Laki-Laki dan Perempuan dicipata untuk bersatu |
Laki-laki dan
perempuan pada dasarnya adalah satu. Yang ketika salah satunya hilang akan
memunculkan rasa rindu. Keduanya di cipta bukan untuk beradu siapa yang lebih
maju. Tapi keduanya di cipta untuk saling membantu dalam doa penghulu.
Berbicara
tentang laki-laki dan perempuan, pasti suatu saat nanti akan mengalami hal
seperti di atas. Dalam hal ini, ketika keduanya telah beranjak dewasa dan mulai
merasakan yang namanya jatuh cinta. Saat perasaan cinta itu tumbuh semakin
besar dan kuat, maka pelan tapi pasti keduanya akan berlanjut pada sebuah
komitmen yang disahkan oleh penghulu. Dengan kata lain berakhir pada sebuah
moment sakral yang bernama “Pernikahan”.
Saya yakin dan
percaya bahwa setiap manusia yang lahir ke bumi ini, khususnya yang sudah
beranjak dewasa pasti pernah memimpikan atau mengkhayalkan yang namanya
pernikahan. Berawal dari mimpi tersebut, ada yang cepat terkabul namun banyak
pula yang membutuhkan waktu lama untuk merasakannya.
Salah satu
contohnya seperti yang aku saksikan dalam sebuah film beberapa minggu lalu.
Yang mana merupakan hasil adaptasi dari sebuah “Novel Best Seller karya Asma
Nadia”. Film ini sudah lama keluar, namun saya sendiri baru menontonnya
beberapa minggu lalu ketika di landa rasa bosan dan bete karena di rumah
sendirian.
Waktu itu, aku
sedang berkunjung ke kost teman dan entah untuk yang ke berapa kalinya ia
menawarkan sebuah kaset di atas meja yang isinya adalah film ini. Awalnya aku
tidak ingin menontonnya, tapi karena teman aku juga tidak punya koleksi film
baru, akhirnya luluh juga dan memutuskan untuk meminjam kaset tersebut untuk
aku tonton di rumah.
Film yang aku
maksud hampir sama dengan tulisan aku beberapa hari lalu yang berjudul “Toga Yang Kurindukan”. Bedanya
tulisanku beberapa hari lalu bercerita tentang seseorang yang merindukan sebuah
toga alias udah kebelet sarjana. Sedangkan film ini menceritakan tentang sebuah
kisah cinta antara lelaki dan perempuan yang berakhir pada sebuah pernikahan
dan akhirnya memiliki sebuah keluarga kecil yang bahagia.
Pasti semua
udah pada tahu kan film apa yang aku maksud. Yups, benar sekali. Film yang aku
maksud, tak lain dan tak bukan adalah “Surga Yang Tak Dirindukan”.
Film Surga Yang Tak Dirindukan |
Di kisahkan tiga
orang mahasiswa semester akhir Arsitektur (Fedi Nuril, Kemal Pahlevi, dan Tanta
Ginting) sedang mencari sebuah masjid (objek observasi) di wilayah Jogjakarta.
Dalam pencarian itu, Fedi Nuril yang sedang menyetir mobil menghentikan
kendaraan dan bertanya salah seorang temannya mengenai arah selanjutnya agar
bisa sapai ke masjid yang mereka cari. Di saat sedang bertanya, tiba-tiba gak
jauh dari mereka ada seorang anak kecil yang jatuh dari sepedanya. Pras (Fedi
nuril) langsung mengalihkan perhatiannya dan segera membantu anak tersebut. Tak
hanya itu saja, Pras juga sekaligus mengantarkan bocah itu ke tempat dimana
biasa bermain.
Siapa sangka,
sesampainya ditempat yang di maksud oleh bocah itu, Pras bertemu dengan seorang
gadis cantik bak bidadari. Bahkan ia sampai terhipnotis dengan kecantikan gadis
(Laudya Cynthia Bella) yang saat itu sedang mendongeng. Begitu pula dengan
gadis itu yang terlihat sedikit malu-malu bagaikan orang yang dilanda jatuh
cinta pada pandangan pertama.
Pras yang masih
terhipnotis kemudian merekam kegiatan wanita itu, yang mana kembali melanjutkan
aktivitas mendongengnya pada anak-anak. Bahkan meski teman-teman datang untuk
mengajak melanjutkan perjalanan, Pras malah tetap asyik dengan aktivitas
merekamnya. Ia malah menyuruh teman-temannya untuk duluan dengan catatan nanti
ia menyusul.
