Sabtu, 25 Juni 2016

Tentang "JODOH" dari Tere Liye


Tentang "JODOH" dari Tere Liye
Animasi Islami Tentang "JODOH"

Tinggal sepuluh hari lagi bulan ramadan bakalan berlalu meninggalkan kita semua. Bagi umat muslim pasti banyak yang merasa sedih, karena waktu yang tersisa di bulan penuh berkah ini tidak lama lagi. Lebih-lebih lagi bagi mereka yang benar-benar khusyuk menjalankan ibadah-ibadah di bulan ramadan. Pasti lebih nggak kebayang lagi bagaimana sedihnya.

Tapi mau bagaimana lagi, Allah SWT sudah memberikan waktu selama sebulan sebagai bulan penuh berkah. Yang jadi pertanyaan, sudahkah kita menggunakannya dengan baik? Dengan kata lain mengisinya dengan ibadah-ibadah sesuai perintah Allah SWT. Tentu jawabannya ada pada diri masing-masing.

Ngomongin tentang ramadan yang tinggal sepuluh hari lagi dan itu berarti lebaran nggak lama lagi, khusus di Indonesia ada beberapa tradisi yang bisa dibilang selalu di tunggu-tunggu juga. Tradisi ini biasanya sering ditanyain juga ketika semua keluarga besar ngumpul dan salah satu di antaranya belum menikah.

Apakah itu? Ya benar, mana pasangannya alias kok belum dapat jodoh juga. Atau kapan nikahnya? Tetangga sebelah udah punya anak tuh, malah udah dua lagi. Ibu udah pengen nimang-nimang cucu loh.

Biasanya kalau sudah begini, jawaban andalan pun muncul. Nanti juga ada kok bu, sabar aja yah. Atau nggak, saya belum siap nikah bu, masih pengen bebas kaya burung di angkasa sana, masih pengen ngejar karir dulu, dan masih banyak lagi alasan lainnya. Dan biasanya juga dibarengi dengan senyum-senyum nggak jelas plus garuk-garuk kepala, karena pertanyaan itu paling di hindari.

*    *    *

Nah, bicara tentang pasangan atau jodoh, saya jadi teringat kembali pada sebuah tautan membahas tentang jodoh. Pembahasan itu saya temukan saat sedang asyik menyusuri lorong social media yang saya miliki, tepatnya facebook. Tatapan saya tiba-tiba berhenti pada sebuah tautan yang dibagikan oleh seorang teman dan ada hubungannya dengan masalah jodoh. Setelah saya telusuri sampai ke akar-akarnya, ternyata tautan/tulisan itu ditulis oleh penulis ternama. Yang terkenal dengan nama penanya. Seorang penulis yang tidak asing lagi bagi kita semua.

Siapakah dia? Dialah sosok yang dikenal dengan nama TERE LIYE. Ya, nama itulah yang menulis tentang “JODOH” dalam fanpage yang dimilikinya. Seperti apakah isi tulisan yang dimaksud? Yuk, simak selengkapnya dibawah ini, dimana ada beberapa bagian yang saya tambah. Namun tidak mengurangi isi dari tulisan sebelumnya.

Jangan Menikah Karena Ikut-Ikutan

Jangan menikah karena kesepian, menikah karena orang lain sudah menikah semua, tinggal kita seorang yang belum. Aduhai, pernikahan itu bukan trend, yang semua orang bisa ikut-ikutan, apalagi karena nggak enak terlihat aneh sendiri. Dan terlepas dari itu, catat baik-baik, banyak orang yang setelah menikah, dia tetap merasa sepi, sendirian.

Jangan Menikah Karena Alasan Orang Lain

Itu betul, dalam peristiwa dramatis, kita bisa segera menikah agar orang tua sempat menyaksikan sebelum meninggal, agar mereka bahagia. Tapi menikahlah karena alasan kita sendiri, jadikan itu patokan terbesar. Karena yang menjalani kehidupan berumah-tangga itu adalah kita, bukan orang lain. Dan karena, jika besok lusa pernikahan itu gagal, kita tidak perlu menyalahkan orang lain. Karena itu sungguh tiada manfaatnya.

