Kenapa
kita suka menulis kak? Sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang gadis bernama
Maria yang kebetulan tepat berada di depan saya. Gadis yang baru saya kenal seminggu
sebelumnya, tepatnya saat pelatihan Duta Damai Dunia Maya yang diadakan oleh BNPT
di Makassar. Yang mana gadis itu juga menjadi salah satu bagian dari komunitas baru
saya bernama Mariki’ Duta Damai.
Ketika
mendengar pertanyaan dadakan tersebut, saya langsung kaget. Seketika itu juga
pandangan yang sebelumnya fokus mengutak atik blog pribadi di laptop yang
berada dihadapan jadi buyar. Sampai-sampai tulisan yang ingin saya posting di
website Komunitas Duta Damai pun terhenti untuk sementara. Saat akan menjawabnya,
pertanyaan yang sama kembali terlontar dari bibir mungil dua gadis lainnya.
Bahkan
tidak berhenti sampai di situ saja, malah pertanyaan-pertanyaan baru pun ikut
bermunculan. Seperti, sejak kapan mulai menulisnya, kenapa bisa tertarik dengan
dunia menulis, siapa yang mengajari menulis, udah bisa menghasilkan belum
tulisannya, kenapa tidak ikut adsense, bagaimana cara agar bisa
konsisten menulis, bagaimana template yang bagus untuk blog, biasanya apa
tentang apa yang ditulis dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Hari
itu, rasanya seperti mahasiswa semester akhir yang sedang ujian skripsi, saking
begitu banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada saya. Sampai-sampai
hawa Cafe The Ali yang berlokasi di persimpangan jalan Rusa dan Monginsidi yang
kami jadikan tempat ngumpul hari itu mendadak panas, padahal ada AC di dalamnya
dan cuaca kota Makassar juga sudah mulai mendung. Aneh bin ajaib, tapi
begitulah kenyataan yang saya rasakan sendiri meski yang lainnya adem ayem.
Usai
menyimak semua pertanyaan yang diajukan oleh gadis-gadis cantik nan jelita itu,
dengan sedikit tersenyum saya mulai mencoba menjawab satu persatu sesuai dengan
apa yang saya pahami selama ini. Jawabannya akan saya ulas lewat artikel ini, namun
untuk kali ini saya fokuskan pada satu pertanyaan dulu, yakni Kenapa Saya Suka
Menulis?
Ada
beberapa alasan yang membuat saya semakin doyan hingga keasyikan dengan dunia
yang satu ini, bahkan menjadikannya sebagai hobi baru. Termasuk juga
menginspirasi teman-teman di sekeliling saya untuk melakukan hal yang sama,
meski ujung-ujungnya sebagian dari mereka berpacu dengan konsistensi.
Menulis
Untuk Berbagi
Awal
mula saya mulai menyukai dunia menulis karena ingin berbagi dengan sesama. Dalam
hal ini berbagi ilmu positif yang saya dapatkan, apa pun itu. Entah yang ada
hubungannya dengan ilmu yang sedang pelajari, maupun ilmu lain yang baru saya
dapatkan ketika belajar dari banyak sumber, baik itu dari buku atau makhluk
tuhan yang sempurna di bumi ini. Yah, siapa lagi kalau bukan manusia lainnya.
Sayang
kan kalau punya ilmu tidak dibagi ke orang banyak. Kan nggak asyik kalau hanya
dimiliki sendiri. Nggak mau kan masuk neraka sendirian sedangkan yang lain
berbondong-bondong masuk surga. Hehehe...
Menulis
Adalah Proses Meditasi
Dengan
menulis, indera kita di ajak untuk fokus pada satu titik. Mengajak kita untuk
menyelesaikan satu permasalahan terlebih dahulu sebelum lanjut ke masalah
selanjutnya. Mengajarkan kita untuk konsisten dalam mencapai apa yang di inginkan.
Membimbing kita untuk menajamkan semua insting dan indra agar bisa berinteraksi
dengan semesta. Yah, layaknya orang yang sedang bermeditasi yang hanya fokus pada
satu titik dan mengumpulkan energi positif sekitar.
Sebagai
Obat Penyembuh
Percaya
atau tidak, menulis juga bisa menjadi obat penyembuh. Contohnya nyatanya
seperti yang dialami oleh mantan Presiden ke-3 RI, yakni BJ. Habibie. Berkat menulis,
beliau akhirnya bisa sembuh dari keterpurukan akibat di tinggal oleh istri
tercinta. Yang mana sebelum disarankan menulis, pihak dokter sudah angkat
tangan karena tidak tahu harus memberikan obat apalagi saking sudah banyaknya
obat yang dicoba ke beliau.