Usai merekam,
Pras kembali asyik menonton rekaman tersebut dan tidak menyadari wanita itu
sudah berdiri di sampingnya. Gadis yang menyaksikan hal itu jadi senyum-senyum
sendiri. Namun demikian, ia tidak lupa mengingatkan Pras untuk segera mengambil
wudhu. Pras yang asyik menonton hasil rekamannya jadi kaget dan saking
kagetnya, handphonenya hampir saja jatuh dari tangannya.
Sebelum menuju tempat
wudhu, Pras berhenti sejenak di depan wanita yang membuatnya terpesona. Ia lalu
memperkenalkan diri sebagai Prasetya, sang wanita pun tak lupa memperkenalkan
diri sebagai Citra Arini dan biasa di panggil Arini. Usai saling memperkenalkan
diri, Pras pun berlalu menuju tempat wudhu.
Namun belum
jauh Pras melangkah, Arini yang masih tersipu-sipu serta tersenyum malu-malu
tiba-tiba bertanya : “Mas, mau jadi imam kan?” Pras yang masih terpesona
langsung menjawab : “Hah, secepat itu.”
Padahal yang di
maksud Arini adalah imam shalat bukan imam dalam keluarga, karena saat itu
Arini sendiri kebetulan belum shalat. Aku yang menonton jadi tersenyum dan juga
tertawa.
Cerita pun
berlanjut. Pras yang masih terpesona dengan kecantikan Arini memberanikan diri untuk
meminta nomor telpon Arini. Dari situ, mereka berdua yang sedang dilanda virus
cinta semakin akrab, saling telpon-telponan, bahkan Pras sempat bertemu dengan
kedua orangtua Arini. Hingga pada akhirnya mereka mantap pada untuk melanjutkan
ke jenjang yang lebih serius, yakni pernikahan.
Akhirnya,
dongeng yang di impikan Arini terwujud bersama seorang pangeran yang bernama
Pras. Hari itu, mereka berdua saling membantu dalam doa penghulu dan menjadi
makhluk yang paling bahagia di alam jagad raya ini.
Kisah cinta
pada pandangan pertama antara Arini dan Pras begitu indah dan semakin lengkap
lagi ketika di antara mereka hadir seorang putri cantik yang di beri nama
Nadira Citra.
Ya, itulah
putri mereka, Nadira. Anggota baru yang membuat dongeng Arini mendekati
sempurna. Apalagi suami Arini, yakni Pras merupakan sosok yang baik dan setia,
serta selalu bisa menenangkan Arini.
Hal ini terbukti ketika berbagai kisah perselingkuhan terjadi di sekelilingnya, termasuk kisah itu datang dari sahabat Arini sendiri. Sangat jelas terlihat kalau kisah-kisah menakutkan itu tidak sekalipun mengusik kepercayaan Arini terhadap sang suami tercinta. Ia tetap dalam koridornya, yakni mengabdikan diri sepenuh hati sebagai seorang istri dan juga ibu. Cobaan demi cobaan mereka lalui bersama-sama dengan mudah. Hingga perjalanan takdir itu kemudian berujung ujian bagi cinta Arini dan Pras. |
* * *
Suatu hari,
dalam perjalanan menuju kantor, Pras yang sedang mengendarai mobil dikagetkan
oleh bunyi klakson yang tiada henti dan cara pengemudi itu yang seperti orang
mabuk. Pras pun akhirnya mengalah untuk mempersilahkan itu mendahuluinya. Tapi
tak berselang lama, tepatnya setelah melewati sebuah tikungan, Pras melihat ada
sebuah mobil yang masuk jurang. Pras harus menolong korban yang mengalami
kecelakaan mobil. Namun alangkah kagetnya Pras saat mengetahui korban
kecelakaan itu adalah seorang perempuan yang masih dalam balutan baju
pengantin.
Mei Rose sebagai orang ketiga |
Mei Rose
(Raline Shah) namanya. Ia berusaha bunuh diri setelah laki-laki yang berjanji
menikahinya ternyata malah menipunya. Padahal dalam perutnya ada janin berusia
tujuh bulan. Mei Rose berhasil diselamatkan, namun mengalami koma, sementara
bayinya lahir dengan selamat. Bayi yang berjenis kelamin laki-laki itu kemudian
beri nama Akbar Muhammad oleh Pras yang saat itu masih setia menunggu di rumah
sakit.
