Ilustrasi Pesona Indonesia Via www.tanyoe.com |
Yang
pasti, mereka yang menyaksikan hamparan pesona alam itu berhasil dibuat takjub.
Al hasil, tak jarang di antara mereka yang berdecak kagum spontan melontarkan sebuah
kalimat, yang isinya kurang lebih seperti ini :
“Bagaikan
Melihat Potongan Surga”
Jangan
mereka yang berstatus sebagai wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara dengan
latar traveler, fotografer, dan lain sebagainya. Kita saja yang merupakan
penduduk asli, yang notabene lahir di negeri ini juga masih ikutan terpesona,
kurang lebih sama seperti yang dialami oleh para wisatawan itu.
Bahkan
kita juga tak jarang mengungkapkan kekaguman itu dengan melontarkan kalimat
yang tak kalah menarik. Salah satu di antaranya, seperti ini : “ngapain capek-capek
keluar negeri kalau kita juga punya keindahan alam yang tak kalah wah”.
Sebagai
anak negeri yang dilahirkan di daerah pedalaman, saya tetap merasa bangga. Karena
negeri ini penuh dengan pesona alamnya, bahkan mampu memukau dunia lain dengan
kemajemukannya, dan yang pasti terkenal akan keramahannya. Setuju nggak?
Senja di Tanjung Bira
Senja di Tanjung Bira, di ambil tanggal 26 Maret 2014 |
Tak
ada usaha yang tidak terbayarkan. Itulah pelajaran yang saya dapatkan dan
hasilnya adalah foto sunset di atas. Dimana untuk mendapatkan foto tersebut,
saya harus menempuh perjalanan panjang dari Kota Makassar (star pukul 13.30
Wita) menuju lokasi KKN di Kabupaten Bulukumba (sampai pukul 16.30), yang mana
memakan waktu kurang lebih 3 jam lamanya. Sedangkan dari lokasi KKN menuju Tanjung
Bira di tempuh selama 45 menit.
Bergotong-Royong
Membersihkan Mesjid
Masjid Baburrahman, Desa Lonrong (Bulukumba), 24 Februari 2014 |
Disaat
sang lelaki sedang asyik membersihkan karpet masjid, si gadis malah telihat
sedang mengkhayal. Entah apa yang gerangan yang sedang ia pikirkan. Foto ini
diambil saat saya dan teman-teman mengajak para remaja di lokasi KKN untuk
bergotong-royong membersihkan masjid.
Menunggu
Matahari Terbit
Pesisir Pantai Herlang, Bulukumba. 26 Maret 2014 |
Foto
ini saya ambil ketika menyempatkan waktu berkunjung ke salah satu keluarga yang
menikah dengan orang Bulukumba. Ketika berada ditempat ini, saya merasa seperti
berada dikampung halaman. Suasananya tidak beda jauh dengan kampung halaman
saya, WaKaToBi. Baik itu keramahan warganya, banyaknya perahu nelayan, pasir
putihnya, penuh dengan pohon kelapa dan yang semakin membuat saya merasa
seperti di kampung, yakni bisa menyaksikan langsung matahari terbit dan menghirup
udara segar dipagi sambil duduk-duduk santai di dermaga.
Menikamti
Senja di Kampung Halaman
Waha, Tomia (WaKaToBi) tanggal 06 April 2014 |
Pemandangan
senja ini saya abadikan saat menyempatkan pulang kampung awal April 2014, tepatnya
setelah selesai KKN. Kala itu saya menyempatkan ke rumah satu lagi sekaligus
kerumah kakak juga, yakni di daerah pesisir. Saat sedang santai diteras dirumah
kakak yang jaraknya cuma 10 meter dari bibir pantai, sambil menikmati senja tentunya,
saya melihat beberapa anak kecil sedang berenang di laut. Melihat kedua
pemandang itu pas bangad, tanpa berpikir panjang saya langsung mengambil
handphone dan langsung mengabadikannya.
Pemandangan
Pantai Losari dari Lantai 7
Pantai Losari dari Lt. 7 Hotel Aryaduta, 17 Mei 2016 |
Bisa
menikmati keindahan Pantai Losari dan sekitarnya dari ketinggian merupakan hal
yang baru bagi saya. Pemandangan di atas saya abadikan dari lantai 7 Hotel
Aryaduta yang tepat berada di depan pantai. Ketika itu secara kebetulan saya
sedang ikut pelatihan selama 3 hari lamanya. Mengingat moment seperti ini
jarang bagi saya, maka sebagai kenang-kenangan dan dengan modal kamera
smartphone saya langsung mengabadikan pemandangan sore itu.
Oh
iya, Pantai losari merupakan salah satu tempat wisata paling populer di Kota
Makassar. Di pantai ini, kita bisa menyaksikan indahnya matahari terbit dan
terbenam. Tak cukup sampai di situ saja, di tempat ini juga terdapat beberapa
kuliner yang layak dicoba, seperti pisang epe, bubur ayam, masakan laut, dan
masih banyak lagi.
Menunggu
Kapal 8 Jam di Pelabuhan
Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar tanggal 13 Juli 2015 |
Suasana
mudik tahun 2015, dimana waktu itu saya mengantar salah satu adik saya yang
hendak mudik. Kala itu, saya mengantar adik saya ke pelabuhan selepas sahur,
tepatnya sebelumnya pukul 03.00 Witadan sampai dipelabuhan pukul 03.30 Wita. Sesampainya
di pelabuhan ternyata keberangkatan di tunda karena pengaruh cuaca buruk. Apesnya
lagi, penundaan itu berulang sampai empat kali. Barulah jam 12 siang waktu
Makassar kapal berangkat dari Makassar menuju Bau-Bau. Yang artinya saya sudah
berada dipelabuhan selama 8 jam lama.
Jakarta
dari Puncak Monas
Jakarta dari Puncak Monas tanggal 09 April 2012 |
Jakarta,
akhirnya. Foto ini merupakan kunjungan saya ke Jakarta untuk kedua kalinya,
tepatnya akhir Maret sampai awal April 2012. Dalam kunjungan kedua ini, saya
menyempatkan untuk mengunjungi beberapa tempat, salah satunya Monumen Nasional.
Dan di kesempatan kedua ini juga saya tidak menyia-menyiakan setiap moment yang
ada, dalam hal ini mengabadikannya ke dalam kamera.
Banyak juga referensinya gan. Terima kasih ya.
BalasHapus