Katanya
pemuda harapan bangsa, lha kok galau. Pemuda, kok hobinya galau. Bagaimana
negara mau maju dan jadi macan asia kalau hobinya galau. Bilangnya NKRI harga
mati, tapi giliran di ajak bela negara malah mikir dulu. Eh... ujung-ujungnya
malah berdalih kalau itu tugasnya aparat, seperti TNI dan akhirnya nggak mau deh
bahkan kabur entah kemana.
Pemuda...
pemuda... punya hobi kok aneh bangad, galau dipelihara. Udah gitu, buat teori
sama mikirnya kelamaan lagi. Kapan beraksinya kalau seperti ini terus. Pemuda negara
lain sudah sampai ke bulan, kamu masih mikir dan cari teori tentang cara cepat
bisa move on dari penyakit galau. Yang lain udah bahas tentang
perdamaian, kamu malah baru belajar untuk memecah belah negeri kamu yang damai
sentosa ini. Sadar atau tidak, itulah fakta yang terjadi di era modern ini.
Terlebih lagi di dunia tak bertuan yang lebih dikenal dengan nama dunia maya.
Daripada
baru mau belajar untuk memecah belah bangsa kamu yang sudah damai sentosa ini,
mending kamu belajar untuk membuatnya menjadi lebih damai lagi dan tenteram
selalu. Seperti yang di cita-citakan oleh para pendahulu kita, yang telah
merumuskan ideologi bangsa. Sebuah ideologi yang berhasil membuat bangsa kita
bersatu meski berbeda agama, suku, RAS, dan golongan. Dimana Ir. Soekarno yang
sekaligus presiden pertama RI merupakan salah satu orang yang ikut terlibat di
dalamnya.
Ya,
itulah PANCASILA. Ideologi bangsa yang terkenal dengan Bhineka Tunggal Ika-nya.
Ideologi yang dibuat untuk menyatukan perbedaan yang dimiliki oleh bangsa ini
dan bertujuan untuk membuatnya tetap damai selalu. Sungguh indah dan mulia kan
apa yang dilakukan oleh para pendahulu kita.
Pertanyaannya
sekarang, apa yang sudah kamu lakukan sebagai pemuda harapan bangsa? Apa masih
mau bertahan dengan sikap dan hobi galaumu, atau mau berubah jadi lebih pemuda
yang lebih baik dan membuat masa depan bangsa kita menjadi cerah?
Semua
pertanyaan itu hanya kamu yang bisa menjawabnya. Tapi satu yang pasti, kalau di
dalam hidup ini penuh dengan pilihan dan kamu berhak untuk memilih. Semua
kembali lagi kepada dirimu, mau memilih untuk tetap galau atau bangkit alias move
on dari kehidupan yang tidak jelas. Entah itu suka tawuranlah (khususnya
pelajar), suka merusak fasilitas umum saat demolah (mahasiswa dan semacamnya),
memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa lewat dunia nyata atau dunia
mayalah, soudzon berlebihan, lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada
orang banyak, suka menghasutlah, dan masih banyak lagi.
Sudah
saatnya kamu untuk bangkit dari sikap ketidakjelasan itu dan mengubah masa
depanmu serta masa depan bangsa ke arah yang lebih baik. Karena kehidupan itu
semakin hari semakin maju dan kita harus berjalan lurus ke depan sesuai
koridor. Bukannya berjalan lurus ke belakang, apalagi menoleh bahkan sampai
meratapi masa lalu yang bisa membuat kita jadi galau.
Banyak
hal yang bisa kamu lakukan untuk negeri dan saya yakin kamu tahu apa itu. Nggak
usah melakukan hal-hal yang tinggi-tinggi dahulu. Kamu bisa memulainya dengan
menanamkan kembali dan mempraktekkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam
PANCASILA. Tapi kalau kamu bisa melakukan yang lebih dari itu juga tidak
apa-apa, selama untuk kamu, kemajuan bangsa dan kemaslahatan orang banyak
tentunya.
Bagaimana,
masih mau jadi pemuda yang punya hobi galau dan kebanyakan mikir, atau mau
bangkit dan menjadi pemuda yang benar-benar diharapkan oleh bangsa?
Jangan
tanya saya, karena hanya kamu yang tahu jawabannya.
Makassar,
08 Juni 2016
Salut sama para pemuda zaman penjajahan
BalasHapusDulu di umur yang segitu muda, mungkin sama kayak kita yg harusnya masi kuliah yp semangat kenegaraannya dah tinggi
Kita apa kabar ya hihi
Masi banyak mikirin diri sendiri
Nah itu dia yang jadi pekerjaan rumah para generasi muda. Sesekali mikirin bangsa jugalah, jangan cuma keselamatan diri sendiri aja yang di utamain. Hehehe...
Hapusyuk bangkit jangan galau lagi
BalasHapusHayuk...
HapusTapi yang suka galau kan anak muda yang masih labil.
Mungkin galau itu bisa disebabkan karena pacaran terlalu dini jadi sering juga untuk merasakan galaunya, sepertinya di indonesia harus diadakan peraturan deh mas seperti tidak boleh pacaran dibawah usia 17 tahun.
BalasHapusKebanyakan nonton sinetron sih, jadinya dikit-dikit galau, patah hati, dan semacamnya.
HapusHhhmmm... Kalau buat peraturan kaya gitu, ntar dikira melanggar hak mereka lagi. Nanti urusannya ribet lagi, seperti dicap melanggar HAM, atau lain-lainnya.
Yang jadi pertanyaan, apa yang dilakujan orangtua mereka? Sibuk nyari duit ampe lupa tugas mendidik anak, atau terlalu sayang sama anak sehingga membuat si anak jadi manja? Entahlah, mari kita tanyakan pada angin yang lewat!
Pemuda dlu sibuk dengan perjuangan dan hal hal positif... Seperi pak habibi dlm cerita ainun habibi..meski banyak lelaki datang ke rumahnya ainun apa habibi galau?? Enggak... Dia mah PD aja sambil terus memantaskan diri dan teris berprestasi... Buktinya dapat deh ainun...
BalasHapusKalau pemuda sekarang? Hukzzzzz
Ayo (aku juga) pemuda skrg sibukin ama hal hal positif biar gak ada waktu buat halao hehehe
Opooooo iki mLah gini aku heheheh
Sepertinya ada yang salah dengan pemuda jaman sekarang.
Hapussiap grakkk, walaupun sudah emak-emak tapi masih berjiwa muda
BalasHapusYang begini yang patut dijadikan contoh. Masa anak muda kalah.
Hapus