Jumat, 29 Desember 2017

Menanami Setiap Jengkal Bangunan

Roof Garden (sumber : www.memphite.com)
Bukan tanah saja yang bisa di tanami, bangunan pun bisa ditanami

Dulu ketika tanah masih luas dan bangunan di kota belum begitu padat, menanami setiap jengkal tanah adalah sebuah keharusan. Kini, semakin hari berganti dan pembangunan di kota semakin gencar dilakukan, menanam tanaman di tanah perlahan-lahan menjadi sulit dan juga langka. Padatnya pemukiman dan juga bangunan lainnya menjadi salah satu penyebabnya. Di sisi lain, mahalnya harga tanah juga ikut berpengaruh. Sehingga membuat banyak orang berpikir ulang sebelum memutuskan untuk membeli tanah, khususnya bagi mereka yang pas-pasan.

Akibatnya, orang-orang pun mulai berpikir keras untuk mengatasi hal demikian. Dari hasil pemikiran itu, muncullah ide unik yakni memanfaatkan bangunan. Ya, menanami setiap jengkal bangunan.

Di kota-kota metropolitan, contohnya seperti di Jepang, orang-orang sudah mulai melakukan uji coba membuat sawah di atas gedung tinggi. Sebuah langkah kecil yang tak terpikirkan sebelumnya. Dimana di sisi lain, uji coba ini bertujuan juga untuk membuat bumi tetap hijau.

Nah, jika di gedung tinggi saja bisa, maka sudah tentu di atas rumah pun bisa. Lebih tepatnya memanfaatkan dak yang ada pada rumah. Tanamannya pun bisa yang lain, jadi tak melulu harus padi. Misalnya, menanam rumput, atau tanaman lainnya. Intinya yang penting hijau, membantu menurunkan suhu di dalam rumah, menghasilkan oksigen, dan yang pasti mampu membantu mengurangi konsumsi energi.

Tapi harus di ingat, sebaiknya dak yang akan digunakan adalah dak yang belum dimanfaatkan sama sekali sebagai ruang. Meski sebenarnya dak yang sudah menjadi bagian dari ruang pun masih tetap bisa dibuat hijau juga. Yang penting diserahkan kepada ahlinya, dalam hal ini ke orang yang lebih paham dalam merencanakan dan juga mendesain. Misalnya di serahkan pada Arsitek.

Di Indonesia sendiri, menanami bangunan lebih banyak diaplikasikan pada hunian urban. Ada yang memanfaatkan dak, juga mengaplikasikannya di balkon, dan dinding (lebih dikenal dengan istilah greenwall). Bahkan di atap carport tak ketinggalan untuk ditanami. Malah di beberapa kota, syarat untuk keluarnya IMB, calon bangunan baru harus memenuhi kriteria Green Building, yang mana di dalamnya urusan tanam menanami bangunan adalah salah satunya.

Lalu, adakah tahap-tahap yang harus dilalui sebelum dak rumah di tanami? Tentu saja ada. Tahap itu dibagi ke dalam empat bagian.

Pertama, lapisi dak yang akan ditanami dengan plastik untuk mencegah kebocoran, yang mana lama kelamaan bisa menembus ke dalam bangunan setiap kali tanaman di siram.
Kenapa plastik? Karena lebih mudah, simple, dan murah bila dibanding menggunakan pelapis anti bocor atau kedap air (waterproofing) untuk melapisi dak.

Kedua, buat bantalan untuk pelindung akar setebal 5 cm di atas palstik sebelum menaburinya dengan tanah. Tujuannya untuk mempertahankan kelembaban ketika tanaman disiram. Kamu bisa memanfaatkan keset sabut kelapa untuk membuat bantalan tersebut, bisa juga dengan bahan lain yang serupa.

Ketiga, setelah bantalan jadi, saatnya menaburi tanah di atasnya setebal 10 cm dengan komposisi 30 persen tanah merah, 40 persen pasir, dn 30 persen kompos. Dengan komposisi seperti di atas, tanah tersebut bisa bertahan hingga tiga tahun. Ketika mau melewati tiga tahun, saatnya untuk mencampur kembali dengan kompos.

Ke empat, penting untuk di ingat juga. Jangan lupa untuk membuat jalur pemipaan yang nantinya akan berfungsi sebagai jaur pembuangan air bekas penyiraman. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk mencegah tanaman tidak cepat busuk. Untuk pemipaan, bisa menggunakan pipa ½ inci.

Kenali Jenis Tanaman Green Wall

Green Wall
Medianya sudah jadi, selanjutnya siap untuk menanami. Tapi sebelum kamu terburu menanaminya, ada hal lain yang harus kamu ketahui. Apa itu?

Jawabannya adalah jenis pohon. Ya, kamu harus mengenali dulu jenis pohon apa saja yang cocok untuk ditanam di dak.

Dari beberapa literatur, pohon yang bisa ditanam di dak yakni dari jenis ground cover (semua jenis rumput, anggrek tanah, terang bulan, jenis vilo, semak, dan lain sebagainya) dengan ketinggian kurang dari 30 cm. Sedangkan untuk tanaman jenis obat-obatan dan sayur-sayuran, seperti kemangi, daun pandan, cabe, sereh, dan lain-lain, juga boleh di tanam.

Jika kamu tetap ingin ada pohon di atasnya, ada baiknya menggunakan media pot saja agar dak tidak cepat rusak.

Jangan takut untuk mengalami kegagalan, tetap coba terus. Karena kegagalan bisa menjadi pahlawan nanti. Cepat atau lambat, seiring berjalannya waktu, kamu akan menemukan tanaman yang pas untuk taman dakmu.

Selain di atas dak, cara lain bisa juga memanfaatkan dinding untuk membuat suasana tetap hijau dan tentunya bisa mengurangi panas menyerap ke dalam bangunan. Kamu bisa menggunakan tanaman rambat, seperti dolar yang menempel tapi tidak merusak dinding. Akan lebih bagus kalau tanaman rambat ditanam di dinding yang menghadap ke barat, sehingga panas sore hari yang menyengat tidak terlalu menyerap ke dalam rumah.

BTN Antara Makassar, 29 Desember 2017

4 komentar:

  1. Wah... tulisannya keren kak, perlu banget nih mempunyai berbagai macam alternatif di saat lahan yang semakin sempit... thanks sharing-nya ka, bisa diterapkan ini di rumah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali. Selamat mencoba dan semoga sukses menerapkannya nanti.

      Hapus
  2. Artikelnya bagus ya saya suka saya kembangkan!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih.
      Semoga sukses dalam mempraktekkannya nanti.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...