Bisa mapan di usia muda merupakan salah satu hal yang patut di apresiasi. Di sisi lain tentu merupakan suatu kebanggaan tersendiri, terlebih lagi prestasi tersebut bisa menginspirasi orang-orang di sekeliling untuk berusaha meraih hal yang sama. Semakin menarik lagi karena pencapaian tersebut bakal menjadi magnet buat para orang tua yang punya anak gadis. Dalam hal ini orang yang sukses di usia muda dikategorikan sebagai calon menantu idaman.
Loh, kok bisa? Tentu saja bisa bila hal itu terjadi di Indonesia. Mengapa? Karena sesuai budaya di Indonesia yang sudah terjadi turun temurun dan tentu saja di wariskan pada keturunan masing-masing, untuk menikahi seorang gadis sering muncul banyak pertanyaan di luar anjuran agama, khususnya yang beragama Islam. Yah, kalau di amati mirip-mirip interview gitu.
Biasanya,
pertanyaan-pertanyaan ini muncul disaat pria dalam masa pendekatan dengan calon
mertua. Contoh, kerja dimana, asli mana, bahkan sampai urusan tempat tinggal
pun ditanyakan. Dalam artian masih tinggal sama orangtua atau sudah tempat
tinggal sendiri.
Saking
begitu banyak pertanyaan yang diajukan, sampai-sampai si pria bingung mau jawab
yang mana dulu. Mau jawab jujur, takut nggak diterima jadi menantu. Mau bohong
pun, takut juga. Karena tentu saja di kemudian hari bakalan menjadi sumber
masalah baru.
Nah,
ngomongin tentang pertanyaan yang sejibun tersebut, dalam ulasan kali ada sesuatu
yang menarik buat kalian. Di jamin, semua pasti tertarik untuk menyimaknya.
Apakah
itu? Jawabannya ada hubungannya tentang pertanyaan terakhir yang saya ditulis
di atas.
Yup,
benar. Tentang tempat tinggal alias hunian atau rumah.
Semua
pasti mau kan punya hunian sendiri dan ingin dipersembahkan buat calon bidadari
yang akan menjadi pasangan seumur hidup kalian nantinya. Kalau saya sih tentu
saja mau, karena bisa menjadi salah modal untuk menarik simpati calon mertua. Hehehe...
Lalu,
hunian seperti apa yang akan saya ulas pada tulisan saya kali ini. Hunian yang
saya maksud ukurannya kecil dan cocok untuk pasangan muda yang baru membangun
bidak rumah tangga. Hunian mini dan imut ini dikenal dengan nama TINY HOUSE.
Penampakan Interior Tiny House (www.greenmoxie.com) |
Sesuai
dengan namanya, hunian ini memang terbilang mini alias kecil, dimana memang di
desain dengan konsep menggabungkan gaya hidup sederhana namun tetap terlihat
modern. Selain itu, juga mengikuti tren perkembangan arsitektur saat ini, yakni
memanfaatkan material daur ulang.
Jadi,
buat kamu ingin punya hunian seperti ini, juga secara tidak langsung terlibat
dalam aksi penyelamatan bumi dari global warming. Keren kan!
Dari
sumber yang saya peroleh, yakni The Greenmoxie (Majalah Greenmoxie), Tiny House
dalam beberapa tahun terakhir ini semakin populer di luar negeri sana seperti
Amerika, khususnya pasangan muda dan juga para jomblo akut alias jones.
Luas
bangunan Tiny House kurang lebih 32,5 meter persegi. Panjangnya kurang lebih 9
meter sedangkan lebarnya berkisar di 3,5 - 3,75 meter. Menariknya, hunian ini
adalah bagian dari inovasi yang desainnya tidak kalah indah dengan hunian
minimalis, ruang-ruangnya pun fungsional, dan berkonsep Green Home.
Tampak Samping & Potongan Tiny House (www.greenmoxie.com) |
Asyiknya
lagi, Tiny House bisa di bawa kemana-mana loh. Eh, tapi kalau di Indonesia
kayanya bakal ditilang ya kalau yang punya rumah kaya gini kedapatan melintas
di jalan raya. Yang pasti yang ditanyain dulu bukan SIM dan STNKnya mana, tapi
IMB plus surat-surat pajaknya mana. Hihihi...
Perbedaan
lain yang juga menjadikan Tiny House ini semakin unik, yakni tidak harus
dihubungkan ke jaringan listrik dan sanitasi seperti rumah permanen yang
dibangun di atas tanah pada umumnya. Sistem kelistrikannya sendiri bisa
menyimpan energi sampai 11KW. Untuk urusan pencahayaan sudah menggunakan
teknologi terkini, yakni teknologi LED. Bonus lainnya yang bisa kamu dapatkan
adalah bebas dari biaya kredit.
