Selasa, 30 Agustus 2016

Dari Kudo, Kado Untuk Mama dan Papa


Pahlawan Keluarga Via blog.kudo.co.id
Andai ada orang yang bertanya, siapa pahlawan yang paling kamu kagumi hingga saat ini? Maka dengan senang hati, penuh semangat berapi-api dan lantang seperti Bung Karno, saya akan menjawab “Keluarga”. Dan di dalam keluarga itu ada dua orang yang pahlawan super yang bagi saya merekalah pahlawan sejati.
 
Siapakah mereka? Ya, siapa lagi kalau bukan kedua orangtua saya, yang biasa saya panggil “mama dan bapak”.

Kenapa mereka, sedangkan tujuh puluh tahun silam yang membuat Indonesia merdeka adalah para pahlawan seperti Bung Karno, Bung Hatta, pemuda-pemudi lainnya yang punya semangat juang tinggi dan masih banyak lagi?

Ya benar, tapi bagi saya kedua orang tua tetaplah sosok terhebat dan pahlawan yang paling saya kagumi. Berkat mereka, saya lahir kedunia ini. Mereka juga mampu membesarkan saya dan dua saudara kandung serta empat orang saudara tiri hingga dewasa, bahkan sampai beberapa di antara kami telah menamatkan pendidikan S1 plus profesi.

Dari total 7 orang anak yang mereka besarkan, kedua orang tua saya sekurang-kurangnya membutuhkan 2 liter beras, 3 ikat sayuran, 4-5 ekor ikan, 9 butir telur, dan 3-4 bungkus mie instan untuk kami santap setiap harinya. Kadang juga 2-3 ekor ayam jika hari besar, seperti idul fitri, idul adha dan menjelang peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus.

Meski begitu banyak jenis makanan yang harus di siapkan, kami anak-anaknya tidak pernah takut kelaparan. Kenapa? Karena untuk urusan dapur sudah ada ahlinya dan pasti semua langsung beres. Ya, semua berkat kelincahan dan kegesitan mama saya. Kenapa saya bilang begini? Karena sejak kecil saya sudah di ajarkan mama untuk bisa mandiri, termasuk wajib bisa masak dan tak jarang ikut membantunya memasak pakai tungku kayu serta mencuci piring.

Dari segi pendapatan dan sebelum bapak saya pensiun dua tahun lalu sebagai PNS (Guru), keluarga saya masuk kategori menengah. Demi membantu meringkan beban bapak, ibu saya ikut membantu dengan membuka warung kecil-kecilan dan menjual sembako di kampung sana. Namun warung itu hanya bertahan hingga saya lulus SMA 8 tahun lalu, karena ibu saya mulai sering sakit-sakitan.

Untungnya ke empat kaka saya sudah menikah, sehingga mama dan bapak tinggal menanggung beban saya dan kedua adik saya. Namun demikian, bukan berarti mama dan bapak saya tidak pusing memikirkan biaya kuliah kami 3 anaknya yang masih tersisa ini. Jangan di tanya stressnya seperti apa, apalagi kalau musim semester baru tiba.

Herannya, mama dan bapak saya tidak pantang menyerah, selalu berusaha tersenyum dan memberi semangat kepada kami anak-anaknya untuk bisa menyelesaikan studi, minimal S1. Apalagi mama saya, meski hanya lulusan SLTA (sekarang setara SMA), mama saya tidak ingin kami anak-anaknya seperti dia. Ikut kerja keras membanting tulang demi meringkan beban bapak dan juga demi masa depan kami anak-anaknya. Semangatnya begitu tinggi, bahkan semangat Bung Karno pun bisa kalah dengan semangat yang dimiliki mama saya.

Lagi-lagi, semua demi masa depan kami anak-anaknya. Sebagai seorang anak, ingin sekali saya membahagiakan mama dan bapak saya, apapun caranya selama itu halal.

Berawal keinginan tersebut, akhir September sampai Desember tahun 2013 saya mencoba kerja sambil kuliah. Hasilnya lumayan, kurang lebih selama 6 bulan lamanya saya tidak pernah meminta uang ke mereka. Mulai dari uang SPP, uang kiriman bulanan, bahkan sampai uang KKN pun saya tanggung sendiri.

