Minggu, 25 Agustus 2019

Jangan Takut Lelah, Ini Segudang Manfaat Jalan Kaki

Jadilah Solusi Bukan Pemberi Polusi (Instagram BPTJKEMENHUB)

Tahukah kamu, bahwa berjalan kaki selama 30 menit sehari punya banyak manfaat?

Ya, Jalan kaki. Olahraga sederhana yang bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Olahraga yang terbilang ekonomis karena tidak memerlukan biaya dan alat yang berlebihan. Cukup dengan sepasang sepatu, olahraga ini sudah bisa dilakukan.
 
Tapi faktanya, banyak juga yang enggan melakukannya. Terlebih bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar. Mobilitas yang tinggi hingga gengsi seringkali menjadi alasan untuk malas berjalan kaki. Bahkan tak jarang, jalan kaki dianggap bukan gaya hidup yang pas untuk anak kota. Apalagi bagi generasi milenial, lebih-lebih generasi Z.

Padahal, jalan kaki bisa mengurangi stress, menurunkan berat badan, mencegah diabetes, mengurangi resiko kanker, mampu memperbaiki postur tubuh, menurunkan risiko penyakit kronis, meningkatkan energi, mengurangi gejala varises, memperkuat otot paha dan betis, serta melancarkan system pencernaan.

Uniknya lagi, jalan kaki bisa membuat suasana hati semakin baik. Apalagi jika kamu jalan kaki bersama pasangan, di jamin bisa membuatmu tersenyum bahagia loh.

Pejalan Kaki di Sekitar Stasiun Juanda, Dok. Pribadi
Tak hanya itu saja, konon jalan kaki juga bisa membuatmu jadi orang kreatif loh. Tak tanggung-tanggung, bisa meningkatkan kreativitas hingga 60%. Nggak kebayang kan kalau kamu berjalan kaki hampir setiap hari.

Jadi, jangan malas apalagi takut untuk mulai berjalan kaki setiap hari. Mulailah berjalan kaki dari rumah ke stasiun atau terminal jika di rasa dekat. Atau bisa juga dari stasiun ke tempat kamu bekerja. Kamu nggak perlu langsung berjalan kaki selama 30 menit sehari. Sebagai langkah awal, 10 menit perhari pun cukup.

Melawan Pembunuh Senyap di Ibu Kota

Selain segudang manfaat di atas, dengan mulai menjadikan jalan kaki sebagai bagian dari gaya hidup, secara tidak langsung sudah turut melawan pembunuh senyap di kotamu yang belakang ini semakin mengancam keberadaan kamu.

Polusi Udara, begitulah nama untuk pembunuh senyap di Ibu Kota. Dimana dari hari ke hari semakin meningkat menuju tahap akut.

Kehadirannya menimbulkan banyak penyakit, seperti gangguan pernapasan (sesak napas, asma, hingga kanker) dan system peredaran darah (stroke, diabetes akibat pengentalan darah, hingga serangan jantung). Sungguh mengerikan bukan! Dan itu artinya tidak bisa dianggap sebagai masalah sepele.
Lalu apa solusinya?

Solusinya tak lain adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke kendaraan umum.

Mereka Yang Setia Menggunakan Angkutan Umum, dOK. Pribadi
Selain beralih ke kendaraan umum, kita juga sebaiknya berjalan kaki saja kalau jaraknya dekat. Misalnya, jarak sekilo-dua kilo dan tidak dikejar waktu untuk sampai di sekolah atau kantor. Lebih baik ya jalan kaki. Supaya tidak terburu-buru, berangkat dari rumah lebih cepat. Saya jadi teringat masa kecil dan remaja di kampung dulu. Kalau mau ke sekolah harus jalan kaki, jaraknya sekitar 3 kilometer.

Bagi anak kota, jalan kaki sejauh itu pasti dianggap kejauhan. Belum lagi disertai keluhan-keluhan kecil. Misalnya, apa nggak capek jalan kaki sejauh itu? Capek sih iya, tapi karena sudah terbiasa jadinya dibawa santai aja. Lagian manfaat jalan kaki kan segudang, jadi nggak perlu mikirin capeknya. Ya nggak!
Untuk kesehatan saja, jalan kaki bisa mengurangi risiko terkena stroke antara 20-40%, dapat meningkatkan kinerja jantung sehingga jantung tetap sehat, termasuk kreativitas pun bisa meningkat loh. Mantap banget kan.

Nah, ngomongin tentang jalan kaki, belakangan ini Kementerian Perhubungan dalam hal ini BPTJ Kemenhub kembali menggalakkan Kampanye Jalan Hijau.

Apakah gerakan Kampanye Jalan Hijau?

Kampanye Jalan Hijau adalah kampanye yang dilakukan oleh BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek) yang bertujuan untuk mendorong semaksimal mungkin masyarakat untuk berpindah dari kendaraan (bermotor) pribadi ke angkutan umum massal dan berjalan kaki. Tujuannya tak lain untuk mengurangi polusi udara, sehingga jalanan menjadi ramah lingkungan (Hijau). Dan masyarakat bisa kembali menghirup udara segar lebih banyak dibanding udara kotor alias polusi.

Latar belakang lahirnya Kampanye #Jalanhijau?
  