Cobaan untuk
Pras terus berlanjut, Mei Rose yang udah sadar dan saat itu masih di rundung
galau kembali berulah. Ia mencoba untuk bunuh diri lagi, tepatnya di rumah
sakit tempat ia di rawat. Pras yang mengetahui kejadian itu kembali menolong,
hingga mengambil keputusan yang sangat berat. Dalam keadaan yang genting ketika
itu, Pras mengatakan siap menikahi Mei Rose.
Saat itu juga
dan tentunya setelah Mei Rose berhasil diselamatkan, Pras menepati janjinya
dengan menikahi Mei di rumah sakit itu juga. Sahabat-sahabatnya mengetahui hal
itu kaget, ada yang pro dan kontra. Namun apa daya, nasi telah menjadi bubur.
Pras pun siap menanggung itu semua, termasuk harus berbagi cinta dengan Arini
dan putri mereka.
Akibat
keputusan itu juga, berbagai masalah pun mulai mengikuti kehidupan Pras. siapa
sangka, hal itu akan merembet juga pada urusan kantor. Proyek yang mereka
kerjakan ikut kena imbasnya, yakni telat sebulan alias melewati tenggat waktu
yang disetujui dalam kontrak. Pras tidak bisa berkonsentrasi dan pikirannya
menjadi kacau. Semakin kacau lagi ketika Arini tahu bahwa Pras telah memadunya
dan apa yang ditakutkan pun terjadi. Pasti semua tahulah apa yang aku maksud.
Dari film ini, banyak
hal positif yang aku tangkap. Bahkan bagi saya pribadi, pesan yang disampaikan
sangat mengena sekali dan sering terjadi di sekeliling kita. Sadar atau tidak,
kenyataan memang demikian.
Pertama. Setiap
manusia, baik laki-laki maupun perempuan yang lahir kedua ini pasti akan dewasa
dan merasakan yang namanya jatuh cinta. Namun ketika perasaan cinta itu tumbuh
dan sudah yakin dengan orang yang di cintai, ada baiknya segera untuk
menghalalkannya daripada ke depannya malah melakukan hal yang negatif dan
menjadi bahan pembicaraan orang lain.
Kedua. Benar apa yang dikatakan oleh
orang-orang tua dahulu, bahwa orang baik-baik pasti akan bertemu dengan orang
baik-baik pula.
Ketiga. Jika engkau tidak mampu berbuat
adil, maka lebih baik cukup satu saja. Dalam hal ini yang aku maksud adalah
untuk orang yang udah menikah. Namun patut di catat juga bagi para lelaki
(masih bujangan) yang nantinya akan mencapai tahap ini juga.
Satu lagi dan
mohon maaf untuk semuanya. Seringkali orang-orang mengambil ayat Al Qur’an
setengah-setengah dengan tujuan untuk ibadah dan mengikuti sunnah. Lewat
tulisan ini, aku hanya mengingatkan saja bahwa kalau baca ayat itu jangan
setengah-setengah, baca sampai tuntas dan pahami apa yang disampaikan di
dalamnya.
Pasti semua tahulah
apa yang aku maksud. Ya, apalagi kalau bukan soal poligami. Kebanyakan orang
hanya membaca sepotong dari Surat An Nisa ayat 3 saja, padahal masih ada
lanjutannya. Tak hanya itu saja, pelengkap dari ayat itu terdapat pada ayat
129.
Ke empat. Apa pun
masalah yang kamu hadapi, cobalah untuk bersikap tenang dan jangan sampai emosi
menguasaimu. Jika kamu masih di kuasai oleh emosi, ada baiknya untuk
menenangkan diri dulu. Khusus bagi umat muslim, ada baiknya menenangkan diri
dengan banyak-banyak beristigfar dan shalat.
Ke lima. Tidak ada
masalah yang tidak bisa diselesaikan, semua pasti ada jalan keluarnya. Intinya
kembali pada kamu bagaimana mencari jalan keluarnya dan tentunya harus dengan
kepala dingin.
Ke enam. Kebahagiaan
itu tidak diberikan, tapi bisa kita ciptakan dan tentunya itu dengan rasa
saling percaya.
Ke tujuh. Jika kamu
tidak bisa membahagiakan orang lain disekitarmu, maka jangan memperparah. Benar
gak?
Terakhir, aku tutup
dengan sebuah quote yang mungkin patut untuk coba dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari. Quote ini sendiri aku kutip dari penggalan film ini juga. Bunyi
kurang lebih seperti ini :
“Siapa yang bisa menjamin orang itu baik atau nggak kalau bukan kita
sendiri yang mempercayainya”
BTN Antara Makassar, 30 Maret 2016
ya positif bisa didapat dari mana-mana..
BalasHapusYa benar, salah satunya dari film.
Hapus