Animasi Islami Tentang "JODOH" |
Tinggal sepuluh hari lagi bulan ramadan bakalan berlalu meninggalkan kita semua. Bagi umat muslim pasti banyak yang merasa sedih, karena waktu yang tersisa di bulan penuh berkah ini tidak lama lagi. Lebih-lebih lagi bagi mereka yang benar-benar khusyuk menjalankan ibadah-ibadah di bulan ramadan. Pasti lebih nggak kebayang lagi bagaimana sedihnya.
Tapi
mau bagaimana lagi, Allah SWT sudah memberikan waktu selama sebulan sebagai
bulan penuh berkah. Yang jadi pertanyaan, sudahkah kita menggunakannya dengan baik?
Dengan kata lain mengisinya dengan ibadah-ibadah sesuai perintah Allah SWT. Tentu
jawabannya ada pada diri masing-masing.
Ngomongin
tentang ramadan yang tinggal sepuluh hari lagi dan itu berarti lebaran nggak
lama lagi, khusus di Indonesia ada beberapa tradisi yang bisa dibilang selalu
di tunggu-tunggu juga. Tradisi ini biasanya sering ditanyain juga ketika semua keluarga
besar ngumpul dan salah satu di antaranya belum menikah.
Apakah
itu? Ya benar, mana pasangannya alias kok belum dapat jodoh juga. Atau kapan
nikahnya? Tetangga sebelah udah punya anak tuh, malah udah dua lagi. Ibu udah
pengen nimang-nimang cucu loh.
Biasanya
kalau sudah begini, jawaban andalan pun muncul. Nanti juga ada kok bu, sabar aja
yah. Atau nggak, saya belum siap nikah bu, masih pengen bebas kaya burung di
angkasa sana, masih pengen ngejar karir dulu, dan masih banyak lagi alasan
lainnya. Dan biasanya juga dibarengi dengan senyum-senyum nggak jelas plus garuk-garuk
kepala, karena pertanyaan itu paling di hindari.
* * *
Nah,
bicara tentang pasangan atau jodoh, saya jadi teringat kembali pada sebuah tautan membahas tentang jodoh. Pembahasan itu saya temukan saat sedang asyik menyusuri lorong social
media yang saya miliki, tepatnya facebook. Tatapan saya tiba-tiba berhenti pada
sebuah tautan yang dibagikan oleh seorang teman dan ada hubungannya dengan
masalah jodoh. Setelah saya telusuri sampai ke akar-akarnya, ternyata
tautan/tulisan itu ditulis oleh penulis ternama. Yang terkenal dengan nama
penanya. Seorang penulis yang tidak asing lagi bagi kita semua.
Siapakah
dia? Dialah sosok yang dikenal dengan nama TERE LIYE. Ya, nama itulah yang
menulis tentang “JODOH” dalam fanpage yang dimilikinya. Seperti apakah isi
tulisan yang dimaksud? Yuk, simak selengkapnya dibawah ini, dimana ada beberapa
bagian yang saya tambah. Namun tidak mengurangi isi dari tulisan sebelumnya.
Jangan Menikah Karena Ikut-Ikutan
Jangan
menikah karena kesepian, menikah karena orang lain sudah menikah semua, tinggal
kita seorang yang belum. Aduhai, pernikahan itu bukan trend, yang semua orang
bisa ikut-ikutan, apalagi karena nggak enak terlihat aneh sendiri. Dan terlepas
dari itu, catat baik-baik, banyak orang yang setelah menikah, dia tetap merasa
sepi, sendirian.
Jangan Menikah Karena Alasan Orang Lain
Itu
betul, dalam peristiwa dramatis, kita bisa segera menikah agar orang tua sempat
menyaksikan sebelum meninggal, agar mereka bahagia. Tapi menikahlah karena
alasan kita sendiri, jadikan itu patokan terbesar. Karena yang menjalani
kehidupan berumah-tangga itu adalah kita, bukan orang lain. Dan karena, jika
besok lusa pernikahan itu gagal, kita tidak perlu menyalahkan orang lain. Karena
itu sungguh tiada manfaatnya.
Dalam Pernikahan Pasti Ada Masalah Meski Sedikit
Semua
pernikahan itu punya masalah. Bohong jika ada yang bilang keluarga mereka
baik-baik saja sepanjang masa. Lantas kenapa sebuah pernikahan bisa awet?
