Cak Nun |
Tulisan ini khusus untuk para begundal, atau mereka yang sedang berproses mencari kebenaran Tuhan. Yang mengaku Alim atau ahli ibadah atau Ustad minggir dulu, nanti dulu, jangan komen. Jangan berharap ada dalil-dalil dari Syekh Zulkifli Jabal Syueb Sanusi (embuh sopo kui? Atau siapalah itu?).
BEBERAPA tahun
belakangan marak "Sdekah Ajaib" yang sering digiatkan oleh itu dan
masih banyak lagi. Cak Nun hanya mengingatkan, "Sedekah itu dalam rangka
bersyukur, berbagi rejeki & kebahagiaan, bukan dalam rangka mencari rejeki.
Ingat itu! Kalau Anda mengharapkan kembalian berlipat-lipat dari sedekah, itu
bukan sedekah, tapi dagang! Paham?"
Beliau tidak
mengecam juga, lha wong taraf imannya masih segitu kok!
Kalau menyedekahkan uang, sepeda motor, mobil, rumah, helikopter atau apa pun, ya wis, kasihkan saja, titik! Setelah itu Jangan Berharap Apa-apa. Walau kita yakin akan dibalas dengan berlipat ganda, tapi ketidaktepatan dalam niat menjadikan sedekah bukan lagi sedekah, melainkan sekedar jual beli. Sedekahnya sudah bagus, tapi janji Tuhan jangan pernah dijanjikan oleh manusia, nggak boleh!
Banyak orang
beribadah yang masih salah niat gara-gara manut omongan si motivator sedekah.
Naik haji/umroh biar dagangannya lebih laris. Sholat Duha biar diterima jadi
PNS, biar duit banyak, biar jadi milyarder biar dihormati orang. Ibadah itu
dalam rangka bersyukur, titik! Menangislah pada Tuhan tapi bukan berarti jadi
cengeng. Nabi dalam sholatnya menangis, tapi sebenarnya itu adalah menangisi.
Beda antara menangis dan menangisi. Kalau menangis itu kecenderungan untuk
dirinya sendiri, tapi kalau menangisi itu untuk selain dirinya : orangtua,
anak, istri, kakek, nenek, saudara, sahabat dan seterusnya.
Ada seorang
pedagang miskin yang dagangannya nggak laku, dia sabar dan ikhlas : "kalau
memang saya pantasnya miskin, dagangan saya nggak laku, saya ikhlas, manut ae,
yang penting Tuhan ridho sama saya." Malah keikhlasan seperti ini yang
langsung dijawab oleh Tuhan dengan rejeki berlimpah yang tak disangka-sangka
datangnya.
Tapi kalau kita
yang ditimpa sial, dagangan nggak laku, biasanya langsung mewek : "Ya
Tuhan kenapa saya kok mlarat, miskin, dagangan gak laku, gak bisa beli montor,
gak bisa beli mobil, aku salah apa sih..!???" Waaahh..., malaikat langsung
gregeten, nampar mukamu : "Oalaaaaah.., cengeng byanget kamu
ya...!!!"
Iman seseorang
memang tidak bisa distandarisasi. Tiap orang mempunyai kapasitas iman yang
berbeda. Makanya kalau jadi imam harus paham makmumnya. Makmumnya koboi tapi
bacaan imamnya panjang-panjang disamakan dengan anak pesantren. Akhire
makmumnya di belakang nggerundel, gak ihklas.
Cak Nun
mengingatkan, usahakan berbuat baik jangan sampai orang tahu. Kalau bisa jangan
sampai orang tahu kalau kita sholat. Lebih ekstrim lagi, jangan sampai Tuhan
tahu kalau kita sholat (walau itu nggak mungkin). Pokoknya lakukan saja apa
yang diperintahkan dan jauhi yang dilarang-Nya, titik! Itu adalah sebuah bentuk
keikhlasan, tanpa pamrih yang luar biasa. Sudah suwung, sudah nggak perduli
dengan iming-iming imbalan pahala, yang penting Tuhan ridho, nggak marah pd
kita.
Motong rambut
atau kuku nggak harus nunggu hari Jum'at. Lha wong paling pingin ML aja kok ya
harus nunggu malam Jum'at, Ni gimana sih? Itulah kita, tarafnya masih kemaruk
(serakah) pahala. Nggak ada pahala, nggak ibadah. Ini jangan diartikan
meremehkan Sunnah Rosul. Pikir sendiri!
"Surga itu
nggak penting..!" kata Cak Nun suatu kali. Tuhan memberi bias yang bernama
surga dan neraka. Tapi kebanyakan manusia hanya kepincut pada surga. Akhirnya
mereka beribadah tidak fokus kepada Tuhan. Kebanyakan kita beribadah karena
ingin surga dan takut pada neraka. Kelak kalau kita berada di surga, bakalan
dicueki oleh Tuhan. Karena dulu sewaktu di dunia cuma mencari surga, nggak
pernah mencari Tuhan. Kalau kita mencari surga belum tentu mendapatkan Tuhan.
Tapi kalau kita mencari Tuhan otomatis mendapatkan surga. Kalau nggak dikasih
surga, terus kita kost dimana???
"Cukup
sudah, jangan nambah file di kepalamu tentang surga dan neraka. Fokuskan dirimu
hanya pada Tuhan. Karena sebenarnya orang yang berada di surga adalah orang
yang mencari Tuhan. Dzat yang sangat layak dicintai di atas segala makhluk dan
alam semesta..." kata Cak Nun.
Makassar, 20 Februari 2016
Sumber Tulisan :
Facebook Suwar Suradi
Jadi ingat lagunya ahmad dhani... Jika surga dan neraka tak pernah ada masih ngga kita akan bersykur dan menyembah kepadaNya
BalasHapusNah... Itu dia, seandainya surga dan neraka tidak ada atau gak ada pahala. Kira-kira masih ada gak yang mau bersyukur, bersedekah, dan juga menyembah-Nya.
HapusPengingat yg bagus. Selama ini saya pun beribadah punya niatan tertentu. Padahal seharusnya semua karena Allah swt
BalasHapusAlhamdulillah kalau di rasa bermanfaat.
HapusButuh proses ya untuk bisa , beribadah hanya karena cinta pada Allah.
BalasHapuskarena sering masih terjebak pada ukuran-ukuran yang bukan substansinya
Trims ya sudah diingatkan
Kurang lebih seperti itu. Masih banyak yang beribadah karena terjebak hal-hal yang substansial bahkan demi mengejar pahala yang berlipat ganda.
Hapussangat menyentuh sob :( , kalau semua orang di dunia rela berbagi pasti enggak ada orang miskin lagi di dunia
BalasHapusSeharusnya begitu. Tapi pada kenyataan lebih banyak menjual agama daripada menjalankan apa yang diperintahkan oleh agama.
Hapus