Sabtu, 19 Desember 2015

Mencari Jejak Sejarah Di Benteng Fort Rotterdam




Benteng Fort Rotterdam
tumpangi  siang itu melesat dengan cepat meninggalkan parkiran. Kini kami akan menuju destinasi selanjutnya, yakni Benteng Fort Rotterdam.

Ketika mobil tidak jauh lagi dari jembatan saat kami masuk, tiba-tiba sang sopir menghentikan mobil yang ia kemudikan. Salah seorang dari kami pun bertanya, kenapa berhenti pak? Namun ia tak langsung menjawab, malah bertanya pada beberapa anak-anak yang kebetulan juga pas berada di samping mobil. Mendengar pertanyaan yang diajukan kepada anak-anak tersebut, kami pun langsung paham. Ternyata ia mencoba mencari jalan pintas karena kalau lewat jalan yang sama seperti saat kami datang, maka dijamin bakalan kena macet.
 
Ya udahlah, apa kata pak supir saja. Yang penting bisa cepat sampai benteng.

Lalu, mobil pun dimundurkan sedikit sebelum mengambil haluan ke arah kiri dan segera melesat dengan cepat. Menariknya, hampir sepanjang jalan yang kami lewati, baik di kiri dan kanan berjejer banyak perumahan dan dari penampakannya masuk kategori elit. Gak berapa lama kemudian, sampailah kami dijalan utama, yakni jalan Metro Tanjung Bunga serta tidak jauh dari Trans Studio Mall yang menurut selentingan kabar burung merupakan tongkrongan barunya sebagian warga Makassar. Kecepatan kendaraan pun mulai di tingkatkan mumpung kondisi jalanan gak terlalu ramai. Bahkan kami juga melewati beberapa tempat lainnya yang sudah nge-tren dan sering dikunjungi juga oleh warga Makassar, seperti Celebes Convention Center (CCC), Masjid Amirul Mukminin, dan terakhir pantai kebanggaan yang tiada henti di kunjungi, baik itu pagi, siang, sore, atau malam hari.

Ya... apalagi kalau bukan pantai yang terkenal dengan nama Pantai Losari. Oh iya, saat lewat Pantai Losari hari itu (menjelang sore) lagi ada launcing Aparong (Apartemen Lorong). Sebuah bangunan yang di khususkan buat anak lorong yang tempat tinggalnya masuk kategori tidak layak. Keren kan!

Setelah pantai itu terlewati, sampailah kami di destinasi terakhir yang akan dikunjungi hari itu, yakni Benteng Fort Rotterdam. Saat kami tiba, suasananya masih sama dengan saat kami tinggalkan alias ramai. Yah... seperti itulah suasananya setiap kali akhir pekan. Dimana sudah di anggap sebagai salah satu tongkrongan favorit warga setiap akhir pekan tiba. Enggak anak-anak, remaja, anak baru gede, para alayer, orangtua, bahkan lansia pun ada yang berkunjung ke sana.

Sembari menunggu peserta lainnya yang ikut di mobil satunya lagi, aku dan teman-teman yang sudah tiba duluan langsung menuju pintu masuk serta tidak lupa mengisi buku daftar pengunjung yang letaknya di pos sebelah kiri pintu masuk. Setelah mengisi buku daftar tersebut, aku menyempatkan waktu untuk berbincang-bincang dengan petugas disana sambil sesekali bertanya. Contohnya : Pak, kapan di renovasi ini bangunan? Aku lihat bangunannya seperti masih baru. Petugasnya pun menjawab, sekitar tahun 2010.

Kemudian, petugasnya balik bertanya. Adek belum pernah ke sini! Aku langsung menjawab, sudah pernah pak, tapi awal tahun 2009. Deh... tahun 2009, udah lama juga bro... sekitar 6 tahun yang lalu jika di itung-itung. Itu pun karena ada kegiatan ekstrakurikuler, tepatnya belajar sketsa.

Maklum selama ini cuma lewat doank di depannya setiap kali ngantarin orangtua ke pelabuhan. Pernah juga ke situ, tapi sampai depannya doank buat minum es kelapa sore-sore sambil nunggu matahari terbenam.

Karena teman-teman peserta sudah lengkap semuanya, obrolan dengan petugas benteng pun gak aku lanjutin lagi. Aku segera menyusul teman-teman dan mencari-cari mereka seperti anak ayam yang kehilangan induknya.

Untungnya pencarianku gak berlangsung lama, karena mereka ternyata berada di gedung tengah. Gedung yang dulu menjadi objek untuk dijadikan sketsa. Dan beruntungnya lagi, hari itu gedungnya lagi buka karena secara kebetulan baru saja ada yang habis yang melakukan tour ke situ. Alangkah senangnya kami... duh, rejeki emang gak kemana ya!



