Arsitek Menulis |
Berbicara tentang dunia menulis, maka
bisa dipastikan tak akan cukup jika di bahas hanya dalam sekali atau dua kali pertemuan.
Begitu pula jika dirangkum ke dalam tulisan, baik lewat media cetak seperti koran
dan buku maupun lewat media digital seperti blog.
Bagi saya, menulis itu unik dan
menarik. Bahkan lebih menarik dari cewek-cewek seksi yang lalu lalang di mall
sana (maklum gak suka jalan-jalan ke mall kalau gak darurat). Dan juga lebih
menarik dari acara-acara TV Lokal, yang akhir-akhir ini kehilangan kualitasnya
alias banyak yang gak mutu dan terkesan kurang mendidik.
Terus terang, saya awalnya nggak
begitu familiar dengan dunia menulis. Malah sebelum aktif di dunia menulis,
saya hanyalah penikmatnya saja, itu pun kalau lagi ada tugas kuliah. Saya juga
nggak menyangka kalau dunia menulis bisa membuat ketagihan seperti sekarang
ini.
Namun demikian saya tidak menyesal,
malah bersyukur bisa masuk ke dunia yang satu ini. Karena kini menulis menjadi
salah satu sarana pelarian bagi saya ketika tidak ada kerjaan dan sedang
mengalami masalah (bete dan semacamnya), serta menjadi sarana untuk
mengembangkan hobi baru dan juga untuk menarik perhatian orang-orang untuk
membaca, sehingga minat membaca di masyarakat masih tetap eksis. Di sisi lain,
saya ingin menginspirasi orang lain tulisan.
Awal Mula Menulis
Seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya, saya nggak begitu familiar dengan dunia menulis. Saya awalnya hanyalah
seorang penikmat saja, atau dengan kata lain hanyalah seorang pembaca. Dunia ini
baru akan saya selami ketika ada tugas kuliah, seperti membuat makalah atau
paper. Dan aktivitas sebagai seorang penikmat ini bertahan sampai awal tahun
2012.
Ya, karena pada awal tahun 2012 saya
mencoba untuk masuk menyelami dunia ini dan mulai membuat akun baru, yakni
dengan memanfaatkan portal lokal bernama KOMPASIANA, yang mana saat itu sedang
naik daun. Keputusan itu saya ambil ketika salah satu teman, yakni pemilik blog
GURILA405, yang juga memiliki akun Kompasiana memenangkan sebuah kompetisi
menulis yang di adakan oleh Kompasiana. Dimana hadiahnya saat itu adalah SAMSUNG
GALAXY TAB 2.
Semenjak kejadian itulah saya
tertarik dengan dunia menulis dan akhirnya ikut membuat akun di Kompasiana. Bahkan
di tahun pertama sebagai Kompasianer, tepatnya akhir tahun 2012, aku gak
menyangka bisa menang lomba menulis yang diadakan oleh Kompasiana bersama
Kemenparekraf (Pemenang 2, hadiahnya SAMSUNG GALAXY YOUNG). Ketika itu
tema yang diangkat mengenai “Makanan Khas Tradisional”. Saya yang tertarik
dengan lomba itu menulis tentang makanan khas daerah saya, yakni WaKaToBi.
Sayangnya ketika itu saya belum
terlalu aktif menulis seperti sekarang ini. Alasannya simple, seperti belum
bisa membagi waktu (padahal sekarang masih sama), tugas-tugas kuliah
seperti mendesain dan menggambar masih harus dikerjakan secara manual,
pertengahan tahun 2013 sampai tahun awal tahun 2014 mulai ikut proyek, dan bulan
kedua tahun 2014 ikut KKN selama 2 bulan.
Seminggu usai pulang KKN, yakni pertengahan
bulan Maret 2014, saya mengajukan judul skripsi. Ketika itu, saya sampai dibuat
frustasi dan stress ringan. Kenapa? Karena judul yang saya ajukan baru di
setujui akhir Agustus 2014. Padahal dalam seminggu saya menghadap 3 kali ke
dosen, tentunya dengan membawa judul baru lengkap dengan proposalnya. Sampai-sampai
saya lupa, sudah berapa puluh judul yang saya ajukan selama rentang waktu
kurang lebih 5 bulan. Itu pun belum lagi ditambah dengan masalah-masalah sepele
lainnya.
