Jadilah Solusi Bukan Pemberi Polusi (Instagram BPTJKEMENHUB) |
Tahukah kamu, bahwa berjalan kaki selama 30 menit sehari punya banyak manfaat?
Ya,
Jalan kaki. Olahraga sederhana yang bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Olahraga yang terbilang ekonomis karena tidak memerlukan biaya dan alat yang
berlebihan. Cukup dengan sepasang sepatu, olahraga ini sudah bisa dilakukan.
Tapi faktanya, banyak juga yang enggan melakukannya. Terlebih bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar. Mobilitas yang tinggi hingga gengsi seringkali menjadi alasan untuk malas berjalan kaki. Bahkan tak jarang, jalan kaki dianggap bukan gaya hidup yang pas untuk anak kota. Apalagi bagi generasi milenial, lebih-lebih generasi Z.
Tapi faktanya, banyak juga yang enggan melakukannya. Terlebih bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar. Mobilitas yang tinggi hingga gengsi seringkali menjadi alasan untuk malas berjalan kaki. Bahkan tak jarang, jalan kaki dianggap bukan gaya hidup yang pas untuk anak kota. Apalagi bagi generasi milenial, lebih-lebih generasi Z.
Padahal,
jalan kaki bisa mengurangi stress, menurunkan berat badan, mencegah diabetes,
mengurangi resiko kanker, mampu memperbaiki postur tubuh, menurunkan risiko
penyakit kronis, meningkatkan energi, mengurangi gejala varises, memperkuat
otot paha dan betis, serta melancarkan system pencernaan.
Uniknya
lagi, jalan kaki bisa membuat suasana hati semakin baik. Apalagi jika kamu
jalan kaki bersama pasangan, di jamin bisa membuatmu tersenyum bahagia loh.
Pejalan Kaki di Sekitar Stasiun Juanda, Dok. Pribadi |
Jadi,
jangan malas apalagi takut untuk mulai berjalan kaki setiap hari. Mulailah
berjalan kaki dari rumah ke stasiun atau terminal jika di rasa dekat. Atau bisa
juga dari stasiun ke tempat kamu bekerja. Kamu nggak perlu langsung berjalan
kaki selama 30 menit sehari. Sebagai langkah awal, 10 menit perhari pun cukup.
Melawan Pembunuh Senyap di Ibu Kota
Selain
segudang manfaat di atas, dengan mulai menjadikan jalan kaki sebagai bagian
dari gaya hidup, secara tidak langsung sudah turut melawan pembunuh senyap di
kotamu yang belakang ini semakin mengancam keberadaan kamu.
Polusi
Udara, begitulah nama untuk pembunuh senyap di Ibu Kota. Dimana dari hari ke
hari semakin meningkat menuju tahap akut.
Kehadirannya
menimbulkan banyak penyakit, seperti gangguan pernapasan (sesak napas, asma,
hingga kanker) dan system peredaran darah (stroke, diabetes akibat pengentalan
darah, hingga serangan jantung). Sungguh mengerikan bukan! Dan itu artinya
tidak bisa dianggap sebagai masalah sepele.
Lalu
apa solusinya?
Solusinya
tak lain adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke
kendaraan umum.
Mereka Yang Setia Menggunakan Angkutan Umum, dOK. Pribadi |
Selain
beralih ke kendaraan umum, kita juga sebaiknya berjalan kaki saja kalau
jaraknya dekat. Misalnya, jarak sekilo-dua kilo dan tidak dikejar waktu untuk
sampai di sekolah atau kantor. Lebih baik ya jalan kaki. Supaya tidak
terburu-buru, berangkat dari rumah lebih cepat. Saya jadi teringat masa kecil
dan remaja di kampung dulu. Kalau mau ke sekolah harus jalan kaki, jaraknya
sekitar 3 kilometer.
Bagi
anak kota, jalan kaki sejauh itu pasti dianggap kejauhan. Belum lagi disertai
keluhan-keluhan kecil. Misalnya, apa nggak capek jalan kaki sejauh itu? Capek sih
iya, tapi karena sudah terbiasa jadinya dibawa santai aja. Lagian manfaat jalan
kaki kan segudang, jadi nggak perlu mikirin capeknya. Ya nggak!
Untuk
kesehatan saja, jalan kaki bisa mengurangi risiko terkena stroke antara
20-40%, dapat meningkatkan kinerja jantung sehingga jantung tetap sehat,
termasuk kreativitas pun bisa meningkat loh. Mantap banget kan.
Nah,
ngomongin tentang jalan kaki, belakangan ini Kementerian Perhubungan dalam hal
ini BPTJ Kemenhub kembali menggalakkan Kampanye Jalan Hijau.
Apakah gerakan Kampanye Jalan Hijau?
Kampanye
Jalan Hijau adalah kampanye yang dilakukan oleh BPTJ (Badan Pengelola
Transportasi Jabodetabek) yang bertujuan untuk mendorong semaksimal mungkin
masyarakat untuk berpindah dari kendaraan (bermotor) pribadi ke angkutan umum
massal dan berjalan kaki. Tujuannya tak lain untuk mengurangi polusi udara,
sehingga jalanan menjadi ramah lingkungan (Hijau). Dan masyarakat bisa kembali
menghirup udara segar lebih banyak dibanding udara kotor alias polusi.
Latar belakang lahirnya Kampanye
#Jalanhijau?
