Jujur, kalau
ditanya suka nonton film apa gak? Maka aku pun akan menjawab dengan semangat
dan lantang bahwa suka sekali. Tapi jika ditanya pernah nonton film di bioskop
gak? Maka nyaliku pun akan ciut mendadak dan secara perlahan serta malu-malu
menjawab belum.
Hah...
serius!!! Selama ini kamu gak pernah menginjakkan kaki alias nonton film di
bioskop. Seriuslah, aku kasih kuadrat malah. Terus nontonnya di mana? Ya...
dimana lagi kalau bukan di kost sendirian dan kadang bareng teman-teman juga.
Hhhmm... jangan bilang kampungan ya meski emang kenyataannya begitu.
Tapi semua itu
baru saja berubah 180 derajat, tepat di hari Gerhana Matahari Total menyapa
Indonesia. Dimana saat menjelang sore hari, untuk pertama kalinya dalam rentang
waktu 8 tahun tinggal di Makassar dan juga pertama kali dalam hidupku merasakan
suasana bioskop.
Pasti pada
penasaran kan, kenapa aku sampai bela-belain untuk ikut nonton film di bioskop?
Jawabannya adalah karena tepat di hari itu ada undangan nonton bareng dengan
lokasi Mall Ratu Indah [MaRI]. Dalam undangan tersebut, kuota untuk blogger
adalah 9 sheat dan aku termasuk salah satu yang terpilih.
Pertanyaan pun
muncul, film apakah yang akan di tonton? Mau tahu! Kalau begitu perbaiki posisi
dudukmu dan baca reviewnya dibawah ini sampai tuntas.
* * *
Pagi itu,
sebelum pelajaran pertama di mulai, Adit (Maxime Bouttier) terlihat begitu
bahagia, senang, dan bersemangat karena baru saja mendapatkan sebuah handycam
baru. Bahkan saking begitu gembiranya, tingkahnya pun berubah jadi sedikit
gila. Gak menunggu waktu lama, ia langsung menggunakan handycam tersebut untuk
merekam dirinya dan ke lima sahabatnya yang merupakan pemeran utama dalam film
ini. Tak luput pula Lisa, teman baru mereka yang perawakannya sedikit pemalu
dan pendiam.
Usai pelajaran
pertama usai dan memasuki waktu istirahat, Lisa (Sahila Hisyam) dan ke empat
sahabatnya sedang asyik ngobrol dan sesekali bercanda di depan ruang kelas. Tak
jauh dari mereka, Lisa yang pendiam dan pemalu sedang asyik sendiri dengan
Smartphonenya (seperti sedang SMS-an). Di saat Lisa dan ke empat
sahabatnya sedang asyik ngobrol dan bercanda, muncullah Adit dengan rencananya
yang inginkan menghabiskan akhir pekan bersama sahabat-sahabatnya. Lagi-lagi,
Lisa pun tak lupa di rayu agar mau ikut bersama mereka di akhir pekan nanti.
Namun tak
berselang lama, Adit yang sedang tergila-gila dengan handycam barunya beranjak
meninggalkan ke lima sahabatnya dan kembali memulai aksinya untuk merekam
aktivitas di sekolah hari itu. Dengan pelan dan seksama, Adit mulai merekam
sekelilingnya bahkan tak luput pula lantai dua.
Saat handycam
mengarah ke lantai dua, Adit sedikit kaget karena melihat Lisa ada di sana
dengan tingkah yang sedikit aneh. Namun karena merasa penasaran handycam pun
difokuskan kepada Lisa yang sedang berjalan ke salah satu ruangan yang berada
disudut lantai dua. Sayangya, tiba-tiba salah satu sahabatnya datang mengganggu
dan konsentrasi pun buyar. Ketika gangguan berlalu, Adit kembali fokus ke
lantai dua dan berharap bisa melihat apa yang dilakukan Lisa. Tapi alangkah
kagetnya dia dan seakan tidak percaya Lisa bisa menghilang begitu cepat,
seperti halnya hantu. Setelah itu Adit kembali keruangan dan sejak saat itu
Lisa tidak pernah terlihat lagi.