Dari pengalaman kerja sambil kuliah tersebut, saya akhirnya tahu bahwa cari uang itu susahnya minta ampun. Setiap harinya harus siap panas-panasan, kehujanan, kena macet, dan masih banyak lagi masalah lainnya. Saya pun jadi mengerti, kenapa sejak dari kecil hingga sekarang mama saya selalu bilang tidak ingin kami anak-anaknya seperti dia.

Setiap kali mengingat ucapan ini, saya merasa begitu egois dan bertingkah sangat konyol pada kedua orang tua saya. Begitu sayangnya mereka kepada kami anak-anaknya, tapi sampai sekarang belum bisa membahagiakan mereka. Apalagi saya, lelaki semata wayang yang hingga saat ini masih berjuang untuk mempersembahkan toga yang di idam-idamkan oleh mama saya. Lelaki semata wayang yang sangat diharapkan untuk bisa meringkan beban mereka dan bisa membiayai kedua adik saya.

Ma... pa, maafkan saya yang belum bisa mempersembahkan toga (ST Arsitektur) dan sampai saat ini belum punya pekerjaan tetap. Banyak yang nawarin pekerjaan, tapi untuk dua bulan ke depan fokus dulu mengejar toga dan gelar ST. *ah... kok mata saya jadi berair gini*

*   *   *

Terus terang, kalau ngomongin tentang mama dan bapak saya pasti tak akan pernah ada habisnya. Karena bagi saya mereka tetaplah pahlawan sejati, meski tidak berjuang mengangkat bambu runcing demi membuat Indonesia merdeka 71 tahun silam.

Yah, setidaknya dalam keluarga mereka tidak pernah membuat kami anak-anaknya kelaparan dan selalu berusaha untuk memenuhi keinginan kami hingga saat ini. Dan sebagai anak, saya ingin sekali membuat mereka bahagia meski dengan memberikan sesuatu yang sederhana.

Entah kebetulan atau memang sudah ditakdirkan oleh yang maha kuasa, impian untuk memberikan kado sederhana kepada mama dan bapak saya menemukan jalan terang. Tepatnya ketika mengikuti “Blogger Gathering” yang diadakan oleh Kudo (Kios Untuk Dagang Online) bekerja sama dengan Komunitas Blogger Angingmammiri tanggal 13 Agustus 2016, bertempat di Rumah Makan Penyet Ria Ibu Ruth cabang Perintis, lantai 2 Jalan Perintis Kemerdekaan No. 57, Tamalanrea, Makassar.
Tentang Kudo dari Mas Dimas JP, dok. Pribadi
Kabar gembira ini saya dengar langsung dari mas Dieki Setiawan, Marketing Communication Kudo. Apa yang dikatakan oleh mas Dieki? Ia mengatakan bahwa menyambut “Hari Kemerdekaan RI yang ke-71”, Kudo mengadakan “Blog Competition” dengan tema “Pahlawan Keluarga”. Dimana siapa pun boleh ikut asal memiliki blog dan punya cerita yang ada hubungannya dengan dengan tema “Pahlawan Keluarga”.

Dan yang membuat saya semakin gembira adalah lombanya di perpanjang sampai akhir Agustus. Padahal sebelumnya sudah pesimis, mengingat saya sedang mengejar deadline perbaikan skripsi demi bisa lolos ikut “Studio Akhir” sebagai prasyarat bisa ikut ujian meja dan menuju gelar ST. *Terima kasih mas Dieki untuk infonya*

Lewat acara Blogger Gathering tersebut, saya jadi tahu bahwa banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjadi pahlawan di zaman modern ini. Salah satunya dengan menjadi pahlawan dalam keluarga. Dan saya pun semakin bersemangat untuk menjadi bagian dari “Pahlawan Keluarga”, apalagi setelah melihat video singkat yang diputar oleh Kudo ketika acara Blogger Gathering berlangsung.

Setelah melihat video di atas, saya langsung berpikir mengenai apa yang sekarang di inginkan oleh mama dan bapak saya. Tentunya selain urusan toga tadi ya, alias gelar Sarjana Teknik Arsitektur (ST). Usut punya usut, ternyata lumayan banyak juga dan beberapa di antaranya sudah ada di Kudo. Contohnya seperti pakaian untuk laki-laki dan wanita.
Pilihan Pakaian Wanita dan Pria Via Screen Shoot Kudo
Sedangkan beberapa di antaranya lagi saya berharap di masa mendatang sudah ada juga di Kudo. Saya memaklumi apa yang pernah disampaikan oleh mas Dieki, bahwa Kudo masih baru dalam dunia teknologi digital (aplikasi) dan merupakan pelengkap atau penghubung dengan seluruh penjual, baik online shop maupun offline.

