Dari Hobi Menjadi Profesi |
Jika
diperhatikan dengan seksama dan semenjak teknologi beralih ke dunia digital,
kebanyakan teman-teman dan juga orang lain di sekeliling kita mulai
menghabiskan waktunya untuk menekuni hobi yang di miliki. Bahkan bisa dibilang
tidak sedikit yang rela mengorbankan segalanya untuk menjalani hobi tersebut.
Sebut saja
salah satu contohnya hobi “Menulis”.
Dulu... (deh,
udah kaya lahir dijaman penjajahan aja) untuk menulis saja orang masih
bingung harus menggunakan media apa. Di jamannya penulis terkenal seperti “Buya
Hamka” saja masih menggunakan mesin tik. Gak kebayangkan bagaimana gempornya
jari setiap kali menulis naskah untuk di terbitkan dalam bentuk buku nantinya.
Jangankan untuk membayangkan jaman dulu, waktu aku masuk lab saja beberapa
tahun lalu jari-jari ini rasanya udah kaya ibu jari semua. Ketika itu laporan
lab yang sebelumnya di tulis tangan, harus di pindahkan lagi dengan membuat
laporan baru dan itu wajib di tulis dengan menggunakan mesin ketik. Totalnya
ada 8 percobaan dan jika dikumpul semuanya, tebalnya lebih 250 halaman.
Kembali ke
topik mengenai hobi.
Selain hobi
menulis, masih banyak juga hobi lain yang dijalani setiap individu tentunya.
Misalnya jadi kolektor barang-barang antik. Demi barang incaran, tentunya sang
kolek rela mengeluarkan modal yang gede untuk memuaskan hobinya tersebut. Atau
hobinya suka jalan-jalan, seperti ala-ala backpakcer gitu. Pastinya yang
memiliki hobi tersebut rela bersusah-susah dan sebagainya demi bisa mewujudkan
impiannya untuk mengunjungi daerah yang di impikan atau menurutnya menarik
untuk dikunjungi. Dan masih banyak lagi hobi lainnya yang tidak mungkin aku
sebut satu persatu.
Lalu muncul
sebuah pertanyaan, kenapa gak dijadikan sebagai profesi aja tuh hobi? Kan seru
tuh, dari yang awalnya hobi menjadi profesi dan gak menutup kemungkinan di masa
mendatang bakal menjadi sesuatu yang menghasilkan. Ya nggak?
Tapi sebelum
jauh melangkah dan mengubah hobi menjadi sebuah profesi, ada baiknya simak dulu
beberapa pertanyaan di bawah ini. Kan gak asyik pas ditengah jalan profesi yang
berawal dari hobi tersebut mendadak terhenti, karena ngejalaninnya sedikit
berbeda saat masih menjadi sebuah hobi.
Seberapa Serius
Kamu Menekuni Hobimu?
Kok
pertanyaannya kaya jebakan “Batman” ya? Gak ngejebak kok, cuma mau memastikan
saja. Mengapa? Karena gak semua orang menjalankan hobinya dengan serius alias
setengah-setengah dan udah banyak bukti kok. Kenapa bisa? Karena tak sedikit
yang memiliki hobi musiman, atau dalam bahasa kampungnya sekadar ikut-ikutan
aja berhubung lagi nge-trend. Giliran trend tersebut atau musimnya lewat, hobi
juga jadi ikutan berlalu seperti angin sepoi-sepoi menerpa di pagi buta.
Tapi ada juga
loh... yang berhenti di tengah musim. Padahal orang lain masih panas-panasnya
dan semangat 45 bak pejuang jaman dulu. Mau tahu seperti apa itu, nih aku kasih
sekilas contohnya dibawah ini. Di simak ya!
“Aku punya
seorang teman yang setiap kali aku pancing tentang dunia menulis, semangatnya
udah kaya pejuang jaman dulu. Aku sendiri yang udah setahun ngeblog kalah sama
semangatnya. Bahkan khayalannya setinggi langit ke tujuh, udah bayangin
nerbitin buku dan segala macam. Eh... giliran di ajak mulai menulis malah
bilang entarlah, nggak tau harus memulai dari manalah, nggak ada waktulah,
nggak punya moodlah. Pokoknya ada-ada aja alasan yang di utarakan, malah maunya
orang lain yang menulis terus dia yang bercerita. Lah... biji mana kalau kaya
gitu. Yang ada bukan cape deh, tapi tape deh!”
Nah... selain
contoh di atas, yang tak kalah penting juga adalah konsistensi. Ya, dalam
menjalankan hobi harus ada konsistensi. Contohnya : dari awalnya udah niat mau
menulis artikel seminggu 2 kali, atau seminggu sekali, atau sebulan sekali,
atau lebih ekstrim lagi setahun sekali. Maka yang harus dilakukan adalah
konsisten dengan niat tersebut.
Siapkah Kamu
Merogoh Kocek Untuk Hobimu?
