Sabtu, 20 Februari 2016

Memungut Pesan Yang Disampaikan Dari Ceramah Cak Nun

Cak Nun

Tulisan ini khusus untuk para begundal, atau mereka yang sedang berproses mencari kebenaran Tuhan. Yang mengaku Alim atau ahli ibadah atau Ustad minggir dulu, nanti dulu, jangan komen. Jangan berharap ada dalil-dalil dari Syekh Zulkifli Jabal Syueb Sanusi (embuh sopo kui? Atau siapalah itu?).
 
BEBERAPA tahun belakangan marak "Sdekah Ajaib" yang sering digiatkan oleh itu dan masih banyak lagi. Cak Nun hanya mengingatkan, "Sedekah itu dalam rangka bersyukur, berbagi rejeki & kebahagiaan, bukan dalam rangka mencari rejeki. Ingat itu! Kalau Anda mengharapkan kembalian berlipat-lipat dari sedekah, itu bukan sedekah, tapi dagang! Paham?"

Beliau tidak mengecam juga, lha wong taraf imannya masih segitu kok!

Kalau menyedekahkan uang, sepeda motor, mobil, rumah, helikopter atau apa pun, ya wis, kasihkan saja, titik! Setelah itu Jangan Berharap Apa-apa. Walau kita yakin akan dibalas dengan berlipat ganda, tapi ketidaktepatan dalam niat menjadikan sedekah bukan lagi sedekah, melainkan sekedar jual beli. Sedekahnya sudah bagus, tapi janji Tuhan jangan pernah dijanjikan oleh manusia, nggak boleh!

Banyak orang beribadah yang masih salah niat gara-gara manut omongan si motivator sedekah. Naik haji/umroh biar dagangannya lebih laris. Sholat Duha biar diterima jadi PNS, biar duit banyak, biar jadi milyarder biar dihormati orang. Ibadah itu dalam rangka bersyukur, titik! Menangislah pada Tuhan tapi bukan berarti jadi cengeng. Nabi dalam sholatnya menangis, tapi sebenarnya itu adalah menangisi. Beda antara menangis dan menangisi. Kalau menangis itu kecenderungan untuk dirinya sendiri, tapi kalau menangisi itu untuk selain dirinya : orangtua, anak, istri, kakek, nenek, saudara, sahabat dan seterusnya.

Ada seorang pedagang miskin yang dagangannya nggak laku, dia sabar dan ikhlas : "kalau memang saya pantasnya miskin, dagangan saya nggak laku, saya ikhlas, manut ae, yang penting Tuhan ridho sama saya." Malah keikhlasan seperti ini yang langsung dijawab oleh Tuhan dengan rejeki berlimpah yang tak disangka-sangka datangnya.

Tapi kalau kita yang ditimpa sial, dagangan nggak laku, biasanya langsung mewek : "Ya Tuhan kenapa saya kok mlarat, miskin, dagangan gak laku, gak bisa beli montor, gak bisa beli mobil, aku salah apa sih..!???" Waaahh..., malaikat langsung gregeten, nampar mukamu : "Oalaaaaah.., cengeng byanget kamu ya...!!!"

Iman seseorang memang tidak bisa distandarisasi. Tiap orang mempunyai kapasitas iman yang berbeda. Makanya kalau jadi imam harus paham makmumnya. Makmumnya koboi tapi bacaan imamnya panjang-panjang disamakan dengan anak pesantren. Akhire makmumnya di belakang nggerundel, gak ihklas.

Cak Nun mengingatkan, usahakan berbuat baik jangan sampai orang tahu. Kalau bisa jangan sampai orang tahu kalau kita sholat. Lebih ekstrim lagi, jangan sampai Tuhan tahu kalau kita sholat (walau itu nggak mungkin). Pokoknya lakukan saja apa yang diperintahkan dan jauhi yang dilarang-Nya, titik! Itu adalah sebuah bentuk keikhlasan, tanpa pamrih yang luar biasa. Sudah suwung, sudah nggak perduli dengan iming-iming imbalan pahala, yang penting Tuhan ridho, nggak marah pd kita.

Motong rambut atau kuku nggak harus nunggu hari Jum'at. Lha wong paling pingin ML aja kok ya harus nunggu malam Jum'at, Ni gimana sih? Itulah kita, tarafnya masih kemaruk (serakah) pahala. Nggak ada pahala, nggak ibadah. Ini jangan diartikan meremehkan Sunnah Rosul. Pikir sendiri!

"Surga itu nggak penting..!" kata Cak Nun suatu kali. Tuhan memberi bias yang bernama surga dan neraka. Tapi kebanyakan manusia hanya kepincut pada surga. Akhirnya mereka beribadah tidak fokus kepada Tuhan. Kebanyakan kita beribadah karena ingin surga dan takut pada neraka. Kelak kalau kita berada di surga, bakalan dicueki oleh Tuhan. Karena dulu sewaktu di dunia cuma mencari surga, nggak pernah mencari Tuhan. Kalau kita mencari surga belum tentu mendapatkan Tuhan. Tapi kalau kita mencari Tuhan otomatis mendapatkan surga. Kalau nggak dikasih surga, terus kita kost dimana???

"Cukup sudah, jangan nambah file di kepalamu tentang surga dan neraka. Fokuskan dirimu hanya pada Tuhan. Karena sebenarnya orang yang berada di surga adalah orang yang mencari Tuhan. Dzat yang sangat layak dicintai di atas segala makhluk dan alam semesta..." kata Cak Nun.

Makassar, 20 Februari 2016

Sumber Tulisan :
Facebook Suwar Suradi

8 komentar:

  1. Jadi ingat lagunya ahmad dhani... Jika surga dan neraka tak pernah ada masih ngga kita akan bersykur dan menyembah kepadaNya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah... Itu dia, seandainya surga dan neraka tidak ada atau gak ada pahala. Kira-kira masih ada gak yang mau bersyukur, bersedekah, dan juga menyembah-Nya.

      Hapus
  2. Pengingat yg bagus. Selama ini saya pun beribadah punya niatan tertentu. Padahal seharusnya semua karena Allah swt

    BalasHapus
  3. Butuh proses ya untuk bisa , beribadah hanya karena cinta pada Allah.
    karena sering masih terjebak pada ukuran-ukuran yang bukan substansinya
    Trims ya sudah diingatkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurang lebih seperti itu. Masih banyak yang beribadah karena terjebak hal-hal yang substansial bahkan demi mengejar pahala yang berlipat ganda.

      Hapus
  4. sangat menyentuh sob :( , kalau semua orang di dunia rela berbagi pasti enggak ada orang miskin lagi di dunia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seharusnya begitu. Tapi pada kenyataan lebih banyak menjual agama daripada menjalankan apa yang diperintahkan oleh agama.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...