Namun yang jelas, hingga saat ini Kudo terus mencoba untuk menghubungkan semuanya demi memudahkan pembeli dan penjual dalam bertransaksi, khususnya penjual dan pembeli yang berada di pelosok alias daerah terpencil. Terlebih lagi Kudo punya target 1 juta pengguna di Indonesia dan bisa menyasar daerah-daerah terpencil.

Lalu apa yang saya inginkan dan belum terkafer alias masih diusahakan oleh Kudo? Saya ingin memberikan kado buat mama dan bapak di kampung yang belakangan ini suka bercocok tanam.

Ya, saya ingin juga membelikan mereka bibit tanaman, seperti kangkung, bayam, sawi, kol, dan segela jenis bibit tanaman yang cocok untuk ditanam di dekat rumah. Yang mana kebetulan samping kiri dan belakang rumah di kampung memiliki halaman yang lumayan luas, sehingga sangat cocok dijadikan sebagai kebun mini.

Kenapa Memilih Kudo?

Wujudkan Impianmu Untuk Jadi Pengusaha Bersama Kudo
Pertanyaan yang menarik dan sempat juga bersemayam dalam benak saya sebelum tahu apa itu Kudo, tentunya lewat acara Gathering Community yang diadakan oleh Kudo bekerjasama dengan Komunitas Blogger Angingmammiri beberapa waktu lalu. Lagi-lagi, kenapa harus memilih Kudo?

Karena Kudo merupakan penghubung antara pembeli dan penjual yang memiliki target sampai ke pelosok alias daerah terpencil. Di mana dengan mengakses aplikasi Kudo lewat mobile, calon pembeli akan mendapatkan banyak pilihan toko atau penjual dari penjuru negeri. Tak hanya yang online, yang offline pun Kudo siapkan. Mulai dari penjual kecil sampai online shop terkenal pun ada di Kudo. Keren bukan?

Tak hanya sampai disitu saja, Kudo juga menawarkan banyak keuntungan. Selain memudahkan calon pembeli menemukan penjual yang cocok, juga menawarkan banyak diskon, harga murah dan efisiensi waktu. Sehingga calon pembeli tidak perlu menghabiskan dana sampai waktunya untuk mencari barang dari toko satu ke toko lainnya. Begitu pula dengan si penjual, tidak perlu lagi panas-panasan maupun kehujanan demi bisa menjajakan barang dagangannya.

Uniknnya, dengan menginstal aplikasi Kudo di mobile, siapapun memiliki peluang untuk mendapatkan banyak keuntungan serta penghasilan. Nggak hanya untuk si penjual, si calon pembeli pun memiliki peluang yang sama. Misalnya dengan mencoba peruntungan menjadi agen pulsa via online, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Dimana semua bisa dilakukan dalam genggaman dan sekali klik, termasuk impian saya untuk memberikan kado unik pada mama dan bapak saya.

Semoga Kudo bisa mewujudkannya.

Makassar, 30 Agustus 2016

6 komentar:

  1. Ngomong2 soal pahlawan, tak ada satupun pahlawan nasional yang bisa menggantikan orang tua sebagai pahlawan paling dikagumi dan paling berjasa dalam kehidupan. Itu baginsaya pribadi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat, orang tua adalah pahlawan sejati yang tidak kalah pamornya dengan pahlawan zaman dulu yang memperjuangkan kemerdekaan nnegeri ini.

      Hapus
  2. orang tua itu pahlawan yang tak akan pernah lekang dimakan jaman. mereka the best. semoga bis amwujudkan impian mereka ya mas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, selalu menjadi terbaik dari yang terbaik dan tak akan tergantikan.

      Amiiin... Semoga bisa terwujud impian ini.

      Hapus
  3. orangtua memang rela ngelkauin apapun demi anak2nya,pahlawan keluarga, salut buat orangtuamu masbro, 7 org anak, dg target orgtua, min. semua lulus s1, kereennn, saluut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar bangad. Demi masa depan anak, apapun dilakukan.

      Alhamdulillah, kedua orangtua saya nggak ketinggalan memikirkan pendidikan untuk anak-anaknya, termasuk target minimal S1.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...