Hunian Idaman |
Ketidaknyamanan
saat menempati rumah seringkali menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh
banyak orang. Kurangnya cahaya dan kerumitan saat membersihkan rumah menjadi
penyebab utama. Selain itu bisa juga terjadi karena calon pemilik rumah
kurang memperhatikan hal-hal kecil sejak mulai merencanakan hunian.
Padahal, sudah
semestinya calon penghuni peduli terhadap hal-hal yang berkaitan dengan faktor
yang dapat mempengaruhi huniannya. Dimana hal sepele tersebut wajib
diperhatikan sejak awal perencaan agar tidak menimbulkan masalah saat hunian
sudah ditempati.
Idealnya,
sebelum hunian dibangun dan sudah berdiri kokoh serta siap digunakan, pasti
akan melewati beberapa proses yakni mulai dari perencanaan hingga masuk ke
tahap desain. Dan selama proses itu berjalan, faktor internal maupun eksternal wajib
untuk di pertimbangkan. Karena kedua faktor tersebut mempengaruhi sikap dalam
melakukan perencanaan dan mendesain sebelum diwujudkan ke dalam bentuk bangunan
nantinya.
Kemudian dari sikap tersebut, perencana (arsitek) akan menerjemahkannya ke dalam orientasi desain
seperti yang di inginkan owner, baik dari pemilihan material yang, orientasi
bangunan, dan orientasi aktivitas sehari-hari si pemilik rumah.
Faktor Internal
Berbicara tentang
faktor internal, pertama-tama yang akan dijadikan dasar pertimbangan adalah
mengenai kesanggupan owner. Maksudnya disini adalah dana yang dimiliki owner
seberapa banyak. Karena terkadang owner menginginkan bangunan yang megah, tapi
dana atau budget yang disediakan terbatas.
Memang hal
seperti ini wajar, tapi tidak boleh dipakasakan juga kalau memang dana yang
dimiliki terbatas. Dan biasanya hal ini terjadi karena owner terpengaruh dengan
apa yang dilihat, seperti di buku saat berkunjung ke toko buku, saat membuka-buka
halaman majalah properti, atau saat sedang menonton acara yang berhubungan
dengan dunia arsitektur di televisi.
Kenapa budget
menjadi bahan pertimbangan utama bagi arsitek yang berperan sebagai perencana?
Alasannya cukup
sederhana sebenarnya. Karena budget tersebut dapat mempengaruhi dalam
memilih jenis material yang akan dipakai pada bangunan nantinya. Bahkan menentukan
jumlah penghuni, aktivitas penghuni, termasuk juga potensi lahan seperti arah
hadap dan kontur tanah.
Ketersediaan budget
menuntut arsitek untuk bijak dalam memilih bahan. Pada desain dengan budget
terbatas, sebaiknya utamakan untuk menggunakan bahan sintetis yang mudah dirawat dan murah
dibandingkan bahan bagus yang asli berharga lebih mahal dengan perawatan yang
rumit, kecuali kamu memang hobi dan senang merawat. Jangan lupa juga untuk memperhatikan
jumlah penghuni dan frekwensi aktivitas yang dilakukan. Karena frekwensi yang
tinggi dalam penggunaan material akan mempengaruhi waktu pakainya.
Selain itu perhatikan
juga aktivitas interaksi yang dilakukan dengan individu lain di dalam rumah.
Ruang-ruang yang bisa menampung banyak interaksi membutuhkan orientasi arah
yang lebih kuat. Penempatan benda atau view yang menjadi point of
interest sebuah ruangan menjadi hal yang penting.
Faktor Eksternal
Tak cuma faktor
internal saja yang patut untuk dipertimbangkan, faktor eksternal pun tidak
boleh ketinggalan. Faktor ini berasal dari luar hunian seperti keadaan
lingkungan. Bisa berupa kepadatan lalu lintas jalan di depan rumah, ketinggian
proporsi ukuran (luasan dan tinggi) bangunan sekitar rumah, bahkan kondisi
iklim dan cuaca. Hal ini berpengaruh pada orientasi arah massa bangunan. Sehingga
penempatan massa bangunan harus didesain pada awal perencanaan.
