Hal-Hal Yang Wajib Dilakukan Untuk Jadi Penulis |
Artinya,
dengan menulis dan secara tidak sadar kita telah meninggalkan jejak sejarah pada
dunia. Jejak itu pun tidak sembarang, karena merupakan jejak positif yang insya
allah akan terus menginspirasi orang-orang yang membacanya, puluhan bahkan ratusan
tahun setelah kita tiada.
Seperti
kata pepatah, harimau mati meninggalkan belang, manusia meninggal meninggalkan
nama, penulis wafat meninggalkan karya. Dan tulisan (buku, karya
ilmiah,artikel) berisi ilmu yang bermanfaat akan terus mengalirkan pahala
kepada penulisnya ketika semakin banyak yang mereguk ilmu darinya.
Menjadi
penulis, atau menulis, seperti kata Pram, adalah sebuah keberanian. Tentunya
tidak sembarang menulis, karena menulis status galau juga bisa disebut
menulis, namun menulis sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak.
Sayangnya,
banyak calon penulis yang kemudian berhenti di tengah jalan bahkan sebelum
memulai. Hal ini karena semua itu hanya sebatas keinginan semata, tanpa ada
upaya apa pun untuk menuju impian yang dicita-citakannya. Yang mana ketika
berdiskusi tentang dunia menulis semangatnya sungguh luar biasa bahkan
khayalannya sudah sampai kelangit ke tujuh bahkan mungkin telah mencapai surga.
Namun
ketika ditantang untuk memulai menulis, seribu satu alasan pun muncul dengan
tiba-tiba. Sibuklah, nggak ada waktulah, nggak tahu harus mulai dari manalah,
nggak tahu harus nulis apalah, lagi ada urusan inilah atau itulah, dan masih
banyak lagi alasan lainnya.
Padahal,
langkah pertama untuk meraih apa pun adalah langkah pertama, yakni bergerak,
bertindak, melakukan aksi yang mendukung atau mengarahkan kita pada tujuan yang
bernama impian dan cita-cita. Namun, banyak di antara kita yang masih awam dan
benar-benar tidak tahu bagaimana cara menjadi penulis yang baik.
Kali
ini saya akan membagikan beberapa langkah buat kamu yang ingin mencoba berjuang di
dunia nan sunyi ini. Lankah-langkah ini saya kutip dari salah satu penerbit terkenal,
yakni DIVA PRESS.
Langkah-langkah yang saya kutip tak lupa juga saya modifikasi agar semakin menarik untuk dibaca. Mau tahu seperti apa saja langkah-langkah yang di maksud. Simak ulasan lengkapnya dibawah ini.
Langkah-langkah yang saya kutip tak lupa juga saya modifikasi agar semakin menarik untuk dibaca. Mau tahu seperti apa saja langkah-langkah yang di maksud. Simak ulasan lengkapnya dibawah ini.
Berguru
kepada Buku
Berguru kepada Buku, Sumber : playbuzz.com |
Membaca buku
merupakan guru terbaik bagi seorang penulis. Hampir semua penulis besar dunia
belajar menulis dengan membaca buku. Tak kalah banyak juga penulis yang
tergerak untuk menulis setelah mereka membaca sebuah buku. Dengan demikian,
membaca buku tidak sekadar untuk mengisi tabung pikiran kita dengan materi
tulisan, tapi sekaligus juga untuk belajar tentang menulis itu sendiri. Membaca
adalah latihan menulis yang pertama kalinya.
Karl May bahkan
mampu menuliskan seri Winnetou yang legendaris itu hanya dari membaca buku. Dia
sama sekali belum pernah pergi ke Wild West di Amerika Serikat saat menulis
seri Winnetou yang amat deskriptif menggambarkan kehidupan suku indian itu. Bahkan,
JK Rowling belajar menulis seri Harry Potter dari karya-karya Shakespeare dan
Jane Austen. Memang demikian, setiap penulis biasanya memiliki penulis atau
buku favoritnya.
