Minggu, 06 September 2015

Satu Jam Lebih Dekat Bersama Henry Jufri, Kuli Panggul Bergaji Dollar

Henry Jhie, Kuli Panggul Bergaji Dollar (Dok. Pribadi)

Siang itu, cuaca kota Makassar cerah ceria dan bersahabat. Sesekali angin sepoi-sepoi dengan lembutnya menerpa dan membelai diri ini yang sedang ke asyikan bercerita dengan adik-adik yunior dibawah rindangan ya pohon trembesi. Selain itu, kami juga disuguhkan pemandangan sekitar yang lumayan menghijau dan begitu mempesona. Di beberapa tempat terdapat gundukan tanah dan pasir menghiasi sebagai tanda proses pekerjaan landscape kampus masih akan dilanjutkan.

Hampir saja aku dibuat lupa oleh suasana yang begitu nyaman, indah dan mempesona. Bahkan gak terasa kalau aku berada ditempat tersebut sudah lebih tiga jam lamanya. Duh... segitu terhipnotisnya diriku akan suasana yang mendekati sempurna siang itu.


Di tengah keasyikan bercerita dan suasana siang itu, aku tiba-tiba teringat sesuatu ketika melihat jam di Smartphone. Seketika aku langsung tersadar akan kegiatan yang menanti siang itu juga, tepatnya akan di mulai pukul 15.00 Wita. Segera saja aku memohon diri dan memacu kendaraan (motor) kesayangan sebagai tanda akan meninggalkan tempat bercerita yang sempat membuatku terlena dan lupa akan waktu untuk sementara.

Indosat

Agar tidak terlambat, aku memacu kendaraan dengan kecepatan 60-70 Km/jam. Al hasil, kurang lebih 15 menit kemudian aku sampai di lokasi acara. Itu pun setelah melewati 3 lampu merah dan beberapa titik rawan kemacetan. Usai memarkir kendaraan dan sebelum masuk ke gedung berwarna putih berhias beberapa spanduk warna kuning, aku mencoba bertanya pada seorang satpam untuk memastikan acaranya diadakan dilantai berapa.

Setelah mendapatkan jawaban dan yakin, aku pun bergegas masuk ke gedung tersebut dan menuju ruangan yang dimaksud. Sesampainya di dalam gedung, ternyata sudah ada beberapa blogger yang datang, salah satunya  teman akrab di Kompasiana (Heriyanto Rentalino). Tanpa ba-bi-bu lagi, aku langsung menghampirinya dan ngobrol dengan sambil menunggu teman-teman lainnya. Dan tak lama kemudian teman-teman blogger lainnya pun berdatangan, termasuk Blogger Reporter Indonesia yang datang langsung dari Jakarta, seperti Kang Arul, mas Hasmi Srondol, Syaifuddin Sayuti, Ahmed Tsar, Nur Aliem Halvaima (Nur Terbit), dan mas Rosyid.

Sebelum acaranya dimulai, peserta yang hadir dipersilahkan untuk mencicipi beberapa makanan ringan yang telah disiapkan sembari melepas lelah. Setelah dirasa cukup dan semuanya sudah berkumpul diruangan yang telah di siapkan, baik itu para blogger, beberapa komunitas, pihak penyelenggara acara Community Gathering dan narasumber, acara pun segera di mulai.

Ketika MC memperkenalkan narasumber, sontak pandanganku tertuju pada salah satu sosok yang rasanya seperti tidak asing. Dimana sosok ini dalam beberapa hari belakangan ini menjadi buruan semua media bahkan sampai menjadi trending topic nasional. Seorang sosok yang hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 4 SD dan bekerja sebagai kuli panggul (buruh pelabuhan). Namun siapa sangka dibalik pendidikan dan pekerjaannya yang biasa saja tersimpan kejeniusan dan cerita yang menarik untuk di simak.

Henry Jufri Saat Berbagi Pengalaman, Dok. Pribadi

Henry jufri atau Henry Jhie, begitulah ia memperkenalkan dirinya kepada seluruh peserta yang hadir di acara sore itu. Dengan sedikit malu-malu, ia mulai menceritakan kisah hidupnya sampai menjadi tenar seperti sekarang ini.

Pertama ia mulai dari tingkat pendidikannya yang hanya sampai kelas 4 SD kemudian berlanjut ke pekerjaannya yang hanya seorang kuli panggul di sebuah pelabuhan. Setelah itu bercerita tentang penghasilannya yang tidak menentu, yang kadang hanya 20 ribu sehari saja. Sampai-sampai ia tak mampu menahan perasaannya saat menceritakan masa-masa tersebut, bahkan suasana pun ikut menjadi hening seketika.