Jaman sekarang,
sesederhana apa pun hobi yang dimiliki pasti suatu saat nanti bakal merogoh
kocek juga. Percaya deh!
Buat yang gak
percaya (duh maksa amat sih), berarti orang tersebut tidak memiliki hobi
sama sekali. Hehehe.... peace jangan di gebukin.
Kenapa aku
bilang begitu? Karena emang kenyataannya begitu. Contohnya memiliki hobi
menulis, di BLOG misalnya. Itu aja harus butuh internet, laptop/PC,
modem, secangkir kopi atau teh, atau mungkin sesekali ke warung kopi (Warkop).
Sedangkan nggak menulis di blog aja, harus butuh pulpen dan buku. Kecuali
menulisnya dalam pikiran, itu baru gak butuh biaya, tapi resikonya belum tentu
tersimpan semuanya dalam memori.
Itu baru contoh
sederhana loh. Bakalan banyak dana lagi yang akan kamu keluarkan jika punya
hobi sebagai kolektor batu akik, suka memodifikasi kendaraan pribadi, hobi
ngoleksi super car, atau mungkin hobi ngoleksi jet pribadi.
Mengubah Hobi
Menjadi Profesi
Nah... jika
pertanyaan sederhana di atas sudah sanggup di jalankan, maka tidak ada salahnya
untuk mencoba merubah hobi anda menjadi sebuah profesi. Daripada hanya menjadi
seorang penikmat saja atau kerjanya hambur-hamburin buat yang gak jelas,
mending dijadikan profesi aja. Kan asyik tuh! Karena faktanya orang yang kerja
sesuai hobi biasanya lebih happy, nngak merasa ada tekanan yang berlebih,
rileks, dan nyaman dalam menjalaninya. Ya nggak!
Eits... jangan
senang dulu ya. Karena terkadang apa yang kita impikan maupun dengar dari orang
lain nggak seindah dan semudah yang dibayangkan. Biar bagaimana pun juga masih
butuh pengorbanan serta usaha yang keras, dan tentunya sebuah keberuntungan
meski hanya sedikit.
Tapi jika
memang sudah yakin untuk merubah hobi anda menjadi sebuah profesi dan ingin
sukses dengan hobi tersebut, ada baiknya perhatikan beberapa hal berikut :
- Pilihlah dan jalankan hobi yang sesuai passionmu.
- Tidak apa-apa memulai dari modal kecil. Ingatlah pepatah yang mengatakan “Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit”.
- Jangan takut untuk berinovasi, mencari celah atau peluang, dan tentunya harus dijalani dengan ikhlas.
- Jangan lupa untuk membangun kerja sama dan memperbanyak koneksi. Karena itu adalah salah satu cara untuk membuat anda berkembang dengan cepat dan pesat.
- Hobi itu harus datang dari dalam diri bukan karena ikut-ikutan, apalagi ikut trend jika tidak ingin berhenti ditengah jalan.
- Pupuk semangatmu biar tidak padam dan tidak berakibat pada hobimu. Apalagi kalau bukan berhenti ditengah jalan.
- Selain berusaha, jangan lupa berdoa juga ya dan baca bismillah bagi yang beragama ISLAM.
Bagaimana,
simpel kan. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!
Makassar, 20 Februari 2016
Menarik sekali, pengin mengikuti teman2 blogger yg sdh makin meningkat dari hobby ngeblog, mdptkan income.
BalasHapusTapi ya itu bener banget mas, msh moody, kdang melempem n mampet. Baca artikel ini bikin semangaaaat.
Sama, aku juga pengen seperti blogger lainnya, bisa mendapatkan penghasilan lewat blog.
HapusItu dia salah satu tantangan blogger pemula saat ini. Kebanyakan masih ikut mood kalau pengen nulis.
kalau gituh mari kita bergandeng tangan untuk sama-sama bisa mengais rejeki dariblog yang kita sayangi yu...
Hapusgali potensi lebih mendalam dari yang ada disekitar kita
Yuk, sama-sama belajar dan kembangin blog biar bisa menghasilkan.
HapusI am glad that I saw this post. It is informative blog for us and we need this type of blog thanks for share this blog, Keep posting such instructional blogs and I am looking forward for your future posts. Python Projects for Students Data analytics is the study of dissecting crude data so as to make decisions about that data. Data analytics advances and procedures are generally utilized in business ventures to empower associations to settle on progressively Python Training in Chennai educated business choices. In the present worldwide commercial center, it isn't sufficient to assemble data and do the math; you should realize how to apply that data to genuine situations such that will affect conduct. In the program you will initially gain proficiency with the specialized skills, including R and Python dialects most usually utilized in data analytics programming and usage; Python Training in Chennai at that point center around the commonsense application, in view of genuine business issues in a scope of industry segments, for example, wellbeing, promoting and account. Project Center in Chennai
HapusHobi menjadi profesi itu emang menyenangkan :), kerjapun tidak lelah karena hobi
BalasHapusBenar bangad tuh, kerja jadi enteng.
