Rabu, 20 Juli 2016

Tujuh Alasan Kenapa Saya Suka Menulis


Jadi Mentor Dadakan Mengenai Dunia Kepenulisan
Kenapa kita suka menulis kak? Sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang gadis bernama Maria yang kebetulan tepat berada di depan saya. Gadis yang baru saya kenal seminggu sebelumnya, tepatnya saat pelatihan Duta Damai Dunia Maya yang diadakan oleh BNPT di Makassar. Yang mana gadis itu juga menjadi salah satu bagian dari komunitas baru saya bernama Mariki’ Duta Damai.

Ketika mendengar pertanyaan dadakan tersebut, saya langsung kaget. Seketika itu juga pandangan yang sebelumnya fokus mengutak atik blog pribadi di laptop yang berada dihadapan jadi buyar. Sampai-sampai tulisan yang ingin saya posting di website Komunitas Duta Damai pun terhenti untuk sementara. Saat akan menjawabnya, pertanyaan yang sama kembali terlontar dari bibir mungil dua gadis lainnya.

Bahkan tidak berhenti sampai di situ saja, malah pertanyaan-pertanyaan baru pun ikut bermunculan. Seperti, sejak kapan mulai menulisnya, kenapa bisa tertarik dengan dunia menulis, siapa yang mengajari menulis, udah bisa menghasilkan belum tulisannya, kenapa tidak ikut adsense, bagaimana cara agar bisa konsisten menulis, bagaimana template yang bagus untuk blog, biasanya apa tentang apa yang ditulis dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Hari itu, rasanya seperti mahasiswa semester akhir yang sedang ujian skripsi, saking begitu banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada saya. Sampai-sampai hawa Cafe The Ali yang berlokasi di persimpangan jalan Rusa dan Monginsidi yang kami jadikan tempat ngumpul hari itu mendadak panas, padahal ada AC di dalamnya dan cuaca kota Makassar juga sudah mulai mendung. Aneh bin ajaib, tapi begitulah kenyataan yang saya rasakan sendiri meski yang lainnya adem ayem.

Usai menyimak semua pertanyaan yang diajukan oleh gadis-gadis cantik nan jelita itu, dengan sedikit tersenyum saya mulai mencoba menjawab satu persatu sesuai dengan apa yang saya pahami selama ini. Jawabannya akan saya ulas lewat artikel ini, namun untuk kali ini saya fokuskan pada satu pertanyaan dulu, yakni Kenapa Saya Suka Menulis?

Ada beberapa alasan yang membuat saya semakin doyan hingga keasyikan dengan dunia yang satu ini, bahkan menjadikannya sebagai hobi baru. Termasuk juga menginspirasi teman-teman di sekeliling saya untuk melakukan hal yang sama, meski ujung-ujungnya sebagian dari mereka berpacu dengan konsistensi.

Menulis Untuk Berbagi

Awal mula saya mulai menyukai dunia menulis karena ingin berbagi dengan sesama. Dalam hal ini berbagi ilmu positif yang saya dapatkan, apa pun itu. Entah yang ada hubungannya dengan ilmu yang sedang pelajari, maupun ilmu lain yang baru saya dapatkan ketika belajar dari banyak sumber, baik itu dari buku atau makhluk tuhan yang sempurna di bumi ini. Yah, siapa lagi kalau bukan manusia lainnya.

Sayang kan kalau punya ilmu tidak dibagi ke orang banyak. Kan nggak asyik kalau hanya dimiliki sendiri. Nggak mau kan masuk neraka sendirian sedangkan yang lain berbondong-bondong masuk surga. Hehehe...

Menulis Adalah Proses Meditasi

Dengan menulis, indera kita di ajak untuk fokus pada satu titik. Mengajak kita untuk menyelesaikan satu permasalahan terlebih dahulu sebelum lanjut ke masalah selanjutnya. Mengajarkan kita untuk konsisten dalam mencapai apa yang di inginkan. Membimbing kita untuk menajamkan semua insting dan indra agar bisa berinteraksi dengan semesta. Yah, layaknya orang yang sedang bermeditasi yang hanya fokus pada satu titik dan mengumpulkan energi positif sekitar.

