi perbedaan pendapat itu sendiri. Hal ini akan
terpecahkan tergantung dari cara kita masing-masing menyikapi perbedaan
pendapat yang kita hadapi.
Menjaga Keharmonisan Dengan Orang Lain
Lantas,
bagaimana dengan di media sosial yang sedang trend saat ini? Seperti yang kita
semua tahu, meskipun tidak bertatap muka, seringkali kita menemukan orang-orang
yang belum dewasa dalam menyikapi perbedaan pendapat. Yang paling sering kita
temui saat berkomentar pada sebuah tulisan antara lain : saling menghina,
mencaci maki, menghujat, menuliskan kata-kata kotor yang menyebabkan orang lain
tidak nyaman saat membacanya, dan bahkan menyikapi pendapat dengan menyerang
langsung pribadi yang bersangkutan.
Entah mengapa,
hal ini sering sekali terjadi di ranah media sosial. Apakah hanya sekedar
menunjukkan kehebatan dirinya, atau sekedar beraktualisasi dengan cara yang
keliru dengan menyerang teman-temannya yang dianggap berseberangan pendapat.
Hanya yang bersangkutanlah yang tau jawabannya.
Saya pribadi
berpendapat dan berkomitmen, bahwa tujuan ikut aktif di media sosial adalah
untuk berteman atau menambah lebih banyak teman, serta menambah wawasan. Untuk
itu, saya berusaha di setiap waktu luang untuk bersimpati terhadap tulisan yang
di posting oleh teman-teman di media sosial. Jika harus mengkritik tulisan yang
di posting, saya memikirkan terlebih dahulu dengan matang kritikan atau pun
saran yang akan saya tuliskan, serta saya berusaha dengan bahasa yang sehalus
mungkin agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.
Ketika saya
menemukan teman yang tidak memahami atau pun sampai tidak mau menerima kritikan
dan saran, serta lebih memilih menyudahi komentar bahkan diam saja. Hal itu
saya lakukan agar tidak terjadi masalah yang berkepanjangan dan menyebabkan
permusuhan. Gampangkan, gak perlu repot-repot menghabiskan tenaga dan pikiran
untuk berdebat yang menjurus ke hal-hal yang tidak bermanfaat apalagi
menyebabkan permusuhan.
Begitu pula
saat ada teman yang memberikan komentar pada tulisan yang saya posting. Saya
berusaha untuk membalas komentar tersebut dan mengapresiasi teman yang sudah
mau berkunjung dan meninggalkan berkomentar, baik itu komentar serius atau pun
hanya sekedar basa-basi dan bercanda.
Terus...
Bagaimana jika ada komentar yang pedas? Gampang kok! Saya tetap membalasnya
dengan memberikan penjelasan mengenai apa yang sudah saya tulis. Selain itu,
saya tetap memberikan apresiasi dan menganggap hal tersebut sebagai hal yang
positif yang akan membangun kepribadian ke arah lebih baik lagi ke depan.
Dengan melakukan hal demikian, pertemanan di media sosial akan tetap terjaga
dan awet selalu untuk selamanya.
Selamat membaca
dan semoga bermanfaat.
Makassar, 17 Februari 2015
Berbeda-beda tetapi tetap satu jua... Itulah Indonesia
BalasHapusItulah uniknya Indonesia, meskipun memiliki beragam perbedaan tetap selalu bersatu. Salam
HapusHem.. menyikapi perbedaan pendapat tidak memiliki sebuah standar. Tidak harus ada standar benar atau salah mengenai sikap yang keluar dalam menghadapi adanya perbedaan. Ada yang berkeras dan ngotot, ada yang pilih ngalah, ada yang berpikir "matang".. semuanya hanya cara.
BalasHapusTidak perlu harus sama... karena kalau semua sama, maka tidak akan ada lagi perbedaan itu dan hal tersebut tidak mungkin.
Hanya diluar sikap dalam berdebat, seseorang harus mampu memisahkan dan melihat bahwa hubungan antar yang terlibat tidak boleh terganggu oleh apa yang terjadi saat perdebatan. Boleh panas dalam debat atau perbedaan pendapat.. tapi hati tetap harus dingin.
Selama semua masih berada pada koridor , mengapa harus terlalu mengekang diri untuk menghindari benturan?
Untuk standar memang tidak ada, semuanya kembali kepada pribadi masing-masing, gak harus sama dan mengekang diri dalam menyikapi setiap perbedaan pendapat yang dihadapi. Salah satu caranya seperti pengalaman yang saya tuliskan lewat artikel ini.
HapusSaya percaya setiap individu punya cara masing-masing dalam menyikapi setiap perbedaan. Namun tidak jarang kita menemukan yang sudah melewati koridor dan penyebabnya kadang karena gengsi dan takut malu.
Seruu juga menambah wawasan saat membacanya
BalasHapusAlhamdulillah kalau bisa menambah wawasan.
HapusSeruu juga menambah wawasan saat membacanya
BalasHapusSemoga ada manfaatnya. Mau ngasih masukan juga boleh.
Hapushttps://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1977023383551191775#allposts blog saya
BalasHapusApa nih...
Hapusbiasa kalo berbeda pendapat, tetapi cara menanggapinya yg penting kan Mas
BalasHapusYa, benar. Cara menanggapinya yang paling penting. Jangan ikutan emosi dan sebagainya, harus tetap tenang dan menerima setiap perbedaan yang ada plus nggak memaksakan kehendaak jika ada peebedaan pendapat.
Hapus