Sejarah Lahirnya Blog Arsitek Menulis
Setelah mengalami rentetan ujian yang
lumayan banyak dan akhirnya bisa seminar proposal pada minggu pertama bulan
Oktober 2014, di sela-sela melakukan penelitian, saya juga sesekali tetap
menulis di Kompasiana. Namun entah kenapa, ketika itu gairah menulis sedikit
surut dan saya malah mulai berpikir untuk mencoba sesuatu yang baru. Pikiran setiap
hari berputar dalam kepala ini, tentunya sambil melakukan penelitian yang
ternyata lumayan susah juga berhadapan dengan birokrasi.
Hingga tibalah pada suatu masa di
mana saya harus, wajib dan hukumnya fardhu ain. Ya, apalagi kalau bukan segera
mengambil sebuah keputusan dengan maksud agar masalah sepele ini tidak berlarut-larut
dalam waktu lama, serta tidak mengganggu aktivitas penelitian. Akhirnya, saya
memutuskan untuk move on sementara waktu dari Kompasiana dan membuat blog baru.
Namun setelah keputusan itu, saya
tidak langsung membuat blog baru karena ada sedikit kendala, tepatnya dalam
memberikan nama untuk blog itu sendiri. Sebenarnya untuk nama blog, saya sudah
menyiapkan banyak nama. Sayangnya, nama-nama tersebut seakan nggak memiliki
ruh, terkesan ikut-ikutan, dan tidak memiliki filosofi.
Hari demi hari berlalu begitu saja hanya
demi sebuah nama blog. Bahkan sampai lewat tahun 2014 nama untuk blog masih juga
belum menemukan kecocokan dan kalau pun ada masih jauh dari harapan. Meski demikian,
saya tetap semangat untuk mencari, mencari, dan mencari nama yang cocok, serta
memiliki filosofi untuk blog baru nanti.
Akhirnya, sehari sebelum tanggal 14
Februari 2015, muncullah nama “Arsitek Menulis”. Secara etimologi nama
ini merupakan gabungan dari dua kata, yakni “Arsitek” dan “Menulis”. Dimana keduanya
sesuai dengan apa yang ada pada diri saya.
“Arsitek”, karena saya memang kuliah
di Jurusan Arsitek, yang nantinya akan berkutat dengan dunia desain,
menggambar, bangunan, dan dunia proyek. Tentunya hal itu akan saya lalui
setelah melewati serangkaian prosedur, mulai dari wajib jadi Sarjana Teknik
Arsitek, ikut keprofesian (sekolah/menunggu 2 tahun ijazah), punya
pengalaman kerja dan juga karya berupa desain, yang tentunya berhasil
diwujudkan dalam bentuk fisik atau bangunan jadi.
Sedangkan “Menulis”, karena saya sekarang
suka menulis, tertarik dengan dunia menulis, dan juga menggambarkan segala
keresahan dalam pikiran ke dalam sebuah tulisan, bahkan sekarang malah ikut
kecanduan.
Kurang lebih seperti itulah gambaran
atau filosofi dari blog ini, hingga akhirnya diberi nama “Arsitek Menulis”.
Kenapa memilih blog?
Karena bagi saya blog adalah wadah
yang tepat di era yang semakin modern, serba canggih dan menggunakan teknologi
seperti sekarang ini, yang mana mau gak mau saya harus ikut melek teknologi
juga. Atau dalam bahasa halusnya, ikut menyesuaikan dengan perkembangan zaman,
serta agar tidak terlihat seperti manusia yang lahir di zaman purbakala dan
juga biar terlihat kekinian. Hehehe...
Alasan lainnya, karena saya ingin
berbagi kepada banyak orang tentang apa yang saya rasakan, lihat, dan dengar. Apa
pun itu, selama semua masih dalam koridor dan tentunya merupakan hal-hal yang
bersifat positif.
Lewat tulisan, saya berharap bisa
menginspirasi orang-orang di sekeliling saya untuk selalu berbuat baik,
melakukan hal-hal yang positif, peka terhadap sesama (bukan omdo aja seperti
yang saya alami belum lama ini), tidak cepat berpikir negatif atau gampang
menuduh/soudzon, dan juga peka terhadap lingkungan.
Selain itu, saya ingin mewujudkan
salah satu impian terbesar sejak kecil, yakni ingin membuat dunia di sekitar
saya menjadi lebih baik, aman, damai, tenteram, sejahtera, saling menghormati
dan menghargai. Tidak seperti sekarang ini, yang mana kita semua tahu banyak
yang bermuka dunia, lebih-lebih lagi mereka yang aktif menghujat dan melakukan
aksi provokasi lewat dunia maya.
