Senin, 16 Februari 2015

Cara Menyikapi Perbedaan Pendapat

Cara Menyikapi Perbedaan Pendapat
Perbedaan adalah suatu hal yang tidak bisa di pungkiri oleh manusia. Semakin maju perkembangan jaman, perbedaan pun semakin jelas terlihat. Perbedaan tidak memandang bulu, baik itu hal besar atau pun kecil pasti akan ada perbedaan. Dan apa pun usaha manusia untuk menghindari perbedaan, pasti perbedaan itu akan selalu tetap ada.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua pasti sering merasakan perbedaan tersebut. Salah satu dari sekian banyak perbedaan yang sering kita jumpai adalah perbedaan dalam mengemukakan pendapat. Contohnya, kita sering berbeda pendapat dengan seseorang yang berbeda pikiran dan pandangan mengenai sesuatu hal, baik itu masalah kecil (sepele) atau pun besar, dengan kelompok, dan bahkan dengan organisasi atau komunitas di mana kita melakukan aktivitas.

Ketika mengutarakan pendapat, seringkali kita melihat orang lain atau pun mungkin anda sendiri memaksakan pendapatnya agar diterima, baik kepada yang pro maupun yang kontra.

Nah.... hal yang demikian sering terjadi pada media sosial dan kadang menjadi pemandangan yang unik, serta menarik perhatian banyak orang. Kejadian-kejadian seperti ini tak jarang kita temukan pada media sosial seperti twitter, facebook bahkan blog sekalipun.

Biasanya perbedaan pendapat sering terjadi karena ada hal-hal yang memicunya, sehingga membuat setiap orang yang membaca atau mendengar menjadi cepat emosi dan menantang untuk berdebat. Pemicunya pun beragam, mulai dari isu-isu sensitif seperti politik, seputar dunia olahraga, mengenai SARA dan lain sebagainya.

Pasti kita semua sering menemukan hal-hal seperti di atas dalam kehidupan sehari-sehari. Entah itu saat membaca sebuah postingan yang membahas isu-isu sensitif, seringkali kita menemukan komentar yang kadang tidak sepaham dengan isi artikel si penulis. Dan akhirnya perdebatan sengit pun dimulai, bahkan perdebatan tersebut seakan tak berujung.

Ketika kita mengangkat sebuah topik dan meyakini kebenaran topik tersebut, hal itu belum tentu benar menurut pemahaman dan pandangan orang lain yang membaca tulisan kita. Begitu pula saat kita mengatakan bahwa kepercayaan kita adalah yang paling baik, hal itu belum tentu bisa diterima begitu saja oleh penganut kepercayaan lain. Begitu pun sebaliknya saat orang lain mengatakan hal yang sama kepada kita.

Dan hal tersebut adalah wajar dan sah-sah saja, asal kita bisa menahan diri dan tak selalu mementingkan ego diri sendiri. Dan kita harus bisa menghormati dan menghargai pendapat orang lain seperti layaknya kita menghargai diri sendiri.

Selama kita masih bernapas, perbedaan pendapat pasti akan terjadi dalam kita. Mengapa? Karena saat kita terlahir, telah dianugerahi perbedaan dengan orang lain. Dan bahkan dengan orang terdekat sekalipun, seperti orang tua, saudara, bahkan saudara kembar kita.

Masalahnya adalah bagaimana kita menyikapi perbedaan pendapat itu sendiri. Hal ini akan terpecahkan tergantung dari cara kita masing-masing menyikapi perbedaan pendapat yang kita hadapi. 

Menjaga Keharmonisan Dengan Orang Lain 

Lantas, bagaimana dengan di media sosial yang sedang trend saat ini? Seperti yang kita semua tahu, meskipun tidak bertatap muka, seringkali kita menemukan orang-orang yang belum dewasa dalam menyikapi perbedaan pendapat. Yang paling sering kita temui saat berkomentar pada sebuah tulisan antara lain : saling menghina, mencaci maki, menghujat, menuliskan kata-kata kotor yang menyebabkan orang lain tidak nyaman saat membacanya, dan bahkan menyikapi pendapat dengan menyerang langsung pribadi yang bersangkutan.

Entah mengapa, hal ini sering sekali terjadi di ranah media sosial. Apakah hanya sekedar menunjukkan kehebatan dirinya, atau sekedar beraktualisasi dengan cara yang keliru dengan menyerang teman-temannya yang dianggap berseberangan pendapat. Hanya yang bersangkutanlah yang tau jawabannya.

