Jumat, 01 April 2016

Awal Mula Lahirnya Blog Arsitek Menulis

Arsitek Menulis
Berbicara tentang dunia menulis, maka bisa dipastikan tak akan cukup jika di bahas hanya dalam sekali atau dua kali pertemuan. Begitu pula jika dirangkum ke dalam tulisan, baik lewat media cetak seperti koran dan buku maupun lewat media digital seperti blog.

Bagi saya, menulis itu unik dan menarik. Bahkan lebih menarik dari cewek-cewek seksi yang lalu lalang di mall sana (maklum gak suka jalan-jalan ke mall kalau gak darurat). Dan juga lebih menarik dari acara-acara TV Lokal, yang akhir-akhir ini kehilangan kualitasnya alias banyak yang gak mutu dan terkesan kurang mendidik.

Terus terang, saya awalnya nggak begitu familiar dengan dunia menulis. Malah sebelum aktif di dunia menulis, saya hanyalah penikmatnya saja, itu pun kalau lagi ada tugas kuliah. Saya juga nggak menyangka kalau dunia menulis bisa membuat ketagihan seperti sekarang ini.

Namun demikian saya tidak menyesal, malah bersyukur bisa masuk ke dunia yang satu ini. Karena kini menulis menjadi salah satu sarana pelarian bagi saya ketika tidak ada kerjaan dan sedang mengalami masalah (bete dan semacamnya), serta menjadi sarana untuk mengembangkan hobi baru dan juga untuk menarik perhatian orang-orang untuk membaca, sehingga minat membaca di masyarakat masih tetap eksis. Di sisi lain, saya ingin menginspirasi orang lain tulisan.

Awal Mula Menulis

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, saya nggak begitu familiar dengan dunia menulis. Saya awalnya hanyalah seorang penikmat saja, atau dengan kata lain hanyalah seorang pembaca. Dunia ini baru akan saya selami ketika ada tugas kuliah, seperti membuat makalah atau paper. Dan aktivitas sebagai seorang penikmat ini bertahan sampai awal tahun 2012.

Ya, karena pada awal tahun 2012 saya mencoba untuk masuk menyelami dunia ini dan mulai membuat akun baru, yakni dengan memanfaatkan portal lokal bernama KOMPASIANA, yang mana saat itu sedang naik daun. Keputusan itu saya ambil ketika salah satu teman, yakni pemilik blog GURILA405, yang juga memiliki akun Kompasiana memenangkan sebuah kompetisi menulis yang di adakan oleh Kompasiana. Dimana hadiahnya saat itu adalah SAMSUNG GALAXY TAB 2.

Semenjak kejadian itulah saya tertarik dengan dunia menulis dan akhirnya ikut membuat akun di Kompasiana. Bahkan di tahun pertama sebagai Kompasianer, tepatnya akhir tahun 2012, aku gak menyangka bisa menang lomba menulis yang diadakan oleh Kompasiana bersama Kemenparekraf (Pemenang 2, hadiahnya SAMSUNG GALAXY YOUNG). Ketika itu tema yang diangkat mengenai “Makanan Khas Tradisional”. Saya yang tertarik dengan lomba itu menulis tentang makanan khas daerah saya, yakni WaKaToBi.

Sayangnya ketika itu saya belum terlalu aktif menulis seperti sekarang ini. Alasannya simple, seperti belum bisa membagi waktu (padahal sekarang masih sama), tugas-tugas kuliah seperti mendesain dan menggambar masih harus dikerjakan secara manual, pertengahan tahun 2013 sampai tahun awal tahun 2014 mulai ikut proyek, dan bulan kedua tahun 2014 ikut KKN selama 2 bulan.

Seminggu usai pulang KKN, yakni pertengahan bulan Maret 2014, saya mengajukan judul skripsi. Ketika itu, saya sampai dibuat frustasi dan stress ringan. Kenapa? Karena judul yang saya ajukan baru di setujui akhir Agustus 2014. Padahal dalam seminggu saya menghadap 3 kali ke dosen, tentunya dengan membawa judul baru lengkap dengan proposalnya. Sampai-sampai saya lupa, sudah berapa puluh judul yang saya ajukan selama rentang waktu kurang lebih 5 bulan. Itu pun belum lagi ditambah dengan masalah-masalah sepele lainnya.

