Kawasan
Ekosistem Leuser, emangnya ada? Ah, nggak salah dengar nih! Kok nggak begitu
familiar ya namanya. Mungkin yang dimaksud Kawasan Gunung Leuser kali, atau
saya yang memang kurang piknik, kurang update informasi dan hanya seorang diri
yang tidak tahu dengan tempat ini.
Pertanyaan-pertanyaan
itu seketika muncul dan memberondong dalam pikiran bak peluru yang ditembakkan.
Jujur, yang pernah saya dengar dan tersimpan dalam memory baru sebatas tentang Gunung
Leuser. Soal tepatnya ada di provinsi mana, saya belum tahu. Tapi yang jelas lokasinya
ada di pulau Sumatera. Kurang lebih hanya segitu referensi yang saya miliki.
Untungnya,
beberapa bulan lalu media elektronik dan cetak seperti CNN, Metronews, Kompas, Republika,
Tempo dan media lainnya ramai-ramai memuat berita tentang kawasan ini. Apalagi
dalam berita itu dibumbui dengan kehadiran aktor tampan pemeran film Titanic
dan Revenant. Kalau bukan karena kehadirannya, bisa jadi sampai saat ini saya
tidak akan pernah tahu tentang adanya Kawasan Ekosistem Leuser tersebut.
Siapa
sih aktor tampan yang di maksud dan apa yang dilakukannya di Kawasan Ekosistem
Leuser?
Siapa
lagi kalau bukan Leonardo Wilhelm DiCaprio atau lebih akrab dipanggil Leonardo
DiCaprio. Berkat kedatangannya yang ramai diberitakan beberapa bulan lalu, saya
jadi tahu kalau ada yang namanya Kawasan Ekosistem Leuser. Lalu, apa yang
membuat dia bela-belain datang ke kawasan itu. Apakah sekadar untuk liburan
usai memenangkan Piala Oscar dan mencoba sensasi berpetualang di hutan tropis,
atau sekadar bertemu kawanan gajah dan harimau Sumatera? Entahlah, hanya dia
yang tahu.
Namun
karena rasa penasaran yang tinggi, saya pun mencari tahu apa gerangan yang
sedang dilakukannya di Kawasan Ekosistem Leuser tersebut. Kawasan yang saya
yakin belum begitu familiar bagi seluruh warga Indonesia.
Usut
punya usut, ternyata tujuannya ke Kawasan Ekosistem Leuser lebih dari yang kita
pikirkan. Ya, Leonardo ke kawasan tersebut demi mendukung upaya penyelamatan
ekosistem Leuser. Sebuah gerakan yang di motori oleh Gerakan Rakyat Aceh
Menggugat (GeRAM). Dimana jauh sebelum kedatangannya, Leonardo juga ikut
menandatangi petisi yang dibuat di laman Change.org dan mengajak publik untuk
melakukan hal yang sama pula.
Save Leuser Ecosystem bersama Leonardo DiCaprio |
Mengkhayalkan
lahan yang begitu luas, tentu saja manfaat yang didapatkan akan banyak pula. Terlebih
lagi dalam hubungannya dengan kelangsungan makhluk hidup. Baik untuk berbagai
jenis hewan termasuk yang langka sekalipun, tanaman dan tumbuh-tumbuhan, maupun
spesies langka lainnya. Begitu juga buat manusia, lebih khususnya lagi bagi warga
yang menggantungkan hidupnya disekitar kawasan tersebut.
Dengan
adanya Kawasan Ekosistem Leuser, pasokan air untuk warga disekitarnya pasti
akan terjaga dengan baik. Di sisi lain, juga berfungsi dalam mencegah bencana
yang bisa jadi berpotensi menghilangkan nyawa manusia. Sedangkan dalam lingkup
lebih luas lagi, berperan dalam menjaga perubahan iklim. Nggak cuma di
Indonesia aja loh, tapi juga dunia. Salah satunya yang berhubungan dengan
pemanasan global.
Namun
belakangan ini, sejuta manfaat yang bisa didapatkan dari Kawasan Ekosistem
Leuser tersebut mulai mendapat ancaman dari sebagian orang-orang yang punya
kekuasaan. Yang artinya sejuta manfaat tersebut seakan tidak berarti apa-apa
bagi mereka.
Seperti
yang dipaparkan oleh GeRAM yang ditulis oleh Republika, ekosistem Leuser berada
dalam kondisi terancam akibat Rencana Tata Ruang Aceh baru dan Rancangan
Peraturan Gubernur yang membuka sebagian besar kawasan untuk konsesi usaha
budidaya. Masih dalam berita yang sama, menurut GeRAM hal ini mengancam
pembangunan berkelanjutan, keanekaragaman hayati, sekaligus keamanan dan
ekonomi masyarakat Aceh seluruhnya.