Lagi Asyik Berkerumun, Dok. Pribadi
Kami pun dipersilahkan masuk. Dan tak perlu menunggu waktu lama, langsung berkerumun di depan sebuah maket dan mulai memberondong petugasnya dengan berbagai pertanyaan seputar sejarah Benteng Fort Rotterdam. Adapun pertanyaan yang kami ajukan sekaligus jawaban dari sang petugas, yakni sebagai berikut :
  • Kapan terakhir kali gedung ini di pugar/renovasi? Tidak beda jauh dengan yang aku dengar dipetugas di pos, yakni sekitar pertengahan tahun 2010. 
  • Bangunan ini semuanya merupakan peninggalan Belanda apa bukan? Tidak semua, ada satu gedung yang tidak selesai dikerjakan dan yang menyelesaikannya adalah pemerintah Jepang. Tepatnya gedung yang berada di sudut, sambil menunjukkan posisinya di maket. 
  • Konon katanya, ada jalan rahasia dibawah benteng ini yang tembus sampai Karebosi? Dulu memang ada, tapi gak sampai Karebosi melainkan hanya sampai bangunan yang ada di depannya, karena batas tembok dulunya sampai disitu sebelum mengalami pemugaran beberapa kali di jaman Belanda. 
  • Apa hubungannya Kerajaan Buton dengan Pasar Butung? Butung atau yang sekarang ini di kenal Pasar Butung merupakan hadiah dari Kerajaan Gowa sebagai bentuk persahabatan kedua belah pihak. 
  • Kenapa bentuk bangunannya kaya penyu jika dilihat dari udara. Apa ada filosofinya? Bentuk gedungnya seperti demikian agar bisa bertahan dari serangan musuh. Mengenai filosofi, dari yang diketahui ternyata tidak ada. Memang desainnya sejak jaman Belanda seperti itu dan gak ada filosofinya.
Dan masih banyak lagi pertanyaan lain, tapi gak aku ingat. Dari yang aku perhatikan sang petugas seakan tidak gentar. Sepertinya ia punya motto yang beda tipis dengan motto pemadam kebakaran, yang bunyinya : “Pantang pulang sebelum padam”. Mungkin motto yang ia punya seperti ini : “Pantang keluar ruangan sebelum pertanyaan terjawab”. Hehehe... 

Sesi tanya jawab pun berakhir. Kami pun keluar dari ruangan tersebut dan meregangkan segala otot-otot sambil bersenda gurau dan bebas ketawa-ketiwi seperti orang yang tidak punya beban sama sekali. Kami juga tidak lupa mengabadikan moment sore itu sebelum beranjak pulang.


Sebelum Pulang, Sumber : www.indohoy.com


Terakhir, saat akan melangkahkan kaki menuju pintu gerbang, tiba-tiba perhatian kami teralihkan pada sekumpulan remaja yang sedang bernarsis ria. Namun bukan cara narsisnya yang jadi perhatian kami, melainkan apa yang tertulis di baju, beberapa tulisan yang dibawa, dan yel-yel yang diserukan.

Usut punya usut, ternyata sekumpulan lelaki tersebut adalah para fans JKT48. Gak kebayangkan, di tempat yang merupakan bagian dari sejarah berkumpul para lelaki dengan model rambut ala Kim Jong Un, giginya di beri pagar, menggunakan celana botol/pensil, dan sepatu ala anak pendaki gunung kemudian meneriakkan yel untuk JKT48.

Duh... apa kata dunia? Inikah yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini! Di saat orang lain sedang belajar sejarah, mereka malah meneriakkan yel-yel buat JKT48.



Pemuja JKT48, Sumber : twitter (@FirstaDYI)

Apa Kata Dunia, Sumber : @FirstaDYI
Makassar, 19 Desember 2015


Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog "Blog Competition #TravelNBlog:5 Jelajah Sulsel" yang diselenggarakan oleh @TravelNBlogID

18 komentar:

  1. waktu ke makassar februari lalu sempat nyaris mampir ke sini
    tapi berhubung ada panggilan mendadak, ya batal deh
    padahal udah jauh2 hari di rencanain sekalian ke losari...

    baca artikel ini jadi penasaran, kalo ada liputan ke sana, pengen mampir :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya udah, semoga ada lagi kesempatan untuk meliput di Makassar biar bisa ke Benteng dan Pantai Losari.

      Hapus
  2. Pantai losari, teringat masa lalu yang bersama seorang kawan dari makasar, jadi kepingin bermain ke makasar-ke pantai losari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayoo... Sempatin jalan-jalan ke Makassar lagi.

      Hapus
  3. sering melihat foto2 Pantai losari dg huruf L.O.S.A.R.I yg besar dan eyecatching, sangat indah. Juga cerita Benteng Fort Rotterdam serta Kerajaan Gowa sll menarik.

    Terimakasih sdh diajak jalan2 .. serasaa deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... Pengagum pantai Losari dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Makassar ya.

      Sama-sama, alhamdulillah kalau serasa ikutan jalan-jalan.

      Hapus
  4. Waaah ada lelaki yang bergaya Kim Jong Un, Kim Jong Un penguasa Korut saat ini kan ya Mas Timur? :)

    BalasHapus
  5. benteng terkenal dan sangat menjadi momok pada jamannya benteng Fort Rotterdam memang makjleb jika dikunjungi di akhir tahun ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar bangad, pada jamannya Benteng For Rotterdam menjadi titik pertahanan yang tidak bisa dikalahkan.

      Setuju sekali, bisa dijadikan alternatif bagi yang merencanakan liburan.

      Hapus
  6. Ya ampun penggemar JKT ternyata, btw waktu ke Makassar nyesel banget gak mampir ke fort roterdam padahal deket ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan dibayangin Mbak, aku saja merinding melihat mereka.

      Yah... Sayang don gak sempat melipir ke Benteng Fort Rotterdam.

      Hapus
  7. HOREEE aku sudah menginjak Rotterdam :D

    BalasHapus
  8. fakta-fakta yang didapat di Fort Rotterdam menarik ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, banyak sekali. Ampe gak mampu di ingat semuanya.

      Hapus
  9. sedih pas ke makasar cuma training kerjaan gak pake jalan2 jelajah Makassar :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah... Sayang donk gak sempat jalan-jalan.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...