Pertengahan
tahun 2007, untuk pertama kalinya kampung halaman saya resmi dilalui oleh salah
satu provider jaringan telekomunikasi. Semenjak saat itu, banyak warga kampung
mulai berlomba-lomba untuk memiliki handphone. Ada yang membeli handphone
dengan model kaya ulekan cabe saking tebalnya, sampai yang punya kamera pun ada.
Benda itu diperoleh dengan menitipkan uang pada sanak saudara yang kuliah di
kota seperti Kendari, Makasar, Surabaya, dan Yogyakarta.
Kala
itu, berdasarkan rapor saya sudah dinyatakan naik kelas 3 SMA. Bedanya, waktu
itu saya belum punya ponsel bila dibandingkan dengan teman-teman sekelas yang
hampir semuanya sudah punya. Meski demikian, saya tetap kalem aja walaupun
belum punya ponsel. Namun keadaan itu tidak bertahan lama. Karena beberapa bulan
setelah peresmian itu bapak saya punya handphone baru. Tapi karena ponsel yang
dibeli memiliki kamera dan berwarna layarnya serta bapak saya gaptek juga, maka
ponsel itu pun berpindah ke tangan saya. Hehehe... *rejeki emang nggak
kemana ya*
Sejak
saat itu, saya akhirnya bisa punya ponsel juga meski sebenarnya rada gaptek juga
seperti bapak. Maklumin aja ya, baru pertama kali megang handphone soalnya. Duh,
kampungan banget ya. Malu kan jadinya, mau ditaruh dimana nih muka.
Kini
setelah kejadian pertama itu, saya sudah berapa kali punya ponsel baru. Kalau nggak
salah itung, kurang lebih 8 ponsel dan 5 di antaranya punya kamera. Sayangnya,
dua di antaranya di ambil pencuri dan satunya rusak. Sedangkan sisanya buat doi
dan satunya lagi yang saya pegang saat ini. Tapi entah kenapa, saya masih belum
puas dengan smartphone yang saat ini. Jujur, saya masih pengen smartphone baru
yang bisa mendukung aktifitas sehari-hari, entah itu buat ngeblog, motret
pemandangan alam, selfie atau welfie sekali-sekali, teman kerja, teman
perjalanan, dan lain sebagainya.
Tentunya
smartphone yang saya inginkan harus memiliki spesifikasi yang mumpuni, seperti multitasking,
koneksi jaringannya cepat dan mendukung jaringan 4G LTE, RAMnya yang lumayan,
baterainya tahan lama, dan didukung dengan kamera mantap. Yah, seperti produk terbaru
dari ASUS. Itu loh, yang Zenfone 2 Laser ZE550KL. Udah pada tahu kan, jangan
kaya saya yang telat update informasinya.
Tapi,
sebelum kamu mengkhayal lebih jauh lagi tentang kecanggihan dan kualitas dari Zenfone
2 Laser ZE550KL, mendingan kamu nyimak dulu kisah atau kenangan yang sempat saya
abadikan dengan kamera ponsel. Mau tahu kan ceritanya, berikut rangkumannya
dibawah ini.
Narsis
di Pondok Saat Pesantren Kilat
Narsis Sebelum Shalat Ashar, dok. Pribadi |
Sama
seperti kebanyakan orang yang biasanya suka norak kalau punya handphone baru. Saya
pun dulu ternyata begitu setelah mencoba mengutak-atik isi komputer lama. Salah
satu buktinya seperti foto di atas, yang diambil dengan ponsel pertama saya
sebelum hilang dicuri teman angkatan di sebuah rumah yang dijadikan sebagai studio
angkatan.
Moment
di atas diambil saat saya sedang ikut program kampus, yakni pesantren kilat
selama sebulan penuh, tepatnya Februari sampai Maret di tahun 2009. Bagaimana? Masih
terlihat kalem sama lugunya kan. Hehehe... ge-er banget ya saya.
Mengabadikan
Moment Bersama Doi
![]() |
Bersama Doi saat saya liburan ke Jakarta, dok. Pribadi |
Setelah
ponsel pertama saya hilang, saya kemudian membeli handphone jadul. Sayangnya handphone
tersebut hanya bertahan 3 bulan, setelah itu nasibnya sama seperti ponsel lama.
Ya, ponsel kedua saya hilang lagi gara-gara teman kost saat tidur pintu lupa
ditutup dan dikunci, sedangkan saya sudah tidur duluan. Padahal ponselnya sudah
saya simpan dibawah bantal, tapi karena sudah nasib, ya hilang juga.
Akibat kejadian itu, mau nggak mau saya puasa megang handphone. Barulah akhir Agustus megang handphone lagi, tapi kameranya dibawah kapasitas yang hilang (resolusinya VGA). Meski cuma beresolusi VGA, ponsel itu telah merubah hidup saya dan banyak kenangan di dalamnya. Apalagi setelah berhasil mengabadikan moment bersama doi untuk pertama kalinya saat berlibur ke Jakarta. Bahkan moment itu terulang kembali setahun setelahnya.
![]() |
Petualangan Bersama Doi di Tahun 2012, dok. Pribadi |
Begitu
banyak petualangan yang kami lakukan. Bersama doi, saya jadi tahu bagaimana
suasana Jakarta. Baik itu kemacetannya, jadi ikan pepes di dalam kereta dilibur
pertama (tahun 2011), kena banjir di Pasar Minggu, ketinggalan angkot, kopaja
dan busway, hingga hampir ditinggal pesawat gara-gara terjebak macet lebih 3
jam.
