Apa Itu Travel Blogging?

Sumber : Facebook Komunitas Blogger Makassar, Angingmammiri

Seperti yang sudah aku ulas sebelumnya, dibalik terdaftarnya aku sebagai salah satu peserta “Workshop TravelNBlog 5”, terdapat serangkaian drama dan juga peristiwa yang lumayan menguras energi dan pikiran. Bahkan jantungku sampai berdetak kencang karena dibuat deg-degan, panik, dan penuh harapan. Menariknya, aku juga masih sempat mengharapkan keajaiban datang.

Untungnya, segala usaha dan penantianku membuahkan hasil serta berakhir dengan perasaan lega dan bahagia. Maklum saja, demi sebuah hobi.

Singkat cerita, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba.

Sabtu, 5 Desember 2015, aku bangun pagi-pagi sekali bahkan sebelum pengantar adzan di masjid yang gak jauh dari rumah di bunyikan. Sambil menunggu waktu shalat shubuh, aku memeriksa kembali perlengkapan yang wajib di bawa ke acara workshop nanti. Dimana sebenarnya sudah aku siapkan sejak Jum’at sore.

Usai shalat shubuh dan seperti biasa, aku melakukan olahraga ringan untuk menghilangkan sisa-sisa rasa ngantuk. Sedangkan di satu sisi, untuk memastikan tubuh agar tetap fit mengingat hari itu workshopnya akan berlangsung selama satu hari full. Setelah yakin sudah segar, aku segera bergegas untuk membersihkan diri dan tentunya tak lupa juga untuk sarapan pagi. Namun aku baru meluncur ke lokasi acara yang bertempat di Gedung Dilo Makassar, Jln. Sam Ratulangi No. 68 sekitar jam setengah sembilan pagi.

Pagi-Pagi Udah Dapat Surprise

Sesampainya di Gedung Dilo Makassar, aku agak sedikit ragu untuk masuk ke dalam. Sebab suasananya begitu sunyi dan diparkiran hanya ada satu kendaraan saja. Seketika itu juga aku bertanya dalam hati, “Apakah acaranya di batalkan, atau lokasinya di pindah? Atau aku yang terlambat dan di tinggal oleh peserta lainnya. Ah... gak mungkin! Ini kan belum jam sembilan, masih kurang lima menit lagi. Seharusnya masih ada waktu , tapi kok sepi ya!”

Meski berpikir demikian, aku tetap memarkir motor yang aku bawa kemudian melangkahkan kaki menuju lobi Gedung Dilo dan memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Saat pintu terbuka, aku sedikit kaget karena langsung mendapat sambutan dan sapaan yang hangat seperti saat masuk di hotel. Dan ternyata yang menyambut itu adalah penyelenggara acara workshop, salah satunya Mbak Vira sesuai yang tertulis di kartu namanya.

Kejutan pun masih berlanjut, tepatnya saat akan melakukan registrasi. Dimana registrasi saat itu sedikit berbeda, yakni tinggal mencari nama sendiri di salah satu ID Card yang tersedia. Setelah itu, aku boleh memilih salah satu buku yang ada di meja registrasi sebagai hadiah karena telah datang sebelum acara di mulai. Bahkan sebelum masuk ruangan pun masih ada surprise tambahan gara-gara namaku sama dengan nama panggilan salah satu pemateri, yakni Mas Arif Rahman. Untuk yang satu ini, aku diharuskan untuk foto bareng dengan Mas Arif Rahman. Katanya sih... sebagai bentuk tali kasih atau apalah gitu.

Bersama @arievrahman, Twitter TravelNBlog ID (www.bacpackstory.me)

Apa Itu Travel Blogging? (By Kak Vira, @indohoy)

Tak lama setelah aku melewati semua kejutan pagi itu, Workshop TravelNBlog 5 pun di mulai dan dibuka dengan ucapan “Selamat Pagi” dari Kak Nunu. Setelah itu Kak Nunu memperkenalkan diri dan tak lupa juga menyebutkan satu persatu pemateri lainnya, baik yang akan membawakan materi hari itu maupun esoknya. Adapun pemateri yang di dalam ruangan saat itu, diantaranya : Kak Vira, Mas Arif Rahman, Mas Wira Nurmansyah, dan Mbak Firsta.