Ke esokan
harinya, Syila yang meminta ijin ke toilet tanpa sengaja mendengar seorang
wanita yang didampingi seorang lelaki sedang menangis diruang guru. Sebagai
gadis remaja yang penuh dengan rasa penasaran, Syila pun memberanikan diri
untuk masuk ke ruang guru dan bertanya. Dan ternyata wanita yang menangis dan
lelaki yang mendampinginya adalah orangtuanya Lisa. Dari mereka, Syila
mendapatkan informasi bahwa Lisa tidak pulang sejak kemarin, atau dengan kata
lain “hilang”.
Syila pun
kaget! Ia segera kembali keruang kelas dan tidak jadi ke toilet. Sesampainya di
ruang kelas dan dengan sedikit berbisik, ia memberitahu kelima sahabatnya bahwa
Lisa hilang. Namun kelima sahabatnya tidak langsung percaya begitu saja. Tapi
keraguan sahabatnya terjawab dengan cepat, tepatnya ketika guru mereka bertanya
kepada Syila tentang keberadaan Lisa. Karena Syila menjawab tidak tahu, maka
sang guru pun memberitahukan bahwa Lisa menghilang sejak kemarin.
Adit yang
mendengar kabar tersebut langsung teringat dengan tingkah Lisa yang sedikit
aneh saat terekam di lantai dua. Ia pun segera menjelaskan hal itu kepada
kelima sahabatnya. Sebagai remaja yang tingkat penasarannya sangat tinggi serta
kasihan melihat orangtua Lisa, mereka akhirnya sepakat untuk mencari teman
barunya yang dinyatakan hilang dan akan memulai pencarian ditempat terakhir
kali Adit melihat Lisa sewaktu sedang merekam.
Dan benar saja,
usai pelajaran hari itu mereka berenam langsung menuju lantai dua tempat dimana
terakhir kali Lisa terlihat. Namun mereka tidak menemukan apa-apa di sana, yang
ada hanyalah sebuah ruangan kosong yang kotor, acak-acakan, tidak terawat,
digembok, dan dipasang tanda peringatan “DILARANG MASUK”.
Karena tidak
ada Lisa disana, Adit dan Syila serta ke empat sahabatnya pun pulang dengan
perasaan kecewa, penuh tanda tanya dan penasaran akan ruangan kosong yang
mereka temukan. Namun malam harinya, mereka kembali lagi ke ruangan kosong
tersebut demi menuntaskan rasa penasaran yang begitu tinggi. Dengan bermodal
penerangan seadanya (senter) dan palu, mereka merusak gembok yang melekat di
rantai pintu besi. Tanda larangan tidak mereka hiraukan lagi, yang ada hanyalah
rasa penasaran dan tentunya siap melakukan pelanggaran.
Setelah
berhasil merusak gembok dipintu besi, petualangan pun dimulai dan tanda Dilarang
Masuk tidak mereka hiraukan lagi. Dengan diselimuti perasaan takut, mereka
mulai menyusuri ruangan kosong tersebut. Belum jauh melangkahkan kaki,
tiba-tiba saja kaki kiri Adit tidak bisa digerakkan dan seperti ada yang
menahannya. Bahkan meski teman-temannya ikut membantu tetap tidak mau terangkat
sedikit pun. Anehnya, gak lama setelah teman-temannya menyerah, kaki adit bisa
digerakkan kembali.
Pencarian pun
kembali berlanjut, namun lagi-lagi mereka kembali dikagetkan oleh kehadiran
satpam yang di panggil Bang Jono (Reymond Knuliq) yang tiba-tiba saja muncul.
Menariknya disini, suasana yang tadinya horor mendadak berubah menjadi kocak
akibat ulah Bang Jono dan Piyu (Jordhy Onsu) yang berponi dan suka ngomong gak
jelas (Menggunakan Bahasa Thailand). Setelah itu, Bang Jono meninggalkan
para remaja yang masih penasaran tersebut. Namun tak lama berselang, tiba-tiba
hadir sosok wanita misterius yang bernama Ibu Rumi (Monica Oemardi) dan mengaku
sebagai guru diruangan kosong itu.