Apakah bangunan
harus menghadap ke depan, kesamping jalan, atau membutuhkan innercourt
di dalam lahan. Semuanya merupakan hal penting yang harus dilakukan. Kadang
permainan massa pun bisa menciptakan ruang-ruang yang asyik untuk berada di dalamnya,
karena akan terasa permainan proporsi visual bangunan.
Dengan penataan
massa bangunan yang baik, secara otomatis akan terpikirkan dimana letak jendela
yang paling nyaman, sehingga sirkulasi silang rumah terus berlangsung siang
malam. Selain itu dengan posisi yang tepat, kebisingan suara dari luar dapat
teredam dengan baik.
Nah, buat kamu
yang menginginkan hal demikian, ada beberapa hal yang perlu dilakukan ketika
mulai mendesain rumahmu, di antaranya adalah :
- Orientasi rumah yang baik mampu meningkatkan tingkat kenyamanan. Untuk mengimbanginya, pastikan desain hunianmu memiliki sistem pengamanan yang baik. Sistem pengamanan yang baik tak harus berupa alarm atau penjaga. Desain bukaan (jendela, pintu) yang baik pun sebenarnya secara tak langsung turut membantu pengamanan rumah.
- Pastikan desain hunianmu memiliki sistem perawatan berkala. Karen perawatan adalah hal penting setelah memiliki rumah idaman. Perawatan bisa dilakukan sendiri atau dengan pihak lain.
- Maksimalkan desain ruang-ruang terbuka di dalam maupun di luar rumah. Ruang-ruang terbuka potensial untuk dijadikan view of interest.
- Pastikan akses ke rumah tidak menimbulkan gangguan lalu lintas jalan di depan hunian. Apabila rumah berada di jalanan yang ramai, gunakanlah akses masuk yang lebih mudah, misalnya pintu gerbang di desain otomatis dan parkir yang cukup untuk kendaraan.
Kepedulian terhadap
pada faktor internal dan eksternal, bisa di ikat dalam sebuah orientasi desain.
Orientasi bisa menjadikan kita lebih mudah untuk bersikap dalam mendapatkan
sebuah hunian .“Saya ingin membuat rumah yang alami”, adalah salah satu contoh
bentuk “cita-cita” yang akan mengungkapkan sebuah arah desain selanjutnya.
Keinginan awal
tersebut dapat dikembangkan dalam konsistensi mendesain, membangun dan
menikmati bangunannya. Hunian pun bisa jadi terlihat ramah dan konsisten dengan
lingkungan sekitarnya, serta tidak terlihat “mengganggu”.
Dengan begitu,
ungkapan terindah yang sering kita dengar bahwa “Rumahku adalah Surgaku”,
benar-benar bisa diwujudkan. Sehingga surga yang menjadi tujuan pencapaian
hidup bisa diterapkan dalam rumah masing-masing. Pencapaian tersebut harus
dilakukan dengan perhatian dan kontinuitas, sehingga keinginan kita dalam
mencapai hunian yang nyaman bisa tercapai.
Jadikan setiap
ruang dalam hunian menjadi “tujuan” dari aktivitas anda. Hindari penggunaan
ruang yang tidak berfungsi maksimal dan menjadi ruang tanpa fungsi (lost
space).
Tidak ada
salahnya untuk memperhatikan hunian sedini mungkin. Karen rumah itu sama halnya
seperti badan kita. Yang jika tidak terawat akan rusak dan mahal untuk
diperbaiki. Betapa hidup adalah rasa syukur, apabila kita mampu menikmati rumah
yang benar-benar kita desain dengan baik.