Sejarah Lahirnya Blog Arsitek Menulis

Setelah mengalami rentetan ujian yang lumayan banyak dan akhirnya bisa seminar proposal pada minggu pertama bulan Oktober 2014, di sela-sela melakukan penelitian, saya juga sesekali tetap menulis di Kompasiana. Namun entah kenapa, ketika itu gairah menulis sedikit surut dan saya malah mulai berpikir untuk mencoba sesuatu yang baru. Pikiran setiap hari berputar dalam kepala ini, tentunya sambil melakukan penelitian yang ternyata lumayan susah juga berhadapan dengan birokrasi.

Hingga tibalah pada suatu masa di mana saya harus, wajib dan hukumnya fardhu ain. Ya, apalagi kalau bukan segera mengambil sebuah keputusan dengan maksud agar masalah sepele ini tidak berlarut-larut dalam waktu lama, serta tidak mengganggu aktivitas penelitian. Akhirnya, saya memutuskan untuk move on sementara waktu dari Kompasiana dan membuat blog baru.

Namun setelah keputusan itu, saya tidak langsung membuat blog baru karena ada sedikit kendala, tepatnya dalam memberikan nama untuk blog itu sendiri. Sebenarnya untuk nama blog, saya sudah menyiapkan banyak nama. Sayangnya, nama-nama tersebut seakan nggak memiliki ruh, terkesan ikut-ikutan, dan tidak memiliki filosofi.

Hari demi hari berlalu begitu saja hanya demi sebuah nama blog. Bahkan sampai lewat tahun 2014 nama untuk blog masih juga belum menemukan kecocokan dan kalau pun ada masih jauh dari harapan. Meski demikian, saya tetap semangat untuk mencari, mencari, dan mencari nama yang cocok, serta memiliki filosofi untuk blog baru nanti.

Akhirnya, sehari sebelum tanggal 14 Februari 2015, muncullah nama “Arsitek Menulis”. Secara etimologi nama ini merupakan gabungan dari dua kata, yakni “Arsitek” dan “Menulis”. Dimana keduanya sesuai dengan apa yang ada pada diri saya.

“Arsitek”, karena saya memang kuliah di Jurusan Arsitek, yang nantinya akan berkutat dengan dunia desain, menggambar, bangunan, dan dunia proyek. Tentunya hal itu akan saya lalui setelah melewati serangkaian prosedur, mulai dari wajib jadi Sarjana Teknik Arsitek, ikut keprofesian (sekolah/menunggu 2 tahun ijazah), punya pengalaman kerja dan juga karya berupa desain, yang tentunya berhasil diwujudkan dalam bentuk fisik atau bangunan jadi.

Sedangkan “Menulis”, karena saya sekarang suka menulis, tertarik dengan dunia menulis, dan juga menggambarkan segala keresahan dalam pikiran ke dalam sebuah tulisan, bahkan sekarang malah ikut kecanduan.

Kurang lebih seperti itulah gambaran atau filosofi dari blog ini, hingga akhirnya diberi nama “Arsitek Menulis”.

Kenapa memilih blog?

Karena bagi saya blog adalah wadah yang tepat di era yang semakin modern, serba canggih dan menggunakan teknologi seperti sekarang ini, yang mana mau gak mau saya harus ikut melek teknologi juga. Atau dalam bahasa halusnya, ikut menyesuaikan dengan perkembangan zaman, serta agar tidak terlihat seperti manusia yang lahir di zaman purbakala dan juga biar terlihat kekinian. Hehehe...

Alasan lainnya, karena saya ingin berbagi kepada banyak orang tentang apa yang saya rasakan, lihat, dan dengar. Apa pun itu, selama semua masih dalam koridor dan tentunya merupakan hal-hal yang bersifat positif.

Lewat tulisan, saya berharap bisa menginspirasi orang-orang di sekeliling saya untuk selalu berbuat baik, melakukan hal-hal yang positif, peka terhadap sesama (bukan omdo aja seperti yang saya alami belum lama ini), tidak cepat berpikir negatif atau gampang menuduh/soudzon, dan juga peka terhadap lingkungan.

Selain itu, saya ingin mewujudkan salah satu impian terbesar sejak kecil, yakni ingin membuat dunia di sekitar saya menjadi lebih baik, aman, damai, tenteram, sejahtera, saling menghormati dan menghargai. Tidak seperti sekarang ini, yang mana kita semua tahu banyak yang bermuka dunia, lebih-lebih lagi mereka yang aktif menghujat dan melakukan aksi provokasi lewat dunia maya.