Ada 2 aspek yang melatarbelakangi dilakukannya kampanye #Jalanhijau ini, yaitu isu transportasi dan isu kesehatan/lingkungan. Isu transportasi adalah kenyataan bahwa lalu-lintas semakin macet dengan tingginya penggunaan kendaraan (bernotor) pribadi dan masih belum maksimalnya pemanfaatan angkutan umum massal dan aktifitas berjalan kaki. Bahkan terdapat kecenderungan jarak-jarak tertentu yang seharusnya dapat ditempuh dengan berjalan kaki, kini masyarakat lebih memilih menggunakan sepeda motor.

Kampanye Jalan Hijau, Dok. Pribadi
Dari sisi isu kesehatan, fakta menunjukkan kemacetan akibat tingginya penggunaan kendaraan pribadi (bermotor) menyebabkan polusi udara parah yang berdampak serius bagi kesehatan. Selain itu tingginya penggunaan kendaraan pribadi terutama sepeda motor menyebabkan kecenderungan masyarakat menjadi kurang bergerak sehingga resiko terkena penyakit non infeksi menjadi semakin tinggi pada usia muda.

Dan tahukah kamu? Saat ini rata-rata orang Indonesia sangat minim dalam hal berjalan kaki, hanya 3000 langkah dalam sehari dari yang seharusnya minimal 6000 langkah perhari. Dan itu jauh dari ideal dimana harusnya sehari bisa berjalan 10.000 langkah.

Kegiatan apa yang dilakukan dalam kampanye #Jalanhijau?

Kegiatan yang dilakukan adalah turun ke jalan menyampaikan pesan-pesan apresiasi kepada masyarakat yang telah melakukan kegiatan berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum. Selain itu, juga mengajak masyarakat yang masih menggunakan kendaraan pribadi untuk mulai beralih menggunakan angkutan umum.

Salah Satu Bentuk Apresiasi Untuk Pejalan Kaki, Dok. Pribadi
Cara penyampaian pesannya pun dilakukan dengan cara unik. Dimulai dengan memperlhatkan poster-poster, pembagian masker, pin, kipas hingga tumbler, yang kesemuanya memuat pesan-pesan tentang berjalan kaki dan naik angkutan umum massal.

Kegiatan berlangsung Senin 19/8/2019 sampai dengan Kamis 22/8/2019 di Jakarta, Depok dan Bekasi dengan melibatkan taruna/ni Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD).

Untuk Jakarta, difokuskan di daerah Stasiun Juanda dan Dukuh Atas. Saya sendiri kebagian untuk meliput aksi penting ini di daerah Stasiun Juanda.

Saat menginjakkan Stasiun Juanda, saya langsung disambut oleh Taruna Sekolah Tinggi Transportasi Darat. Mereka menggunakan kaos dengan kombinasi warna kuning dan putih. Dan untuk warna kuning sendiri di ambil dari filosofi sinar matahari, yang artinya berjalan kaki dan naik angkutan umum di pagi hari akan membuat kita mendapatkan asupan sinar matahari yang mengandung vitamin D dan baik untuk kesehatan.

Sementara warna putih yang berarti bersih, mewakili makna ketulusan dan kesediaan untuk melakukan aktifitas berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum massal untuk kepentingan bersama.

Oh iya, mereka juga menggunakan syal hijau. Syal ini bermakna ramah lingkungan (Go Green). Artinya sejalan dengan misi BPTJ Kemenhub untuk membuat lingkungan sekitar segar kembali, minimal bisa mengurangi polusi udara yang semakin hari semakin memburuk.

Pejuang Jalan Hijau di Stasiun Juanda (twitter Kamadignusa)
Jadi, sudah sejauh mana kamu melangkah hari ini? Jangan malas untuk berjalan kaki dan juga menggunakan kendaraan umum. Kalau jarak dari rumah ke stasiun atau dari stasiun ke kantor dekat, mending jalan kaki saja.

Yah, hitung-hitung sekalian kamu olahraga juga. Dan pelan tapi pasti kamu akan merasakan segudang manfaatnya.

Depok, 25 Agustus 2019

2 komentar:

  1. Wah, dulu sampai SMP saya bolak-balik jalan kaki ke sekolah. Pas kemarin lewat depan SD, baru sadar ternyata lumayan jauh juga, padahal waktu itu pakai motor.

    Kampanye jalan kaki-nya bagus, cuma kalau jalan kaki di jakarta kyknya termasuk tidak nyaman. Di beberapa tempat trotoarnya terlalu semrawut dan sulit dilewati. Di area sekitar kantor saya juga jalananya gak begitu enak buat jalan, apalagi kalau jam sibuk pas banyak kendaraan. Kalau minimal 6000 langkah sehari kayaknya saya nyerah deh! paling banyakin turun naik tangga aja, kekeke.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jalan kakinya di jalur yang nyaman saja dulu. Yang penting mulai saja dulu.

      Langkah selanjutnya, sambil jalan kaki sekalian di rekam atau di foto jalur yang di lewati, jadi kalau ada jalur trotoar yang kurang bagus bisa jadi bahan evaluasi ke Pemerintah. Itung-itung bantu pemerintah juga.

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...