Minggu, 16 Agustus 2015

Kisah Seorang Pendaki Gunung

Kisah Seorang Pendaki Gunung
Ekspresi ketika mencapai puncak

Ada sebuah kisah tentang seorang pemuda yang sedang berpetualang ke sebuah tempat untuk mendaki gunung dan menuju ke puncak. Pria ini kemudian berjalan menyusuri jalan setapak menuju lembah gunung untuk memulai pendakian. Di tengah perjalanan, ia melihat banyak sekali sampah yang berserakan di sepanjang jalan. Sampah-sampah itu mungkin berasal dari pengunjung yang membuangnya. Tapi sampah itu telah mengotori sepanjang jalan dan terlihat tidak nyaman di mata.
 
Begitu pula dengan pemuda tersebut. Ia sungguh tidak tahan melihat sampah yang berserakan di sepanjang jalan yang dilaluinya. Karena itulah ia memungut sampah itu dan menaruhnya ke dalam kantong plastik. Setelah itu memasukkannya ke dalam tas ransel yang dibawanya. Semakin jauh ia berjalan, semakin banyak pula sampah yang di pungutnya. Sehingga tas ranselnya semakin lama semakin berat. Sampai-sampai ia terpaksa menenteng sampah tersebut di tangannya karena tas ranselnya sudah tidak muat lagi.
 
Tas ranselnya yang semakin berat membuat perjalanannya terhambat. Jalannya semakin melambat, bahkan mulai terlihat kelelahan. Sedankgkan jalanan ke atas semakin menanjak dan ia pun terlihat makin kesulitan dan terengah-engah. Kemudian ia bertemu dengan seorang pendaki yang baru saja turun. Pendaki itu merasa aneh dan bertanya pada pemuda itu, “Boleh tahu apa yang sedang kamu bawa? Mengapa bawaanmu banyak sekali?”

Pemuda itu menjawab sambil mengatur napas, “Oh, ini sampah yang kupungut di jalan. Orang-orang sungguh tidak bertanggungjawab membuangnya sembarangan. Aku tidak tahan melihatnya, jadi aku mengambilnya dan akan kubuang setelah turun nanti.”

Pendaki itu tersenyum geli mendengar penjelasan pemuda tersebut. Ia berkata, “Aku kagum dengan tindakanmu. Tapi tahukah kamu sampah yang kamu bawa itu telah memberatkan perjalananmu ke atas sana?”

Pemuda itu sedikit tersadar.

Pendaki itu melanjutkan, “Semakin berat bawaanmu, semakin sulit kamu mencapai puncak. Itu semua menguras tenaga dan staminamu. Itu terlihat dari napasmu yang terengah-engah. Lagipula untuk apa membawa sampah-sampah seperti itu ke atas puncak. Bukankah lebih baik jika memungutnya setelah turun nanti? Bawalah barang seperlunya saja. Semakin ringan diri Anda, semakin mudah mencapai puncak.”

Lalu pendaki itu pun turun meninggalkannya.

Renungan Dari Kisah Di Atas

Saat kita sedang berjuang untuk meraih kesuksesan, seringkali muncul suara-suara yang tidak mengenakkan. Suara-suara itu muncul dalam berbagai bentuk, baik ejekan, hinaan, cemoohan, kritikan negatif dan sebagainya. Bagi sebagian orang, kadang suara-suara negatif yang didengar dimasukkan ke dalam hati. Akibatnya, suara-suara negatif tersebut tetap membekas dalam ingatannya sepanjang hari bahkan sampai tak bisa melupakannya. Sedangkan sebagian lagi tidak peduli, cuek dan terus melangkah jauh. Mereka tidak memasukkannya dalam hati, bahkan mereka tidak mempermasalahkannya sedetik pun.

Perlu kita ketahui, jika kita terus membawa suara-suara negatif tersebut, langkah kita menuju kesuksesan akan terasa berat. Suara-suara negatif itu bagaikan racun yang bisa melumpuhkan kita sampai tidak bisa berjalan lagi alias menyerah. Ini sama seperti pemuda dalam kisah di atas yang membawa sampah tidak berguna yang hanya memberatkan pendakiannya ke puncak gunung.

Jika ingin melangkah dengan ringan menuju kesuksesan, maka yang harus dilakukan adalah menutup telinga dari suara-suara seperti itu dan terus melangkah maju. Mengapa? Karena suara-suara seperti itu layaknya sebuah sampah, yang nantinya akan mengganggu perjalanan menuju kesuksesan. Padahal seharusnya sampah tersebut dibuang atau gak biarkan dulu sejenak agar tidak merepotkan.

Dalam menjalani kehidupan, kita semua pasti akan menemukan hambatan maupun tantangan setiap saatnya dan berserakan dimana-mana bagaikan sampah yang tidak bisa dihindari keberadaannya. Suara-suara yang positif dan negatif akan silih berganti muncul dalam hidup kita. Tapi keputusan untuk memilih ada di tangan kita, entah itu memilih untuk membuang suara (sampah) negatif atau membawanya bersama kita.

Membawa sampah negatif bukan hanya membuat kita jadi negatif, tetapi juga akan terular ke orang lain disekitar yang pada akhirnya akan membuat orang lain enggan mendekati kita. Sebagai contoh, andaikan kita bawa sampah beneran kemudian mendekati orang-orang, maka yakin dan percaya jika orang yang didekati pasti akan menjauh karena menghirup bau sampah yang tidak enak. Begitu pula jika sifat sudah negatif melekat dalam diri, pasti orang lain didekat kita lama kelamaan akan ikut negatif pula.

Oleh karena itu, lebih baik membawa yang berguna dan masukkan suara-suara negatif ke dalam tas ransel (kehidupan). Keluarkan semua suara-suara negatif yang ada dalam tas ransel. Sehingga secara otomatis tas ransel anda akan lebih ringan dan memudahkan dalam meraih kesuksesan yang di impikan.

Makassar, 16 Agustus 2015

Referensi Tambahan :
Facebook Orang-Orang Sukses

11 komentar:

  1. wah ceriat pendakinya punya filosofi yang menarik ya dan setuju banget deh dg tulisan di atas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Hanya mencoba menggabungkan saja Mbak, antara cerita dan kenyataan dalam menjalani kehidupan.

      Hapus
  2. suka dengan ceritanya.. hal negatif memang tak layak dibawa untuk kesuksesan kita, lebih baik ditinggal di bawah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mbak Ayu. Seharusnya dalam menjalani kehidupan, hal-hal negatif yang mengganggu di sekeliling kita dicuekin saja.

      Hapus
  3. Hal-hal negatif memang akan terua berserakan di dalam hidup kita, kemampuan dalam menyaring 'hal2 negatif' tersebut memang salah satu kemampuan yg harus dimiliki saat ingin mencapai kesuksesan. Terima kasih telah berbagi, sila mampir ke www.ceritachia.com
    Salaam :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, sangat setujua. Kita semua harus mampu menyaring hal-hal negatif yang silih berganti menghantui dan menghalangi mimpi untuk meraih kesuksesan.

      Salam

      Hapus
  4. Wahhh, makasih atas postingan motivasinya. Saya jadi semangat lagi.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...