Dalam Pernikahan Pasti Ada Masalah Meski Sedikit

Semua pernikahan itu punya masalah. Bohong jika ada yang bilang keluarga mereka baik-baik saja sepanjang masa. Lantas kenapa sebuah pernikahan bisa awet? Karena ada yang sabar dan mengalah. Satu-satunya bekal pernikahan yang tiada pernah kurang adalah SABAR. Punya sabar segunung, tetap kurang banyak. Punya sabar selangit, pun tetap kurang banyak. Jadi bekalnya tidak harus mobil, rumah, peralatan dapur, dan sebagainya. Sekelas Umar Bin Khattab saja masih membutuhkan rasa sabar ekstra.

Hanya Tuhan Yang Tahu Jodoh Kita

Kita tidak pernah tahu siapa jodoh terbaik kita. Tidak ada alatnya, tidak ada aplikasinya, dan tidak akan ditemukan. Kita baru tahu setelah kita menjalani pernikahan tersebut. Dan rumitnya, itu juga belum cukup. Banyak yang berpisah jalan setelah sekian lama menikah. Lantas kapan dong kita baru tahu persis? Tidak ada jawabannya. Nah, dengan situasi seperti itu, jangan habiskan waktu dengan cemas apakah ini jodoh terbaik atau bukan. Jika kalian muslim, tegakkanlah shalat istikharah, dapatkan keyakinan, kemudian bismillah, jalani dengan mantap.

Kesempurnaan Hanya Milik Allah

Well, tidak ada jodoh yang sempurna di dunia ini. Semua orang pasti punya kekurangan. Ada yang ganteng atau cantik pol, ternyata kalau tidur ngoroknya seperti sirene. Ada yang bertanggung-jawab nan setia, ternyata pelupa, dia lupa harus menjemput istrinya di manalah. Tapi kita selalu bisa membuat yang tidak sempurna itu menjadi indah, keren, seperti pelangi, sepanjang kita bersedia menerima kekurangannya. Orang-orang yang sibuk memasang kriteria sempurna bagi calon jodohnya, akan hidup sendiri hingga alien menyerang bumi.

Serahkan Semua Pada Allah SWT

Tidak ada yang tahu kapan persisnya kita akan menikah. Eh, yang masih kecentilan, manja-manja, ternyata besok sudah menikah, atau malah punya anak dua. Yang terlihat dewasa sekali, sudah siap sekali, bahkan bijak nian bicara soal menikah, ternyata bertahun-tahun tetap sendiri. Maka, saat kita tidak tahu kapan jodoh itu akan datang, fokuslah memperbaiki diri sendiri. Saat kesempatannya datang, ingatlah nasehat lama, kesempatan baik tidak datang dua kali. Tapi ketika kesempatannya lolos, gagal, juga ingatlah petuah orang tua, akan selalu ada kesempatan-kesempatan berikutnya bagi orang yang sabar.

Jangan Tunggu Mapan Baru Cari Jodoh

Pekerjaan tetap, mapan, dan lain-lain itu jangan dijadikan syarat mutlak mencari jodoh. Itu betul, sungguh menyenangkan jika jodoh kita ternyata sudah mapan, berkecukupan. Tapi boleh jadi akan lebih spesial lagi, jika kita bersama-sama menjalani hidup sederhana, untuk kemudian menjadi lebih baik setiap harinya.

Lebih baik pastikan saja, semua pihak memahami tanggungjawabnya. Misal, adalah tanggungjawab suami mencari nafkah. Boleh istri bekerja? Ikut membantu nafkah keluarga? Dikembalikan ke masing-masing pasangan mau seperti apa. Tapi jelas sekali, jika istri bekerja, penghasilannya adalah milik dia. Soal dia mau memberikannya ke keluarga atau tidak, itu urusan dia. Tanggungjawab mutlak tetap ada di suami. Pemahaman-pemahaman seperti ini penting loh, agar kalian laki-laki yang sekarang sibuk galau, apalagi sibuk tebar pesona, tahu persis saat menikah nanti.

Mencari Jodoh Itu Tidak Rumit

Smile emoticon ini beneran loh. Mencari jodoh itu sederhana. Kalian bisa meminta orang tua mencarikan (karena itu juga salah-satu kewajiban mereka). Juga bisa minta sahabat menjadi intel perjodohan. Jodoh itu ada di mana-mana, di sekolah, di kampus, di tempat kerja, di angkutan umum saat berangkat beraktivitas, di mesjid, di komplek rumah, dan lain-lain.