Sedangkan
kata Zensi Suhadi, Departemen Kajian, pembelaan dan hukum lingkungan, Eksekutif
Nasional Walhi, yang ditulis oleh Metronews, "Saat ini ada 93 perusahaan
di wilayah Kawasan Ekosistem Leuser, dimana menguasai 351 ribu hektar lahan.
Tidak dimasukannya KEL ke dalam target perlindungan berdampak langsung terhadap
kekayaan biodiversity di dalam dan sekitar kawasan, juga akan berpengaruh
terhadap kualitas 24 sungai yang menjadi sumber air bersih, irigasi dan tatanan
kehidupan rakyat Aceh".
Dari
dua kajian tersebut, sudah bisa dibayangkan apa yang akan terjadi ke depannya
jika siapa saja boleh masuk ke Kawasan Ekosistem Leuser dan merusaknya dengan
perlahan-lahan. Entah itu para penebang liar, pengusaha sawit seperti yang
selama ini kita ketahui wilayah Sumatera terkenal akan banyaknya perkebunan
kelapa sawit, pengusaha tambang, atau pengusaha lainnya dengan jenis usaha yang
berbeda-beda.
Yang
pasti, segala bayang-bayang yang ditakutkan itu hanya menunggu waktu saja. Entah
itu banjir, tanah longsor, atau bencana lainnya. Yang tentunya bakal mengakibatkan
kerugian fisik, materil, dan efek psikologis yang nantinya akan ditanggung oleh
para korban serta kerugian-kerugian lainnya.
Beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit, foto : Nanang Sujana/RAN |
Lantas, apakah semua akan diam saja sambil menunggu bayangan menakutkan itu terjadi dan menimpa saudara kita di sekitaran Kawasan Ekosistem Leuser sana? Saya yakin banyak yang sependapat dengan saya dan dengan lantang ikut mengatakan TIDAK. Iya kan!
Namun
berkata “TIDAK” saja tidak akan merubah apa-apa. Jika Leonardo DiCaprio saja yang
dari jauh bela-belain datang ke Kawasan Ekosistem Leuser, masa kamu yang di
dekatnya tidak tersentuh sama sekali. Yah, setidaknya mencoba memulai
menyelamatkan bumi dari lingkungan dimana kamu berada. Misalnya dengan menanam
pohon di halaman rumah. Tapi kalau mampu berkunjung ke Kawasan Ekosistem Leuser,
itu lebih baik lagi.
Apa
yang telah dilakukan oleh Leonardo DiCaprio di Kawasan Ekosistem Leuser membawa
harapan buat kita semua. Dimana secercah harapan itu berhasil membuat jutaan
pasang mata mengalihkan pandangan sejenak ke Kawasan Ekosistem Leuser dan
membuka pikiran banyak orang mengenai apa yang terjadi di sana.
Sayang
jika secercah harapan yang telah dimulai oleh Leonardo DiCaprio dan di motori
oleh GeRAM dengan membuat petisi online demi menyelamatkan Konservasi Kawasan
Ekosistem Leuser dibiarkan menjadi angin lalu. Mumpung masih ada waktu, mulai
sekarang jangan biarkan Konservasi Kawasan Ekosistem Leuser semakin jauh di
kuasai oleh para penguasa dan pengusaha yang punya watak serakah.
Selamatkan
Konservasi Kawasan Ekosistem Leuser, demi anak cucu kita yang tak lain akan
menjadi masa depan bangsa. Jangan biarkan “Secercah Harapan Untuk Konservasi Kawasan
Ekosistem Leuser” yang telah di mulai oleh Leonardo DiCaprio redup dan hilang
tanpa jejak.
Makassar, 17 November 2016
Ya..ampun leonardo aja yg bangsa asing bela2 in utk kelestarian ekosistem alam negeri ini, sebagai bangsa sendiri sudah seharusnya kita pun menjaga kelestarian segala kekayaan hayati negeri ini
BalasHapusBenar sekali, kalau dari bangsa lain saja punya keprihatinan atas kelestarian ekosistem di negeri kita, masa kita nggak mau ikut ambil bagian juga.
HapusJadikanlah Indonesia sebagai Paru-paru Dunia, dan mari kita jaga kelestarian alam kita, dengan menanam Pohon... salam Lestari..
BalasHapusSebenarnya udah lama Indonesia dijadikan paru-paru dunia. Sayangnya hampir 2 dekade ini sebutan itu mulai dirusak oleh orang-orang nggak bertanggungjawab.
Hapus