Ada
2 aspek yang melatarbelakangi dilakukannya kampanye #Jalanhijau ini, yaitu isu
transportasi dan isu kesehatan/lingkungan. Isu transportasi adalah kenyataan
bahwa lalu-lintas semakin macet dengan tingginya penggunaan kendaraan
(bernotor) pribadi dan masih belum maksimalnya pemanfaatan angkutan umum massal
dan aktifitas berjalan kaki. Bahkan terdapat kecenderungan jarak-jarak tertentu
yang seharusnya dapat ditempuh dengan berjalan kaki, kini masyarakat lebih memilih
menggunakan sepeda motor.
Kampanye Jalan Hijau, Dok. Pribadi |
Dari
sisi isu kesehatan, fakta menunjukkan kemacetan akibat tingginya penggunaan
kendaraan pribadi (bermotor) menyebabkan polusi udara parah yang berdampak
serius bagi kesehatan. Selain itu tingginya penggunaan kendaraan pribadi
terutama sepeda motor menyebabkan kecenderungan masyarakat menjadi kurang
bergerak sehingga resiko terkena penyakit non infeksi menjadi semakin tinggi
pada usia muda.
Dan
tahukah kamu? Saat ini rata-rata orang Indonesia sangat minim dalam hal
berjalan kaki, hanya 3000 langkah dalam sehari dari yang seharusnya minimal
6000 langkah perhari. Dan itu jauh dari ideal dimana harusnya sehari bisa berjalan
10.000 langkah.
Kegiatan apa yang dilakukan dalam
kampanye #Jalanhijau?
Kegiatan
yang dilakukan adalah turun ke jalan menyampaikan pesan-pesan apresiasi kepada
masyarakat yang telah melakukan kegiatan berjalan kaki dan menggunakan angkutan
umum. Selain itu, juga mengajak masyarakat yang masih menggunakan kendaraan
pribadi untuk mulai beralih menggunakan angkutan umum.
Salah Satu Bentuk Apresiasi Untuk Pejalan Kaki, Dok. Pribadi |
Cara
penyampaian pesannya pun dilakukan dengan cara unik. Dimulai dengan
memperlhatkan poster-poster, pembagian masker, pin, kipas hingga tumbler, yang
kesemuanya memuat pesan-pesan tentang berjalan kaki dan naik angkutan umum
massal.
Kegiatan
berlangsung Senin 19/8/2019 sampai dengan Kamis 22/8/2019 di Jakarta, Depok dan
Bekasi dengan melibatkan taruna/ni Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD).
Untuk
Jakarta, difokuskan di daerah Stasiun Juanda dan Dukuh Atas. Saya sendiri
kebagian untuk meliput aksi penting ini di daerah Stasiun Juanda.
Saat
menginjakkan Stasiun Juanda, saya langsung disambut oleh Taruna Sekolah Tinggi
Transportasi Darat. Mereka menggunakan kaos dengan kombinasi warna kuning dan
putih. Dan untuk warna kuning sendiri di ambil dari filosofi sinar matahari,
yang artinya berjalan kaki dan naik angkutan umum di pagi hari akan membuat
kita mendapatkan asupan sinar matahari yang mengandung vitamin D dan baik untuk
kesehatan.
Sementara
warna putih yang berarti bersih, mewakili makna ketulusan dan kesediaan untuk
melakukan aktifitas berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum massal untuk
kepentingan bersama.
Oh
iya, mereka juga menggunakan syal hijau. Syal ini bermakna ramah lingkungan (Go
Green). Artinya sejalan dengan misi BPTJ Kemenhub untuk membuat lingkungan
sekitar segar kembali, minimal bisa mengurangi polusi udara yang semakin hari
semakin memburuk.
Pejuang Jalan Hijau di Stasiun Juanda (twitter Kamadignusa) |
Jadi,
sudah sejauh mana kamu melangkah hari ini? Jangan malas untuk berjalan kaki dan
juga menggunakan kendaraan umum. Kalau jarak dari rumah ke stasiun atau dari
stasiun ke kantor dekat, mending jalan kaki saja.
Yah,
hitung-hitung sekalian kamu olahraga juga. Dan pelan tapi pasti kamu akan
merasakan segudang manfaatnya.
Depok, 25 Agustus 2019
Wah, dulu sampai SMP saya bolak-balik jalan kaki ke sekolah. Pas kemarin lewat depan SD, baru sadar ternyata lumayan jauh juga, padahal waktu itu pakai motor.
BalasHapusKampanye jalan kaki-nya bagus, cuma kalau jalan kaki di jakarta kyknya termasuk tidak nyaman. Di beberapa tempat trotoarnya terlalu semrawut dan sulit dilewati. Di area sekitar kantor saya juga jalananya gak begitu enak buat jalan, apalagi kalau jam sibuk pas banyak kendaraan. Kalau minimal 6000 langkah sehari kayaknya saya nyerah deh! paling banyakin turun naik tangga aja, kekeke.
Jalan kakinya di jalur yang nyaman saja dulu. Yang penting mulai saja dulu.
HapusLangkah selanjutnya, sambil jalan kaki sekalian di rekam atau di foto jalur yang di lewati, jadi kalau ada jalur trotoar yang kurang bagus bisa jadi bahan evaluasi ke Pemerintah. Itung-itung bantu pemerintah juga.