Saya pribadi berpendapat dan berkomitmen, bahwa tujuan ikut aktif di media sosial adalah untuk berteman atau menambah lebih banyak teman, serta menambah wawasan. Untuk itu, saya berusaha di setiap waktu luang untuk bersimpati terhadap tulisan yang di posting oleh teman-teman di media sosial. Jika harus mengkritik tulisan yang di posting, saya memikirkan terlebih dahulu dengan matang kritikan atau pun saran yang akan saya tuliskan, serta saya berusaha dengan bahasa yang sehalus mungkin agar tidak menjadi masalah di kemudian hari.

Ketika saya menemukan teman yang tidak memahami atau pun sampai tidak mau menerima kritikan dan saran, serta lebih memilih menyudahi komentar bahkan diam saja. Hal itu saya lakukan agar tidak terjadi masalah yang berkepanjangan dan menyebabkan permusuhan. Gampangkan, gak perlu repot-repot menghabiskan tenaga dan pikiran untuk berdebat yang menjurus ke hal-hal yang tidak bermanfaat apalagi menyebabkan permusuhan.

Begitu pula saat ada teman yang memberikan komentar pada tulisan yang saya posting. Saya berusaha untuk membalas komentar tersebut dan mengapresiasi teman yang sudah mau berkunjung dan meninggalkan berkomentar, baik itu komentar serius atau pun hanya sekedar basa-basi dan bercanda.

Terus... Bagaimana jika ada komentar yang pedas? Gampang kok! Saya tetap membalasnya dengan memberikan penjelasan mengenai apa yang sudah saya tulis. Selain itu, saya tetap memberikan apresiasi dan menganggap hal tersebut sebagai hal yang positif yang akan membangun kepribadian ke arah lebih baik lagi ke depan. Dengan melakukan hal demikian, pertemanan di media sosial akan tetap terjaga dan awet selalu untuk selamanya.

Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Makassar, 17 Februari 2015

12 komentar:

  1. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua... Itulah Indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah uniknya Indonesia, meskipun memiliki beragam perbedaan tetap selalu bersatu. Salam

      Hapus
  2. Hem.. menyikapi perbedaan pendapat tidak memiliki sebuah standar. Tidak harus ada standar benar atau salah mengenai sikap yang keluar dalam menghadapi adanya perbedaan. Ada yang berkeras dan ngotot, ada yang pilih ngalah, ada yang berpikir "matang".. semuanya hanya cara.

    Tidak perlu harus sama... karena kalau semua sama, maka tidak akan ada lagi perbedaan itu dan hal tersebut tidak mungkin.

    Hanya diluar sikap dalam berdebat, seseorang harus mampu memisahkan dan melihat bahwa hubungan antar yang terlibat tidak boleh terganggu oleh apa yang terjadi saat perdebatan. Boleh panas dalam debat atau perbedaan pendapat.. tapi hati tetap harus dingin.

    Selama semua masih berada pada koridor , mengapa harus terlalu mengekang diri untuk menghindari benturan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk standar memang tidak ada, semuanya kembali kepada pribadi masing-masing, gak harus sama dan mengekang diri dalam menyikapi setiap perbedaan pendapat yang dihadapi. Salah satu caranya seperti pengalaman yang saya tuliskan lewat artikel ini.

      Saya percaya setiap individu punya cara masing-masing dalam menyikapi setiap perbedaan. Namun tidak jarang kita menemukan yang sudah melewati koridor dan penyebabnya kadang karena gengsi dan takut malu.

      Hapus
  3. Seruu juga menambah wawasan saat membacanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalau bisa menambah wawasan.

      Hapus
  4. Seruu juga menambah wawasan saat membacanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga ada manfaatnya. Mau ngasih masukan juga boleh.

      Hapus
  5. https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1977023383551191775#allposts blog saya

    BalasHapus
  6. biasa kalo berbeda pendapat, tetapi cara menanggapinya yg penting kan Mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, benar. Cara menanggapinya yang paling penting. Jangan ikutan emosi dan sebagainya, harus tetap tenang dan menerima setiap perbedaan yang ada plus nggak memaksakan kehendaak jika ada peebedaan pendapat.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...