Bahkan
kalau tidak salah baca cerita dari seseorang yang menyaksikan langsung kondisi
beliau, dosis yang diberikan sudah lumayan tinggi dan para dokter yang
menanganinya pun tidak berani lagi memberikan dosis yang lebih tinggi lagi,
karena ditakutkan berakibat fatal nantinya.
Namun
siapa sangka, solusi terakhir yang dicoba, yakni menyarankan beliau untuk
menulis membawa hasil yang tidak terduga. Obat-obatan yang biasanya diberikan
oleh dokter mulai dikurangi dan digantikan dengan aktivitas menulis. Ya,
menuliskan apa saja yang ingin beliau tulis setiap harinya.
Kini,
sampai hari ini seperti yang kita saksikan, yakni beliau dalam keadaan sehat
wal afiat. Apa yang beliau tulis berhasil dibukukan, menjadi karya Best Seller
dan menginspirasi banyak orang. Tak cuma di Indonesia, tapi dibelahan dunia
lain pun ikut terinspirasi. Terbukti dengan diterjemahkan ke dalam beberapa
bahasa dan berhasil difilmkan juga, yang semua tahu menjadi salah satu film
yang populer di banyak bioskop.
Menulis
Adalah Proses Menyatu Dengan Alam
Emang
bisa? Eits, nggak percaya nih ceritanya. Jangan salah ya, menulis juga bisa
membuat kita ikut dengan alam. Karena lewat menulis, kita di ajak melihat apa
yang terjadi disekeliling kita, mendengarkan segala hal yang terjadi, mengajak kita
untuk rasakan sesuatu yang sesungguhnya, dan menyentuh apa yang kita temukan
sehingga informasi yang diberikan kepada orang lain benar-benar valid.
Contohnya,
seperti yang dilakukan oleh mereka yang menjadi traveller. Dimana apa yang
mereka rasakan, hirup, lihat, sentuh, dan dengar dijadikan sebagai bahan untuk
menghidupkan ceritak yang ditulis lewat diblog pribadi. Yang tak lain tujuannya
adalah untuk membuat pembaca terhipnotis dan seolah-olah sedang berada ditempat
yang diceritakan.
Sebagai
Investasi Masa Depan
Banyak
yang beranggapan bahwa menulis itu adalah kegiatan yang buang-buang waktu saja,
membuat jari keriting, capek, membosankan, perlu teknik tingkat tinggi seperti
mereka yang bergelar doktor atau profesor, juga tidak jelas masa depannya. Bahkan
tak jarang memberikan cap bahwa kegiatan itu hanya bisa dilakukan oleh kelompok
tertentu saja.
Padahal,
jika orang-orang tersebut mau sadar, menulis juga bisa menjadi sebuah investasi
yang menjanjikan. Tak cuma untuk saat ini saja, tapi bisa juga dijadikan
sebagai salah satu investasi masa depan. Jadi bukan hanya emas, property, dan uang
saja yang bisa dijadikan investasi masa depan.
Tahukah
kamu, kalau menuliskan juga bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah bahkan dollar.
Contoh dekatnya seperti blogger yang awalnya dianggap sebelah mata, tapi kini mulai
diminati oleh banyak orang karena berhasil menghidupi dirinya bahkan
keluarganya. Bahkan di Indonesia sendiri banyak ibu-ibu rumah tangga yang
berprofesi sebagai blogger dan berhasil membuat dapur keluarga tambah mengepul
berkat tulisan-tulisan yang mereka hasilkan. Yang tentunya juga bisa membantu
meringankan beban suami di sela-sela seabrek aktifitas di rumah.
So,
masih mau bilang dan beranggapan kalau menulis itu kegiatan yang tidak ada
apa-apanya, membosankan, membuat jari keriting, dan sebagainya. Sedangkan diluar
sana sudah banyak yang membuktikan manfaat luar biasa dari menulis, salah
satunya sebagai salah satu investasi masa depan.
Sarana
Untuk Mengembangkan Diri
Setiap
manusia dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun sayangnya
tidak banyak orang yang menyadari kelebihan yang di milikinya, sehingga potensi
itu tidak bisa dioptimalkan dengan sebaik mungkin.