Teman
Dalam Bekerja
![]() |
Pengawasan Proyek Landscape 2012, dok. Pribadi |
Selain
untuk mengabadikan moment, ponsel juga kadang saya gunakan untuk membantu
memudahkan pekerjaan saya. Sebagai calon Arsitek, saya juga harus memotret
hasil pekerjaan tukang saat mengawas dilapangan. Yah, daripada harus beli
kamera digital terlebih dahulu, mendingan manfaatin kamera ponsel saja. Kan lebih
praktis dan tidak harus mengeluarkan biaya tambahan pula. Ya, nggak.
Tak
hanya untuk motret, kehadiran ponsel juga bisa saya gunakan untuk mencatat
berbagai permasalahan dilapangan, termasuk menyimpan data-data yang saya
butuhkan.
Sebagai
Alat Tempur Saat Ngeblog
![]() |
Liputan Festival Pasar Tradisional di Bantaeng, dok. Pribadi |
Sebagai
bloger yang masih newbie, saya mencoba terus belajar, belajar, dan
belajar dari blogger yang senior, siapa pun itu. Nah, salah satu yang saya
tangkap adalah penggunaan foto dalam blog. Dimana dari yang saya baca di berbagai
blog, kebanyakan menyarankan untuk menggunakan foto hasil jepretan sendiri. Karena
dengan foto hasil karya sendiri, blog akan terlihat profesional.
Nah...
untuk mendukung hal tersebut, satu-satunya yang saya gunakan untuk mendapatkan
foto pelengkap buat blog adalah memanfaat kamera ponsel yang saya miliki. Sudah
praktis, gampang, ringan, bisa dibawa kemana-mana dan cocok buat dijadikan alat
tempur ngeblog. Maklum saja, saya nggak punya kamera digital untuk menjepret
moment atau kejadian unik yang saya temui. Hanya kamera smartphone-lah
satu-satunya yang senjata yang saya punya.
Sebagai
Teman Saat Perjalanan
![]() |
Senja di Tanjung Bira, dok. Pribadi |
Berkat
punya ponsel yang ada kameranya, saya akhirnya bisa mengabadikan setiap momen
unik dalam setiap perjalanan jauh yang saya lakukan. Dan belakangan ini baru saya
sadari kalau hobi baru tersebut ada gunanya juga. Contohnya, ketika menemukan
kebuntuan dalam menulis, foto-foto perjalanan bisa menjadi malaikat penolong
buat saya. Dengan modal foto-foto tersebut, saya bisa membuat cerita menjadi lebih
detail bahkan sampai menemukan ide baru untuk menulis.
Menariknya
lagi, foto-foto tersebut bisa juga saya gunakan sebagai pelengkap untuk blog
agar tulisan menjadi lebih hidup. Jadi nggak hanya membantu saya bercerita
lebih detail saja, tapi ada manfaat lainnya juga.
Nah,
itulah sepenggal kisah antara aku dan kamera ponsel. Banyak cerita dan kenangan
yang sempat aku abadikan di dalamnya. Entah itu cerita sedih maupun senang,
semua ada di dalamnya. Dan di era serba teknologi seperti sekarang ini,
kehadiran ponsel yang dilengkapi dengan kamera canggih menjadi hal yang tidak
bisa dipisahkan lagi. Entah itu sekadar digunakan untuk selfie atau wefie,
mengabadikan momen indah dan unik, membantu pekerjaan, dan lain sebagainya.
By
the way, khayalannya tadi masih di simpan nggak. Itu loh, tentang Zenfone 2
Laser ZE550KL tadi. Kalau saya masih berharap loh untuk bisa memilikinya. Hehehe... *ngarep bangad*
Tulisan
ini di ikut sertakan dalam Giveaway Aku dan Kamera Ponsel by
uniekkaswarganti.com
Makassar, 14 Juli 2016
salam, fotonya bagus
BalasHapuskisah dalam foto
Terima kasih Mbak Imerlina. Lagi belajar bercerita aja mbak sekalian melemaskan otot pikiran yang lagi buntu.
Hapusfoto sama doi Keren
BalasHapussalam sehat dan semangat ya mas
Makasih mas Agung.
HapusInsya Allah semangat dan sehat selalu.
Jadi teringat ma ponsel pertamaku. Sukses giveaway nya yah
BalasHapusWah... Pasti asyik tu kalau diceritain.
HapusStory Telling via foto yang asik...
BalasHapusMemoar yang tak akan terlupa
Iya mas, benar-benar tak terlupakan.
HapusStory Telling via foto yang asik...
BalasHapusMemoar yang tak akan terlupa
Lagi belajar nulis artikel gaya story telling.
Hapussyedih, pas waktu SMA ga banyak mengabadikan momen2berharga brsama tmen2. Bisanya nebeng kamera ponsel milik teman :D
BalasHapusWah... Kalau saya waktu SMA nggak suka narsis, mungkin karena saya pemalu orangnya. Kebanyakan saya foto kalau terpaksa, diwajibkan dan di paksa. Hehehe...
Hapushampir sama dengan kisah ku, sedihnya ponsel ilang
BalasHapusHehehe... Cuma ini yang bisa saya ceritakan tentang pengalaman pribadi saat punya ponsel, termasuk yang punya kamera.
HapusTerima kasih sudah ikutan GA Aku dan #KameraPonsel. Good luck.
BalasHapusSama-sama Mbak Uniek. Sukses juga buat mbak.
Hapus