Esoknya
harinya, Adit dan kelima sahabatnya mulai merasakan kejadian-kejadian aneh dan
teror hantu yang lebih mirip zombie. Entah itu di dalam ruangan, toilet
sekolah, maupun dirumah mereka masing-masing. Bahkan ada yang menyerupai orang
yang mereka kenal, seperti seorang pembantu atau salah satu dari mereka.
Kejadian-kejadian itu terjadi terus menerus dan tak memandang waktu, baik itu
malam, pagi, siang, ataupun sore hari.
Hal ini bagi
saya pribadi membuat film horor ini menjadi sedikit agak aneh, karena pada
akhirnya bisa menebak kapan kejutan (setan) akan muncul. Terlebih lagi memang
saya pribadi orangnya cepat bosan jika melihat sesuatu yang terjadi secara
beruntun, apalagi jeda munculnya para setan terbilang singkat. Untungnya, suara
soundsystem yang ada pada bioskop sedikit membantu memberikan efek kejutan
setiap kali setan yang mirip zombie itu akan muncul.
Namun sebagai
penikmat film, aku merasa terhibur dengan tingkah Jordy Onsu yang menggunakan
bahasa Thailand (sebenarnya berharap menggunakan bahasa lokal) dan
akting Reymond Knuliq yang terlihat begitu alami, serta tingkah kocak lainnya
yang hampir saja membuatku sakit perut gara-gara tertawa terus.
Lagi-lagi,
menurut saya pribadi, film DILARANG MASUK lebih cocoknya untuk ditonton
oleh mereka yang baru beranjak remaja alias ABG. Mengapa? Karena memang pesan
yang disampaikan dalam film ini tidak jauh dari tingkah laku ABG yang suka
coba-coba, memiliki tingkat penasaran yang berlebih atau tinggi, berani berbuat
tapi ogah untuk tanggungjawab, egois, suka tertawa gak jelas dan masih banyak
lagi.
Dan jika review
ini dirasa kurang dan malah membuat penasaran anda penasaran, khususnya
anak-anak ABG. Maka saya sarankan untuk menyimak kisah lengkapnya di bioskop
yang ada di kota anda. Karena film bergenre horo komedi ini akan tayang
serentak di bioskop seluruh Indonesia pada tanggal 24 Maret.
Terakhir,
terima kasih untuk Digital Film Media untuk tiket gratisnya dan juga hadiahnya
yang kebetulan kemarin saya sebagai salah satu pemenang lomba twit.
Alhamdulillah, baju pas untuk saya. Terima kasih juga untuk Mas Reymond Knuliq
untuk popcorn-nya yang belakang aku baru tahu. Berkat popcorn tersebut, lumayan
buat mengganjal perut yang sedang teriak-teriak demonstrasi.
Makassar, 10 Maret 2016
Mirip jaki'. Saya terakhir nonton bioskop itu waktu kelas 2 SMP, tahun 1988. Habis itu, tidak pernah lagi. Karena saya memang menghindarinya dulu. Sekarang .. yah kalo ada nobar lagi dan genre filmnya cocok, mungkin saya bersedia :D
BalasHapusOya, pesan utk para ABG yang mau nonton film ini, ada ndak?
Ada Kak, pesan yang di sampaikan tidak jauh-jauh dengan penjelasanku di paragraf kedua dari terakhir.
Hapuskalau horor tapi lucu mungkin saya akan tonton soalnya gak suka nonton film horor hehe
BalasHapusLumayan kocak Mbak Evrina filmnya. Saya sendiri ketawa mulu mulai dari dekat pertengahan sampai akhir film.
HapusWah bukan tuk saya berarti, udah bukan abg hehe
BalasHapusSiapa tahu masih berjiwa ABG. Hihihi....
HapusKarna gw dah ngak ABG maka di larang nonton yaaa
BalasHapusHahaha... Gak juga, kalau pengen nonton juga masih boleh. Apalagi jiwa ABG-nya masih ada.
Hapus