Contohnya,
saat bersama teman atau sahabat, kita kadang jadi orang paling depan bahkan jago
ngomong ini dan itu. Namun ketika disuruh tampil di depan orang banyak, nyali
kita jadi ciut mendadak bahkan ngumpet entah kemana saking nggak percaya diri
dan pastinya berakhir dengan kaki serta tangan yang gemetaran. Akibatnya, apa
yang kita sampaikan jadi kaku bahkan membuat orang lain jadi bingung.
Nah,
buat kamu yang belum punya keberanian dan bingung untuk menyalurkan hobi
ngomong atau berceritamu, ada baiknya mulailah menulis. Yah, itung-itung
sekaligus belajar dan daripada disimpan di dalam kepala terus hingga membuat
kamu stress, mendingan disalurkan saja lewat menulis. Saya yakin, kepercayaan
dirimu akan bangkit dengan perlahan-lahan dan suatu saat nanti bakalan berani
untuk tampil di depan orang banyak, seperti yang selama ini kamu impikan.
Menuliskan
Sejarah Sendiri
Pramoedya
Ananta Toer pernah berkata : “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama
ia tidak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan juga sejarah”.
Seperti
yang dikatakan oleh Pram, menulis adalah salah cara untuk membuat publik mengingat
kita di masa kini dan masa depan. Siapa lagi yang bisa melakukan hal demikian
kalau bukan dari kita sendiri. Karena belum tentu juga orang lain mau
menuliskan sejarah tentang diri kita. Mumpung masih banyak waktu, lebih baik
kita sendiri yang menuliskan sejarah itu.
Itulah
tujuh alasan “Kenapa Saya Suka Menulis? Meski sebenarnya masih jawaban lainnya.
Terakhir, mari kita belajar bersama.
Makassar,
19 Juli 2016
Aku suka point terakhir, biar ga ada yang baca atopun kita bukan orang penting, yang jelas mengukir setiap memori di masa kini bisa buaat sesuatu yang berharga di masa tua nanti, meski cuma dalam bentuk cerita ^_^
BalasHapusBenar bangad, mumpung dengan adanya teknologi seperti internet dan blog, peluang untuk mengukir moment berharga dan menjadikannya sesuatu yang bermakna dimasa kini dan depan lebih besar lagi.
HapusBahkan dulu aku pernah mikir gini, nanti kalo aku udah ga ada di dunia ini, orang ato keluarga masih bisa merasakan kehadiranku lewat kisah2 yang *hidup* mlalui tulisan
BalasHapusNah... Itu dia yang mau dihidupkan dan diabadikan lewat tulisan. Setidaknya bisa menjadi sebuah cerita di masa mendatang.
Hapusmenulis untuk berbagi dan menulis juga sebagai jalan menjadi orang bermanfaat. Menulis sebagai obat, menurut saya benar sekali, soalnya menulis bisa menghilangkan stres. Pertanyaan anak-anak kadang menyulitkan. Tulisannya bermanfaat sekali mas :)
BalasHapusYah, meski menyulitkan patut untuk dijawab. Sudah menjadi kewajiban untuk menjawabya dan anggap saja sebagai sebuah tantangan.
Hapusbegitu bersemangatnya mang admin menjelaskan kenapa jadi tukang nulis, sampe ada 7 alesannya, coba...eladala, rupanya para gadis cantik itu yang nanya soalnya....hadeuh
BalasHapusHahaha... Kebanyakan ya alasannya. Maklum sajalah kalau nggak dijawab nanti gadis-gadisnya cembedut lagi.
Hapusmemang kalau kita berpikiran pendek menulis itu juga jadi membosankan tapi kalau kita berpikiran kemasa depan maka menulis ini menjadi suatu hal yang keharusan buat pengetahuan dimasa mendatang...
BalasHapusSebenarnya bukan karena berpikiran pendek, tapi belum aja menemukan gaya menulis yang dengan kepribadian. Dan pastinya tidak menulis dengan hati, atau dengan kata lain hanya mengandalkan pikiran saja. Sehingga suka mentok di tengah jalan.
HapusSetuju bangat, menulis untuk ajang berbagi dan klo saya juga untuk menghilangkan stress akibat tekanan kerjaan, jadi lampiasinnya ke menulis dan bloging dah
BalasHapusCocok, dengan menulis stress bisa berkurang juga. Jadinya seperti sebuah terapi gitu.
HapusGw menulis karena ingin berbagi kebahagiaan :-)
BalasHapusKalau ini mah kaga diragukan lagi, terbukti dari postingannya yang berisi jalan-jalan dan aktivitas menyenangkan lainnya.
Hapusgue menulis because i love it
BalasHapusWah... Ini baru keren.
Hapus