Tidak perlu
ngoyo membaca demi bisa menulis. Pertama kali, kau harus mencintai kegiatan
membaca dulu supaya bisa menjadi calon penulis. Hampir mustahil ada penulis
yang tidak suka membaca. Kalau malas membaca, mungkin banyak. Kebanyakan
penulis besar suka membaca, entah di masa kecilnya maupun di masa dewasanya.
Mereka memahami sepenuhnya bahwa jika kita ingin karya kita dibaca orang lain,
maka kita juga harus mau membaca karya orang lain.
Mengoleksi
Kata-Kata
Kata-Kata Penyemangat dari Pram |
Untuk itu,
sebagai penulis perlu juga untuk mengoleksi kata-kata jika ingin tulisanmu
menarik dimata pembaca. Jangan cuma komik, VCD bajakan, film, atau perangko saja
yang di koleksi. Sesekali cobalah untuk mulai mengoleksi kata-kata jika kamu
memang berniat untuk terjun di dunia menulis. Cinta saja bisa kamu koleksi,
masa kata-kata nggak bisa.
Eh, tapi
koleksinya jangan pinjam pikiran mantan ya. Atau nyimpannya di album kenangan
bersama mantan. Bisa jadi perang dunia ke-3 nanti dan bisa baper nanti setiap
kali foldernya dibuka. Tapi kalau mau coba-coba juga nggak apa, yang jelas
tanggung sendiri akibatnya, jangan ngajak-ngajak orang lain.
Mengapa koleksi
kata-kata tersebut wajib disimpan dalam pikiran kita? Karena pikiran adalah
gudang penyimpanan terbesar di dunia. Ia mampu mengalahkan harddisk eksternal yang
berkapasitas beribu bahkan berjuta terabyte. Dalam gudang informasi terbesar
inilah kata-kata tersimpan, dikumpulkan, dan dikoleksi. Koleksi kata-kata tersebut
hanya menunggu saat yang tepat untuk dikeluarkan dan salah satunya saat
menulis.
Sebagai
penulis, kita dituntut untuk bisa menyampaikan sesuatu dengan kata yang tepat,
istilah yang pas, nada kata yang bisa berdenting sesuai irama yang dibawa
kalimatnya. Dengan demikian, semakin kaya koleksi kata yang kita miliki, maka
akan semakin kaya pula tulisan yang bisa kita hasilkan.
Ada dua cara
paling manjur untuk menambah koleksi kata-kata ini, yakni membaca dan
berkomunikasi.
Untuk membaca,
sudah tidak perlu diulas lagi betapa ampuhnya membaca dalam menambah koleksi
kata-kata. Pada kenyataannya, tidak ada yang mampu mengalahkan aktivitas
membaca dalam hal memperkaya koleksi kata-kata kita.
sedangkan
berkomunikasi, yakni berinteraksi dengan orang lain. Dengan bahasa yang lebih
kekinian, bergaul dengan orang lain. Berbincang, mengobrol, mendengarkan ide dan
kisah orang lain kadang dapat memperkaya koleksi kata kita. Hal ini terbukti
pada bayi dan anak-anak, yang mendapatkan sebagaian besar koleksi kata-kata
mereka dari mendengarkan kata-kata yang diucapkan oleh orang tua, keluarga, dan
guru, serta dari film yang mereka tonton.
Ikut Kursus
Menulis
Kelas Menulis Kepo Anging Mammiri, Makassar |
Untuk banyak
penulis lain, terutama saya sendiri yang masih amatiran, mengikuti kursus
menulis kadang perlu dan memang dibutuhkan. Mengapa harus kursus? Karena tidak
semua orang punya bakat menulis. Sedangkan salah satu cara untuk mengalahkan
orang yang punya bakat menulis hanyalah dengan kursus menulis. Tentu saja
dibarengi dengan ketekunan.
Mengintip
Kebiasaan Para Penulis
Tidak ada yang
mampu menandingi efektivitas belajar langsung dari ahlinya, termasuk dalam hal
menulis. Selain membaca, guru terbaik para penulis adalah para penulis lainnya.
Setiap penulis yang baik terinspirasi dan menginspirasi penulis lainnya;
begitulah cara kerjanya.