HapusUlasannya mengena nih mas timur, manteppp,,, ini dalam rangka ngeblog ingin mengubah hobi jadi profesi, tapi belum, baru sampai ngabisin duit,,, hehehehe,,, semoga ke depan,,, aminnnn :)
BalasHapusAamiiin. Semoga ke depannya bisa menghasilkan juga. Lumayanlah buat nambah uang jajan.
HapusIyaaa amiinn mas Timurrr... :)
HapusKeren nih penjabarannya Mas Timur.
BalasHapusKalo kita bekerja sesuai hobi,
Masalah pasti jadi tantangan yang bikin kita penasaran nyelesainnya ya :)
Iya, lebih dominannya begitu. Masalah yang datang malah dijadikan sebagai pemicu untuk menjadi lebih baik lagi.
Hapussaya udah menggelutinya mas, dari hobi jadi profesi (semi)
BalasHapusternyata ngeblog itu selain nyalurin bakat yang terpendam (*eaaaa) juga bisa menambah penghasilan lewat job review n lomba hi hi hi
Mas CH contoh nyatanya ya... :)
HapusDan pastinya menyenangkan. Ya kan mas Choirul Huda.
HapusIya kang Kornelius. Mas Choirul Huda salah satu dari sekian banyak contoh orang-orang yang mengembangkan hobi menjadi profesi.
HapusBener mas.. Hobi itu sebaiknya datang dari diri. Jangan ikut2an
BalasHapusHehehe... Benar bangad kang.
HapusTerkadang satu hobby itu mahal ya kan Bang..heee
BalasHapusIya. Contohnya hobi utak atik alias modifikasi kendaraan, hobi koleksi mobil mewah, hobi koleksi batu akik, pemburu harta karun, dan masih banyak lagi.
HapusHobi kaya gitu lumayan menguras kantong pribadi.
jadi hobi ngblog aja yangmurah dong, dengan isi kuota udah bisa mengais rejeki dari blog...hiyah kan?
HapusHehehe... Kalau lagi ada kuota sih gak masalah. Tapi kalau udah masuk tanggal tua dan kuota habis, alamat deh buat uringan-uringan, belum lagi di tambah lomba blog udah deadline. Semakin menjadi-jadi deh manyungnya.
Hapushahaha..tos dulu kita bang timur, kalok udh masuk tanggal tua ngeblog otomatis jd letoy, smoga rejeki kita dimurahkn rejeki y bng, byr bs beli kuota inet di tanggal tua sekalipun, amin
HapusWkwkwkwk... ternyata aku punya teman juga.
HapusWahhh sipp ini artikelnya..plus tips tipsnya jugaa. Kalo saya hobi menulis dan bersosmed..jadi saya gunakan untuk menambah penghasilan..
BalasHapusAsyik tuh... Setidaknya media sosial yang dimiliki digunakan ke hal-hal positif dan menghasilkan.
Hapusharus mulai menikgkatkan skill menulis nih, selama ini masih asal:)
BalasHapusIya benar, perlu juga tuh yang namanya skill.
Hapushobi saya ngoprek elektronika. itu hobi sejak saya smp. indikator kalau itu hobi beneran adalah dengan seberapa duit yg mana ikhlas saya habiskan untuk itu, hihi
BalasHapusNgoprek elektronika kan bisa menghasilkan juga mas. Tapi soal indikatornya, mas Jarwadi kira-kira seberapa ikhlas tuh.
HapusKesabaran juga harus dipertahankan ya mas :D
BalasHapusnice tips mas,semoga para blogger Indonesia yang hobinya menulis bisa mendapatkan penghasilan dari caranya masing masing ( Halal ) :-)
Setuju, kesabaran juga di perlukan. Makasih ya untuk masukannya.
HapusSaya pun berharap demikian. Semoga teman-teman blogger mendapatkan pemasukan tambahan dari hobi menulis di blog.
aku pengennya juga gitu, dari hobi jadi profesi, pasti seneng banget kerjanya ^^
BalasHapusInsya Allah, pasti impiannya terkabulkan suatu saat nanti.
Hapusmimpi hobi untuk jadi profesi itu juga ada pada diri ini, cuma sakitnya ya itu males sama inspirasi menulis na kadang blank kalau sudah berhadapan laptop, pengen tidur heheh.
BalasHapusKalau itu mah... harus kembali lagj ke pribadi sendiri. Harus betul-betul kuatin niatnya dan tentunya dijalankan sesuai komitmen. Hehehe...
Hapushehehe , betul mas :)
Hapussiyaaap, ini hobi nanam jadi profesi menyuluh, hob ngeblog jadi blogger, yang dari hobi memang menyenangkan
BalasHapusBenar kan apa saya katakan dan tentunya banyak keseruan dalam menjalaninya.
Hapus