Cerita pun berlanjut, ia melanjutkan kembali dengan mengisahkan awal mula mengenal komputer (2012) dan mengenal blog sekaligus aktif di dalamnya (Mei 2014). Namun setelah ia mencoba ngeblog, ternyata fesyen-nya gak cocok di sana. Yang artinya, saat itu nge-blog gak sesuai dengan dirinya. Dalam penuturannya, ia mengatakan bahwa hanya mampu menulis 3 – 4 paragraf saja, setelah itu sudah blank kembali atau berhenti ditengah jalan karena tak biasa merangkai kata-kata seperti yang dilakukan oleh para blogger dan hal itu juga yang membuatnya tidak bertahan lama di dunia blogging.

Namun demikian, ia tidak berhenti sampai di situ saja. Ia pun kemudian mencoba peruntungan di bidang lain, kali ini jalur yang di tempuh yakni yang berhubungan dengan dunia aplikasi dan game. Masih tetap di tahun yang sama, tepatnya bulan Mei sampai Juli ia mulai bergabung dan belajar membuat aplikasi bersama teman-teman komunitas tempat ia bergabung.

Katanya, untuk membuat aplikasi, ia mulai menyisihkan gaji sebagai kuli panggul untuk digunakan membeli akun yang harganya mencapai 350 ribu rupiah. Namun karena sudah mulai cinta dan merasa bahwa dunia aplikasi adalah fesyen-nya, ia pun berusaha sekuat tenaga untuk bisa mendapatkan dana sebesar itu. Walaupun penghasilannya sebagai kuli panggul tidak menentu, ia tetap bisa menyisihkan sedikit dananya. Ketika usai kerja, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di dunia maya untuk belajar lebih dalam mengenai dunia aplikasi. Hebatnya, ia hanya bermodal laptop jadul seharga 800 ribu dengan RAM 1 GB. Bahkan teman-teman di komunitas pun menyarankan kepadanya untuk membeli laptop yang lebih tinggi lagi kapasitasnya.

Ia pun menampung dan mempertimbangkan saran tersebut meskipun dalam hatinya berat serta mustahil untuk bisa membeli laptop baru. Hal ini karena mengingat penghasilannya sebagai kuli panggul tidak menentu. Namun setelah berpikir cukup lama dan penuh pertimbangan dan kecintaannya akan dunia aplikasi serta yakin bahwa fesyen-nya di dunia tersebut, dengan berat hati ia menjual laptop jadulnya kemudian membeli laptop baru, di mana dana sisanya berasal dari keluarga dan sisa uang tabungannya.

Setelah memiliki laptop baru, cobaan pun datang, yakni beberapa akun aplikasinya di hukum oleh google karena masalah hak cipta. Ia pun sempat down, tapi karena memiliki keyakinan yang kuat, pengalaman tersebut dijadikan sebagai pelajaran untuk lebih baik lagi ke depannya dan lebih berhati-hati lagi serta belajar untuk menghargai karya orang lain.

Petualangan baru pun di mulai, ia kemudian melakukan riset sambil membangun perlahan-lahan apa yang menjadi fesyen-nya. Tak lupa juga ia belajar cara memanage semua yang ia kerjakan agar ke depannya menjadi lebih baik. Dengan melakukan riset dan belajar memanage pekerjaannya, secara perlahan-lahan usahanya pun mulai terlihat. Dollar pun mulai mengalir dan menghampirinya, totalnya kurang lebih 2 jutaan setiap bulannya dan itu berjalan sampai bulan Juni 2015.
Sekali lagi, pelan tapi pasti, hasil kerja keras dan semangatnya dalam melakukan riset dan mengembangkan usahanya semakin menampakkan diri serta mulai menunjukkan kemajuan. Sekitar bulan Juli – Agustus 2015 penghasilannya melonjak drastis, yakni dari 175$ (2 juta) mejadi 1175$ atau sekitar 16 juta. Bahkan ia sendiri sampai kaget saat menerima paket POS dari Western Union dan melihat isinya adalah uang sebanyak itu.

Keberuntungan pun tak berhenti di situ saja, kini berkat usaha dan semangatnya tersebut, ia juga di lirik oleh berbagai media yang penasaran dengan apa yang ia lakukan, dalam hal ini bisa mendapatkan gaji dalam bentuk dollar. Al hasil, ia pun kini wara wiri di berbagai stasiun televisi.

Makassar, 6 September 2015

48 komentar:

  1. keren ya bergaji dola. Mau belajar juga melalui riset ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... sepertinya begitu. Iya Mbak, dari yang saya tangkap riset tetap diperlukan, contohnya seperti penentuan keyword.

      Hapus
  2. Kyknya mantab niii aacarana blogger reporter

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mantap bangad Mbak Gustyanita. Apalagi para blogger reporter yang datang merupakan orang-orang punya ke ahlian khusus juga, seperti pernah dan masih jadi wartawan, dari agensi, dosen, dan lain-lain.