Karena ada yang sabar dan mengalah. Satu-satunya bekal pernikahan yang tiada
pernah kurang adalah SABAR. Punya sabar segunung, tetap kurang banyak. Punya
sabar selangit, pun tetap kurang banyak. Jadi bekalnya tidak harus mobil,
rumah, peralatan dapur, dan sebagainya. Sekelas Umar Bin Khattab saja masih
membutuhkan rasa sabar ekstra.
Hanya Tuhan Yang Tahu Jodoh Kita
Kita
tidak pernah tahu siapa jodoh terbaik kita. Tidak ada alatnya, tidak ada aplikasinya,
dan tidak akan ditemukan. Kita baru tahu setelah kita menjalani pernikahan
tersebut. Dan rumitnya, itu juga belum cukup. Banyak yang berpisah jalan
setelah sekian lama menikah. Lantas kapan dong kita baru tahu persis? Tidak ada
jawabannya. Nah, dengan situasi seperti itu, jangan habiskan waktu dengan cemas
apakah ini jodoh terbaik atau bukan. Jika kalian muslim, tegakkanlah shalat
istikharah, dapatkan keyakinan, kemudian bismillah, jalani dengan mantap.
Kesempurnaan Hanya Milik Allah
Well,
tidak ada jodoh yang sempurna di dunia ini. Semua orang pasti punya kekurangan.
Ada yang ganteng atau cantik pol, ternyata kalau tidur ngoroknya seperti
sirene. Ada yang bertanggung-jawab nan setia, ternyata pelupa, dia lupa harus
menjemput istrinya di manalah. Tapi kita selalu bisa membuat yang tidak
sempurna itu menjadi indah, keren, seperti pelangi, sepanjang kita bersedia
menerima kekurangannya. Orang-orang yang sibuk memasang kriteria sempurna bagi
calon jodohnya, akan hidup sendiri hingga alien menyerang bumi.
Serahkan Semua Pada Allah SWT
Tidak
ada yang tahu kapan persisnya kita akan menikah. Eh, yang masih kecentilan,
manja-manja, ternyata besok sudah menikah, atau malah punya anak dua. Yang
terlihat dewasa sekali, sudah siap sekali, bahkan bijak nian bicara soal
menikah, ternyata bertahun-tahun tetap sendiri. Maka, saat kita tidak tahu
kapan jodoh itu akan datang, fokuslah memperbaiki diri sendiri. Saat
kesempatannya datang, ingatlah nasehat lama, kesempatan baik tidak datang dua
kali. Tapi ketika kesempatannya lolos, gagal, juga ingatlah petuah orang tua,
akan selalu ada kesempatan-kesempatan berikutnya bagi orang yang sabar.
Jangan Tunggu Mapan Baru Cari Jodoh
Pekerjaan
tetap, mapan, dan lain-lain itu jangan dijadikan syarat mutlak mencari jodoh.
Itu betul, sungguh menyenangkan jika jodoh kita ternyata sudah mapan,
berkecukupan. Tapi boleh jadi akan lebih spesial lagi, jika kita bersama-sama
menjalani hidup sederhana, untuk kemudian menjadi lebih baik setiap harinya.
Lebih
baik pastikan saja, semua pihak memahami tanggungjawabnya. Misal, adalah
tanggungjawab suami mencari nafkah. Boleh istri bekerja? Ikut membantu nafkah keluarga?
Dikembalikan ke masing-masing pasangan mau seperti apa. Tapi jelas sekali, jika
istri bekerja, penghasilannya adalah milik dia. Soal dia mau memberikannya ke
keluarga atau tidak, itu urusan dia. Tanggungjawab mutlak tetap ada di suami.
Pemahaman-pemahaman seperti ini penting loh, agar kalian laki-laki yang
sekarang sibuk galau, apalagi sibuk tebar pesona, tahu persis saat menikah
nanti.
Mencari Jodoh Itu Tidak Rumit
Smile
emoticon ini beneran loh. Mencari jodoh itu sederhana. Kalian bisa meminta
orang tua mencarikan (karena itu juga salah-satu kewajiban mereka). Juga bisa
minta sahabat menjadi intel perjodohan. Jodoh itu ada di mana-mana, di sekolah,
di kampus, di tempat kerja, di angkutan umum saat berangkat beraktivitas, di
mesjid, di komplek rumah, dan lain-lain.
Tapi
kenapa kadang terasa rumit sekali? Karena kitalah yang membuatnya rumit. Catat
baik-baik, di dunia ini sudah milyaran orang pernah menikah. Milyaran pasangan.