Lalu, muncul
sebuah pertanyaan. Siapa penulis favoritmu? Baca dan koleksilah semua karyanya,
amati dan perhatikan bagaimana pola dan gaya tulisannya. Kalau ada, follow akun
medsosnya, ikuti dan kepoin semua tulisan, buku dan info terbaru tentangnya.
Tirulah semangatnya dalam berkarya.
Sebagai awal,
tidak apa-apa meniru gaya penulis favorit kita, lama-lama kita akan terasah
untuk menemukan gaya menulis kita sendiri. Siapa tahu, kamu akan terpengaruh
untuk ikut semangat dalam berkarya.
Menulis rutin
atau rutin menulis
Wajib Bangad Yang Ini |
Tujuannya tak lain adalah untuk melemaskan
otot-otot menulismu dan agar makin terampil. Karena menulis ibarat belajar
berjalan, semakin sering melakukannya maka suatu saat nanti pasti akan bisa
berjalan tanpa bantuan orang lain, malah semakin mahir pula.
Tak ada alasan untuk tidak menulis meski
kesempatan itu minim. Tetaplah menulis meskipun harus melakukannya di dalam
kepala.
What, menulis dalam kepala? Bagaimana
caranya? Masukin kertasnya gimana? Terus, pakai pensil yang apa? Ah, yang benar
saja.
Maksudnya menulis dalam kepala adalah
mengolah bakal tulisan di dalam kepala: misal memikirkan alur, mencari ide, dan
lain-lain. Menulis dalam kepala bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Entah
itu sambil menunggu antrian, sambil tidur-tiduran, sambil nonton, atau sambil
ngapain di WC.
Setelah ditulis di dalam kepala, cepat-cepat
dipindahkan ke atas kertas atau dalam folder laptop. Sayangkan kalau ide bagus
yang sempat lewat dalam kepala hilang begitu saja. Meskipun otak adalah organ
yang hebat, tapi ia rawan 'error/korslet' dalam kondisi tertentu, seperti pas
lagi baper.
Terakhir sekaligus penutup. Jika semua
langkah diatas sudah dilakukan, maka menulislah. Karena
hanya yang menulislah yang akan menjadi penulis.
BTN Antara Makassar, 17 April 2016
Sumber Referensi :
Facebook Instan Artikel Penerbit Diva Press
Sepertinya, ikut kursus menulis merupakan ide bagus. Saya butuh kursus menulis, biar pede.
BalasHapusAyo, ramein kursus menulis.
HapusKembali diingatkan.. Terutama untuk yg mengikuti kursus menulis...
BalasHapusHehehe... Semoga ada manfaatnya.
HapusSaya jadi inget punya koleksi beberapa buku yang belum khatam dan draft naskah yang tertunda. Beberapa kali ditanya teman, kapan naskah saya itu rampungnya? Baca postingan ini seperti mengingatkan saya janji dan tagihan dua orang teman yang setia menunggu :)
BalasHapusAsyik donk kalau begitu. Harus saya ikuti nih, kali saja suatu saat saya bisa nulis buku juga.
HapusSaya doain biar naskahnya segera rampung.
Salam kenal. Artikel yang bagus. Alhamdulillah, semua tips-nya sudah saya lakukan.
BalasHapuskebetulan saya juga sudah menulis beberapa tips dan teori menulis. Silakan berkunjung ke www.rafifamir.com
Salam kenal juga dan terima kasih untuk apresiasinya. Alhamdulillah kalau semua sudah dilaksanakan, berarti saya yang harus berguru nih sama mas Rafif.
HapusInsya Allah, blognya akan saya kunjungi balik.
ikut kelas online peran tapi DO hehehe harus lebih noat lagi ya aku ikutankelasnya
BalasHapusHehehe... Ikutan kelas online harus aktif biar nggak di DO. Sistem kelas online biasanya mirip dengan kuliah, siapa yang nggak masuk 3 kali misalnya, maka harus-siap dapat nilai jelek atau lebih ekstrim di Do.
Hapus