Makassar, 27 Juli 2016
Referensi Tambahan :
Facebook Idea Online
membaca mengenaiorientasi hunian nyaman yang ideal memang semestinya harus membuka cakrawala kita baik eksternal maupun internalnya agar dapat tercipta hal tersebut...boleh juga nih diterapkan
BalasHapusSemoga bisa diterapkan Mang Lembu dan apa yang saya tuliskan bisa mengedukasi juga.
HapusTerima kasih infonya, Mas Arif.. Penting sekali nih buat yang akan membangun hunian. Perencanaan itu memang penting sekali, agar apa yang kita bangun benar-benar sesuai dengan keinginan kita dan nyaman..
BalasHapusSenang bisa berkenalan dengan seorang arsitek, jadi nambah wawasan baru.. :)
Sama-sama. Memang masalah yang satu ini sering di anggap remeh oleh masyarakat awam. Kebanyakan menganggap membangun rumah itu tidak dibutuhkan perencanaan. Yang penting jadi itu sudah cukup bagi mereka, padahal nggak selamanya arsitek meminta bayaran mahal untuk perencanaan dan untuk konsultasi gratis.
HapusSaya juga senang bisa berkenalan dengan siapa saja, selama berbagi ilmu positif dan bermanfaat.
saya suka rumah yg mimalis biar anak mainnya anteng karena ga banyak perabotan, tp kenyataannya ternyata ga bisa selalu sesuai kenyataan ><
BalasHapusBisa jadi faktor internal, dalam hal ini aktivitas penghuni rumah nggak dipikirkan baik-baik. Yang namanya minimalis kan sama dengan mengurang atau meminimalisir.
HapusSeringkali masyarakat tertarik dengan model minimalis dari membaca buku atau medium lainnya, tapi tidak memahami apa sebenarnya itu minimalis. Sedangkan setiap calon penghuni punya aktivitas dan kebutuhan berbeda-beda. Yang tentunya perlu dipikirkan baik-baik, karena hunian bukan digunakan sehari dua hari saja melainkan untuk jangka panjang.
Iklim dan cuaca ternyata memang pengaruhnya ya mas, sepertinya hal ini luput perhatian. Karena tidak pakai atap melainkan hanya dak, membuat rumah menjadi sangat panaaaas ketika musim panas. Bahkan seolah tembok menyerap panas itu hingga malam panasnya masih terasa. Adakah solusinya? .... eh jadi curcol :)
BalasHapusSangat berpengaruh sekali, karena setiap daerah berbeda-beda iklimnya. Penggunaan dak beton nggak jadi masalah kok, bisa jadi huniannya panas karena bukaan (jendela) untuk keluar masuk angin kurang. Atau bisa juga karena penempatannya yang nggak tepat.
HapusUntuk batu bata memang menyerap panas dan baru akan kerasa panasnya ketika malam hari. Solusinya bisa dengan melakukan penghijauan kalau lahan di sekitar memungkinkan. Tapi kalau tidak memungkinkan, sebaiknya mencoba cat yang tahan panas atau bisa meredam panas.
Untuk penggunaan cat yang tahan panas mungkin bakalan memakan biaya lumayan besar. Jika budget yang di miliki terbatas, coba gunakan warna-warna adem seperti biru langit, hijau, abu-abu, dan warna adem lainnya. Hindari mengecat rumah dengan warna terlalu bersemangat, seperti orange. Terlebih lagi rumah menghadap turunnya matahari atau barat. Karena hal itu akan membuat aura rumah terasa makin panas.
Semoga bermanfaat sedikit ilmu dari saya. Nggak apa curhat kok, sudah seharus saya membantu sesama.
Tips mudah dan murah menciptakan rumah idaman sendiri http://citragardencity.com/mengapa-mereka-memilih-
BalasHapuscitragarden-city-sebagai-rumah-idaman/
Hayuk berbagi tips lebih banyak lagi.
Hapus