Sebagai Obat Penyembuh

Percaya atau tidak, menulis juga bisa menjadi obat penyembuh. Contohnya nyatanya seperti yang dialami oleh mantan Presiden ke-3 RI, yakni BJ. Habibie. Berkat menulis, beliau akhirnya bisa sembuh dari keterpurukan akibat di tinggal oleh istri tercinta. Yang mana sebelum disarankan menulis, pihak dokter sudah angkat tangan karena tidak tahu harus memberikan obat apalagi saking sudah banyaknya obat yang dicoba ke beliau.

Bahkan kalau tidak salah baca cerita dari seseorang yang menyaksikan langsung kondisi beliau, dosis yang diberikan sudah lumayan tinggi dan para dokter yang menanganinya pun tidak berani lagi memberikan dosis yang lebih tinggi lagi, karena ditakutkan berakibat fatal nantinya.

Namun siapa sangka, solusi terakhir yang dicoba, yakni menyarankan beliau untuk menulis membawa hasil yang tidak terduga. Obat-obatan yang biasanya diberikan oleh dokter mulai dikurangi dan digantikan dengan aktivitas menulis. Ya, menuliskan apa saja yang ingin beliau tulis setiap harinya.

Kini, sampai hari ini seperti yang kita saksikan, yakni beliau dalam keadaan sehat wal afiat. Apa yang beliau tulis berhasil dibukukan, menjadi karya Best Seller dan menginspirasi banyak orang. Tak cuma di Indonesia, tapi dibelahan dunia lain pun ikut terinspirasi. Terbukti dengan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dan berhasil difilmkan juga, yang semua tahu menjadi salah satu film yang populer di banyak bioskop.

Menulis Adalah Proses Menyatu Dengan Alam

Emang bisa? Eits, nggak percaya nih ceritanya. Jangan salah ya, menulis juga bisa membuat kita ikut dengan alam. Karena lewat menulis, kita di ajak melihat apa yang terjadi disekeliling kita, mendengarkan segala hal yang terjadi, mengajak kita untuk rasakan sesuatu yang sesungguhnya, dan menyentuh apa yang kita temukan sehingga informasi yang diberikan kepada orang lain benar-benar valid.

Contohnya, seperti yang dilakukan oleh mereka yang menjadi traveller. Dimana apa yang mereka rasakan, hirup, lihat, sentuh, dan dengar dijadikan sebagai bahan untuk menghidupkan ceritak yang ditulis lewat diblog pribadi. Yang tak lain tujuannya adalah untuk membuat pembaca terhipnotis dan seolah-olah sedang berada ditempat yang diceritakan.

Sebagai Investasi Masa Depan

Banyak yang beranggapan bahwa menulis itu adalah kegiatan yang buang-buang waktu saja, membuat jari keriting, capek, membosankan, perlu teknik tingkat tinggi seperti mereka yang bergelar doktor atau profesor, juga tidak jelas masa depannya. Bahkan tak jarang memberikan cap bahwa kegiatan itu hanya bisa dilakukan oleh kelompok tertentu saja.

Padahal, jika orang-orang tersebut mau sadar, menulis juga bisa menjadi sebuah investasi yang menjanjikan. Tak cuma untuk saat ini saja, tapi bisa juga dijadikan sebagai salah satu investasi masa depan. Jadi bukan hanya emas, property, dan uang saja yang bisa dijadikan investasi masa depan.

Tahukah kamu, kalau menuliskan juga bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah bahkan dollar. Contoh dekatnya seperti blogger yang awalnya dianggap sebelah mata, tapi kini mulai diminati oleh banyak orang karena berhasil menghidupi dirinya bahkan keluarganya. Bahkan di Indonesia sendiri banyak ibu-ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai blogger dan berhasil membuat dapur keluarga tambah mengepul berkat tulisan-tulisan yang mereka hasilkan. Yang tentunya juga bisa membantu meringankan beban suami di sela-sela seabrek aktifitas di rumah.

So, masih mau bilang dan beranggapan kalau menulis itu kegiatan yang tidak ada apa-apanya, membosankan, membuat jari keriting, dan sebagainya. Sedangkan diluar sana sudah banyak yang membuktikan manfaat luar biasa dari menulis, salah satunya sebagai salah satu investasi masa depan.

Sarana Untuk Mengembangkan Diri

Setiap manusia dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun sayangnya tidak banyak orang yang menyadari kelebihan yang di milikinya, sehingga potensi itu tidak bisa dioptimalkan dengan sebaik mungkin.