      Hapus
  3. hem jadi inspirasi terbaru buat kita semua mas, harusnya kita juga bisa mengikuti jejak para blogger yang banyak menghasilkan dolar dari blognya, semangat terus, salam sukses

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, harus dijadikan motivasi dan penyemangat juga buat kita semua nih.

      Hapus
  4. Iya mas timur kisah kuli panggul bergaji dollar bikin motivasi tersendiri terkait dengan blog.. Siiipppp :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk jadikan blog sebagai sumber penghasilan tambahan. Lumayanlah kalau berhasil, bisa buat bayar tagihan listrik dan air.

      Hapus
    2. Amin, semoga ya Mas Timur.. Siiipppp mas, saya ikut mau punya penghasilan tambahan dari blog..... :)

      Hapus
    3. Semoga. Amiiin. Selamat berjuang dan jangan menyerah, Henry Jufri saja bisa. Kenapa kita gak?

      Hapus
  5. Wahh. Asiknya mas ketemu langsung dg beliau. Inspirasi banget kisahnya dia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mas bisa nyerap ilmu dan pengalamannya.

      Hapus
  6. keren mas pengalamannya, bisa bertemu dengan orang hebat. Kalo Henry Jhie lewat aplikasi, kayaknya saya nggak ngerti aplikasi, lebih baik nulis lewat blog saja, hehe.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... fokus aja kesitu mas kalau sukanya nge-blog. Henry Jhie pun begitu, sebelum masuk dunia aplikasi masih mencari mana yang cocok dengannya.

      Hapus
  7. gilaa, tersinggung ane. masa kalah sama kuli panggul tamatan sd.

    terpacut ni semangat. masa kalah ane......sebuah motivasi yang lua biasa dari tamatan sd mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... mas fajar bisa aja nih.

      Hapus
    2. bener kok mas, kita yang berjuang menyelesaikan kuliah. ehh masak kalah sama tu bapak. salut saya mas n iri rasa nya.
      tapi saya angkat topi sama bapak itu.

      Hapus
    3. Wah... itu baru semangat.

      Hapus
    4. Tuh... ada yang nyemangatin mas fajar herlambang.

      Hapus
  8. cerita ini membuat saya menjadi iri dan terinspirasi... :)

    BalasHapus
  9. wah ini bisa jadi motivasi untuk para pemburu dolar pemula seperti saya :)

    BalasHapus
  10. kapan saya bisa jadi blogger bergaji dollar yaa.. bismillah pelan2 pasti ada jalan kan yaa mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah, pasti bisa. Semua akan indah pada waktunya.

      Hapus
  11. Mantep bergaji dollar, kapan ya kira2 blogger seperti saya bergaji dollar, hehe

    BalasHapus
  12. aduh pengen dateng juga eh, sampe bisa gaji dolar. mudahan ketularan kesaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah bakalan ketularan kok, asal mau berusaha terus seperti yang dilakukan oleh mas Henry Jufri

      Hapus
  13. wah, jadi ikut termotivasi membaca kisahnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, semoga bisa dijadikan cambuk untuk kita semua agar lebih baik lagi ke depannya.

      Hapus
  14. keren sekali masya Allah.. terinspirasi banget. makasih sharingnya mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama Mbak Lia, Yuk, jadikan sebagai motivasi untuk teman-teman blogger.

      Hapus
  15. wah keren banget mas, ini harus dijadikan sebagai motivasi buat kita untuk tidak pernah menyerah dalam hal apapun :).
    Inspirasi banget nih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mbak Alya untuk apresiasinya. Ayo Mbak, jadikan sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik lagi. Masa kalah dari seorang kuli panggul pelabuhan.

      Hapus
  16. wiiiih keren banget ya mas sudah bergaji dollar :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren bangad mba Ipah. Jadi iri malah karena dikalahin sama seorang kuli panggul.

      Hapus
  17. Mas, koreksi dikit yaa, bukan fesyen tp mngk passion ya 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mas untuk koreksinya. Hanya mengikuti gaya bahasa dari narasumber (Henry Jufri).

      Hapus
  18. Don't judge the book by its cover, jangan ngejudge org dari tampilan luarnya aja. Kuli kek gitu tapi mau mengupayakan dirinya tdk mengandalkan otot tapi otak. Keren ya, motivasi yg bagus banget buat orang2 yg males tahunya minta aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar bangad, bukan jamannya lagi melihat orang dari penampilannya karena kita tidak tahu apa sebenarnya di miliki setiap orang.

      Setuju, perlu untuk dijadikan motivasi oleh siapa pun yang bisanya cuma meminta saja dan tidak mau berusaha.

      Hapus
  19. Balasan
    1. Iya, semangatnya patut untuk di tiru nih.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...