Tak cuma itu saja, rumah ini sudah dilengkapi oleh pemanas air, tungku pembakaran
kayu, pemanas lantai, shower full stand up dengan sistem shower hujan, empat
speaker sound sistem, kustom kitchen set, dan atap dual-picthed.
Bagaimana,
cocok kan buat kamu pasangan muda atau yang pengen hidup mandiri. Bisa jadi
salah satu solusi juga nih untuk mendukung program satu rumah dari pemerintah. Soal
desain, tinggal disesuaikan dengan iklim Indonesia yang terkenal dengan iklim
tropisnya.
Ada
yang berminat?
Makassar,
15 November 2016
Catatan
:
Sumber
informasi lengkapnya bisa kamu baca di Majalah Online Greenmoxie.
Minaaaatt.... 😀
BalasHapusHahaha... Kak Abby langsung berminat. Bagus kalau dibuat di daerah yang punya pemandangan luas, kaya di sawah atau dekat hutan.
HapusMinat banget tapi sendiri lebih seru untuk yg blom punya mukhrim ckckcckc... Apa lagi kalau ada jaringan speedy buat internet ....
BalasHapusYah... Malah nyaranin buat para jones. Ayo rekomendasiin ke teman-temannya yang lagi jomblo. Lumayanlah buat jadi hiburan.
BalasHapusbudgetnya paling 20 -100 juta ya bikin rumah sederhana gitu mas timur
BalasHapusKalau di luar negeri biayanya habis 850 juta. Di Indonesia bisa minimalisir karena tidak mungkin dibawa kemana.
Hapusbuset dah, itu sih harga tanah nya kalau di indonesia.
Hapusorang kita kan kreatif mas, yang diluar negeri bisa 850, kalau di kita bisa nego 100 hehehe
Hahaha... Insya Allah bisa di akali kok. Kembali lagi ke inovasi masing-masing Arsitek.
Hapushihihihi indonesia banget kalu itu sih
HapusYup... Harus tuh.
HapusWah kreatif!. Konsep yg minimalis tapi tetap mempertahankan desain interior yg menyesuaikan dengan kebutuhan ruang.
BalasHapusSaya masih bingung bagaimana sistem dari rumah ini yg bisa dipindah tempatkan.
Penjelasan lebih lengkapnya bisa buka di website majalah Greenmoxie. Caranya klik tulisan Greenmoxie yg ada di catatan.
HapusMinimalis dan modern konsepnya
BalasHapusYa benar. Minimalis kan memang aslinya dari luar negeri. Salah satu yang menjadikan adanya konsep minimalis karena di luar negeri ada musim dingin yang mengakibatkan sering ada salju.
HapusArsitek memang tahu banget yang unik ya. Eh tapi sebuah rancangan berapa ya harganya?
BalasHapusHehehe... Wajib tahu pak guru kece. Kalau nggak banyak melihat termasuk yang unik-unik, maka dijamin susah berkembang atau bahasa halusnya bakalan monoton hasil desainnya nanti.
HapusKalau untuk Tiny House, diluar negeri biaya yang harus disiapkan sekitar 850 jutaan. Untuk di Indonesia masih harus dikembangkan dulu prototypenya baru bisa ditahu harganya. Sedangkan untuk biaya desain, tiap Arsitek punya patokan masing-masing sesuai pengalaman kerja dan banyaknya hasil karya yang telah dihasilkan selama menekuni profesinya. Tentunya berpatokan juga pada standar harga yang dikeluarkan pemerintah.
lucu bgt, pasangan muda tnnggal di rumah kayak gini nanti kalo anak2nya udh pada gede beli rumah lagi, duitnya drmana? hehe
BalasHapusImajinasikan rumahmu dengan pemandangan mempesona di kota
Jakarta, klik http://citralakesawangan.com/finehomes-pancarkan-
aura-positif-rumah-di-tepi-danau/
Bukan cuma lucu, tapi juga bisa mendapatkan pengalaman yang berbeda.
HapusUntuk Indonesia,huniannya bisa di desain kok menyesuaikan dengan perkembangan keluarga. Kurang lebih semacam rumah tumbuh desainnya, jadi tidak perlu takut untuk memikirkan dana lagi dimasa mendatang. Karena rumah tumbuh nggak terlalu membutuhkan dana banyak.