Contohnya, saat bersama teman atau sahabat, kita kadang jadi orang paling depan bahkan jago ngomong ini dan itu. Namun ketika disuruh tampil di depan orang banyak, nyali kita jadi ciut mendadak bahkan ngumpet entah kemana saking nggak percaya diri dan pastinya berakhir dengan kaki serta tangan yang gemetaran. Akibatnya, apa yang kita sampaikan jadi kaku bahkan membuat orang lain jadi bingung.

Nah, buat kamu yang belum punya keberanian dan bingung untuk menyalurkan hobi ngomong atau berceritamu, ada baiknya mulailah menulis. Yah, itung-itung sekaligus belajar dan daripada disimpan di dalam kepala terus hingga membuat kamu stress, mendingan disalurkan saja lewat menulis. Saya yakin, kepercayaan dirimu akan bangkit dengan perlahan-lahan dan suatu saat nanti bakalan berani untuk tampil di depan orang banyak, seperti yang selama ini kamu impikan.

Menuliskan Sejarah Sendiri

Pramoedya Ananta Toer pernah berkata : “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan juga sejarah”.

Seperti yang dikatakan oleh Pram, menulis adalah salah cara untuk membuat publik mengingat kita di masa kini dan masa depan. Siapa lagi yang bisa melakukan hal demikian kalau bukan dari kita sendiri. Karena belum tentu juga orang lain mau menuliskan sejarah tentang diri kita. Mumpung masih banyak waktu, lebih baik kita sendiri yang menuliskan sejarah itu.

Itulah tujuh alasan “Kenapa Saya Suka Menulis? Meski sebenarnya masih jawaban lainnya. Terakhir, mari kita belajar bersama.
Makassar, 19 Juli 2016

16 komentar:

  1. Aku suka point terakhir, biar ga ada yang baca atopun kita bukan orang penting, yang jelas mengukir setiap memori di masa kini bisa buaat sesuatu yang berharga di masa tua nanti, meski cuma dalam bentuk cerita ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar bangad, mumpung dengan adanya teknologi seperti internet dan blog, peluang untuk mengukir moment berharga dan menjadikannya sesuatu yang bermakna dimasa kini dan depan lebih besar lagi.

      Hapus
  2. Bahkan dulu aku pernah mikir gini, nanti kalo aku udah ga ada di dunia ini, orang ato keluarga masih bisa merasakan kehadiranku lewat kisah2 yang *hidup* mlalui tulisan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah... Itu dia yang mau dihidupkan dan diabadikan lewat tulisan. Setidaknya bisa menjadi sebuah cerita di masa mendatang.

      Hapus
  3. menulis untuk berbagi dan menulis juga sebagai jalan menjadi orang bermanfaat. Menulis sebagai obat, menurut saya benar sekali, soalnya menulis bisa menghilangkan stres. Pertanyaan anak-anak kadang menyulitkan. Tulisannya bermanfaat sekali mas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah, meski menyulitkan patut untuk dijawab. Sudah menjadi kewajiban untuk menjawabya dan anggap saja sebagai sebuah tantangan.

      Hapus
  4. begitu bersemangatnya mang admin menjelaskan kenapa jadi tukang nulis, sampe ada 7 alesannya, coba...eladala, rupanya para gadis cantik itu yang nanya soalnya....hadeuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... Kebanyakan ya alasannya. Maklum sajalah kalau nggak dijawab nanti gadis-gadisnya cembedut lagi.

      Hapus
  5. memang kalau kita berpikiran pendek menulis itu juga jadi membosankan tapi kalau kita berpikiran kemasa depan maka menulis ini menjadi suatu hal yang keharusan buat pengetahuan dimasa mendatang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya bukan karena berpikiran pendek, tapi belum aja menemukan gaya menulis yang dengan kepribadian. Dan pastinya tidak menulis dengan hati, atau dengan kata lain hanya mengandalkan pikiran saja. Sehingga suka mentok di tengah jalan.

      Hapus
  6. Setuju bangat, menulis untuk ajang berbagi dan klo saya juga untuk menghilangkan stress akibat tekanan kerjaan, jadi lampiasinnya ke menulis dan bloging dah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cocok, dengan menulis stress bisa berkurang juga. Jadinya seperti sebuah terapi gitu.

      Hapus
  7. Gw menulis karena ingin berbagi kebahagiaan :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ini mah kaga diragukan lagi, terbukti dari postingannya yang berisi jalan-jalan dan aktivitas menyenangkan lainnya.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...