BTN Antara Makassar, 1 April 2016
panjang dan berlika-liku juga ya kemunculan arsitek menulis ini teh, apalagi dibarengi dengan keberhasilan memenangkan lomba di Kompasiana, dan berhasil jadi seorang arsitek tantu sangat membanggakan.
BalasHapussemoga blog arsitek menulis ini terus dan selalu bermanfaat atas ilmu yang dibagikan lewat blog ini.
sukses dan ceria selalu ya mang.
Lumayan panjang juga Kang Cilembu. Insya Allah, saya akan selalu berusaha untuk berbagi info dan juga ilmu yang bermanfaat.
HapusMenulis lebih menarik dari cewek-cewek seksi? Iyo kaahh... tapi masih suka cewek kan? Hehehehe.. *dapat salam dari rotring dan kawan2*
BalasHapusHahaha... Masih suka cewek kok alias masih normal.
Hapussemoga tercapai mimpinya yak amin
BalasHapusSemoga, Amiiin.
HapusWitwiw yang pernah menang pemenang 2 di kompasiana, mantep tuh mas timur... Jadi sejarah nama arsitek menulis ini tidak terlepas dari mas timur yang apabila entar udah pake toga entar jadi arsitek, kalo belum statusnya masih mahasiswa jurusan arsitek. Iya kan?... hehehehe :)
BalasHapusHahaha... Bisa aja nih ngeledeknya.
HapusYa, analisanya benar sekali.
sama mas, saya juga awalnya ngeblog dari kompasiana :)
BalasHapushe he he
dulu pas awal2 heboh banget seringnya
kopdar n kumpul2 gitu
tapi sekarang -setelah negara api menyerang *avatar mode on hi hi hi- setelah kesibukan masing2 jadi jarang kopdar...
btw, kalo saya ke makassar ntar saya kontak2 ya
Di sini juga begitu, Kompasianer kebanyakan sibuk sama urusan masing-masing. Jadinya acara Kopdaran selalu batal dilaksanakan.
HapusSiip. Di tunggu kedatangannya di Makassar.
pengetahuan arsiteknya juga dituliskan dalam tulisan, bermanfaat lho bagi banyak orang
BalasHapusIya Mbak Evrina. Malah niat awal sebenarnya seperti itu, namun setelah di coba ternyata lumayan sulit juga.
HapusTapi arahnya nanti bakalan tetap ke sana mbak.
apapun alasannya mulai menulis, yang penting tetap dilakukan konsisten untuk mengerjakannya
BalasHapusYups, setuju.
Hapusperjalanan panjang yaaaah.
BalasHapusayo mas cepet cepet pake toga :)
Lumayan. Pengen juga begitu, pakai toga secepatnya.
Hapusbikin tulisan tentang desin rumah dong, aku suka bacanya
BalasHapusMasih sementara ngumpulin bahan seperti buku untuk desain. Soalnya saya nggak mau salah dalam menjelaskan ke calon pembaca, nanti berakibat fatal kalau salah bagikan ilmu.
HapusTapi niat memang mau nulis mengenai dunia Arsitektur juga Mbak.
Memang banyak juga ya ranjau berliku yang terpaksa tuan tempuhi untuk menjadi seorang penulis yang hebat...
BalasHapusGaya penulisan tuan menunjukkan tuan mempunyai ilmu yang cukup tinggi..
Susunan ayat dan layout tersusun rapi membuatkan tidak jemu membaca walaupun sedikit masalah bahasa yang saya kurang faham tapi tetap bagus...
Saya juga suka menulis sejak dibangku sekolah rendah lagi tapi tidak sehebat penulisan tuan.
Terima kasih untuk apresiasinya. Saya masih pemula/amatir dalam dunia menulis, belum bisa dikatakan hebat.
HapusMemang banyak juga ya ranjau berliku yang terpaksa tuan tempuhi untuk menjadi seorang penulis yang hebat...
BalasHapusGaya penulisan tuan menunjukkan tuan mempunyai ilmu yang cukup tinggi..
Susunan ayat dan layout tersusun rapi membuatkan tidak jemu membaca walaupun sedikit masalah bahasa yang saya kurang faham tapi tetap bagus...
Saya juga suka menulis sejak dibangku sekolah rendah lagi tapi tidak sehebat penulisan tuan.
Wah... saya kalah sama tuan. Saya tertarik dengan dunia menulis baru beberapa tahun terakhir ini, tepatnya dari 3 tahun yang lalu dan untuk blog baru setahun terakhir ini.
Hapus