Tapi kenapa kadang terasa rumit sekali? Karena kitalah yang membuatnya rumit. Catat baik-baik, di dunia ini sudah milyaran orang pernah menikah. Milyaran pasangan. Nah, di mana rumitnya jika orang lain toh milyaran telah menikah.
Belajarlah Mencari Jodoh Dari Orang Tua di Sekitar Kalian

Kalau kalian mau belajar banyak hal tentang jodoh, maka jangan belajar dari novel-novel (apalagi novel Tere Liye), dari film fiksi, dari sinetron, serial. Aduh, itu fiksi loh. Dikarang-karang saja sama penulis ceritanya. Melainkan belajarlah dari orang tua di sekitar kalian. Kakek-nenek, opa-oma, mbah buyut, yang sudah menikah puluhan tahun, tapi tetap langgeng dan bahagia.

Amati, pelajari, dengarkan nasehat mereka, itu penting sekali, kehidupan mereka bisa jadi contoh. Maka besok lusa saat kita menikah, mendadak muncul masalah serius, kita bisa meneladani mereka, bagaimana cara mereka mengatasi masalah. Itu selalu bisa jadi pelajaran kehidupan yang tiada ternilai.

Kurang lebih seperti itulah yang ditulis oleh TERE LIYE tentang “JODOH”. Untuk tulisan aslinya bisa kamu baca DISINI. Kalau sudah baca, jangan lupa untuk mencari jodohmu ya. Meski jodoh di ada tangan Tuhan, tapi kalau kamu tidak usaha, Tuhan juga ogah memberikan jodoh buat kamu. Hehehe... *jangan diambil hati ya kalimat terakhir ini*

Salam Damai

Makassar, 25 Mei 2016

18 komentar:

  1. point "jangan menunggu mapan ..." kayaknya yang paling dijadikan alasan buat menunda menikah. ya ngga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, point ini sering sekali dijadikan senjata andalan buat mereka yang belum pengen nikah sama ngejar karir plus harta.

      Hapus
    2. Ketahui potensi diri, jodoh dan kepribadian dari arti nama dan tanggal lahir dengan coba unduh ARC Bali Pro kami di PlayStore atau ingin tahu lebih jauh bisa baca blog kami di ARC Bali

      Hapus
  2. Jangan Tunggu Mapan Baru Cari Jodoh, poin ini menyentil nih mas timurrrr.... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... Lumayan menyentilnya, bisa bikin baper malah buat yang ngerasa.

      Hapus
  3. Menantikan jodoh yang baik adalah dengan memperbaiki diri :D hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju. Dengan memperbaiki diri, Insya Allah jodoh baik-baik pasti akan datang dengan sendirinya.

      Hapus
  4. kalau saya nikah fikir belakang dulu, yang penting karir dulu sekarnag ini :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gitu ya, Okelah kalau begitu. Semua kembali lagi kepada diri masing-masing.

      Hapus
  5. Orang baik untuk orang baik juga, jadi sudahkah ada jodohmu ? :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar, yang baik ketemu dengan yang baik.

      Alhamdulillah, jodoh saya sudah ada. hehehe...

      Hapus
  6. sangat betul jika kemudian banyak para peneliti dan para ahli yang bilang jika admin blog jomblo, pasti suatu saat akan hadir sebuah postingan yang membahas soal per jodohan, salah satu buktinya ya Tentang Jodoh dari Tere Liye ini nih...semoga dapet jodoh yea

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... Bisa aja nih. Kalau saya mah sudah punya, nggak tau deh dengan para pejantan tangguh lainnya.

      Hapus
  7. Kalau saya, alhamdulillah jodoh datang sendiri alias tidak susah2 mencari, yang sulit adalah perjuangan mempertahankannya agar selalu seiring-sejalan dalam membina rumah tangga, karena menyatukan dua karakter berbeda itu lumayan sulit...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk yang satu ini, saya lebih setuju lagi. Mencari jodoh mungkin sulit, tapi mempertahankan jodoh yang sudah ditakdirkan bersama kita lebih sulit lagi. Karena bukan cuma satu dua hari kita harus berusaha untuk mempertahankan dan menjaganya, melainkan lebih lama lagi sampai ajalkan memisahkan.

      Hapus
  8. Saya sangat suka tulisan-tulisan bang Tere Liye.. mengena banget ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju sekali, tulisan Tere Liye memang mantap semua dan selalu mengena di hati pembaca.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...