BTN Antara Makassar, 1 April 2016

22 komentar:

  1. panjang dan berlika-liku juga ya kemunculan arsitek menulis ini teh, apalagi dibarengi dengan keberhasilan memenangkan lomba di Kompasiana, dan berhasil jadi seorang arsitek tantu sangat membanggakan.
    semoga blog arsitek menulis ini terus dan selalu bermanfaat atas ilmu yang dibagikan lewat blog ini.

    sukses dan ceria selalu ya mang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lumayan panjang juga Kang Cilembu. Insya Allah, saya akan selalu berusaha untuk berbagi info dan juga ilmu yang bermanfaat.

      Hapus
  2. Menulis lebih menarik dari cewek-cewek seksi? Iyo kaahh... tapi masih suka cewek kan? Hehehehe.. *dapat salam dari rotring dan kawan2*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... Masih suka cewek kok alias masih normal.

      Hapus
  3. semoga tercapai mimpinya yak amin

    BalasHapus
  4. Witwiw yang pernah menang pemenang 2 di kompasiana, mantep tuh mas timur... Jadi sejarah nama arsitek menulis ini tidak terlepas dari mas timur yang apabila entar udah pake toga entar jadi arsitek, kalo belum statusnya masih mahasiswa jurusan arsitek. Iya kan?... hehehehe :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... Bisa aja nih ngeledeknya.
      Ya, analisanya benar sekali.

      Hapus
  5. sama mas, saya juga awalnya ngeblog dari kompasiana :)
    he he he

    dulu pas awal2 heboh banget seringnya
    kopdar n kumpul2 gitu
    tapi sekarang -setelah negara api menyerang *avatar mode on hi hi hi- setelah kesibukan masing2 jadi jarang kopdar...

    btw, kalo saya ke makassar ntar saya kontak2 ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di sini juga begitu, Kompasianer kebanyakan sibuk sama urusan masing-masing. Jadinya acara Kopdaran selalu batal dilaksanakan.

      Siip. Di tunggu kedatangannya di Makassar.

      Hapus
  6. pengetahuan arsiteknya juga dituliskan dalam tulisan, bermanfaat lho bagi banyak orang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Evrina. Malah niat awal sebenarnya seperti itu, namun setelah di coba ternyata lumayan sulit juga.

      Tapi arahnya nanti bakalan tetap ke sana mbak.

      Hapus
  7. apapun alasannya mulai menulis, yang penting tetap dilakukan konsisten untuk mengerjakannya

    BalasHapus
  8. perjalanan panjang yaaaah.
    ayo mas cepet cepet pake toga :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lumayan. Pengen juga begitu, pakai toga secepatnya.

      Hapus
  9. bikin tulisan tentang desin rumah dong, aku suka bacanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih sementara ngumpulin bahan seperti buku untuk desain. Soalnya saya nggak mau salah dalam menjelaskan ke calon pembaca, nanti berakibat fatal kalau salah bagikan ilmu.

      Tapi niat memang mau nulis mengenai dunia Arsitektur juga Mbak.

      Hapus
  10. Memang banyak juga ya ranjau berliku yang terpaksa tuan tempuhi untuk menjadi seorang penulis yang hebat...
    Gaya penulisan tuan menunjukkan tuan mempunyai ilmu yang cukup tinggi..
    Susunan ayat dan layout tersusun rapi membuatkan tidak jemu membaca walaupun sedikit masalah bahasa yang saya kurang faham tapi tetap bagus...

    Saya juga suka menulis sejak dibangku sekolah rendah lagi tapi tidak sehebat penulisan tuan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih untuk apresiasinya. Saya masih pemula/amatir dalam dunia menulis, belum bisa dikatakan hebat.

      Hapus
  11. Memang banyak juga ya ranjau berliku yang terpaksa tuan tempuhi untuk menjadi seorang penulis yang hebat...
    Gaya penulisan tuan menunjukkan tuan mempunyai ilmu yang cukup tinggi..
    Susunan ayat dan layout tersusun rapi membuatkan tidak jemu membaca walaupun sedikit masalah bahasa yang saya kurang faham tapi tetap bagus...

    Saya juga suka menulis sejak dibangku sekolah rendah lagi tapi tidak sehebat penulisan tuan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... saya kalah sama tuan. Saya tertarik dengan dunia menulis baru beberapa tahun terakhir ini, tepatnya dari 3 tahun yang lalu dan untuk blog baru setahun terakhir ini.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...