Nah, di mana rumitnya jika orang lain toh milyaran telah menikah.
Belajarlah Mencari Jodoh Dari Orang Tua di Sekitar
Kalian
Kalau
kalian mau belajar banyak hal tentang jodoh, maka jangan belajar dari
novel-novel (apalagi novel Tere Liye), dari film fiksi, dari sinetron, serial.
Aduh, itu fiksi loh. Dikarang-karang saja sama penulis ceritanya. Melainkan
belajarlah dari orang tua di sekitar kalian. Kakek-nenek, opa-oma, mbah buyut,
yang sudah menikah puluhan tahun, tapi tetap langgeng dan bahagia.
Amati,
pelajari, dengarkan nasehat mereka, itu penting sekali, kehidupan mereka bisa
jadi contoh. Maka besok lusa saat kita menikah, mendadak muncul masalah serius,
kita bisa meneladani mereka, bagaimana cara mereka mengatasi masalah. Itu
selalu bisa jadi pelajaran kehidupan yang tiada ternilai.
Kurang
lebih seperti itulah yang ditulis oleh TERE LIYE tentang “JODOH”. Untuk tulisan
aslinya bisa kamu baca DISINI. Kalau sudah baca, jangan lupa untuk mencari
jodohmu ya. Meski jodoh di ada tangan Tuhan, tapi kalau kamu tidak usaha, Tuhan
juga ogah memberikan jodoh buat kamu. Hehehe... *jangan diambil hati ya kalimat terakhir ini*
Salam
Damai
Makassar, 25 Mei 2016
point "jangan menunggu mapan ..." kayaknya yang paling dijadikan alasan buat menunda menikah. ya ngga?
BalasHapusIya, point ini sering sekali dijadikan senjata andalan buat mereka yang belum pengen nikah sama ngejar karir plus harta.
HapusSiip.
HapusKetahui potensi diri, jodoh dan kepribadian dari arti nama dan tanggal lahir dengan coba unduh ARC Bali Pro kami di PlayStore atau ingin tahu lebih jauh bisa baca blog kami di ARC Bali
HapusJangan Tunggu Mapan Baru Cari Jodoh, poin ini menyentil nih mas timurrrr.... :D
BalasHapusHehehe... Lumayan menyentilnya, bisa bikin baper malah buat yang ngerasa.
HapusMenantikan jodoh yang baik adalah dengan memperbaiki diri :D hihi
BalasHapusSetuju. Dengan memperbaiki diri, Insya Allah jodoh baik-baik pasti akan datang dengan sendirinya.
Hapuskalau saya nikah fikir belakang dulu, yang penting karir dulu sekarnag ini :-D
BalasHapusGitu ya, Okelah kalau begitu. Semua kembali lagi kepada diri masing-masing.
HapusOrang baik untuk orang baik juga, jadi sudahkah ada jodohmu ? :))
BalasHapusIya benar, yang baik ketemu dengan yang baik.
HapusAlhamdulillah, jodoh saya sudah ada. hehehe...
sangat betul jika kemudian banyak para peneliti dan para ahli yang bilang jika admin blog jomblo, pasti suatu saat akan hadir sebuah postingan yang membahas soal per jodohan, salah satu buktinya ya Tentang Jodoh dari Tere Liye ini nih...semoga dapet jodoh yea
BalasHapusHahaha... Bisa aja nih. Kalau saya mah sudah punya, nggak tau deh dengan para pejantan tangguh lainnya.
HapusKalau saya, alhamdulillah jodoh datang sendiri alias tidak susah2 mencari, yang sulit adalah perjuangan mempertahankannya agar selalu seiring-sejalan dalam membina rumah tangga, karena menyatukan dua karakter berbeda itu lumayan sulit...
BalasHapusUntuk yang satu ini, saya lebih setuju lagi. Mencari jodoh mungkin sulit, tapi mempertahankan jodoh yang sudah ditakdirkan bersama kita lebih sulit lagi. Karena bukan cuma satu dua hari kita harus berusaha untuk mempertahankan dan menjaganya, melainkan lebih lama lagi sampai ajalkan memisahkan.
HapusSaya sangat suka tulisan-tulisan bang Tere Liye.. mengena banget ...
BalasHapusSetuju sekali, tulisan Tere Liye memang mantap semua dan selalu mengena di hati pembaca.
Hapus