Uniknya, di antara peserta yang hadir hari itu ternyata ada tamu spesial yang rela datang jauh-jauh dari negeri seberang, yakni Malaysia. Kebetulan juga ia sangat tertarik dengan budaya Makassar, dalam hal ini budaya Bugis, mengingat di Malaysia tak hanya budaya melayu yang digunakan namun ada juga budaya bugis. Ia adalah seorang gadis yang suka traveling dan juga nge-blog. Orang-orang biasa memanggilnya Lily atau Lilyriani.

Perkenalan pun usai, kini masuk ke sesi selanjutnya, yakni materi pertama dengan pematerinya adalah Kak Vira. Adapun tema yang di angkat tidak jauh-jauh dari aktivitasnya sebagai seorang traveller dan blogger. Kira-kira ada yang tahu gak apa temanya. Yups... temanya adalah “Travel Blogging”.

Travel Blogging, Sumber : @indohoy (www.indohoy.com)

Sesuai dengan tema hari itu dan untuk mencairkan suasana, Kak Vira kemudian melemparkan dua pertanyaan sekaligus. “Semuanya sudah pada punya blog kan, terus punya blog favorit gak! Ada yang tahu gak siapa mereka? (sambil menunjuk pada sebuah slide)”. Aku yang masih amatiran dalam dunia blogging hanya menyimak saja, walaupun salah satu dari tiga orang di slide sedikit familiar dan aku lupa namanya. Sedangkan peserta yang lain, khususnya cewek saling berlomba-lomba untuk menjawab pertanyaan yang di ajukan. Tapi ujung-ujungnya di sempurnakan juga oleh Kak Vira sendiri.

Setelah itu, materi dilanjutkan kembali dengan menjelaskan “Apa itu Travel Blog?” Kalau gak salah, Travel Blog itu adalah mengabadikan moment perjalanan ke dalam sebuah tulisan, yang isinya bisa berupa panduan perjalanan, cerita, foto, video, dan lain sebagainya.

Tak hanya itu saja, perbedaan atau ciri khas Travel Blog Dunia dan Indonesia dibahas juga. Dimana Travel Blog Dunia memiliki ciri khas, seperti :

• Melakukan perjalanan panjang, 
• Sekadar membagikan kabar kepada keluarga dan teman, atau 
• tetap nge-blog terus.

Sedangkan Travel Blog Indonesia memiliki ciri khas yang beragam, seperti : fashion (Diana Rikasari), home decor and craft (Miranti dan Nike), traveler (@Indohoy, Trinity), kuliner (Ruby-Wanderbites), dan masih banyak lagi.

Selain harus memiliki ciri khas, yang tak kalah menarik juga adalah harus punya konsep. Kenapa harus punya konsep? Jawabannya adalah agar memudahkan kita dalam menemukan nice yang sesuai. Lalu, konsep yang bagus itu seperti apa? Nih... aku kasih bocorannya, di simak ya.

• Pesan. Maksudnya isi blog menceritakan tentang apa. Jangan kaya blogku ini, masih gado-gado dan belum jelas arahnya.
• Target audience. Yang dimaksud disini tak lain adalah target pembaca, baik itu kalangan anak-anak, remaja, atau dewasa. Dan tak kalah penting lagi adalah pembacanya untuk skala lokal, nasional, atau internasional. 
• Bahasa. Apakah akan menggunakan bahasa gaul, bahasa daerah, bahasa Indonesia, atau bahasa Inggris.

Oh iya, konsistensi dalam mengelola blog juga harus diperhatikan. Dalam hal ini seperti penggunaan bahasa, konten yang digunakan, dan juga jadwal upload atau memposting tulisan. Terakhir, tak usah dihiraukan apa kata orang lain (persepsi) mengenai apa yang dilakukan. Biarkanlah image tersebut menjadi bagian dari ciri khas anda.

Makassar, 16 Desember 2015